Anda di halaman 1dari 3

Teori Geopolitik

Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (Bahasa Yunani) yang berarti bumi yang
menjadi wilayah hidup, sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat
yang berdiri sendiri atau negara dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa ( Sunarso, 2006, halaman 195 ), dengan kata lain geopolitik
dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Dalam perkembangan pemikiran
tentang geopolitik, telah muncul banyak definisi dengan beraneka ruang lingkup, pembatasan dan
lain sebagainya yang dapat memberikan pemahaman yang berlainan, menurut Dorpalen Geopolitic
is the science of the earth’s relationship of political processes (Geopolitik adalah ilmu
pengetahuan tentang bumi yang berhubungan dengan proses politik) (Dorpalen, 1942. The World
of General Haushofer. New York). Sedangkan menurut Webster, Geopolitic is a study of the
influence of such physical factors as geography, economics and demography upon the politics and
esp.the foreign policy of a state (Geopolitik adalah suatu pelajaran dari pengaruh faktor fisik
seperti geography, ekonomi, penduduk dan politik khususnya kebijakan luar negeri dari suatu
Negara (Webster). Spykman memberikan pengertian geopolitik, “Geopolitics is the planning of
state security in terms of geographic factors”19 (Geopolitik adalah perencanaan dari keamanan
negara yang berkaitan dengan faktor geografi) sedangkan menurut Presiden Soekarno dalam
amanatnya dalam peresmian Lembaga Pertahanan Nasional di Istana Negara pada tanggal 20 Mei
1965 yang memberikan definisi geopolitik adalah pengetahuan keadaan, pengetahuan segala
sesuatu berhubungan dengan geografische constellatie sesuatu negara 20. Lebih lanjut Soekarno
dalam pidato amanatnya menyatakan bahwa :
……. Indonesia adalah suatu archipelago ……menduduki posisi silang (Karl Hausfer :
Kreuz Position) antara dua benua dan dua samudera ……mempunyai banyak bahan (sumber alam)
……terdiri dari banyak suku-suku …..dan mempunyai budaya Indonesia ……maka…..orang
tidak bisa menyusun pertahanan nasional yang kuat …….tidak bisa membangun satu bangsa yang
kuat, sebagai satu bangsa, negara yang kuat, kalau tidak dengan pengetahuan geopolitik…….21
Dalam bukunya Pertimbangan teoritik dan konseptual yang penting untuk perencanaan
strategik Letjen (Pum) Purbo S Suwondo menyatakan bahwa geopolitik diterima sebagai suatu
ajaran yang sistematis mengenai sifat geografi dari negara sebagai faktor hakiki untuk menentukan
politik pemerintah, terutama dibidang luar negeri untuk memelihara national security.
Untuk itulah bagi setiap warga negara, personil TNI dan aparat pimpinan ditingkat
pemerintahan maupun swasta yang sedang menduduki posisi atau jabatan penting baik
dipemerintahan maupun swasta wajib mengenal dan memahami benar geopolitik khususnya
geopolitik Indonesia yang berpedoman pada Pancasila dan wawasan nusantara sehingga wawasan
kebangsaannya meningkat serta lebih mempunyai sifat nasionalisme. Tugas pembangunan tidak
akan berjalan dengan lancar dan sukses baik mental maupun fisik bila tidak memahami geopolitik
dengan baik dan benar.
Menurut sumber lain :
Geopilitik
Ilmu Geopolitik adalah pengetahuan yang mempelajari tentang potensi, yang dimiliki oleh
suatu bangsa, atas dasar jatidirinya dan merupakan kekuatan, serta kemampuan untuk Ketahanan
Nasional. Pada hakikatnya geopolitik mengajarkan agar dapat selalu diciptakan persatuan bangsa
dan keutuhan wilayah NKRI, berdasarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika yaitu untuk kesetaraan,
keadilan, dan kebersamaan, serta kepentingan nasional.
Pada saat ini persatuan bangsa dan keutuhan wilayah terancam oleh berbagai gerakan
separatis, baik yang sudah memiliki kekuatan bersenjata maupun yang masih dalam bentuk
wacana. Kepentingan pribadi, golongan dan kelompok cenderung lebih dominan daripada
kepentingan nasional. Kondisi krisis tidak/belum tertangani secara terpadu, karena para
pemimpin/elite politik masih sibuk saling menyerang dan mempertahankan kepentingan pribadi,
golongan dan kelompokya. Kondisi seperti diuraikan diatas perlu kita analisis apa penyebabnya,
sehingga kita tidak mengulangi kekeliruan yang sama di masa mendatang. Kekeliruannya terutama
terletak pada pelaksanaan nasional yang mengakibatkan kesenjangan social antarsektor,
antargolongan/kelompok dan antara pusat dengan daerah. Di samping itu terdapat indikasi adanya
berbagai kepentingan dari dalam dan luar egeri yang tidak sejalan dengan cita-cita dan tujuan
nasional, yang turut memanfaatkan kondisi kesenjangan social dan era reformasi untuk mencapai
tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai