Rumah sakit dan puskesmas sebagai unit tempat pelayanan kesehatan, bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Demikian juga dengan upaya
pemberian pelayanan keperawatan dirumah sakit yang merupakan bagian integral dari
upaya pelayanan kesehatan, dan secara langsung akan memberi konstribusi dalam
peningkatan kualitas hospital care.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus
dipenuhi, syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni:
1. Tersedia (available)
2. Wajar (appropriate)
3. Berkesinambungan (continue)
4. Dapat diterima (acceptable)
5. Dapat dicapai (accesible)
6. Dapat dijangkau (affordable)
7. Efisien (efficient)
8. Bermutu (quality)
Kedelapan syarat pelayanan kesehatan ini sama pentingnya, namun dengan semakin
majunya ilmu dan teknologi kesehatan serta semakin baiknya tingkat pendidikan serta
keadaan sosial ekonomi masyarakat, tampak syarat mutu makin bertambah penting.
Mudah dipahami karena apabila pelayanan kesehatan yang bermutu dapat
diselenggarakan, bukan saja dapat memperkecil timbulnya berbagai risiko karena
penggunaan berbagai kemajuan ilmu dan teknologi, tetapi sekaligus juga akan dapat
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang semakin hari tampak semakin
meningkat.
Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang
dapat dilakukan, jika upaya tersebut dilaksanakan secara terarah dan terencana
dikenal dengan nama program menjaga mutu (Quality Assurance Program).
A. Mutu
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan pelanggan
(ASQC dalam Wijoyo, 1999).
Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan,
didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman dan
terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut
(Din ISO 8402, 1986).
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984).
Untuk kepuasan pasien, umumnya indikator yang digunakan sebagai objektif adalah
jumlah keluhan pasien atau keluarga, kritik dalam kolom surat pembaca, pengaduan
mal praktek, laporan dari staf medik dan perawatan dsb. Bagaimana bentuk kongret
untuk mengukur kepuasan pasien rumah sakit, dalam seminar survai kepuasan pasien
di RS, ada empat aspek yang dapat diukur yaitu:
1. Kenyamanan
Aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi rumah sakit, kebersihan,
kenyamanan ruangan, makanan dan minuman, peralatan ruangan, tata letak,
penerangan, kebersihan WC, pembuangan sampah, kesegaran ruangan dll.
4. Biaya