Bab 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dunia industri saat ini telah berkembang sangat pesat, tidak hanya di negara-
negara barat tetapi juga di Indonesia. Perkembangan yang pesat ini memicu berdirinya
banyak industri tesktil di berbagai kota yang ada di Indonesia karena meningkatnya
permintaan pasar. Kemajuan industri tekstil memberikan dampak positif dengan
meningkatnya lapangan pekerjaan serta dampak negatif bagi lingkungan berupa limbah
zat warna yang dihasilkan karena dapat mengurangi nilai estetika perairan serta
menghalangi sinar matahari menembus perairan yang dapat menganggu proses
fotosintesis dalam perairan. Limbah industri tekstil mengandung zat warna dengan kadar
sekitar (20-30) mg/L sehingga sukar terurai secara alami serta menyebabkan
terganggunya ekosistem dalam air.
Penanganan limbah ini pun menjadi sangat rumit dan membutuhkan beberapa
langkah sampai limbah tersebut benar-benar aman untuk dialirkan ke lingkungan
perairan karena bahan pewarna yang digunakan biasanya tidak hanya terdiri dari satu
jenis zat warna. Limbah cair mengandung berbagai macam senyawa organik yang
bersifat toksik, karsinogenik, dan mutagenik (Nola, 2012). Berkembangnya sektor
industri sekarang ini memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penggunaan
zat warna yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu pencemar yang berasal
dari limbah tekstil ini yaitu limbah zat warna tekstil yang bersifat bio-nondegradable,
dimana zat warna ini umumnya terbuat dari senyawa azo dan turunannya yang
merupakan senyawa benzena (Octavianti, dkk. 2013). Zat warna yang sering digunakan
pada industri tekstil ialah metilen blue yang merupakan senyawa aromatik heterosiklik
kationik. Konsentrasi metilen blue nilai ambang batas yang diperbolehkan dalam
perairan sekitar (5-10) mg/L.
Beberapa cara untuk menangani limbah tersebut sudah banyak dilakukan. Mulai
dari metode yang sederhana (konvensional) misalnya adsorbsi menggunakan karbon
aktif atau zeolit hingga metode modern seperti biodegradasi, ozonisasi, klorinasi, radiasi
pengion maupun teknologi plasma. Pada aplikasinya, metode konvensional kurang
efektif digunakan sedangkan metode modern tidak cukup efisien karena membutuhkan
biaya operasional yang cukup tinggi (Yuni, dkk. 2005).
Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi pengolahan limbah yang mampu
mempercepat penguraian limbah zat warna secara simultan dengan fotodegradasi melalui
proses fotokatalis. Fotokatalisis didefinisikan sebagai kombinasi proses fotokimia dan
katalis, yaitu proses transformasi kimia yang menggunakan foton sebagai sumber energi
dan katalis sebagai pemercepat laju transformasi. Proses tersebut didasarkan pada
kemampuan ganda suatu material semikonduktor (seperti TiO2, ZnO, Fe2O3, CdS, ZnS)
untuk menyerap foton dan melakukan reaksi transformasi antar muka material secara
simultan (Slamet, 2012). Penggunaan fotokatalis ini memiliki kelebihan karena dapat
mineralisasi total terhadap polutan organik termasuk limbah tekstil (senyawa azo), biaya
penggunaanya murah dengan proses relatif cepat, tidak beracun dan punya kemampuan
penggunaan jangka panjang (Yuni, dkk. 2005) serta ramah lingkungan dan dapat dipakai
ulang. Fotokatalis yang banyak digunakan yaitu TiO2 dikarenakan memiliki aktifitas
yang tinggi serta band gap energi sebesar 3,2 eV.
Unsur-unsur semikonduktor yang dapat digunakan sebagai fotokatalis tidak
hanya senyawa TiO2 dan ZnO sehingga pada penelitian kali ini dilakukan pengujian
tentang degradasi salah satu senyawa azo yaitu metilen biru dengan menggunakan unsur
semikonduktor yang belum banyak digunakan yaitu timah oksida (SnO2). Pengetahuan
mengenai timah oksida sebagai adsorben yang baik mendorong berlangsungnya
penelitian ini. Fotokatalis dari timah oksida ini ditingkatkan dengan pengemban pada
material pendukung yakni kobalt oksida sehingga fotokatalis yang digunakan pada
percobaan ini adalah kobalt oksida teremban timah oksida dengan rumus molekul
(CoO@SnO2). Fotokatalis ini akan disintesis menggunakan metode sol gel. Metode sol
gel merupakan salah satu metode sintesis nanopartikel yang cukup sederhana. Proses sol
gel diawali dengan pembentukan koloid yang memiliki padatan tersuspensi di dalam
larutannya. Sol ini kemudian akan mengalami perubahan fase menjadi gel, yaitu koloid
yang memiliki fraksi solid yang lebih besar daripada sol. Gel ini akan mengalami
kekakuan dan dapat dipanaskan untuk membentuk kerak (Dawnay, 1997).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Industri tekstil menghasilkan produk samping yang berupa limbah cair.
2. Limbah cair industri tekstil mengandung berbagai bahan-bahan pencemar yang besifat
toksik dan menimbulkan pencemaran pada perairan.
3. Diperlukan alternatif penanganan limbah yang dapat mengubah limbah menjadi
senyawa yang lebih ramah lingkungan.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas dalam pembahasannya, maka di ambil pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Metode pembuatan Kobalt Oksida teremban Timah Oksida (CoO@SnO 2) yang
digunakan adalah metode sol gel.
2. Karakterisasi Kobalt Oksida teremban Timah Oksida (CoO@SnO2) menggunakan
difraksi sinar-X (XRD), SEM-EDX, TEM, dan spektrofotometer UV-VIS.
3. Uji aktivitas Kobalt Oksida teremban Timah Oksida (CoO@SnO2) dalam
mendegradasi metilen biru menggunakan spektrum sinar tampak.

D. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, untuk mempermudah pembahasan, maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kobalt oksida yang teremban pada timah oksida dengan sintesis
menggunakan metode sel gel ?
2. Bagaimana karakterisasi Kobalt Oksida teremban Timah Oksida (CoO@SnO2)
menggunakan XRD SEM-EDX, TEM, dan spektrofotometer UV-VIS?
3. Bagaimana uji aktivitas atau kemampuan Kobalt Oksida teremban Timah Oksida
(CoO@SnO2) terhadap degradasi metilen biru?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh kobalt oksida yang teremban pada timah oksida dengan
sintesis menggunakan metode sel gel.
2. Mengetahui karakterisasi Kobalt Oksida teremban Timah Oksida (CoO@SnO2)
menggunakan difraksi sinar-X (XRD), SEM-EDX, TEM, dan spektrofotometer UV-
VIS.
3. Mengetahui uji aktivitas Kobalt Oksida teremban Timah Oksida (CoO@SnO2) dalam
mendegradasi metilen biru.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya:
1. Memberikan masukan mengenai salah satu cara dalam pengolahan limbah zat warna
metilen biru dengan memanfaatkan fotokatalis Kobalt Oksida teremban Timah
Oksida (CoO@SnO2).
2. Mengembangkan proses pembuatan material fotokatalis berbasis Kobalt Oksida
teremban Timah Oksida (CoO@SnO2).
3. Memberikan alternatif baru dalam metode pengolahan limbah yang efektif dan
efisien.
4. Menambah referensi dalam penanganan masalah pencemaran lingkungna, terutama
polutan zat warna.
5. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tentang material fotokatalis yang diharapkan mampu diaplikasikan dalam bidang
lingkungan dan energi terbarukan.

DAFTAR PUSTAKA

Dawnay, E.J.C., and Yeatman. 1997. Doped Sol-Gel Film for Silica-on-Silcon Photonic
Components, J. sol-gel Sci. Tech, 8. 1007-1011

Nola Yulia Kasuma. 2012. Penggunaan Komposit ZnO-CuO yang Disintesis secara
Sonochemistry yang Digunakan sebagai Katalis untuk Fotodegradasi Metil Orange
dan Zat Antibakteri. Tesis. Pps-Universitas Andalas.

Octavianti Naa, Solihudin, dan Rubianto A. Lubis. 2013. Sintesis Komposit ZnO/Magadiit
untuk Fotokatalis Zat Warna Metilen Biru dan Metil Oranye. Prosiding, Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Nuklir. Bandung : PTNBR.

Rohmah, Nailir.2015. Sintesis Dan Karakterisasi Fotokatalis Ni-N-Tio2 Menggunakan


Metode Sol Gel Untuk Degradasi Metilen Biru. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.

Slamet. 2012. Photocatalytic Reforming of Glysero-Water Over Nitrogen and Nickel-Doped


Titanium Dioxide Nanoparticles. Journal of Engineering & Technology IJET Vol:12
No:06

Wismayanti, Dewa Ayu, dkk. 2015. Pembuatan Komposit Zno-Arang Aktif Sebagai
Fotokatalis Untuk Mendegradasi Zat Warna Metilen Biru. Jurnal. Bali: Universitas
Udayana.

Yuni Dhamayanti, Karna Wijaya dan Iqmal Tahir. 2005. Fotodegradasi Zat Warna Methyl
Orange Menggunakan Fe2O3-Montmorillonit dan Sinar Ultraviolet. Prosiding,
Seminar Nasional DIES ke 50 FMIPA UGM. Yogyakarta: UGM.

Anda mungkin juga menyukai