Anda di halaman 1dari 3

Nama : Chandra Wibowo

NPM : 230110160026
Kelas : Perikanan A

KELENJAR PINNEAL DAN HIPOFISA

Kelenjar Pinneal

Kelenjar pineal, juga dikenal sebagai “tubuh pineal,” adalah kelenjar endokrin kecil.
Kelenjar pineal terletak di bagian belakang ventrikel serebral ketiga dari otak, yang
merupakan ruang berisi cairan di otak. Kelenjar ini terletak di antara dua bagian dari otak.
Kelenjar pinneal merupakan bagian dari sistem endokrin yang termasuk dalam aktivitas ritmik pada
ikan. Kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin, yang dihasilkan dari sistesis asam amino
tritopan. Melatonin disintesis ketika gelap dan berfungsi sebagai penghambat cahaya. Kelenjar pineal
meruapak kelenjar photoeuroendocrine yang menyembunyikan hormon serta membawa informasi ke
otak lewat jalur neural. Pada ikan seluruh sistem berpusat pada organ pinneal.

Pineal terdiri dari organ parapineal serta kelenjar pinneal. Organ parapineal terdapat di tahap
embriologikal dari pekembangan ikan tetapi mulai berkurang pada ikan dewasa. Fotoreseptor
pinealocytes memiliki kemiripan dengan fotoreseptor retina (Kulczykowska, E 1999). Kelenjar pineal
mencatat perubahan intensitas cahaya. Pigmen pineal menyerap cahaya pada panjang gelombang yang
lebih panjang daripada retina (McNulty 1978). Fotoreseptor vertebrata yang lebih rendah mungkin
melepaskan neurotransmiter terus-menerus dalam keadaan gelapan (Falcón 1999), dan ukuran dan
jumlah sinaptik pita (bagian dari Akson fotoreseptor terminal) berubah seiring dengan waktu siang
hari dan cahaya ambient (Migaud et al 2006).

Pada ikan, melatonin berdifusi langsung ke dalam aliran darah. Melatonin berpengaruh dalam
kebiasaan ikan, psikilogi ikan, serta aktivitas biokimia. Melatonin memiliki 5 senyawa yaitu
serotonin, asam 5-hidroksiindolasetik, dll. Dalam kelenjar pineal, hormon melatonin memiliki kadar
yang tinggi pada malam hari. Cahaya menghambat produksi melatonin. Faktor dari hal tersebut adalah
aktivitas siklik dengan aktivitas yang lebih tinggi pada malam hari.
Fungsi gonad yang terhambat dengan administrasi melatonin. Tampaknya bahwa kelenjar
pineal dan melatonin memiliki efek penghambatan hormon tiroid di ikan selama gonad mengalami
perkembangan dan pematangan (Breton et al 1993), yang khusus diperlukan untuk steroidogenesis
seks dalam proses reproduksi. Kelenjar pineal mengatur metabolisme karbohidrat dengan mengubah
responsif insulin dalam hewan seperti ikan mas (De Vlaming et al 1978). Pinealectomy dalam spesies
ini menyebabkan penurunan dalam glikogen hati dan hilangnya dalam plasma glukosa. Efek ini
terjadi secara independen photoperiod aklimasi dan musiman di alam. Hormon dari kelenjar ini
diamati memiliki h5 ^ oglycemic efek dalam spesies di atas (Breton et al 1993). Beberapa penulis
telah melaporkan bahwa kelenjar dan hormon ini ialah yang berperan dalam mekanisme perubahan
warna di ikan (Popek et al 1994).

Melatonin penting dalam mengontrol reproduksi musiman oleh merangsang pematangan seksual
dan sinkronisasi pada tahap akhir oocytematurity saat ikan bertelur. Menurut Popek et al (1997)
melatonin juga telah ditemukan untuk mempengaruhi kadar estradiol pada ikan wanita yang sudah
matang dan tidak langsung mempengaruhi sekresi GtH II melalui hipotalamus stimulasi pusat
(GnRH) (Popek et al 1994).

Kelenjar Hipofisa

Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam
tulang sfenoid. Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH,
LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. (Budiyanto, 2002) Hipofisa terletak dibawah otak, jadi untuk
mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak.

Letak kelenjar hipofisa tepat di bawah kelenjar hipotalamus. Kelenjar hipofisa terdiri dari 3
bagian yaitu hipofisa anterior (depan), medula (tengah) & posterior (belakang), anterior & medula
disebut juga adenohipofisa dan bagian posterior disebut juga neurohipofisa karena ada sinyal syaraf
baru disekresikan. Kelenjar hipofisa juluki sebagai master gland karena dapat menghasilkan hormon
dan hormon yang dihasilkan dapat merangsang kelenjar lain untuk menghasilkan hormon lain
misalnya : Hipofisa anterior akan menghasilkan TSH (tyrosomatotropic hormone) hormon ini
merangsang kelenjar thyroid untuk menghasilkan thyroksin, selanjutnya thyroksin digunakan untuk
metabolisme tubuh (karbohidrat, protein, lipid)

Kelenjar hipofisa mempunyai peran yang sangat penting, dimana kelenjar yang dihasilkan
berupa hormon yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kerusakan dalam
pengambilan ekstrak hormon mengakibatkan hormon tersebut tidak berfungsi. Hormon yang
berpengaruh dalam pemijahan ikan adalah gonadotropin yang berfungsi dalam pematangan gonad dan
mengontrol ekskresi hormon yang dihasilkan oleh gonad (Hurkat dan Mathur, 1986). Menurut
Sumantadinata (1983), ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut yang relatif membesar dan
lunak bila diraba, serta dari lubang genital keluar cairan jernih kekuningan, naluri gerakan lambat,
postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu kekuningan dan lubang kelamin berbentuk bulat telur dan
agak melebar serta agak membengkak. Ciri ikan jantan yang sudah matang kelamin antara lain mudah
mengeluarkan milt perutnya diurut, naluri gerakan lincah, postur tubuh dan perut raming warna tubuh
kehijauan dan kadang gelap, lubang kelamin agak menonjol serta sirip dadenjar Hipofisa (Pituitary)i

Daftar Pustaka

Budiyanto. 2002. Pengaruh Penyuntikan Ekstraks Kelenjar Hipofisa Ikan Patin Terhadap Laju
Pertumbuhan Harian Ikan Koi yang Dipelihara Dalam Sistem Resirkulasi. (Skripsi tidak
dipublikasikan). Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikananan dan
Ilmu Kelautan

Falcón, J. (1999). "Cellular circadian clocks in the pineal." Progress in Neurobiology 58: 121-162.

Hurkat, Mathur. 1986. Text Book of Animal Physiology. S. Clark Ltd, New Delhi.

Kulczykowska, E. (1999). "Diel changes in plasma arginine vasotocin, isotocin, and melatonin in
rainbow trout (Oncorhynchus mykiss)." Fish Physiology and Biochemistry 21: 141-146.

McNulty, J. A. (1978). "Pineal of troglophilic fish, Chologaster agassizi, ultrastructuralstudy."


Journal of Neural Transmission 43: 47-71.

Migaud, H., J. F. Taylor, G. L. Taranger, A. Davie, J. M. Cerda-Reverter, M. Carrillo, T. Hansen and


N. R. Bromage (2006). "A comparative ex vivo and in vivo 42study of day and night
perception in teleosts species using the melatonin rhythm." Journal of Pineal Research 41:
42-52.

De Vlaming, V.L. and M.J. Vodicnik 1978. Seasonal effects of pinealectomy ongonadal activity in
the goldfish, Carassius auratus. Biol. Reprod. 19: 57-63.

Popek W, Galas J, Epler P (1997) The role of pinealgland in seasonal changes of blood estradiol
levelin immature and mature carp females. Arch Ryb Pol 5: 259-265.

Breton B, Mikolajczyk T, Popek W (1993) Theneuroendocrine control of the gonadotropin


(GtH2)secretion in teleost fish. In: Lahlou B and Vitiello P(eds), Aquaculture: Fundamental
and AppliedResearch, pp 199-215, American GeophysicalUnion, U.S.A.

Popek W, Breton B, Sokolowska-Mikolajczyk MEpler P (1994) The effects of bicuculline (a


GABAreceptor antagonist) on LHRH-A and pimozidestimulated gonadotropin (GtH2) release
in femalecarp (Cyprinus carpio L.) in normal and in pollutedenvironments. Arch Pol Fish 5:
59-75.

Sumantadinata, K. 1983. Pengembangan Ikan-Ikan Pemeliharaan di Indonesia. Sastra


Budaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai