Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KGD II

SILVIA
NIM. 140101018

DOSEN PEMBIMBING : Ns. RAMAITA, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PIALA SAKTI PARIAMAN
2018

0
BAB I
PENDAHULUAN

Inovasi tehnologi tetap dibutuhkan dengan tujuan meningkatkan


mutu pelayanan keperawatan di ICU seiring dengan bertambahnya
kompleksitas masalah di ICU. Tele-ICU sudah digunakan 25 tahun yang
lalu dengan metode remote telemedicine pada 395 pasien di ICU yang
terdapat pada 100 bed di RS. Proyek tersebut menunjukan bahwa
konsultasi televisi memberikan pengaruh lebih besar pada tataran klinik
dan pendidikan daripada konsultasi via telepon. Secara historis
demonstrasi tersebut menunjukan bahwa tele-ICU consultation memiliki
keuntungan klinis yang lebih besar seperti mengurangi lama hari rawat
(lenght of stay), meningkatkan pengelolaan dan tranfer pasien trauma,
dan meningkatkan konsultasi untuk pasien kritis.
Tema Tele-ICU, virtual ICU, remote ICU, dan eICU semuanya
mengacu pada konsep yang sama, yaitu merupakan sentralisasi atau
pengendalian berdasarkan tim perawatan kritis dengan menggunakan
networking pada bedside ICU tim dan pasien baik melalui audiovisual
maupun sistem komputer. Tim Tele-ICU dapat mendukung kelangsungan
hidup dan mendukung sebagain besar pasien di ICU walaupun dipisahkan
secara geografis dari berbagai Rumah Sakit.
Penggunaan tele-ICU merupakan aplikasi dari solusi 4 topik ICU,
yang menurut Needham (2010) terdiri dari : isu alamiah mengenai medis
dan lebih spesifik berkaitan dengan perawatan kritis, menggunakan
pengetahuan sebagai usaha meningkatkan patient safety, berfokus pada
proyek perpindahan pengetahuan, dan model perpindahan pengetahuan
praktik klinik..

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ICU
Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang perawatan dengan
tingkat resiko kematian pasien yang tinggi. Tindakan keperawatan yang
cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien.
Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil
observasi dan monitoring yang kontinu oleh perawat. Tingkat kesibukan
dan standar perawatan yang tinggi membutuhkan peralatan tehnologi
tinggi yang menunjang. Peralatan yang ditemukan di ICU antara lain bed
side monitor, oksimetri, ventilator, dll yang jarang ditemukan di ruangan
lain dan peralatan tersebut ditunjang oleh tehnologi tinggi..

B. Kemampuan Minimal ICU


Tingkat pelayanan ICU harus diseuaikan dengan kelas rumah sakit.
Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh jumlah staf, fasilitas, pelayanan
penunjang, jumlah dan macam pasien yang dirawat.
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :
1. Resusitasi jantung paru.
2. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaan ventilator
sederhana
3. Terapi oksigen
4. Pemantauan EKG, pulse oksimetri terus menerus
5. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
6. Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh
7. Pelaksanaan terapi secara titrasi
8. Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai dengan kondisi pasien
9. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama
transportasi pasien gawat
10. Kemampuan melakukan fisioterapi dada

2
C. Perawatan pasien yang dipasang ventilasi mekanis

1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan atau pada


keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, untuk
mencegah infeksi.
3. “Breathing circuit” sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT, agar
pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru pasien.
4. Perhatikan permukaan air di “humidifier”, jaga jangan sampai
habis, air diganti tiap 24 jam.
5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari, perhatikan
jangan sampai letak dan panjang tube berubah.
Tulis ukuran dan panjang tube pada “flow sheet”
6. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :
Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT sedemikian rupa
sehingga posisinya berada diatas pasien. Tubing harus cukup panjang
untuk memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala.

3
7. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien, dengan
merubah posisi tiap 2 jam. Selain itu perubahan posisi berguna
untuk mencegah terjadinya dekubitus.
8. Memberi rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien sendirian.
9. Teknik mengembangkan “cuff” :
– kembangkan “cuff” dengan udara sampai tidak terdengar suara
bocor.
– “cuff” dibuka tiap 2 jam selama 15 menit.

Beberapa hal yang harus diperhatikan


Humidifasi dan Suhu
Ventilasi Mekanik yang melewati jalan nafas buatan meniadakan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap pelembaban dan
penghangatan.
Dua proses ini harus ditambahkan pelembab (Humidifier) dengan
pengontrol suhu dan diisi air sebatas level yang sudah
ditentukan (system boiling water)terjadi Kondensasi air dengan
penurunan suhu untuk mencapai suhu 370 C pada ujung sirkuit
ventilasi mekanik. Pada kebanyakan kasus suhu udara ± sama dengan
suhu tubuh.
Pada kasus hypotermi suhu dapat dinaikkan lebih dari 37 0 C – 380 C.
Kewaspadaan dianjurkan karena lama dan tingginya suhu inhalasi
menyebabkan luka bakar pada trakea, lebih mudah terjadinya
pengentalan sekresi dan akibatnya obstruksi jalan nafas bisa terjadi.
Sebaliknya apabila suhu ke pasien kurang dari 36 0 C membuat
kesempatan untuk tumbuhnya kuman.
Humidifikasi yang lain yaitu system Heating wire dimana kehangatan
udara dialirkan melalui wire di dalam sirkuit dan tidak terjadi
kondensasi air.

4
Pada kasus penggunaan Ventilasi Mekanik yang singkat tidak lagi
menggunakan kedua system diatas, tetapi humidifasi jenis Moisture
echanger yang di pasang pada ujung sirkuit Ventilasi Mekanik.

D. Perawatan pasien yang dipasang kanul vena sentral


INDIKASI KATETERISASI VENA SENTRAL
Pemasangan kanul vena sentral tidak boleh digunakan secara rutin,
kecuali bila diperlukan akses intravena yang sangat mendesak.
Lepaskan kanul dari vena sentral sesegera mungkin (yaitu ketika
cairan infus tidak lagi diperlukan atau kanul lain berhasil dipasang di
vena perifer).
Vena Jugularis Eksterna

 Pegang anak erat-erat, dengan posisi kepala ditolehkan


menjauhi tempat tusukan dan sedikit lebih rendah dari badan
(posisi kepala menghadap ke bawah 15-300). Jaga anak untuk
tetap dalam posisi ini selama diperlukan.
 Setelah kulit dibersihkan dengan larutan antiseptik, tentukan
vena jugularis eksterna yang melewati sepertiga bawah otot
sternokleidomastoideus. Satu orang harus membendung aliran
vena untuk menjaga agar vena tetap gembung dan berada
dalam posisi tetap dengan menekan bagian ujung proksima vena
yang terlihat tepat di atas tulang klavikula. Robek kulit yang
berada di atas vena, mengarah ke klavikula. Tusukan pendek
akan membuat jarum masuk ke dalam vena. Lanjutkan dengan
pemasangan kanul, seperti yang telah dijelaskan di atas pada
vena perifer.

Vena Femoralis

 Jangan lakukan pada bayi muda

5
 Anak harus berada dalam posisi terlentang dengan pantat
diletakkan di atas gulungan handuk setinggi 5 cm sehingga
panggul agak ektensi. Lakukan abduksi dan rotasi eksternal
pada sendi panggul dan fleksi pada lutut. Seorang asisten harus
memegang tungkai agar tetap dalam posisi ini dan menjaga
tungkai lainnya agar tidak menghalangi. Jika anak kesakitan,
lakukan inflitrasi daerah tersebut dengan 1% lignokain
 Bersihkan kulit dengan larutan antiseptik. Palpasi arteri femoralis
(di bawah ligamen inguinalis, di bagian tengah trigonum
femoralis). Nervus femoralis terletak di lateral dan vena femoralis
terletak di medial arteri femoralis
 Bersihkan kulit dengan larutan antiseptik. Tusukkan jarum
dengan sudut 10-20º, 1–2 cm distal ligamen inguinalis 0.5-1 cm
medial arteri femoral
 Darah vena akan mengalir ke dalam semprit bila jarum mencapai
vena
 Lanjutkan dengan terus memasukkan kanul dengan sudut 100
dengan permukaan
 Fiksasi kanul pada posisinya dan beri kasa steril di kulit sebelah
bawah kanul dan satu lagi di sebelah atas kanul. Eratkan dengan
plester. Pembidaian tungkai mungkin diperlukan untuk
mencegah fleksi
 Lakukan pengawasan dengan seksama selama kanul terpasang,
jaga agar tungkai tetap tidak bergerak selama pemberian infus.
Penggunaan vena ini dapat berlangsung hingga 5 hari dengan
perawatan yang tepat
 Cabut kanul setelah cairan infus selesai diberikan dan tekan
yang kuat di daerah bekas tusukan selama kurang lebih 2-3
menit.

6
BAB III
PENUTUP

Pasien krisis adalah perubahan dalm proses yang mengindikasikan


hasilnya sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa yunani artinya
berubah atau berpisah Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau
gagal pada satu atau lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan
peralatan monitoring dan terapi.
Suatu perawatan intensif adalah perawatan yang menggabungkan
teknologi tinggi dengan keahlian khusus dalam bidang perawatan dan
kedokteran gawat darurat yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit
kritis. Pasien kritis adalah pasien yang memerlukan pemantauan yang
canggih dan terapi yang intensif.

7
DAFTAR PUSTAKA

Lyer.Patricia W.Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan Edisi 3.2004.Jakarta:EGC

Alimul Hidayat, A.aziz.Dokumentasi Proses Keperawatan. 2001.


Jakarta:EGC

8
KATA PENGANTAR

Puji kita ucapkan kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan

hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini, sholawat serta salam

kita hadikan pada nabi junjungan yaitu Muhammad SAW, karena anugerah dan

bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Kegawatdaruratan ini tepat

waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Ucapan terima kasih kami pada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

kita semua.

Pariaman, April 2018

Penulis

i
9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Pengertian ICU ................................................................................... 2

B. Kemampuan Minimal ICU:.................................................................. 2

C. Perawatan pasien yang dipasang ventilasi mekanis ............................. 3

D. Perawatan pasien yang dipasang kanul vena sentral ............................ 5

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
10

Anda mungkin juga menyukai