Awalnya,
kedatangan bangsa Barat ke wilayah Indonesia hanya bertujuan berdagang dan memperoleh
hasil bumi. Namun, terjadi perubahan tujuan. Merekan ingin menguasai dan menjajah. Sejak
saat itu, diberbagai daerah, terjadi perjuangan untuk melepaskan diri dari penjajah. Perlawanan
rakyat terhadap penjajah di berbagai daerah menjadi upaya bersama untuk terbebas dari jajahan
bangsa asing.
2. Eksploitasi besar-besaran negeri jajahan menimbulkan kritik dari kaum humanis. Kritik tersebut
menimbulkan politik etis. Sejatinya, politik etis sering juga disebut politik balas budi.
Trias vas Deventer (migrasi, irigasi, dan edukasi) menjadi dasar politik etis. Namun, dalam
praktiknya, trias van Deventer tidak sesuai harapan. Hal tersebut bertentangan dengan maksud
awal migrasi, yaitu dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang sedikit penduduk.
Sejatinya, beberapa organisasi yang terbentuk belum secara jelas menunjukkan perjuangan
untuk kemerdekaan. Mereka hanya berfokus pada kemajuan sosial budaya dan ekonomi.
Beberapa contoh organisasi tersebut sebagai berikut.
- Budi Utomo
Organisasi ini didirikan pada 20 Mei 1908. Tokoh-tokoh pendirinya adalah Sutomo,
Gunawan Mangunkusumo, dan Wahidin. Tujuannya adalah memajukan pengajaran dan
kebudayaan dalam bidang pertanian, peternakan, industri, dan perdagangan.
- Serikat Islam (SI)
Organisasi ini, pada awalnya, bernama Serikat Dagang Islam. Tujuannya adalah
meningkatkan kemampuan berdagang pedangan muslim sehigga dapat bersaing dengan
pedagang lain.
- Muhammadiyah
K.H.Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah pada 18 November 1912.
Tujuannya adalah memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam dan
mengembangakan pengetahuan serta cara hidup yang sesuai ajaran Islam.
- Indische Partij
Organisasi ini berdiri di Bandung pada 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yaitu
Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat), Cipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker
(Setiabudi).
4. Pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul 04.30, sekelompok pemuda membawa Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta ke luar kota menuju Rengasdengklok, sebuak kota kawedanan di pantai utara
Kabupaten Karawang. Tujuan pengasingan tersebut adalah menjauhkan kedua tokoh tersebut
dari pengaruh kekuasaan Jepang. Dengan demikian, keinginan golongan muda untuk
mengadakan proklamasi tidak terhalang.
5. Proklamasi kemerdekaan pun dilakukan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.30 waktu Jawa, zaman
Jepang, atau 10.00 WIB. Tempat yang diambil adalah jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta
(tempat kediaman Soekarno). Makna proklamasi dapat ditinjau berdasarkan aspek hukum,
historis, sosiologi, kultural, politis, dan spiritual.
6. Dalam hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia, ada sikap yang perlu dihindari, yaitu sikap
etnosentrisme. Seseorang atau kelompok yang menganut etnosentrisme akan menganggap
budaya daerahnya adalah budaya yang tertinggi, secara berlebihan, dan budaya daerah lain
lebih rendah.
Emelia Hastuti