Anda di halaman 1dari 15

KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta

keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala

macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam

maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan

integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan

tujuan perjuangan nasional.

Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :

1. Ancaman di dalam negeri

Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat

indonesia.

2. Ancama dari luar negeri

Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta

invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.

Lembaga Ketahanan Nasional, disingkat Lemhannas, adalah Lembaga Pemerintah Non


Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian
dan pendidikan strategik ketahanan nasional.

Sejarah
Lembaga Pertahanan Nasional berdiri pada tanggal 20 Mei 1965 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 1964, dan berada langsung di bawah Presiden. Pada tahun 1983,
lembaga ini berubah nama menjadi Lembaga Ketahanan Nasional, yang berada di bawah
Panglima ABRI. Pada tahun 1994 lembaga ini berada langsung di bawah Menteri Pertahanan dan
Keamanan. Sejak tahun 2001, Lemhannas merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen
yang bertanggung jawab kepada Presiden.

Gubernur Lemhannas
Lemhannas dipimpin oleh seorang Gubernur Lemhannas. Saat ini Gubernur Lemhannas
dijabat oleh Prof. Dr. Muladi S.H. (sejak 6 September 2005.

Berikut adalah daftar Gubernur Lemhannas:


1. Mayjen (TNI) Wiluyo Puspoyudo (1965-1967)
2. Mayjen (TNI) Suadi (1968-1970)
3. Letjen (TNI) A. Kosasih (1970-1974)
4. Letjen (TNI) Sayidiman Suryohadiprojo (1974-1978)
5. Letjen (TNI) Sutopo Yuwono (1978-1983)
6. Letjen (TNI) Soebijakto (1983-1989)
7. Letjen (TNI) Soekarto (1989-1993)
8. Mayjen (TNI) R. Hartono (1993-1994)
9. Letjen (TNI) Moetojib (1994-1996)
10. Letjen (TNI) Sofyan Effendi (1996-1998)
11. Letjen (TNI) Agum Gumelar, M.Sc. (1998-1999)
12. Letjen (TNI) Johny J. Lumintang (1999-2001)
13. Prof. Dr. Ermaya Suradinata, MH (2001-2005)
14. Prof. Dr. Muladi, SH (2005-sekarang)

Ketahanan Nasional dalam Era Globalisasi


20 02 2010

Latar Belakang Ketahanan Nasional dalam Era Globalisasi

Kehidupan bangsa Indonesia di Era Globalisasi, di tandai oleh era perdagangan bebas, dimana
produk dari suatu negara dengan bebas dapat masuk dan di perjualbelikan di negara lain.
Kenyataan itu tentu menimbulkan tantangan bagi semua negara untuk mampu bersaing dalam
meningkatkan kualitas produk industrinya, bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan
itu. Ditengah-tengah usaha itu untuk memperbaiki perekonomian, bangsa Indonesia juga
ditantang untuk berjuang menempatkan bangsa Indonesia sederajat dengan bangsa lain. Oleh
karena itu kita sebagai warga negara Indonesia yang baik tentu memiliki rasa bangga terhadap
produk dalam negeri. Kita harus sadar dan bangga bahwa produksi dalam negeri tidak kalah
dengan produksi luar negeri.

Di era globalisasi ini persaingan begitu ketat dan tajam pada semua aspek kehidupan. Dibidang
ideologi, kehancuran komunisme di Eropa Timur memungkinkan liberalisme – kapitalisme
mendominasi dunia. Di bidang politik, pengaruh negara-negara besar sulit di elakan. Dibidang
ekonomi, perdagangan bebas menyebabkan produksi lokal terpental. Di bidang sosial budaya,
pola hidup dan budaya hedonistic (maunya enak, senang saja) mewarnai semua lapisan dan
lingkungan masyarakat. Sedangkan dibidang pertahanan dan keamanan penguasaan teknologi
persenjataan bukan lagi jaminan keamanan melainkan cenderung sebagai ancaman.

Dalam kondisi seperti itu, maka hanya orang, masyarakat bangsa dan negara yang memiliki
kualitas sajalah yang berpeluang memenangkan persaingan tersebut dan kunci untuk mencapai
itu adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan di dukung oleh teguhnya pendirian, loyal
pada bangsa dan negara. Terikat pada tekad, cinta pada tugas, dan semua itu dilakukan sebagai
wujud cinta pada tanah air.

Upaya Pemerintah menghadapi Era Globalisasi dan perkembangan IPTEK


Dalam menghadapi globalisasi dan perkembangan IPTEK, pemerintah menetapkan beberapa
kebijakan seperti termuat dalam GBHN sebagai berikut :

Bidang Ekonomi

Kebijakan bidang ekonomi dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai
berikut :

 Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi


dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai
negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah
terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta
industri kecil serta kerajinan rakyat.
 Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka
meningkatkan Persaingan global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap
kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat, dan seluruh daerah melalui
keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya manusia dengan
menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.

Bidang Politik

Kebijakan bidang politik dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai
berikut :

 Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada
kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antar negara berkembang
mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala
bentuk, serta kerja sama internasional bagi kesejahteraan rakyat.
 Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan
bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, AFEC dan WTO.
 Memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penerangan
khususnya di luar negeri dalam rangka memperjuangkan kepentingan Nasional di Forum
Internasional.

Bidang Agama

Kebijakan bidang Agama dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai
berikut :

 Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan


agama, sehingga lebih terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional dengan
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
 Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi
dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkokoh jati
diri dan kepribadian bangsa, serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Bidang Pendidikan

Kebijakan bidang Pendidikan dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan
IPTEK antara lain :

 Meningkatkan kemampuan akademik dan kesejahteraan tenaga kependidikan sebagai


tenaga kependidikan sebagai tenaga pendidikan mampu berfungsi secara optimal
terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat
mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga pendidikan.
 Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat
maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien
dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Bidang Sosial Budaya

Kebijakan bidang sosial budaya dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi dan
perkembangan IPTEK sebagai berikut :

 Mengembangkan dan membina kebudayaan Nasional bangsa Indonesia yang bersumber


dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang mengandung nilai-nilai
universal, termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka
mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara.
 Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat
terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen, pengedar
dan pemakai.
 Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif, terutama bahaya
penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang dan narkotika lainnya melalui gerakan
pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan
narkotika.

Membangun Masyarakat Indonesia Modern Sesuai Budaya Bangsa

Kemerdekaan memberikan kesempatan kepada bangsa kita untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu
membangun manusia Indonesia seutuhnya. Dengan berpedoman pada Pancasila, bangsa
Indonesia membangun masyarakat Indonesia modern sesuai budaya bangsa.

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya asing, maju
dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia
Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, Bertakwa, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan
lingkungan, menguasai IPTEK serta berdisiplin.

Dalam visi GBHN 1999 menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan menjadi ukuran segala
upaya pemodernan masyarakat. Keberhasilan pembangunan senantiasa harus dinilai berdasarkan
kenyataan sejauh mana proses dan juga hasil-hasil pembangunan telah mengangkat martabat
manusia Indonesia. Martabat manusia hendaklah menjadi ukuran terhadap keberhasilan gerak
pembangunan, namun ironisnya kadang-kadang atas nama modernitas pembangunan tidak jarang
justru diwarnai dengan tindakan-tindakan yang tidak memanusiakan manusia, misalnya :

 Perlakuan sewenang-wenang terhadap buruh dan rakyat kecil


 Penggusuran permukiman penduduk secara paksa demi mendirikan bangunan prestisius.
 Tindak kekerasan
 Pencemaran lingkungan
 Penyelewengan pemanfaatan teknologi
 Upaya mendorong masyarakat bersikap materialistik dan hedonistic melalui berbagai
iklim

Itulah kenyataan yang sebenarnya, terwujudnya masyarakat Indonesia yang modern dan
manusiawi harus terus diperjuangkan. Dengan berbekal kemampuan IPTEK yang tangguh serta
wawasan kemanusiaan yang luas kita siap menapaki era globalisasi dan kemajuan IPTEK
menuju masyarakat Indonesia yang manusiawi.

Kehidupan yang Diharapkan dalam Pembangunan di Era Globalisasi

Kehidupan yang diharapkan dalam Era Globalisasi

Ketika pembangunan kita memasuki era globalisasi diperkirakan kita hidup dalam suasana penuh
persaingan, perdagangan bebas, dan hubungan antar bangsa yang semakin terbuka. Untuk itu
diperlukan persiapan yang matang dan memadai. Dengan demikian, gambaran kehidupan yang
sesuai dengan era itu antara lain sebagai berikut :

 Kualitas sumberdaya manusia yang tinggi, antara lain tercermin dari kemampuan
profesionalismenya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
 Semakin handalnya sumber pembiayaan pembangunan yang berasal dari dalam negeri
yang berarti semakin kecil ketergantungan pada sumber pembiayaan dari luar negeri.
 Kemampuan untuk memenuhi sendiri kebutuhan yang paling pokok agar tidak
menimbulkan berbagai keraguan.
 Ketahanan ekonomi yang tangguh dan memiliki daya saing tinggi.
 Etos kerja dan disiplin masyarakat yang tinggi.

Selain itu, perlu diperhatikan juga situasi internasional. Baik situasi politik, ekonomi, maupun
keamanan. Karena hal itu akan dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan kita baik
langsung ataupun tidak langsung. Dan pada akhirnya akan dapat mengganggu tercapainya
sasaran pembangunan nasional.

Tatanan Kehidupan Abad Teknologi Canggih yang Berdasarkan Pancasila

Sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang begitu cepat dan canggih hal itu
memacu adanya perubahan di berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang di sebabkan oleh
masuknya teknologi modern, dirasakan sebagai suatu hal yang sangat cepat dan mendesak.
Indonesia sebagai negara berkembang sangat merasakan hal itu, dengan demikian. Indonesia
harus melakukan alih teknologi untuk mempertahankan kehidupannya di tengah pergaulan
dengan negara lain.

Proses alih teknologi itu bukan hanya langsung meniru dan menerapkan hasil budaya bangsa
asing. Akan tetapi bangsa Indonesia harus bersikap terbuka dengan masuknya hasil budaya
bangsa asing tersebut. Karena apabila, tidak bersikap terbuka, berarti bangsa Indonesia menutup
diri dengan segala kemajuan yang terjadi, dan dikhawatirkan bangsa Indonesia akan ketinggalan
dengan bangsa/ negara lain. Tentu saja, hal itu tidak kita harapkan. Namun perlu di ingat dengan
adanya proses alih teknologi, kita harus menyiapkan segala kondisi fisik alamiah maupun sosial.
Hal itu dimaksudkan agar kita tidak kehilangan kepribadian bangsa. Kita sebagai bangsa
Indonesia patut bersyukur karena mempunyai landasan kepribadian yang cukup kuat, yaitu
Pancasila.

Pentinya Pemantapan Rasa Kebangsaan dan Kebanggaan Nasional Terhadap Kreasi dan
Produksi dalam Negeri

Dengan belajar dari pengalaman bangsa lain, bangsa Indonesia sejak dahulu telah mempunyai
semangat kebangsaan dan kebanggaan nasional yang tinggi. Namun untuk sekarang ini lebih
dikembangkan lagi dengan apa yang kemudian dikenal wawasan kebangsaan. Inti dari konsep itu
adalah loyalitas warga negara terhadap bangsa dan negaranya. Bentuk loyalitas itu antara lain
sebagai berikut :

 Mengaku sebagai warga negara Indonesia. Hal itu berarti mempunyai suatu kesadaran
untuk mengakui sebagai pendukung cita-cita dan tujuan yang menjadi jati diri bangsa
Indonesia.
 Bangga sebagai bangsa Indonesia. Dengan memiliki rasa bangga, maka akan timbul rasa
cinta yang kemudian akan rela berkorban demi kepentingan bangsa.
 Mempunyai rasa solidaritas sosial yang tinggi kita sebagai manusia tidak dapat hidup
sendiri. Oleh karena itu, kita harus mempunyai rasa solidaritas sosial yang tinggi. Sikap
dan perilaku tersebut dapat diwujudkan dengan bekerja sama dan tolong menolong
terhadap orang lain.

Pengaruh Era Globalisasi dan Kemajuan Iptek dalam Penegakan Nilai-Nilai Kemanusiaan

Pengaruh Era Globalisasi dan Kemajuan IPTEK

Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menjadi faktor yang sangat
mempengaruhi kehidupan IPTEK menjadi faktor penentu keberadaan dan kemajuan masyarakat.
Kecenderungan ke arah globalisasi dan pemanfaatan IPTEK akan terlindas oleh kemajuan
bangsa-bangsa lain.

Berkat kemajuan IPTEK, kini kita begitu mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masyarakat dunia. Terjadinya proses akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa
secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap
hidup, maupun pikiran kita. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk
membuka diri terhadap tuntutan zaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari
luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.

Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar
akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia. Akibatnya kalau kita tidak mempunyai ketahanan
mental, ideologi, dan kewaspadaan kita dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan antar
bangsa. Sadar akan besarnya bahaya yang akan mengancam moralitas bangsa, pemerintah
mengambil langkah-langkah guna mempertahankan kepribadian bangsa Indonesia kepribadian
yang dimaksud adalah kepribadian yang berakar dan bersejarah dan kebudayaan Indonesia. Yaitu
kebudayaan yang menghargai keserasian dan keselarasan sebagai nilai esensial.

Nilai-Nilai yang Dapat Merusak Kepribadian Bangsa

Adapun beberapa nilai-nilai yang tidak sesuai atau lebih – lebih yang dapat merusak kepribadian
bangsa yang harus kita tolak, misalnya :

 Sekularisme, yaitu paham atau pandangan falsafah yang berpendirian bahwa moralitas
tidak perlu didasarkan pada ajaran agama.
 Individualisme, yaitu sikap yang mementingkan kepentingan sendiri
 Hedonisme, yaitu paham yang melihat bahwa kesenangan atau kenikmatan menjadi
tujuan hidup dan tindakan manusia
 Materialisme, yaitu sikap yang selalu mengutamakan dan mengukur segala sesuatu
berdasarkan materi. Hubungan batiniah tidak lagi menjadi bahan pertimbangan dalam
hubungan antar manusia
 Ekstremisme, yaitu pikiran atau tindakan seseorang yang melampaui batas kebiasaan /
norma-norma yang ada dan berlaku di suatu tempat
 Chauvinisme, yaitu paham yang mengagung-agungkan bangsa sendiri dan merendahkan
bangsa lain
 Elitisme, yaitu sikap yang cenderung bergaya hidup berbeda dengan rakyat kebanyakan
 Konsumenisme, yaitu paham atau gaya hidup menganggap barang-barang sebagai ukuran
kebahagiaan dan kesenangan
 Diskriminatif, yaitu sifat seseorang yang suka membeda-bedakan antar yang satu dengan
lainnya
 Glamoristik, yaitu sikap atau gaya hidup suka menonjolkan kemewahan

Asas – Asas Ketahanan Nasional dan Sifat Ketahanan Nasional

Asas-Asas Ketahanan Nasional

Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD
1945, dan Wawasan Nusantara yang terdiri dari :

 Asas Kesejahteraan dan Keamanan. Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial.
Kesejahteraan dan Keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional tidak
akan dapat berlangsung, kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada
pada sistem kehidupan nasional itu sendiri, kesejahteraan dan keamanan harus selalu
berdampingan pada kondisi apapun.
 Asas Komprehensif Integral atau menyeluruh Terpadu. Sistem kehidupan nasional
mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu
(komprehensif integral) dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

1. Asas Mawas Kedalam dan Mawas Keluar. Sistem kehidupan nasional merupakan
perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi termasuk dengan
lingkungannya. Dalam proses interaksi tersebut, dapat timbul berbagai dampak, baik
yang sifatnya positif maupun negatif untuk itu diperlukan sikap : Mawas ke Dalam, yang
bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional, berdasarkan
nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas dan derajat
bangsa yang ulet dan tangguh. Dalam hal ini ketahanan nasional bukan berarti
mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit. Mawas ke Luar, yang bertujuan
untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan strategis
luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia
internasional. Kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional
untuk memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawas. Interaksi
dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.

 Asas Kekeluargaan. Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan,


kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan
tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak
berkembang menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan.

Sifat Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai –nilai yang terkandung dalam
landasan dan asas-asasnya, yaitu :

 Mandiri. Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan
tumpuan pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independency)
ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam
perkembangan global (independency).
 Dinamis. Ketahanan Nasional tidak tetap, namun dapat meningkat atau menurun
tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan
strategisnya. Karena itu upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa
diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk mencapai kondisi
kehidupan nasional yang lebih baik.
 Wibawa. Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional yang berlanjut dan
berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa, yang menjadi
faktor yang diperhitungkan oleh pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional
Indonesia. Makin tinggi nilai kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi pula tingkat
daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
 Konsultasi dan Kerjasama. Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap
konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik, tetapi
lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta saling menghargai dengan
mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa

Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Tujuan Pembangunan di Era Globalisasi

Kita perlu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kondisi yang baik
kepada kita bersama. Kondisi itu merupakan potensi yang sangat mendukung kelancaran dan
keberhasilan pembangunan Nasional, yang sekarang memasuki Era Globalisasi.

Adapun potensi yang mendukung tercapainya pembangunan di era globalisasi antara lain sebagai
berikut :

 Suasana Keterbukaan. Bangsa Indonesia tidak menutup diri dari segala sesuatu yang
berasal dari luar, baik dalam bentuk kemajuan IPTEK maupun berbagai pola hidup, pola
pikir, dan berbagai konsep hidup untuk suatu pembaharuan. Namun hal itu tidak
bertentangan dengan nilai luhur Pancasila.
 Penghargaan Terhadap Hasil Karya Seseorang. Seseorang akan terdorong untuk bertanya
dan mencipta apabila hasil karyanya di hargai oleh orang lain atau Pemerintah.
Penghargaan membuat seseorang menjadi lebih kreatif. Karya-karya dalam berbagai
bidang, khususnya IPTEK akan lahir dalam bentuk penemuan baru. Hal itu akan
menguntungkan bagi kemajuan hidup kita, sehingga tidak selamanya kita harus
mengimpor barang yang kita butuhkan dari luar negeri.
 Sistem Mobilitas Sosial terbuka. Berdasarkan pasal 27 ayat (1) dan (2) UUD 1945 dapat
disimpulkan bahwa negara kita menganut sistem mobilitas sosial terbuka. Artinya setiap
warga negara boleh mengubah status dan kedudukan sosialnya dari status rendah ke
status yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan ciri masyarakat modern. Setiap orang
tidak dihambat untuk meningkatkan derajat dan kualitas hidupnya. Orang tidak perlu
merasa khawatir untuk mencapai kemajuan, meskipun mereka berasal dari kalangan
rakyat jelata, suku, agama atau golongan minoritas. Kondisi itu akan mendorong
seseorang untuk bekerja keras, berusaha meningkatkan kualitas dirinya yang akan sangat
mendukung kemajuan bangsa Indonesia.
 Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Semakin Maju. Semakin banyak rakyat yang
berpendidikan atau berkualitas akan sangat mendukung tercapainya proses lepas landas,
karena kebutuhan tenaga ahli atau terampil dapat terpenuhi dengan sendirinya, tidak
harus mendatangkan dari luar negeri yang biayanya sangat mahal. Selain itu masyarakat
yang berpendidikan akan mudah menerima pembaharuan.

Perlu di ketahui, selain terdapat beberapa faktor pendukung dalam melaksanakan pembangunan.
Khususnya memasuki era globalisasi terdapat beberapa penghambat sebagai berikut :

 Suasana Ketertutupan. Meskipun sebagian besar masyarakat kita sudah terbuka, ada juga
sebagian yang masih bersifat tertutup. Hal ini akan sangat menghambat kemajuan kita.
 Budaya Ketergantungan Kepada Pemerintah. Salah satu ciri negara modern adalah
rakyatnya bersifat mandiri dengan berbagai kreativitas untuk menciptakan sesuatu,
sepanjang tidak melanggar undang-undang yang berlaku. Rakyat yang bersifat pesimis
akan selalu menyerahkan segalanya kepada pemerintah, tanpa ada partisipasi dan
kemauan untuk memajukan masyarakatnya akhirnya mereka menjadi masyarakat yang
masa bodoh, sehingga sulit dibawa ke arah kemajuan.
 Berbagai Sikap mental yang Jelek. Sikap mental yang jelek yang memperlemah kita
sebagai pelopor pembangunan harus ditinggalkan, sebagai berikut :

Sikap main potong kompas, yaitu mencapai sesuatu dengan berbagai cara tanpa mempedulikan
cara tersebut dibenarkan atau tidak di benarkan oleh undang-undang.

Sikap mengandalkan orang lain, yaitu mendapatkan sesuatu dengan mengandalkan orang lain
yang dianggap mempunyai kekuasaan, kelebihan dan jabatan sehingga tidak mau berusaha
karena merasa memiliki perisai buat yang dapat diharapkan setiap waktu.

Sikap menggampangkan dan melihat sesuatu dari segi kemudahannya saja, sehingga
membuat orang tidak teliti dan tidak sabar.

Etos kerja yang masih rendah

Adanya korupsi, kolusi dan kebocoran keuangan negara.


Ketahanan Nasional
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ada beberapa hal terpenting yang harus dijalankan.
Pemerintah dan warga Negara wajib untuk melaksanakannya. Setiap pihak mengambil posisi
atau bagian dalam pelaksanaannya.
Ketahanan Nasional merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dan dijalankan oleh setiap
Negara. Walaupun istilah ketahanan nasional itu dapat dikatakan sebagai istilah khas Indonesia,
namun setiap Negara harus memperhatikan unsure yang satu ini. Ketahanan nasional itu sendiri
memiliki artian sebagai kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan,
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang dating
membahayakan intergritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan
mengejar tujuan nasionalnya.
Maka dari itu ketahanan nasional dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya merupakan konsepsi
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional, dan
perwujudannya harus menggunakan pendekatan kesejahteraan prosperity approach) dan
pendekatan keamanan (security approach).
Ketahanan nasional memiliki beberapa landasan dan aspek. Diantaranya yang pertama adalah
landasan :
1. Landasan Idiil
2. Landasan Konstitusional
3. Landasan Visional.

Sedangkan aspeknya yaitu:


1. Aspek Alamiah
a. Letak Geografis Negara
b. Kekayaan alam
c. Keadaan dan Kemampuan penduduk.
2. Aspek social budaya
a. Aspek ideology
b. Aspek politik
c. Aspek ekonomi
d. Aspek social budaya
e. Aspek pertahanan dan keamanan.

Adapun yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah tentang aspek social. Yaitu aspek
ekonomi dan aspek social budaya.

2. PERMASALAHAN
Dalam makalah ini yang akan dibahas adalah mengenai aspek ketahanan nasional. Adapun aspek
yang akan dibahas itu adalah aspek ekonomi dan aspek social budaya. Permasalahan yang akan
dibahas dalam isi makalah ini yaitu:
a. Bagaimanakah peranan aspek ekonomi dalam ketahanan nasional?
b. Bagaimanakah peranan aspek social budaya dalam ketahanan nasional?

BAB II
PEMBAHASAN

1. ASPEK EKONOMI
1.1. Pengeritan Ekonomi
Ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup meliputi kegiatan produksi
barang dan jasa serta mendistribusikannya kepada konsumen atau pemakai.
Kegiatan produksi dalam perekonomian melibatkan factor-faktor produksi berupa:
a. Tenaga kerja,
b. Modal,
c. Teknologi,
d. Sumber daya alam,
e. Manajemen.

1.2. Ekonomi Indonesia


Pengelolaan dan pengembangan ekonomi Indonesia didasarkan pada pasal 33 UUD 1945 sebagai
berikut :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagai Negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara.
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Peranan Negara dalam system ekonomi kerakyatan sesuai dengan pasal 33 lebih ditekankan bagi
segi penataan kelembagaan melalui pembuatan peraturan perundang-undangan. Penataan itu baik
menyangkut cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, maupun
sehubungan dengan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Tujuannya adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa lebih
diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan agar tampuk produksi tidak jatuh ke
tangan orang seorang yang memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang
berkuasa.

1.3. Ketahanan di Bidang Ekonomi


Ketahanan ekonomi nasional merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan banyak dimensi.
Dimensi-dimensi itu meliputi :
a. Stabilitas ekonomi,
b. Tingkat integritas ekonomi,
c. Ketahanan system ekonomi terhadap goncangan dari luar system ekonomi,
d. Margin of savety dari garis kemiskinan dan tingkat pertumbuhan ekonomi,
e. Keunggulan kompetitif produk-produk ekonomi nasional,
f. Kemantapan ekonomi dari segi besarnya ekonomi nasional,
g. Tingkat integritas ekonomi nasional dengan ekonomi global.

1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan di Bidang Ekonomi


Negara berkembang seperti Indonesia dalam pengelolaan factor produksi menjadi barang dan
jasa mempunyai cirri sebagai berikut:
a. Bumi dan sumber alam,
• Belum ada kemampuan sepenuhnya untuk memanfaatkan kekayaan alam, yaitu karena, kurang
modal, belum memiliki keterampilan teknologi yang memadai dan tingkat manajemen yang
belum memenuhi harapan.
• Bencana alam seperti banjir dan musim kering yang hanya dikuasai dengan pengendalian
sungai dan banjir.
• Struktur ekonomi agraris merupakan tekanan berat atas areal tanah dan lingkungan dengan
konsekuensi social yang amat luas.
• Negara yang tidak mempunyai kekayaan alam sangat tergantung kepada impor bahan baku
yang banyak memerlukan devisa sehingga perkembangan industrinya lamban.

b. Tenaga kerja
Pertambahan penduduk yang cepat bisa menguntungkan, karena persediaan tenaga kerja yang
cukup, namun harus disertai dengan peningkatan keterampilan teknologis dan perluasan
kesempatan kerja. Apabila kebijaksanaan ini ditempuh maka akan menimbulkan pengangguran
kelihatan atau tak kelihatan. Untuk jangka panjang perlu ditempuh penanggulangan sebagai
berikut:
 Peningkatan keterampilan teknologi,
Transmigrasi,
Keluarga berencana,
Distribusi penduduk secara ekonomi geografis yang dipadukan dengan masalah keamanan
nasional.

c. Faktor modal
Modal dapat diperoleh dari tabungan, pajak, reinvestasi perusahaan, pendapatan ekspor dan
modal asing. Negara berkembang menghadapi kekurangan modal dan pemupukan modal dalam
negeri terbatas, misalnya disebabkan:
Pendapatan masyarakat rendah, sehingga tidak memungkinkan adanya tabungan,
Dasar tariff pajak dan aparatur pemungutan pajak masih terbatas,
Kemampuan investasi modal perusahaan masih kurang.

Untuk mengurangi masalah ekonomi dalam bidang modal perlu ditempuh strategi pembangunan
yang bertujuan:
Memberikan pendidikan keterampilan secara masal dan terarah,
Industrialisasi untuk perluasan lapangan pekerjaan,
 Peningkatan produksi barang dan jasa untuk konsumsi dalam negeri dan untuk ekspor barang
setengah jadi dan barang jadi,
Pembinaan permodalan bagi pengusaha golongan ekonomi lemah.

d. Faktor teknologi
Penggunaan teknologi memerlukan pertimbangan-pertimbangan, misalnya:
Labour intensive (Padat karya)
 Teknologi intermediate atau teknologi Elektra.
Teknologi mutakhir atau technocratium.

e. Hubungan dengan ekonomi luar negeri


Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Negara-negara berkembang di bidang hubungan ekonomi
luar negeri adalah sebagai berikut:
Melebarnya jurang pemisah antara Negara maju dengan Negara berkembang, kerena
pertumbuhan ekonomi yang tidak sama.
Akibat perkembangan tersebut ialah berupa kemerosotan harga bahan ekspor tradisional dan
menurunkan hasil produksi Negara berkembang.
Makin tinggi kapasitas produksi dan volume ekspor Negara industri, makin mudah keadaan
tersebut dipengaruhi oleh perkembangan pasaran internasional.
Adanya pengelompokan Negara maju menjadi masyarakat ekonomi.

f. Prasarana atau infrastruktur


Prasarana merupakan segal sesuatu yang diperlukan untuk menunjang produksi barang dan jasa.
Prasarana adalah factor utama bagi pertumbuhan dan kelangsungan ekonomi Negara. Usaha
subversip dan infiltrasi baik dalam suasana damai, apalagi dalam keadaan perang selalu
menjadikan prasarana sebagai sasaran utama dari pihak lawan.

g. Faktor manajemen
Manajemen adalah tata cara mengelola perusahaan. Public administration adalah manajemen
atau tatacara perusahaan oleh aparatur Negara, sedangkan business managemen adalah tatacara
perusahaanoleh pihak swasta.

2. ASPEK SOSIAL BUDAYA


Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relative mandiri hidup bersama cukup lama,
yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan
sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.
Manusia mengembangkan kebudayaan tidak lain sebagai upaua mempertahankan kelangsungan
hidupnya menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari lingkungannya untuk kemudian
mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Karena itulah dapat dikatakan bahwa kebudayaan
merupakan wujud tanggapan aktif manusia terhadap tantangan yang dating dari lingkungan.
Aspek social biasanya mengacu pada masalah struktur social dan pola hubungan social yang ada
di dalamnya, sedangkan kalau kita bicara aspek budaya, mengacu pada kondisi kebudayaan yang
ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas dasar itu, maka hal tersebut akan dibicarakan
dalam bahasan berikut.

2.1. Struktur Sosial di Indonesia


struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara horizontal
ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan berdasarkan perbedaan suku-bangsa, agama, adat, serta
perbedaan kedaerahan. Secara vertical struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh perbedaan-
perbedaan vertical antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Pluralitas masyarakat Indonesia yang bersifat multi dimensional telah menimbulkan persoalan
tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara horizontal, sementara sratifikasi
social sebagaimana terwujud pada masyarakat Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi.
Oleh karena itulah maka timbul persoalan yang timbul dari struktur masyarakat Indonesia yang
demikian adalah bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada tingkat nasional sehingga
menunjang penciptaan ketahanan nasional yang mantap.

2.2. Kondisi Budaya di Indonesia


Lapisan social yang berbeda membawa perbedaan perilaku kebudayaan yang diwujudkan dalam
keadaan tertentu seperti bahasa yang digunakan, kebiasaan berpakaian, kebiasaan konsumsi
makanan dan sebagainya. Semua itu menambah keanekaragaman tampilan budaya masyarakat
Indonesia.
Kebudayaan baru yang lebih penting daripada kebudayaan-kebudayaan lain dalam mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa adalah kebudayaan nasional atau kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan ini tidak sama dengan kebudayaan daerah tertentu tidak sama artinya dengan
penjumlahan budaya-budaya daerah di kepulauan Indonesia.
Apa yang disebutkan kebudayaan bangsa dalam penjelasan UUD 1945 dirumuskan sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah si seluruh Indonesia. Perkataan puncak-puncak
kebudayaan itu artinya adalah kebudayaan yang diterima dan dijunjung tinggi oleh sebagian
besar suku-suku bangsa di Indonesia dan memiliki persebaran di sebagian besar wilayah
Indonesia.

BAB III
PENUTUP

Demikian telah kita ulas di atas tentang ketahanan nasional. Dari ulasan di atas nampak bahwa
ketahanan nasional berkisar pada masalah pengembangan kehidupan nasional untuk
mengahadapi berbagai tantangan sehingga mampu mempertahankan kelangsungan hidup sebagai
suatu bangsa. Karena tantangan kehidupan nasional senantiasa berubah dari waktu ke waktu.
Dengan pemahaman yang demikian pengembangan pemikiran tentang ketahanan nasional dalam
aspek ekonomi dan aspek social budaya merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu
bangsa karena hal itu berkaitan dengan eksistensi serta kelangsungan hidup bangsa yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai