Anda di halaman 1dari 5

UN 2014

Rangkuman Materi UN Sosiologi SMA/ MA_2014

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 2


NILAI, NORMA DAN SOSIALISASI

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN :


2. Mendeskripsikan Nilai, Norma dan Sosialisasi

Indikator :
1. Mengidentifikasi jenis/ fungsi nilai atau norma sosial.
2. Menjelaskan keteraturan sosial dalam masyarakat.
3. Menjelaskan fungsi atau tujuan sosialisasi.
4. Mengidentifikasi berbagai bentuk media sosialisasi.

A. Jenis/ Fungsi Nilai atau Norma Sosial


1. Pengertian Nilai Sosial
Nilai merupakan sesuatu yang diperoleh melalui proses yaitu terbentuk dari apa yang benar,
pantas, dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan yang berstfat subyektif. Selain itu nilai dapat pula
didefinisikan sebagai ukuran, harga, perbandingan, dan kadar. Tolok ukur nilai sosial adalah daya
guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang
diberikan oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai tersebut. Secara sosiologis,
nilai atau value merupakan suatu ukuran, patokan, anggapan, dan keyakinan yang dianggap benar
atau salah, baik atau tidak, pantas tidak pantas yang berguna bagi seseorang.

2. Jenis Nilai Sosial


Nilai sosial dalam kehidupan masyarakat, menurut Notonegoro dibagi menjadi tiga macam
yaitu :
a. Nilai material
Nilai material merupakan segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. Lakukan
pengamatan mengenai bentuk nilai material tersebut di lingkungan anda.
b. Nilai vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas hidup manusia.
c. Nilai kerokhanian
Nilai kerokhanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rokhani manusia.
Nilai rohani dapat dibedakan atas :
1) Nilai kebenaran/ kenyataan
Nilai kebenaran atau kenyataan adalah nilai yang bersumber dari akal sehat manusia yaitu
dengan menggunakan rasio, budi dan cipta manusia.
2) Nilai keindahan
Nilai keindahan merupakan nilai kehidupan yang bersumber pada perasaan manusia atau
nilai estetika.
3) Nilai moral atau kebaikan
Nilai moral yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak dan kemauan manusia yaitu
aspek karsa dan etika.
4) Nilai religius
Nilai religius merupakan nilai kehidupan yang bersumber dari wahyu Tuhan dan bersifat
mutlak dan abadi.

Walter G. Everett mengemukakan bahwa nilai sosial dapat dibedakan menjadi lima bagian
yang meliputi :
a. Nilai ekonomi
Nilai ekonomi atau economic values merupakan nilai yang berhubungan dengan sistem
ekonomi. Perekonomian masyarakat yang selalu berubah, berakibat nilai ekonomi akan mengikuti
harga pasar.
b. Nilai rekreasi

Upload by www.sosiosejarah.com 1
UN 2014
Rangkuman Materi UN Sosiologi SMA/ MA_2014

Nilai rekreasi atau recreation values adalah nilai kehidupan dalam masyarakat yang meliputi
berbagai permainan di waktu senggang, sehingga dapat memberikan sumbangan untuk
mensejahterakan kehidupan manusia serta memberikan kesegaran jasmani dan rokhaninya.
c. Nilai perserikatan
Nilai perserikatan atau association values dapat diuraikan sebagai nilai kehidupan yang
meliputi berbagai bentuk perserikatan manusia. Dari tingkat kehidupan keluarga hingga tingkat
internasional.
d. Nilai-nilai watak
Nilai watak atau character values merupakan nilai kehidupan sosial yang meliputi seluruh
tantangan serta kesalahan pribadi dan sosial, termasuk didalamnya keadilan, toleransi, suka
menolong, dan sebagainya.
e. Nilai kejasmanian
Nilai kejasmanian atau bodily value merupakan nilai kehidupan sosial yang meliputi nilai-
nilai pengetahuan dan pencarian kebenaran.

Selain tersebut di atas, nilai sosial dapat pula dibedakan menjadi dua bagian atas dasar ciri
yang meliputi :
a. Nilai yang terencanakan
Nilai yang terencanakan atau mendarah daging (internalized) merupakan nilai sosial yang
telah menjadi kepribadian bawah sadar. Dengan kata lain, mendorong manusia mengadakan
tindakan tanpa berpikir lagi. Pelanggaran terhadap nilai sosial ini memiliki akibat perasaan malu atau
bersalah yang mendalam dan sukar dihilangkan.
b. Nilai yang dominan
Nilai yang dominan merupakan nilai yang dianggap lebih penting dibanding nilai lainnya.
Ukuran yang digunakan untuk menentukan dominan atau tidaknya nilai sosial didasarkan pada
pertimbangan :
1) Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.
2) Lamanya nilai tersebut dirasakan oleh anggota kelompok/ masyarakat.
3) Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai sosial.
4) Tingginya kedudukan orang yang akan membawakan nilai tersebut.

3. Ciri-Ciri Nilai Sosial


Adapun nilai sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut :
a. Nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara anggota
masyarakat. Nilai tercipta secara sosial, bukan bawaan sejak lahir atau secara biologis.
b. Nilai dapat diteruskan dan ditularkan dari satu orang/ kelompok ke orang/ kelompok lain melalui
berbagai macam proses sosial.
c. Nilai sosial diperoleh, dicapai, dan dijadikan milik sendiri melalui proses belajar (sosialisasi) yang
berlangsung sejak masa kanak-kanak dalam suatu keluarga.
d. Nilai sosial memuaskan manusia dan memiliki peranan dalam usaha pemenuhan kebutuhan
sosial. Nilai sosial yang telah disetujui dan telah diterima secara sosial menjadi dasar bagi
tindakan dan tingkah laku, baik secara pribadi, kelompok maupun masyarakat secara
keseluruhan.
e. Nilai sosial dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat, baik secara positif
maupun negatif.

4. Fungsi Nilai Sosial


Nilai sosial mempunyai fungsi umum sebagai berikut :
a. Sebagai faktor pendorong dan sekaligus menuntun manusia untuk berbuat baik.
b. Sebagai petunjuk arah dari cara berpikir, bertindak, berperasaan serta, panduan dalam
menentukan pilihan.
c. Sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat.
d. Sebagai alat solidaritas atau pemersatu kelompok atau masyarakat.
e. Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu.

5. Pengertian Norma Sosial


Norma dapat dikatakan sebagai wujud dari nilai sosial. Norma dibangun di atas nilai dan
diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan nilai sosial. Norma merupakan petunjuk untuk hidup
yang berisi perintah atau larangan agar manusia berperilaku sesuai dengan aturan atau norma,
sehingga tercipta ketertiban dan kedamaian dalam kehidupan bersama dalam masyarakat.

Upload by www.sosiosejarah.com 2
UN 2014
Rangkuman Materi UN Sosiologi SMA/ MA_2014

Adapun ciri-ciri norma sosial adalah :


a. Umumnya tidak tertulis (lisan).
b. Hasil dari kesepakatan masyarakat.
c. Warga masyarakat sebagai pendukung sanat mentaatinya.
d. Apabila norma dilanggar, anggota masyarakat harus menghadapi sanksinya.
e. Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial, sehingga norma sosial bisa
mengalami perubahan.

6. Jenis-jenis Norma Sosial


Ditinjau dari berat ringannya sanksi atau kekuatan mengikatnya, norma dibedakan :
a. Norma cara (usage)
Usage merupakan aturan yang mengatur bagaimana seseorang atau sekelompok orang
bertindak, misal aturan dalam cara makan, berjalan, berbicara dan sebagainya.
b. Norma kebiasaan (folkways)
Norma kebiasaan memiliki fungsi untuk mengatur segala bentuk perbuatan manusia yang
dilakukan secara berulang-ulang.
c. Norma tata kelakuan (mores)
Norma tata kelakuan atau mores merupakan norma yang mengatur bagaimana seseorang
berperilaku dan bertindak dalam masyarakat. Cara berperilaku yang diterima adalah kebiasaan yang
diterima dan dianggap baik oleh sebagian besar dalam masyarakat. Misal tidak boleh atau larangan
berjudi, minum minuman keras, berzina, dan sebagainya.
d. Norma adat (custom)
Norma adat mengatur mengenai tata kelakuan yang kekal dalam masyarakat dengan pola
perilaku masyarakat. Pelanggaran norma ini diberi sanksi berupa dikucilkan atau dikeluarkan dari
adat.
e. Norma hukum (laws)
Norma hukum merupakan tata kelakuan yang bersumber dari perundang-undangan.
Dengan kata lain, norma hukum sebagai aturan yang paling tegas dan bersifat mengikat dan
memaksa. Sanksi yang diperoleh juga paling berat. Berat ringannya tergantung pada jenis
pelanggarannya, misal pidana, penjara, hukuman mati, hukuman seumur hidup, dan sebagainya.

Ditinjau dari sumbernya, norma sosial dapat dibedakan atas :


a. Norma agama
Norma agama adalah ketentuan mutlak yang berasal dari Tuhan yang diwujudkan dalam
bentuk agama.
b. Norma kesusilaan
Norma kesusilaan berasal dari hati nurani atau akhlak sendiri mengenai apa yang baik dan
apa yang buruk.
c. Norma kesopanan
Norma kesopanan merupakan norma yang berasal dari interaksi sosial dalam masyarakat.
d. Norma hukum
Norma hukum merupakan petunjuk dan ketentuan yang berasal dari ketentuan tertulis yang
berlaku dan bersumber pada kitab undang-undang negara.

Secara umum, norma sosial dibedakan pula atas :


a. Norma resmi (formal)
Norma resmi atau formal merupakan patokan yang dirumuskan dan diwajibkan secara jelas
dan tegas oleh pihak berwenang kepada semua warga masyarakat, contoh norma hukum.
b. Norma tidak resmi (nonformal)
Norma tidak resmi atau non formal adalah patokan yang dirumuskan secara tidak jelas dan
pelaksanaannya tidak diwajibkan bagi warga masyarakat yang bersangkutan.

B. Keteraturan Sosial Dalam Masyarakat


Keteraturan sosial merupakan kondisi dinamis dari masyarakat, diman sendi-sendi
kehidupan bermasyarakat berjalan secara tertib dan teratur. Sehingga tujuan kehidupan
bermasyarakat dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna.
Kondisi dinamis adalah suatu kondisi masyarakat yang sedemikian rupa tertib dan teratur,
sehingga mampu menangkal segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar lingkungan masyarakatnya. Kondisi dinamis terwujud
sebagai akibat suatu sistem pengendalian sosial atau kontrol sosial yang didasari oleh seperangkat

Upload by www.sosiosejarah.com 3
UN 2014
Rangkuman Materi UN Sosiologi SMA/ MA_2014

sistem nilai dan norma sosial yang disepakati dan ditaati oleh seluruh anggota masyarakat secara
konskuen. Keteraturan sosial dapat tercipta apabila ada unsur-unsur berikut:
1. Tertib sosial
Masyarakat dikatakan telah mencapai kondisi tertib bila terdapat keselarasan antara
tindakan anggota masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
2. Order
Order dalam keseharian diartikan sebagai perintah atau pesanan. Sedangkan dalam
sosiologi, order merupakan suatu sistem norma dan nilai yang akan diakui dan dipatuhi oleh
masyarakat. Sehingga order sosial (social order) adalah suatu sistem atau tatanan norma dan nilai
sosial yang diakui dan dipatuhi oleh masyarakat.
3. Keajegan
Keajegan adalah suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan sosial yang tetap
dan berlangsung terus menerus. Misal setiap hari siswa masuk ke sekolah memakai seragam.
4. Pola
Pola menekankan atau lebih berkaitan dengan bentuk suatu interaksi sosial. Sedangkan
keajegan lebih menonjolkan suatu ciri sifat kelangsungan yang tetap (ajeg) pada suatu interaksi
sosial. Misal kalangan atas menggunakan waktu luang dengan belanja ke butik terkenal.

C. Fungsi dan Tujuan Sosialisasi


Sosialisasi menurut Soerjono Soekanto dikemukakan sebagai suatu proses tempat seorang
individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang di
dalam kelompok yang bersangkutan.
Sosialisasi yang berkembang dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi empat bagian,
yaitu :
1. Sosialisasi primer
Peter Berger dan Luckman, mengemukakan pengertian sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, dimana ia menjadi anggota masyarakat.
2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah
disosialisasikan ke dalam sektor baru dari dunia obyektif masyarakatnya.
3. Sosialisasi represif
Sosialisasi represif merupakan sosialisasi yang menekankan pengawasan yang ketat dan
pemberian hukuman kepada setiap orang yang melanggar peraturan atau norma yang berlaku, misal
di lingkungan pendidikan khusus (militer atau kepolisian).
4. Sosialisasi partisipasi
Sosialisasi partisipasi adalah sosialisasi yang menekankan pada keikutsertaan seorang
individu dalam proses sosial. Individu yang mematuhi norma diberi pujian, sedangkan yang belum
diberi bimbingan, diarahkan dan diluruskan seandainya terjadi penyimpangan.

Sosialisasi yang berlangsung dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik dan lancar
sangat dipengaruhi faktor :
1. Faktor internal
Faktor internal merupakan aspek yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini dapat
meliputi motivasi, minat dan kemampuan yang dimiliki seorang individu dalam rangka menyesuaikan
diri dengan tata pergaulan yang ada dalam masyarakat.

2. Faktor eksternal
Sedangkan faktor eksternal merupakan aspek yang berasal dari luar individu dalam
melakukan sosialisasi di masyarakat. Faktor tersebut dapat berupa norma, nilai, struktur sosial,
ekonomi, struktur budaya dan sebagainya.

Fungsi sosialisasi adalah :


1. Membentuk pola perilaku dan kepribadian individu berdasarkan kaidah nilai dan norma
suatu masyarakat.
2. Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keragaman pola tingkah laku
berdasarkan nilai dan norma yang diajarkan.
3. Menjaga integritas kelompok dalam masyarakat.

Upload by www.sosiosejarah.com 4
UN 2014
Rangkuman Materi UN Sosiologi SMA/ MA_2014

Tujuan sosialisasi adalah :


1. Mewariskan nilai dan norma kepada generasi penerus
2. membantu individu untuk mengenal lingkungan sekitar atau beradaptasi
3. Memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan nilai dan norma yang harus dipelajari,
diinternakisasi, serta dilakukan oleh individu
4. Menjaga hubungan sosial yang ditunjukkan dengan adanya integrasi dalam masyarakat.
5. Mencegah terjadinya perilaku menyimpang yang akan dilakukan seseorang / sebagai dasar
pengendalian sosial.

D. Media Sosialisasi
Foller dan Jacobs mengemukakan empat agen utama sosialisasi yaitu keluarga, kelompok
bermain, media massa dan sekolah.
1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat paling awal seorang individu melakukan pembelajaran diri
dalam masyarakat. Secara sosiologis, keluarga dapat dibedakan atas keluarga inti (batih/ nuclear
family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga inti terdiri atas ayah, ibu, anak yang tinggal di
dalam satu rumah dalam waktu relatif lama. Orang tua memiliki peran penting dalam sosialisasi awal
bagi seorang individu.
2. Kelompok bermain (peer group)
Sejak lahir individu melakukan sosialisasi awal di lingkungan keluarga. Sejalan dengan
bertambahnya usia, individu mulai mengenal teman sebaya sebagai kelompok bermain atau peer
group. Individu/ anak mulai mempelajari aturan yang berkaitan dengan peranan orang yang
kedudukannya sederajat. Individu akan menemukan keadaan yang berbeda dan kemampuan baru
bersama teman bermainnya.
3. Sekolah
Dreeben mengemukakan bahwa melalui media sekolah, anak dituntut memiliki
tanggungjawab yang lebih karena semua pekerjaan yang diberikan sekolah tidak bisa dikerjakan
dengan mengharapkan bantuan dari orang tua. Guru akan menuntut seorang anak untuk mandiri dan
tidak tergantung kepada orang tua.
4. Media massa
Media massa merupakan sarana komunikasi masyarakat secara luas yang memberikan
pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat. Media massa dapat berupa media cetak maupun media
elektronik. Pesan yang disampaikan melalui media massa berbeda satu dengan yang lain dan
kadang-kadang bertentangan dengan aturan yang dipahami di rumah.
5. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja ikut mempengaruhi pembentukan kepribadian seorang individu. Setiap
individu bekerja dalam kegiatan kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing. Pengaruh
tersebut pada umumnya mengendap dalam diri individu dan sulit untuk diubah, terutama jika individu
cukup lama bekerja di lingkungannya.

Upload by www.sosiosejarah.com 5

Anda mungkin juga menyukai