Anda di halaman 1dari 4

Pekerjaan Geoteknik pada Penambangan

Analisis kestabilan lereng tambang terbuka

Failure di tambang terbuka

Geoteknik adalah ilmu yang mempelajari perilaku tanah maupun batuan. Di dalam dunia
pertambangan peran seorang geotek sangatlah penting. Tidak hanya untuk mendesain atau
menganalisis lereng agar aman, akan tetapi geoteknik engineer juga diperlukan untuk
mendesain stock pile, barge loading Conveyor/ Jety Manual maupun pelabuhan. Seorang geotek
akan melakukan perhitungan seberapa besar beban yang dapat diterima oleh suatu
tanah/batuan, sehingga dapat mencegah terjadinya longsor akibat beban yang berlebihan yang
ditanggung oleh tanah/batuan tersebut.
Banyak perusahaan tambang kita yang masih mengabaikan peran geoteknik di dalam tambang.
Anggapan bahwa penyelidikan geoteknik itu mahal adalah salah. Biaya yang dikeluarkan untuk
penyelidikan geoteknik tidaklah semahal biaya yang akan terbuang bila terjadi longsor di
tambang, stock pile, barge loading atau bahkan pelabuhan. Sebagai contoh, perusahaan
tambang yang baru sekitar satu minggu memasang hopper seberat 200 ton di lokasi barge
loading conveyor, tiba-tiba mengalami longsor. Hopper terlepas dari pondasinya dan menggeser
semua bangunan yang sudah terpasang disekitar BLC. Kaki conveyor terangkat, dolpin bergerak
dan jatuh ke sungai akibat terjadinya pergerakan tanah disekitarnya. Kerugian struktur yang
diderita mencapai lebih dari 1M, belum lagi kerugian yang timbul akibat terhentinya aktifitas
disekitar BLC. Banyak juga perusahaan tambang yang membuat lokasi stock pilenya dekat
dengan sungai. Akibat beban yang berlebihan dari penumpukan batubara, lebih besar maka
sebagian dari batubara tersebut longsor ke sungai. Dapat dibayangkan berapa kerugian yang
diderita oleh perusahaan akibat hilangnya batubara dan pencemaran yang ditimbulkan. Untuk
itulah peran geotek cukup penting agar terhindar dari kerugian-kerugian tersebut.
Pekerjaan penting lain yang harus dilakukan seorang engineer geotek adalah memberikan
panduan kepada pihak terkait mengenai potensi bahaya geoteknik yang akan terjadi kepada
pihak terkait (manajemen perusahaan, institusi, operasional tambang, mineplanner, dll).
Peran seorang engineer geotek secara umum dalam pertambangan adalah :
1. Eksplorasi dan Mine Development.
Geoteknik diperlukan untuk memandu kepada arah pembuatan desain pit yang optimal dan
aman (single slope degree, overall slope degree, tinggi bench, potensi bahaya longsor yang ada
contohnya: longsoran bidang, baji, topling busur, dll) sesuai dengan kriteria faktor keamanannya.
Disini ahli geotek tidak hanya melakukan analisis namun juga ikut turun memetakan kondisi
geologi (patahan/lipatan/rekahan, dll) dilokasi yang akan dibuka tambang. Selain itu juga
geoteknik diperlukan dalam pembangunan infrastruktur tambang seperti stockpile, port, jalan
hauling di areal lemah, dll. Disini, peran ahli geotek adalah memberikan analisis mengenai daya
dukung tanah yang aman, cut fill volume, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk
memenuhi faktor keamanan sehingga ketika dilakukan kontruksi dan digunakan tidak terjadi
longsoran (failure).
2. Operasional Tambang
Pada kondisi ini ahli geotek berperan dalam pengawasan kondisi pit dan infrastruktur yang ada,
sebagai contoh pengawasan pergerakan lereng tambang, zona-zona potensi longsor di areal
tambang (pit dan waste dump) akibat proses penambangan, prediksi kapan longsor akan terjadi,
apakah berbahaya untuk operasional di pit atau tidak, langkah apa saja yang harus dilakukan
untuk mengantisipasi longsor seperti mengevakuasi alat, melakukan push back untuk
menurunkan derajat kemiringan lereng, melakukan penguatan, melakukan pengeboran
horizontal untuk mengeluarkan air tanah,dll. Disini peran ahli geotek memandu tim safety dalam
pengawasan operasional tambang dan ahli geotek bisa melakukan penyetopan operasional pit
jika membahayakan keselamatan manusia dan alat, hal ini juga berlaku pada infrastruktur.
3. Post Mining (Pasca Penambangan)
Setelah kegiatan penambangan selesai, geotek bekerja sama dengan safety juga berperan
untuk memastikan bahwa kondisi waste dump dan pit dalam kondisi aman dan tidak terjadi
longsor dalam jangka waktu lama, karena setelah tambang selesai lahan tersebut akan
dikembalikan kepada pemerintah dan masyarakat dan menyangkut masalah citra perusahaan,
bagi perusahaan yang berstatus green company hal ini merupakan kewajiban yang harus
dilakukan.

Tujuan
1. Pit slope diusahakan harus dibuat setajam mungkin dengan tanpa menimbulkan
kerugian ekonomi secara keseluruhan yang disebabkan karena ketidak setabilan kemiringan
dan tanpa membahayakan keamanan dari pekerja maupun peralatan
2. Menetapkan besarnya sudut kemiringan pit yang dianggap aman pada suatu
pertambangan. Analisa harus mengidentifikasi daerah yang mempunyai potensi longsor
atau daerah berbahaya lainnya.

Data utama yang dibutuhkan sebagai dasar analisis kemantapan suatu lereng batuan
adalah: geometri lereng, struktur batuan, serta sifat fisik dan mekanik batuan.
 Geometri Lereng.
Geometri lereng yang perlu diketahui adalah:
1. Orientasi (jurus dan kemiringan) lereng
2. Tinggi dan kemiringan lereng (tiap jenjang ataupun total)
3. Lebar Jenjang (berm)
 Struktur Batuan
Struktur batuan yang mempengaruhi kemantapan suatu lereng adalah adanya bidang-
bidang lemah, yaitu: bidang patahan (sesar), perlapisan dan rekahan.
 Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan.
Sifat fisik dan sifat mekanik batuan yang diperlukan sebagai dasar analisis kemantapan
lereng adalah:
1. Bobot isi batuan.
2. Porositas batuan
3. Kandungan air dalam batuan.
4. Kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser batuan.
5. sudut geser dalam
Data utama tersebut diatas dapat diperoleh dengan penyelidikan-penyelidikan di lapangan
dan dilaboratorium.
A. Penyelidikan di Lapangan.
Penyelidikan dilapangan dapat dilakukan dengan:
1. Pengukuran untuk mendapatkan data geometri lereng.
2. Seismik refraksi untuk mendapatkan data litologi.
3. Pemboran inti dan pembuatan terowongan (adit) untuk mendapatkan data litologi,
struktur batuan dan contoh batuan untuk dianalisis di laboratorium.
4. Piezometer untuk mengetahui tinggi muka air tanah.
5. Uji batuan di lapangan (insitu test) untuk mendapatkan data tentang sifat mekanik batuan.
(misalnya dengan block shear test).
B. Penyelidikan dilaboratorium.
Sifat fisik dan sifat mekanik batuan diperoleh dari hasil uji coba (test) di laboratorium
terhadap sample batuan yang diambil dari lapangan. Penyelidikan dilaboratorium dilakukan
dengan:
1. Uniaxial compresive test
2. Triaxial test
3. Direct shear test
4. Penentuan bobot isi batuan, kandungan air dan porositas batuan.

HIDROGEOLOGI
Hidrogeologi adalah merupakan perpaduan antara ilmu geologi dengan ilmu hidrolika
yang kajiannya dititikberatkan pada gerakan air tanah delam secara hidrolik. Gabungan dua
kata hidro dan geologi menunjukkan secara implisit pengertian geologi dan air, atau dengan
kata lain adalah merupakan suatu studi tentang interaksi antara kerangka unsur batuan
dengan air tanah. Dalam istilah hidrolika maka istilah gerakan dalam tanah dikenal dengan
hidrolika dalam media porus, karena air tanah mengalir diantara sela-sela butiran tanah
yang sekaligus sebagai media.
Pengetahuan tentang hidrogeologi ini penting bagi manusia, karena fungsi dan
kegunaannya meliputi 3 aspek :
1) Aspek sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.
2) Aspek bagian hidrologi di dalam tanah yang mempengaruhi keseimbangan siklus
global.
3) Aspek anggota atau gen dari geologi.

Kajian ilmu hidrologi meliputihidrometeorologi(air yang berada di udara dan berwujud


gas), potamologi(aliran permukaan),limnologi (air permukaan yang relatif tenang seperti
danau; waduk) geohidrologi(air tanah), dankriologi(air yang berwujud padat seperti es dan
salju) dan kualitas air. Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut bagi teknik
lingkungan, kebijakan lingkungan, sertaperencanaan. Hidrologi juga mempelajari
perilakuhujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan
perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung,
bendungan dan jembatan.
Kualitas sumber raw water dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Potable water (air minum)
pada beberapa wilayah secara farmasi memiliki kualitas sangat rendah sehingga tidak dapat
diminum. Air tersebut harus dimurnikan dulu sebelum digunakan dalam produksi farmasi.
Variasi dapat terjadi secara musiman dan kontaminannya juga bervariasi. Beberapa wilayah
dipengaruhi oleh musim kemarau dan penghujan. Beberapa wilayah lain dipengaruhi oleh 4
musim (winter, spring, autumn & summer).
Variasi alami musiman, variasi kualitas & variasi kandungan mikroba juga dapat terjadi pada
city water, yaitu air minum yang dipasok oleh Perusahaan Air Minum Kota. Konsekuensinya
air tersebut perlu dimurnikan sebelum digunakan. Perlu dilakukan langkah-langkah
menghilangkan pengotor dan mengendalikan jumlah mikroba untuk menghindari
kontaminasi produk.
Tidak ada air murni (pure water) di alam karena sangat bervariasinya sumber air dan sifat
kimia unik air yang menyebabkan air menjadi pelarut universal. Otoritas kesehatan mencatat
terdapat lebih dari 90 jenis kontaminan yang bisa mengkontamiansi air minum. Kontaminan
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok:
1. Kontaminan anorganik, misalnya chloramines, magnesium karbonat,
kalsium karbonat dan sodium klorida.
2. Kontaminan organik, misalnya residu detergen dan pelarut.
3. Kontaminan padatan, misalnya tanah liat, sols, cols dan tanah.
4. Kontaminan gas, misalnya nitrogen, karbondioksida dan oksigen.
5. Kontaminan mikroorganisme, kontaminan yang berpeluang menyebabkan kesulitan
besar karena jumlahnya dapat bertambah pada kondisi nutrisi sangat terbatas, bahkan
mampu berkembang pada pure water.
Perlakuan (treatment) yang harus dilakukan terhadap air sangat dipengaruhi oleh sifat kimia
air dan kontaminan yang ada. Kontaminan pada air dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti:
 Hujan, yang dapat melarutkan asam dari atmosfer dan membawa kontaminan lain.
 Erosi, yang membuat terbawanya mineral, tanah liat dan tanah.
 Polusi, yang berasal dari atmosfir maupun kontaminasi air tanah.
 Pelarutan, mineral dan padatan secara perlahan dapat terlarut di dalam air
simpanan.
Sedimentasi, mineral yang terlarut dapat mengalami pengendapan kembali sehingga
memampatkan pipa dan filter.
 Dekomposisi, dapat terjadi pada kontaminan yang dapat terdegradasi.

Anda mungkin juga menyukai