Anda di halaman 1dari 110

KARYA TULIS ILMIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL)


PASIEN STROKE OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN GAMPING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana


Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
LIA NURUL LATIFAH
20120320001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
KARYA TULIS ILMIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL)


PASIEN STROKE OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN GAMPING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana


Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
LIA NURUL LATIFAH
20120320001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Lia Nurul Latifah
NIM : 20120320001
Prodi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang
penulis tulis benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis
Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Yogyakarta, Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,

Lia Nurul Latifah

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan karya tulis ilmiah ini. Sholawat serta salam tak lupa penulis curahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih ingin penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, khususnya kepada:

1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Sri Sumaryani, S.kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC selaku Kepala Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Erfin Firmawati, S.Kep., Ns., MNS selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing saya hingga saya menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Nur Chayati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji yang telah

membantu dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

5. Keluarga besar, teman seperjuangan, dan sahabat yang selalu memberikan

dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah

ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik, dan saran

demi kemajuan bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :

1. Orang tuaku, ibuku tercinta Siti Wafiryatun, S.Pd., I dan bapakku yang luar
biasa drs. Suwardi yang selalu mendoakanku dalam setiap sujudnya, yang tak
pernah lelah mendukung dan menjadi pahlawanku.
2. Saudara laki-lakiku satu-satunya, Fauzan Aziz Rifa’I yang selam ini menjadi
pendukung dan motivasiku. Semoga kita selalu dilimpahkan kasih saying dan
selalu berbakti kepada orang tua.
3. Ibu Erfin Firmawati, S.Kep., Ns., MNS, terima kasih atas waktu dan
kesabarannya dalam membimbing hingga terselesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping, terima kasih telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian disini.
5. Semua dosen PSIK FKIK UMY yang selama ini telah memberikan ilmu dan
dukungan selama saya berada di PSIK FKIK UMY.
6. Teman-teman dekat saya, yang tidak bisa saya sebutkan nama-nama kalian
satu persatu, teman-teman bimbingan, skill lab 1A, Keluarga IMM FKIK,
dan staff Mensesneg BEM KM UMY 2014 – 2015 terima kasih banyak atas
dukungan dan bantuan kalian.
7. Seluruh teman-teman PSIK FKIK UMY angkatan 2012, terima kasih atas
suka dan duka menjalani pertemanan diantara kita semua.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i


LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………. ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN …………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….... ix
INTISARI …………………………………………………………………. x
ABSTRAK ………………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 6
E. Keaslian Penelitian …………………………………………………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Stroke
a. Definisi Stroke …………………………………………… 10
b. Penyebab Stroke …………………………………………. 11
c. Faktor Resiko Stroke …………………………………….. 12
d. Patofisiologi ……………………………………………... 14
e. Tanda dan Gejala ………………………………………… 15
f. Penatalaksanaan Stroke ………………………………….. 16
g. Kemampuan ADL pasien stroke ………………………… 16
2. Perawat
a. Definisi Perawat …………………………………………. 18
b. Fungsi proses keperawatan ………………………………. 18
c. Tindakan keperawatan oleh perawat …………………….. 19
d. Peran perawat ……………………………………………. 20
e. Peran perawat terhadap pasien stroke ………………….... 20
3. Aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living [ADL])
a. Definisi ADL …………………………………………….. 21
b. Jenis-jenis ADL …………………………………………. 22
c. Faktor yang mempengaruhi ADL pasien stroke ……….... 22
B. Kerangka Konsep …………………………………………………….. 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian …………………………………………………….. 26
B. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………………... 26
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 28
D. Variabel dan Definisi Operasional …………………………………... 28
E. Pengumpulan dan Analisis Data …………………………………….. 29

vi
F. Etika Penelitian ……………………………………………………… 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ………………………………………… 37
B. Hasil Penelitian ………………………………………………………. 39
C. Pembahasan …………………………………………………………... 44
D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian …………………………………. 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 55
B. Saran ………………………………………………………………….. 55
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 57
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional………………………………………… 28


Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Implementasi perawat dalam ADL
pasien stroke ………………………………………………... 29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis kelamin,
Usia, Pendidikan, Jenis Stroke, Tingkat Ketergantungan, dan
Kelemahan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Gamping …………………………………... 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perawat di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Berdasarkan
Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja ……………………….. 41
Tabel 4.3 Peran perawat dalam ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping ………….. 42
Tabel 4.4 Peran perawat dalam ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping berdasarkan
tingkat pendidikan dan lama kerja perawat ………………… 42
Tabel 4.5 Peran perawat dalam mengkaji ADL pasien stroke di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping……... 43
Tabel 4.6 Peran perawat dalam membantu ADL pasien stroke di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan
Gamping …………………………………………………….. 43
Tabel 4.7 Peran perawat dalam mengajarkan ADL pada keluarga dan
pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gamping …………………………………………………….. 43

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ………………………………….. 25

ix
INTISARI

Pemenuhan Kebutuhan Activites Daily living (ADL) Pasien Stroke oleh


Perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dan Gamping

Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY

Latar Belakang: Penderita stroke di Indonesia meningkat setiap tahun. Salah satu
dampak stroke yang dapat terjadi adalah gangguan fungsi motorik yang
mengakibatkan pasien stroke memerlukan bantuan dalam melakukan ADL
sehingga memerlukan perawatan yang lama. Pentingnya peran perawat untuk
meningkatkan kemandirian pasien, seperti mengkaji, membantu, dan mengajarkan
ADL keluarga dan pasien stroke sehingga pemenuhan kebutuhan tidak terhambat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam pemenuhan
kebutuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
dan Gamping.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.


Pengambilan sampel menggunakan acidental sampling dengan jumlah sampel 42
responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner implementasi perawat
dalam ADL pasien stroke yang disusun sendiri dalam bentuk pertanyaan dengan
skala Likert. Analisa data menggunakan deskristif statistik.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat dalam
pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke termasuk kategori kurang (88,10%),
dengan rincian dalam mengkaji aktivitas sehari-hari (59,52%), membantu aktvitas
sehari-hari (66,67%), dan mengajarkan aktivitas sehari-hari pada keluarga dan
pasien stroke (90,48%) berada dalam kategori kurang.

Kesimpulan dan Saran: Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL


pasien stroke adalah kurang baik dalam mengkaji, membantu, dan mengajarkan
ADL pada keluarga dan pasien stroke. Bagi perawat diharapkan untuk
meningkatkan kinerjanya dan bagi peneliti selajutnya untuk melakukan observasi
secara langsung.

Kata Kunci: Activies Daily Living (ADL), Perawat, Stoke

x
ABSTRACT

Nursing Role In Stroke Patient Activites Daily Living (ADL) Fulfillment In


PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta and Gamping

Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2


1
Student of Nursing Program, FKIK, UMY
2
Lecturer of Nursing Program, FKIK, UMY

Background: Stroke patients in Indonesia was increasing every years. One effect
of stroke was impaired of motor function that cause stroke patients required
assistance in ADL and need long term care. The important role of nurses to
improved the stroke patient independence, like assessed, assisted, and taught
stroke patient and their families about ADL so it do not hamper the fulfillment of
patients need. This study aims to describe of nursing role in stroke patients ADL
fulfillment in PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta and Gamping

Methods: This research was quantitative descriptive. The sampling technique


used accidental sampling with number of sample 42 respondents. The research
instrument used a questionnaire of nursing role in stroke patients ADL fulfillment
that arranged alone in the form of question with Likert sacle. Data were analyzed
using descriptive statistics.

Results: Nursing role in ADL fulfillment, showed 88,10% including poor


category, with details in assessing ADL (59,52%), assisting ADL (66,67%), and
teaching ADL for stroke patient and their families (90,48%) were in the poor
category.

Conclusions and recommendations: Nursing role in stroke patients ADL


fulfillment is poor category, either on assessing, assisting, or teaching stroke
patient and their families. Researchers suggest in future studies to do observation
and for nurse must improve their performance.

Keyword: Activites Daily Living (ADL), Nurse, Stroke

xi
i
INTISARI

Pemenuhan Kebutuhan Activites Daily living (ADL) Pasien Stroke oleh


Perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dan Gamping

Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY

Latar Belakang: Penderita stroke di Indonesia meningkat setiap tahun. Salah satu
dampak stroke yang dapat terjadi adalah gangguan fungsi motorik yang
mengakibatkan pasien stroke memerlukan bantuan dalam melakukan ADL
sehingga memerlukan perawatan yang lama. Pentingnya peran perawat untuk
meningkatkan kemandirian pasien, seperti mengkaji, membantu, dan mengajarkan
ADL keluarga dan pasien stroke sehingga pemenuhan kebutuhan tidak terhambat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi perawat dalam
pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Gamping.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.


Pengambilan sampel menggunakan acidental sampling dengan jumlah sampel 42
responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner implementasi perawat
dalam ADL pasien stroke yang disusun sendiri dalam bentuk pertanyaan dengan
skala Likert. Analisa data menggunakan deskristif statistik.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi perawat


dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke termasuk kategori kurang
(88,10%), dengan rincian dalam mengkaji aktivitas sehari-hari (59,52%),
membantu aktvitas sehari-hari (66,67%), dan mengajarkan aktivitas sehari-hari
pada keluarga dan pasien stroke (90,48%) berada dalam kategori kurang.

Kesimpulan dan Saran: Implementasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan


ADL pasien stroke adalah kurang baik dalam mengkaji, membantu, dan
mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke. Bagi perawat diharapkan
untuk meningkatkan kinerjanya dan bagi peneliti selajutnya untuk melakukan
observasi secara langsung.

Kata Kunci: Activies Daily Living (ADL), Perawat, Stoke

ABSTRACT
Nursing Role In Stroke Patient Activites Daily Living (ADL) Fulfillment In
PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta and Gamping

Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2


1
Student of Nursing Program, FKIK, UMY
2
Lecturer of Nursing Program, FKIK, UMY

Background: Stroke patients in Indonesia was increasing every years. One effect
of stroke was impaired of motor function that cause stroke patients required
assistance in ADL and need long term care. The important role of nurses to
improved the stroke patient independence, like assessed, assisted, and taught
stroke patient and their families about ADL so it do not hamper the fulfillment of
patients need. This study aims to describe of nursing implementation in stroke
patients ADL fulfillment in PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta and
Gamping

Methods: This research was quantitative descriptive. The sampling technique


used accidental sampling with number of sample 42 respondents. The research
instrument used a questionnaire of nursing role in stroke patients ADL fulfillment
that arranged alone in the form of question with Likert sacle. Data were analyzed
using descriptive statistics.

Results: Nursing implementation in ADL fulfillment, showed 88,10% including


poor category, with details in assessing ADL (59,52%), assisting ADL (66,67%),
and teaching ADL for stroke patient and their families (90,48%) were in the poor
category.

Conclusions and recommendations: Nursing implementation in stroke patients


ADL fulfillment is poor category, either on assessing, assisting, or teaching stroke
patient and their families. Researchers suggest in future studies to do observation
and for nurse must improve their performance.

Keyword: Activites Daily Living, Nurse, Stroke


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi

otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

[WHO], 2014). Hal ini dikarenakan oleh perdarahan spontan pada area otak

tertentu (stroke hemoragik) atau disebabkan oleh suplai darah ke otak yang tidak

adekuat (stroke iskemik)(Warlow et al., 2008).

Stroke merupakan masalah neurologi primer di dunia yang angka

kejadiannya setiap tahun meningkat sebesar 13% dan dapat menyebabkan

kematian (Stein, 2009). Pada tahun 2013 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI),

menyebutkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga

kesehatan sebanyak 57,9%. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam

riset tersebut menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan jumlah penderita

stroke terbanyak (16,9%) di Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarka (Dinkes DIY) menyebutkan bahwa penyebab kematian

terbanyak kedua di rumah sakit di Yogyakarta adalah stroke (Dinkes DIY, 2013).

Kota Yogyakarta sendiri memiliki prevalensi stroke sebesar 26,3% dan

menempati peringkat kedua di Provinsi D.I.Y (Dinkes DIY, 2014). Hal tersebut

menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Yogyakarta sangat tinggi.

1
2

Tingginya angka kejadian stroke dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko

stroke antara lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, merokok,

kolesterol tinggi, dan konsumsi alkohol (Resnick, 2009 & Yayasan Stroke

Indonesia, 2012). Faktor risiko tersebut dapat meningkatkan angka kejadian stroke

dengan cara membuat plak yang akan menyumbat pembuluh darah bahkan bisa

menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak sehingga oksigenasi dan pasokan

nutrisi ke otak terhambat (WHO, 2015). Terganggunya proses oksigenasi dan

terhambatnya nutrisi ke otak menyebabkan hilangnya fungsi otak sehingga

menimbulkan gangguan atau kecacatan fisik (Muttaqin, 2008).

Kecacatan fisik yang dialami oleh pasien stroke meliputi kehilangan fungsi

motorik (hemiplegia dan hemiparesis), gangguan menelan (disfagia), gangguan

bicara (disartria), maupun gangguan eliminasi (Yeyen, 2013). Pasien stroke yang

mengalami kecacatan fisik di Indonesia berjumlah 80 – 90% (Riskesdas, 2013).

Hemiplegia dan hemiparesis merupakan kecacatan fisik yang paling sering terjadi

pada 80% pasien stroke (Irish Heart Foundation, 2015).

Hemiplegia merupakan kelumpuhan otot secara total sehingga anggota gerak

tidak dapat digerakkan, sedangkan kelumpuhan dalam bentuk hemiparesis lebih

ringan sehingga anggota gerak masih bisa digerakkan, sehingga dalam

perawatannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Indonesia sendiri penderita

stroke yang mengalami disabilitas sebanyak 71,5% dan hanya ada 15% yang

sembuh dari serangan stroke dan disabilitas (Khairunnisa, 2014). Disabilitas

(kecacatan fisik) tersebut mengakibatkan penderita mengalami kesulitan dalam

melaksanakan aktivitas sehari-hari sehingga pasien memerlukan bantuan dalam


3

melakukan aktivitas sehari-hari (Bogousslavsky, 2005; NIH, 2014). Hal tersebut

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anne dan Josie (2015) yang

menyebutkan bahwa stroke merupakan penyebab paling umum disabilitas yang

mengakibatkan banyak penderita bergantung pada orang lain untuk membantu

aktivitas sehari-hari.

Dampak dari gejala sisa pada pasien stroke dapat berupa penurunan kualitas

hidup yang dikarenakan pasien stroke tidak mampu melakukan aktivitas sehari-

hari atau activity daily living (ADL) yang meliputi makan, berpakaian, mandi,

toileting, berhias, pengontrolan eliminasi, berpindah, dan mobilisasi secara

mandiri (Center of International Rehabilitation Research Information and

Exchange [CIRRIE], 2010). Keadaan ini menyebabkan pasien stroke

membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Pasien stroke dengan disabilitas memerlukan bantuan keluarga maupun

perawat di rumah sakit untuk membantu ADL pasien stroke dalam jangka waktu

yang cukup lama (Bogousslavsky, 2005). Didalam perawatan tersebut perawat

memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan (Smeltzer &

Bare, 2012). Perawat memiliki peran penting dalam membantu ADL pasien

stroke, tindakan perawat tersebut menurut Doctherman (2008) dan Irish Heart

Fundation (2015) adalah mengkaji kebutuhan pasien baik secara langsung atau

dengan berkomunikasi dengan keluarga maupun dengan caregiver, hal ini

bertujuan untuk mengetahui keadaan umum pasien dan merupakan salah satu poin

penting untuk menentukan intervensi dan implementasi keperawatan yang tepat

(National Stroke Foundation [NFS], 2010). Selain itu perawat memiliki peran
4

membantu pasien dalam beraktivitas sehari-hari dan membantu mengatur aktivitas

sehari-hari pasien, serta yang ketiga memberikan dukungan dan edukasi kepada

pasien maupun orang lain yang membentu merawat pasien. Apabila perawat tidak

melakukan asuhan keperawatan terkait ADL kepada pasien stroke, maka dapat

menghambat pemenuhan kebutuhan pasien, kemunduran kemandirian pasien, dan

dapat menyebabkan depresi pada pasien stroke karena merasa tidak bisa

melakukan apapun dan depresi pada orang yang membantu merawat pasien

(Indriyati, 2009 ; Aadal et al, 2013).

Bentuk-bentuk activity daily living (ADL) yang dapat di ajarkan oleh

perawat pada pasien stroke atau keluarga adalah mandi, memakai baju, makan,

eliminasi, hygene, dan mobilisasi (Wesley, 2004 dalam Syairi, 2013). Sebelum

membantu dan mengajarkan ADL pada pasien, perawat perlu mengkaji ADL

pasien salah satunya menggunakan Barthel Indeks untuk melihat kemandirian

pasien stroke dalam melakukan ADL, kemudian perawat dapat mengevaluasi

ADL pasien serta dapat menentukan intervensi keperawatan mandiri yang dapat

diberikan pada klien (Bogousslavsky, 2005). Banyak penelitian yang

menyebutkan bahwa program rehabilitasi efektif dalam meningkatkan status

fungsional pasien stroke, namun masih tetap diperlukan latihan lain seperti

melatih ADL agar dapat mengurangi ketergantungan pasien, jika hanya

melakukan rehabilitasi medis tanpa di ikuti latihan yang lain maka pasien stroke

dalam melakukan ADL akan bergantung pada caregiver, dan juga bisa

memperparah disabilitasnya (Syairi, 2013). Berdasarkan Al-Qur’an surat Al-

Maidah (5) ayat 2 dan surat Al-Baqarah (2) ayat 148, kita dianjurkan untuk
5

berbuat kebaikan dan saling tolong menolong. Hal ini sesuai dengan peran

perawat dalam membantu dan menolong pasien stroke yang mengalami disabilitas

untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan mengajarkan dan membantu ADL

pasien.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping dengan melakukan wawancara

dengan beberapa perawat di rumah sakit menyatakan bahwa peran perawat di

rumah sakit terkait ADL masih kurang maksimal, 10 perawat yang di wawancara,

7 perawat mengatakan jarang melakukan pengkajian spesifik terkait ADL pasin

stroke dan penelitian yang membahas peran perawat terkait ADL juga masih

sedikit. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan activites daily

living (ADL) pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan

Gamping sebagai rumah sakit penyedia layanan kesehatan di Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah “Bagaimana

pemenuhan kebutuhan activites daily living (ADL) pasien stroke oleh perawat di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping?”.


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pemenuhan kebutuhan activites daily living (ADL) pasien

stroke oleh perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan

Gamping.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik demografi responden

b. Mengetahui karakteristik demografi perawat

c. Mengetahui peran perawat dalam mengkaji ADL pasien stroke.

d. Mengetahui peran perawat dalam membantu memandirikan ADL pasien

stroke

e. Mengetahui peran perawat dalam mengajarkan ADL pada pasien maupun

pada keluarga

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkandan meningkatkan

peran perawat dalam mengkaji, mebantu, dan mengajarkan ADL pasien

stroke. Serta sebagai bahan evaluasi perawat dalam menjalankan peran

implementasi perawat untuk memenuhi kebutuhan activites daily living

(ADL) pasien stroke.

2. Bagi Pasien

Pasien dapat mengetahui tentang peran perawat yang dilakukan dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien stroke. Sehingga diharapkan pasien


7

dapat bekerjasama dengan perawat dalam proses pemulihan kesehatan pasien

sendiri.

3. Bagi Keluarga Pasien

Sebagai informasi untuk membantu membatasi keluarga untuk

membantu pasien dalam melakukan ADL. Bagi keluarga pasien, keluarga

dapat membantu perawat untuk memonitor pasien stroke terkait pemenuhan

kebutuhan ADL pasien.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini memberikan data atau informasi tentang implementasi

perawat terkait pemenuhan ADL pasien stroke. Sebagai bahan acuan dalam

melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut dalam bidang keperawatan

khususnya mengenai peran perawat dalam penatalaksanaan pemenuhan

kebutuhan ADL pasien stroke.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang gambaran peran perawat dalam pemenuhan activites daily

living pasien stroke di rumah sakit belum pernah diteliti. Terdapat penelitian yang

berhubungan yaitu :

1. Indriyati (2009), melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Activites Of

Daily Living (ADL) Berdasarkan Indeks Barthel dengan Tingkat Depresi

Pada Pasien Stroke Di Bangsal Anggrek 1 Rumah Sakit dr. Moewardi

Surakarta”

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan

pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 78 responden.


8

Analisis dan pengujian data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tinggat Activities Daily Living

(ADL) berdasarkan Indeks Barthel dengan tingkat depresi pada pasien stroke

di bangsal Anggrek I Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

activites daily living. Perbedaannya terdapat pada variabel penelitian dimana

pada penelitian yang dilakukan oleh Indriyati menggunakan dua variabel

sedangkan penelitan ini menggunakan variabel tunggal.

2. Nursanti (2007) melakukan penelitian dengan judul “Gambaran tingkat

ketergantungan Activites Of Daily Living (ADL) pada pasien stroke

Hemoragik dan non Hemoragik di unit stroke RSUD Dr. Sardjito

Yogyakarta”.

Metode penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan

pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian diambil dengan Purposive

Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Raeni adalah sebanyak 7 pasien stroke Haemoragik dengan

tingkat ketergantungan Activities Daily Living memerlukan bantuan

maksimal, sedangkan 23 pasien stroke non Haemoragik memerlukan bantuan

minimal dalam melakukan Activities Daily Living. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah pada waktu penelitian, tempat penelitian dan variabel

yang diteliti. Persamaanya penelitian ini adalah pada pengukuran tingkat

ADL pasien stroke.


9

3. Mei Dewi dan Mulyaningsih (2016) melakukan penelitian dengan judul

“Peran Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Mempengaruhi

Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Stroke Di RSUD dr. Moewardi

Surakarta”.

Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel

adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel yang diteliti

sebanyak 78 subjek. Hasil penelitiannya adalah 73,1% responden

mempersepsikan peran perawat baik dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan

terdapat hubungan antara peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar

dengan tingkat kepuasan keluarga pasien stroke dengan nilai ň = 0.000 dan

signifikan 0,05.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Mei Dewi dan Mulyaningsih

dengan penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan analisis

univariat terkait variabel implementasi perawat dalam ADL pasien stroke.

Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Tempat penelitian ini

adalah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Stroke

a. Definisi Stroke

Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan

hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian

(World Health Organization [WHO], 2014). Stroke adalah suatu

keadaan yang mengakibatkan seseorang mengalami kelumpuhan atau

kematian karena terjadinya gangguan perdarahan di otak yang

menyebabkan kematian jaringan otak (Batticaca, 2009). Stroke terjadi

akibat pembuluh darah yang membawa darah dan oksigen ke otak

mengalami penyumbatan dan ruptur, kekurangan oksigen

menyebabkan fungsi control gerakan tubuh yang dikendalikan oleh

otak tidak berfungsi (American Heart Association [AHA], 2015)

Stroke di bagi menjadi 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu :

1) Stroke hemoragi

Merupakan stroke yang disebabkan oleh perdarahan intra

serebral atau perdarahan subarakhniod karena pecahnya

pembuluh darah otak pada area tertentu sehingga darah memenuhi

jaringan otak (AHA, 2015). Perdarahan yang terjadi dapat

menimbulkan gejala neurologik dengan cepat karena tekanan

pada saraf di dalam tengkorang yang ditandai dengan penurunan

10
11

kesadaran, nadi cepat, pernapasan cepat, pupil mengecil, kaku

kuduk, dan hemiplegia (Sylvia, 2005 ; Yeyen, 2013).

2) Stroke Iskemik

Merupakan stroke yang disebabkan oleh suatu gangguan

peredaran darah otak berupa obstruksi atau sumbatan yang

menyebabkan hipoksia pada otak dan tidak terjadi perdarahan

(AHA, 2015). Sumbatan tersebut dapat disebabkan oleh trombus

(bekuan) yang terbentuk di dalam pembuluh otak atau pembuluh

organ selain otak (Sylvia, 2005). Stroke ini ditandai dengan

kelemahan atau hemiparesis, nyeri kepala, mual muntah,

pendangan kabur, dan disfagia (Wanhari, 2008 dalam Yeyen,

2013).

b. Penyebab Stroke

Menurut Smeltzer dan Bare (2012) stroke biasanya diakibatkan

oleh salah satu dari empat kejadian dibawah ini, yaitu :

1) Trombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau

leher. Arteriosklerosis serebral adalah penyebab utama trombosis,

yang adalah penyebab paling umum dari stroke. Secara umum,

trombosis tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara

sementara, hemiplegia, atau paresthesia pada setengah tubuh

dapat mendahului paralisis berat pada beberapa jam atau hari.

2) Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang

dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain. Embolus biasanya


12

menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya yang

merusak sirkulasi serebral (Valante et al, 2015).

3) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak. Iskemia

terutama karena konstriksi atheroma pada arteri yang menyuplai

darah ke otak (Valante et al, 2015).

4) Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral

dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Pasien dengan perdarahan dan hemoragi mengalami penurunan

nyata pada tingkat kesadaran dan dapat menjadi stupor atau tidak

responsif.

Akibat dari keempat kejadian di atas maka terjadi penghentian

suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau

permanen fungsi otak dalam gerakan, berfikir, memori, bicara, atau

sensasi.

c. Faktor Risiko Stroke

Faktor risiko terjadinya stroke secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi 2 yaitu, faktor yang tidak dapat dimodifikasi

dan faktor yang dapat dimodifikasi (AHA, 2015).

1) Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor genetik dan ras, usia,

jenis kelamin, dan riwayat stroke sebelumnya (AHA, 2015).

Faktor genetik seseorang berpengaruh karena individu yang

memiliki riwayat keluarga dengan stroke akan memiliki risiko


13

tinggi mengalami stroke, ras kulit hitam lebih sering mengalami

hipertensi dari pada ras kulit putih sehingga ras kulit hitam

memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke (AHA,2015). Stroke

dapat terjadi pada semua rentang usia namun semakin

bertambahnya usia semakin tinggi pula resiko terkena stroke, hal

ini sejalan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia

(Riskesdas) tahun 2013 yang menyatakan bahwa usia diatas 50

tahun risiko stroke menjadi berlipat ganda pada setiap

pertambahan usia. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor

risiko stroke, menurut Wardhana (2011) laki-laki memiliki resiko

lebih tinggi terkena stroke dibandingkan perempuan, hal ini

terkait kebiasaan merokok, risiko terhadap hipertensi,

hiperurisemia, dan hipertrigliserida lebih tinggi pada laki-laki.

Seseorang yang pernah mengalami serangan stroke yang dikenal

dengan Transient Ischemic Attack (TIA) juga berisiko tinggi

mengalami stroke, AHA (2015) menyebutkan bahwa 15%

kejadian stroke ditandai oleh serangan TIA terlebih dahulu.

2) Faktor risiko yang dapat diubah

Faktor risiko yang dapat diubah adalah obesitas

(kegemukan), hipertensi, hiperlipidemia, kebiasaan merokok,

penyalahgunaan alkohol dan obat, dan pola hidup tidak sehat

(AHA, 2015). Secara tidak langsung obesitas memicu terjadinya

stroke yang diperantarai oleh sekelompok penyakit yang


14

ditimbulkan akibat obesitas, selain itu obesitas juga salah satu

pemicu utama dalam peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler

(AHA, 2015). Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya

stroke, beberapa studi menunjukkan bahwa manajemen

penurunan tekanan darah dapat menurunkan resiko stroke sebesar

41% (AHA, 2015 ; WHO, 2014). Hiperlipidemia atau kondisi

yang ditandai dengan tingginya kadar lemak di dalam darah dapat

memicu terjadinya sumbatan pada aliran darah (AHA, 2015).

Menurut Stroke Association (2012) dan AHA (2015) individu

yang merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol memiliki

resiko lebih tinggi terkena stroke karena dapat memicu

terbentuknya plak dalam pembuluh darah. Faktor-faktor diatas

dapat diubah untuk menurunkan resiko stroke dengan

menerapkan pola hidup sehat.

d. Patofisiologi

Oksigen sangat penting untuk otak, jika terjadi hipoksia seperti

yang terjadi pada stroke, di otak akan mengalami perubahan

metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3

sampai dengan 10 menit (AHA, 2015). Pembuluh darah yang paling

sering terkena adalah arteri serebral dan arteri karotis interna yang ada

di leher (Guyton & Hall, 2012).

Adanya gangguan pada peredaran darah otak dapat

mengakibatkan cedera pada otak melalui beberapa mekanisme, yaitu


15

1) penebalan dinding pembuluh darah (arteri serebral) yang

menimbulkan penyembitan sehingga aliran darah tidak adekuat yang

selanjutnya akan terjadi iskemik. 2) Pecahnya dinding pembulh darah

yang menyebabkan hemoragi. 3) Pembesaran satu atau sekelompok

pembuluh darah yang menekan jaringan otak. 4) Edema serebral yang

merupakan pengumpulan cairan pada ruang interstitial jaringan otak

(Smeltzer dan Bare, 2012).

Penyempitan pembuluh darah otak mula-mula menyebabkan

perubahan pada aliran darah dan setelah terjadi stenosis cukup hebat

dan melampaui batas krisis terjadi pengurangan darah secara drastis

dan cepat. Obtruksi suatu pembuluh darah arteri di otak akan

menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal

sekitarnya masih mempunyai peredaran darah yang baik berusaha

membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada.

Perubahan yang terjadi pada kortek akibat oklusi pembuluh darah

awalnya adalah gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan

aliran darah dan dilatasi arteri dan arteriola (AHA, 2015).

e. Tanda dan gejala

Menurut Smeltzer dan Bare (2012) dan Misbach (2007) tanda

dan gejala dari stroke adalah hipertensi, gangguan motorik yang

berupa hemiparesis (kelemahan) dan hemiplegia (kelumpuhan salah

satu sisi tubuh), gangguan sensorik, gangguan visual, gangguan

keseimbangan, nyeri kepala (migran atau vertigo), mual muntah,


16

disatria (kesulitan berbicara), perubahan mendadak status mental, dan

hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

f. Penatalaksanaan stroke

1) Fase akut

Fase akut stroke berakhir 48 sampai 72 jam. Pasien yng

koma pada saat masuk dipertimbangkan memiliki prognosis

buruk. Sebaliknya pasien sadar penuh mempunyai prognosis yang

lebih dapat diharapkan. Prioritas dalam fase akut ini adalah

mempertahankan jalan nafas dan ventilasi yang baik (Smeltzer

dan Bare, 2012).

2) Fase rehabiliasi

Fase rehabilitasi stroke adalah fase pemulihan pada kondisi

sebelum stroke. Program pada fase ini bertujuan untuk

mengoptimalkan kapasitas fungsional pasien stroke, sehingga

mampu mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari adekuat

(Smeltzer dan Bare, 2012).

g. Kemampuan activity daily living (ADL) pasien stroke

Gangguan akibat stroke sering menimbulkan gejala sisa yang

berupa hemiplegia (kelumpuhan pada setengah anggota tubuh) dan

hemparesis (kelemahan otot) yang dapat menjadi kecacatan menetap

yang selajutnya membatasi fungsi seseorang dalam melakukan ADL.

Mengembalikan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari


17

setelah stroke merupakan fokus utama rehabilitasi stroke fase

relabilitasi (Rosiana, 2009).

Pada saat rehabilitasi pasien dapat dirawat di rumah sakit, pusat

rehabilitasi, maupun rumahnya sendiri bergantung pada beberapa

faktor, termasuk status ketergantungan pasien stroke. Salah satu alat

ukur tingkat ketergantungan pasien stroke adalah Barthel Indeks (BI)

yang dirumuskan oleh Mahoney, F.I. dan Barthel D.W. untuk

mengukur ketergantungan ADL, yang hasil ukurnya yaitu

ketergantungan total (skor 0 – 20), ketergantungan berat (25 – 40),

ketergantungan sedang (skor 45 – 55), ketergantungan ringan (skor 60

– 95), dan mandiri (skor 100) (Syairi, 2013).

Pasien stroke yang akan kembali ke rumah seharusnya di

motivasi untuk mengerjakan aktivitas perawatan dirinya sendiri

semampunya, setidaknya klien bisa melakukan ADL dasar yaitu,

makan, berpakaian, mandi, berdandan, toileting, kontrol kontinensia,

transfer (berpindah), dan mobilisasi (Bogousslavsky, 2005). Pasien

juga di sarankan menggunakan kedua sisi tubuh dalam melakukan

ADL tersebut, contohnya apabila sisi kanan yang terkena, pasien

dapat diajarkan untuk menggunakan tangan kirinya untuk semua

aktivitas namun, pastikan juga tangan yang sakit diikutsertakan dalam

semua kegiatan. Semakin cepat dibiarkan melakukannya sendiri,

semakin cepat pula pasien menjadi mandiri. Hanya aktivitas yang


18

dapat menimbulkan risiko jatuh atau membahayakan pasien sendiri

yang perlu ditolong oleh keluarga (Rosiana, 2009).

2. Perawat

a. Definisi Perawat

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun

2014 tentang Keperawatan (UU No. 38 Tahun 2014), perawat

didefinisikan sebagai seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi

keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh

pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan,

sedangkan keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada

individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan

sakit maupun sehat. Menurut Standar Kompetensi Perawat Indonesia

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (SKPI PPNI) perawat adalah

seseorang yang lulus pendidikan tinggi keperawatan baik di dalam

maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah RI sesuai dengan

peraturan perundangan dan telah disiapkan untuk memiliki kompetensi

yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta

teregistrasi (SKPI PPNI, 2012).

b. Fungsi Proses Keperawatan

Menurut SKPI PPNI (2012) fungsi proses keperawatan yaitu :

1) Memberikan pedoman dan arahan secara sistematis dan ilmiah

untuk tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien

melalui asuhan keperawatan.


19

2) Memberi ciri professional asuhan keperawatan melalui

pendekatan problem solving dan pendekatan komunikasi yang

efektif dan efisien.

3) Memberikan kebebasan pada klien dalam mendapatkan pelayanan

yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dan kemendiriannya di

bidang kesehatan.

c. Tindakan Keperawatan oleh perawat

Alfaro dan Carpenito (2000) dalam Yeyen (2013) menyatakan

bahwa tindakan keperawatan dalam proses perawatan meliputi

penerapan keterampilan yang perlu pengaplikasian dari intervensi

keperawatan. Keterampilan dan pengetahuan yang perlu untuk

diaplikasikan difokuskan pada :

1) Membantu klien atau melakukan aktivitas untuk klien.

2) Mengidentifiksi masalah baru atau memantau status atau masalah

yang ada dengan pengkajian keperawatan.

3) Melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk

membantu klien.

4) Membantu dalam membuat keputusan tentang perawatan

kesehatan klien.

5) Konsultasi dan rujuk pada professional perawatan kesehatan lain

untuk memperoleh arahan yang tepat.

6) Memberikan tindakan perawatan spesifik untuk mengurangi,

mengatasi, atau menghilangkan masalah kesehatan.


20

7) Membantu klien untuk melakukan aktivitas mereka sendiri.

8) Mengidentifikasi resiko atau masalah pada klien dan menggali

pilhan yang tersedia.

d. Peran Perawat

Peran perawat menurut SKPI PPNI (2012) secara umum adalah

memberi :

1) Care provider: Menerapkan keterampilan berfikir kritis dan

pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan

keputusan keperawatan dalam konteks pemberian asuhan

keperawatan yang dimulai dari proses pengkajian sampai evaluasi

secara komprehensif dan holistik berlandaskan aspek etik dan legal.

2) Community leader: Menjalankan kepemimpinan di berbagai

komunitas, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial.

3) Educator: Mendidik Klien dan keluarga yang menjadi tanggung

jawabnya.

4) Manager: Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen

keperawatan dalam asuhan klien.

5) Researcher: Melakukan penelitian sederhana keperawatan dengan

cara menumbuhkan kuriositas, mencari jawaban terhadap fenomena

klien, menerapkan hasil kajian dalam rangka membantu

mewujudkan Evidence Based Nursing Practice (EBNP).

e. Peran perawat pada pasien stroke

Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) dalam

melaksanakannya harus secara komprehensif dan holistik berlandaskan


21

aspek etik dan legal. Asuhan keperawatan pada pasien stroke tidak hanya

berfokus pada gangguan fisik semata, namun juga perlu melihat pada

proses pemenuhan kebutuhan dasar pasien (SKPI PPNI, 2012). Menurut

Doctherman (2008) dan Irish Heart Fundation (2015) peran perawat

pada pasien stroke terutama dalam pemenuhan ADL pasien antara lain

mengkaji kebutuhan ADL pasien stroke yang bertujuan untuk

mengetahui perkembangan keadaan pasien sehingga dapat untuk

menentukan rencana tindak lanjut yang sesuai dengan keadaan pasien,

membantu ADL pasien stroke sehingga pasien dapat lebih mudah

dalam melakukan ADL, serta mengajarkan kepada keluarga cara

merawat dan membantu ADL pasien stroke sehingga keluarga dapat

membantu ADL pasien stroke dan dapat melatih kemandirian pasien

stroke.

3. Activites of Daily Living (ADL)

a. Definisi ADL

ADL merupakan aktivitas pokok berupa perawatan diri yang

dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

(Smeltzer & Bare, 2012). Istilah ADL mengacu kepada aktivitas

harian yang dibutuhkan dalam kehidupan secara mandiri dan juga

berhubungan dengan manajemen perawatan diri seperti berpakaian,

mandi, makan, menggunakan toilet, manajemen kontinensia,

berpindah, dan mobilitas dasar (Whitehead et al., 2013) Menurut

Sugiarto (2005) dan Hardywinoto & Setiabudi (2005) ADL meliputi


22

berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias, kontinensis

buang air besar dan buang air kecil, dan kemampuan mobilitas.

b. Jenis – jenis ADL

ADL dapat diklasifikasikan menjadi Basic Activites Daily

Living (BADL) dan Instrumental Activites Daily Living (IADL).

1) Basic Activites Daily Living (BADL)

BADL terdiri dari kebutuhan dasar seperti perilaku slef-

care yang meliputi mobilisasi, berpakaian, berhias, mandi,

makan, dan toileting. Sugiarto (2005) juga memasukkan

kontinensia buang air besar dan buang air kecil dalam BADL.

2) Instrumental Activites Daily Living (IADL)

IADL merupakan aktivitas yang berhubungan dengan

penggunaan alat penunjang dalam melakukan ADL yang terdiri

dari transfer, menggunakan telepon, persiapan makan,

manajemen medikasi, manajemen finansial, melakukan

pekerjaan rumah tangga, mencuci, dan belanja (Sugiarto, 2005).

c. Faktor yang mempengaruhi ADL Pasien Stroke

Menurut Junaidi (2011) dan Parekh (2013) Faktor yang

mempengaruhi ADL pada pasien stroke adalah :

1) Jenis Stroke dan Tingkat Keparahan Stroke

Junaidi (2011) menyebutkan bahwa pasien dengan stroke

Infark memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan pasien

yang mengalami stroke Hemoragik. Selain itu, tingkat keparahan


23

stroke yang dialami pasien menjadi faktor penting dalam

menentukan kemampuan pasien melakukan ADL. Hal tersebut

dikarenakan kondisi stroke yang semakin parah akan menghambat

proses rehabilitasi dalam mengembalikan kemampuan ADL

pasien (Parekh, 2013).

2) Komplikasi Penyakit

Sebagian besar pasien yang angka ketergantungan ADL

tinggi merupakan pasien yang memiliki komplikasi penyakit di

bandingkan dengan yang tingkat ketergantungan ADL sedang

sampai ringan (Junaidi, 2011). Komplikasi penyakit yang terjadi

pada pasien adalah hipertensi, diabetes militus dan juga penyakit

jantung coroner yang dikarenakan hipertensi. Hipertensi dapat

menipiskan dinding pembuluh darah dan merusak bagian dalam

pembuluh darah yang mendorong terbentuknya plak

arterosklerosis sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan

atau perdarahan otak (Junaidi, 2011).

3) Usia

Semakin tua usia pasien maka semakin berat tingkat

ketergantungannya dalam melakukan aktivitas. Hal ini terjadi

karena penurunan fungsi tubuh yang terjadi pada pasien karena

umurnya sudah lansia dan mereka lebih cenderung pasrah dengan

keadaannya karena mereka merasa sudah tua, sehingga dalam

melakukan pengobatan mereka cenderung tidak begitu aktif


24

sehingga penyembuhan pun semakin lama dan tidak optimal

(Parekh, 2013). Usia tua mengakibatkan daya tahan jasmani

maupun rohani pria ataupun wanita menjadi sangat berkurang

(Junaidi, 2011)

4) Dukungan Keluarga

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lutz dan Young

(2010) menyatakan bahwa pasien stroke yang mendapatkan

sistem dukungan sosial dan fungsi caregiving dari keluarga yang

baik untuk membantu kebutuhan pemulihan fungsi kemampuan

ADL pasien stroke. Berdasarkan data dari Family Caregiver

Alliance (FCA) (2012) sebanyak 51% family caregiver yang

merawat pasien dengan disabilitas berada pada rentang usia 18

sampai 49 tahun. Selain itu, tingkat pendidikan family caregiver

juga mempengaruhi pengetahuan dan perilaku dalam merawat

pasien stroke (Hartati, 2012).


25

B. Kerangka Konsep

Angka Ketergantungan
Pemenuhan
Stroke ADL menggunakan :
ADL
1. ketergantungan total
2. ketergantungan berat
3. ketergantungan
sedang Implementasi Perawat :
4. ketergantungan a. Mengkaji ADL
ringan b. Membantu ADL
5. Mandiri c. Mengajarkan keluarga
cara membantu ADL
pasien

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

Keterangan :
Diteliti
Tidak Diteliti
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

deskriptif analitik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran perawat

dalam pemenuhan kebutuhan activities daily living (ADL) pasien stroke di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 47 pasien stroke yang dirawat

di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping pada

tanggal 30 Mei 2016 sampai 20 Juli 2016 berdasarkan rekam medis

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping. Dari 47

pasien stroke yang ada 2 pasien dieksklusi dikarenakan mengalami

perburukan kondisi umum, 1 pasien dieksklusi karena berpindah ruang

rawat inap ke kelas VIP, dan 2 pasien dieksklusi dikarenakan meninggal

dunia.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 responden yang diambil

seluruhnya dari total populasi yang ada. Responden diambil dengan

teknik acidental sampling dengan cara memilih sampel berdasarkan

keberadaaan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

26
27

di tempat penelitian pada hari penelitian berlangsung sehingga seluruh

pasien yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang berada ditempat

penelitian mendapatkan kesempatan yang sama. Adapun kliteria inklusi

pada sampel adalah :

a. Pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik

b. Pasien yang mengalami hemiplegia / hemiparesis yang dirawat inap

di rumah sakit sesuai dengan rekam medis rumah sakit

c. Pasien stroke yang tidak mengalami aphasia / disfasia

d. Lama pasien stroke yang rawat inap di rumah sakit > 3 hari dengan

kondisi stabil

e. Pasien stroke yang telah melewati fase akut stroke

f. Tingkat pendidikan minimal SD

g. Bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi pada sampel :

a. Pasien yang mengundurkan diri dari responden

b. Pasien yang mengalami perburukan kondisi stroke

Perhitungan perkiraan jumlah sempel :

�. � 2 . .
�=
�2 � − + � 2. .
2
,9 . , . ,
�= 2
, − + ,9 2 . , . ,

�= ,9 ≈�=
28

Keterangan :

n = perkiraan besar sampel

N = perkiraan besar populasi dalam waktu 3 bulan

z = nilai standar normal untuk  = 0,05 (1,96)

p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%

q = 1 – p (100% - p)

d = tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian yang dipilih adalah Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan dari 30 Mei – 20 Juli 2016.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal

yaitu peran perawat dalam pemenuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.

2. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
29

Tabel 3.1. Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala
Peran Peran perawat dalam Kuisioner 1. Baik, Ordinal
perawat pemenuhan ADL adalah Peran jika
dalam persepsi pasien dengan perawat bernilai
pemenuhan stroke terhadap tindakan dalam ADL 76-
ADL yang telah dilakukan oleh pasien 100%
perawat yang meliputi stroke 2. Cukup,
mengkaji angka jika
ketergantungan , membantu, bernilai
dan mengajarkan pada 56-75%
pasien dan keluarga, dalam 3. Kurang,
pemenuhan ADL pasien jika
stroke yang meliputi makan, bernilai
berpakaian, mandi, <56%
berdandan, toileting,
continence, transfer
(berpindah), dan mobilisasi.

E. Pengumpulan dan Analisis Data

1. Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu kuesioner

data demografi dan kuesoner peran perawat dalam ADL pasien stroke.

a. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti yang digunakan untuk

mendeskripsikan data demografi pasien. Bentuk pertanyaan dalam

kuisioner ini adalah isian dan cek list dengan jumlah pertanyaan 10,

meliputi identitas responden (nama, umur, jenis kelamin, alamat,

tingkat pendidikan, tingkat kemandiran pasien), pertanyaan seputar

stroke (jenis stroke dan lama rawat inap pasien stroke) dan identitas

perawat (tingkat pendidikan dan lama kerja).


30

a. Kuesioner Peran Perawat dalam ADL pasien stroke

Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti yang digunakan untuk

melihat gambaran peran perawat terhadap pemenuhan ADL pasien

stroke. Bentuk pertanyaannya adalah pertanyaan tertutup dengan

pilihan jawaban sesuai skala Likert dengan jumlah 10 pertanyaan.

Table 3.2. Kisi-kisi Kuesioner Peran perawat dalam ADL pasien


stroke.
No. Kisi-kisi Kuesioner Jumlah pertanyaan
1. Mengkaji aktivitas sehari-hari 3
pasien
2. Membantu aktivitas sehari-hari 3
pasien
3. Mengajarkan cara membantu 4
aktivitas sehari-hari pasien kepada
akeluarga pasien
Total Pertanyaan 10

Nilai maksimal kuesioner ini adalah 40 dengan nilai minimal

10. Hasil kuesioner ini dikategorikan menjadi skala ordinal. Hasil

akhir dari kuesioner ini akan di kategorikan menjadi : baik jika

memiliki nilai persentase sebesar 76% - 100%, cukup jika memiliki

nilai persentase sebesar 56% - 75%, dan kurang jika memiliki nilai

persentase sebesar <56% (Nursalam, 2014).

2. Prosedur

a. Tahap Persiapan

1) Menyusun proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikan ke

pembimbing.
31

2) Melakukan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Provinsi D.I.

Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan

Gamping.

3) Mengurus surat perizinan dari pihak pengajaran PSIK untuk

melakukan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Provinsi D. I.

Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan

Gamping.

4) Meminta izin kepada pihak Dinas Kesehatan Provinsi D. I.

Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan

Gamping untuk melakukan studi pendahuluan.

5) Melakukan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Provinsi D. I.

Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan

Gamping.

6) Melaksanakan ujian proposal penelitian

7) Melaksanakan Uji Etik untuk penelitian yang bertempat di FKIK

UMY, dengan surat keterangan layak etik nomor 185/EP-FKIK-

UMY/V/2016.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan tentang

implementasi perawat pada pemenuhan ADL pasien stroke. Data

primer yaitu data yang diambil oleh peneliti meliputi nama, jenis

kelamin, usia, alamat, dan tingkat pendidikan sedangkan data

sekunder yaitu data yang diambil bukan oleh peneliti meliputi


32

tingkat ketergantungan pasien, jenis stroke, dan lama dirawat di

rumah sakit.

2) Pengambilan data jenis stroke dan lama rawat inap di rumah sakit

menggunakan data dari rekam medis dan catatan perkembangan

pasien.

3) Memperkenalkan diri dan melakukan wawancara dengan pasien

dan keluarga pasien yang memiliki kriteria untuk menjadi

responden penelitian.

4) Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien

mengenai maksud dan tujuan diadakannya penelitian ini serta

meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden penelitian jika bersedia menjadi responden.

5) Setelah responden penelitian menandatangani lembar persetujuan,

peneliti melakukan wawancara kepada pasien dan keluarga pasien.

Responden mengisi lembar kuesioner yang diberikan peneliti dan

di bantu oleh peneliti atau keluarga pasien.

6) Ketika responden mengisi kuesioner penelitian akan didampingi

oleh peneliti

7) Setelah pengumpulan data selesai dilakukan pengolahan data

dengan menggunakan software statistik komputer yang kemudian

dianalisis oleh peneliti untuk ditampilkan dalam bentuk frekuensi

dan persentase.
33

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas Kuesioner

Dalam penelitian yang menggunakan instrumen kuesioner yang

digunakan harus valid, sehingga instrumen tersebut dapat mengukur

data yang akan diukur, untuk mengetahui validitas instrument dalam

penelitian ini menggunakan Pearson Product Moment yang akan di

proses melalui komputerisasi. Instrumen dikatakan valid jika nilai r

>0.6 (Arikunto, 2010). Hasil uji valid pada kuesioner peran perawat

dalam pemenuhan ADL pasien stroke yang bertempat di RSUD

Panembahan Senopati bantul, berisi 15 pertanyaan, 12 pertanyaan

dinyatakan valid dan 3 pertanyaan dinyatakan tidak valid. Pertanyaan

yang tidak valid yang berjumlah 3 dan 2 pertanyaan yang valid namun

tidak relevan dihapus. Penelitian ini menggunakan 10 pertanyaan yang

valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

yang diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan

(Nursalam, 2014). Uji reliabilitas kuesioner peran perawat

menggunakan Cronbach Alfa yang hasilnya dinyatakan reliabel

dengan r hasil adalah 0,737. Cara uji reliabilitas dengan

membandingkan r table dan r hasil. Jika r hasil adalah alpha yang

terletak diawal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka

dianggap reliabel (Arikunto, 2010).


34

4. Cara Analisis Data

a. Pengolahan data

1) Editing, peneliti memeriksa kelengkapan, kesesuaian, dan

kejelasan data yang telah terkumpul.

2) Coding, setelah data diperiksa kemudian peneliti merubah data

dengan memberikan kode untuk memudahkan proses pengolahan

data.

3) Processsing atau entry data, peneliti memasukkan data yang

didapat ke dalam computer dengan menggunakan salah satu

program computer. Pada penelitian ini menggunakan salah satu

program statistik (SPSS).

4) Cleaning, mengecek kembali untuk mendeteksi kesalahan kode,

lengkap atau tidaknya data yang sudah dimasukkan, dan lain

sebagainya. Setelah itu dilakukan pengoreksian dan pembetulan.

5) Tabulating, peneliti menyusun dan mengelompokkan data yang

telah diubah menjadi kode ke dalam tabel-tabel.

b. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data dengan

perhitungan statistik dalam bentuk metode analisis univariat. Data

demogafi dalam analisis ini ditampilkan dalam bentuk frekuensi dan

prosentase. Data peran perawat dalam analisis ini ditampilkan hasil

yang berupa distribusi frekuensi dan persentase dari setiap sub-

variabel yang meliputi mengkaji ADL pasien, membantu ADL pasien,


35

dan mengajarkan keluarga cara membantu ADL pasien (Nursalam,

2014).

Cara penilaian prosentase :


�= � %

P = Prosentase (%)

x = Jumlah responden yang memilih

n = Jumlah total responden

F. Etika penelitian

Menurut Nursalam (2014) prinsip etika dalam penelitian / pengumpulan

data dapat di bedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip

menghargai hak-hak subjek, dan prinsip keadilan.

1. Prinsip manfaat

a. Penelitian ini bebas dari penderitaan, karena penelitian ini tidak

mengakibatkan penderitaan kepada responden, karena dalam

penelitian ini tidak menggunakan pemberian tindakan.

b. Responden dalam penelitan ini dihindarkan dari keadaan – keadaan

yang tidak menguntungkan responden.

c. Peneliti berhati-hati dalam mempertimbangkan risiko dan keuntungan

yang berakibat kepada responden pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect humans dignity)

a. Subjek mempunyai hak untuk bersedia atau menolak menjadi

responden tanpa adanya sangsi apapun atau berakibat terhadap

kesembuhannya, jika mereka seorang klien.


36

b. Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab

jika ada sesuatu terjadi pada subjek.

c. Peneliti memberikan Informed consent sebelum dilakukan penelitian,

objek mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian

yang dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau

menolak menjadi responden.

d. Peneliti menjamin kerahasiaan data yang telah diambil dari subjek,

subjek juga mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama

(anonymity) dan rahasia (confidentiality)

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. Subjek diperlakukan secara adil, baik sebelum, selama, dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta terletak di Jl. K.H.

Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta 55122. Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai visi yaitu menjadi rumah sakit

Muhammadiyah rujukan terpercaya dengan kualitas pelayanan yang

Islami, bermutu dan terjangkau. Misinya yaitu memberikan pelayanan

kesehatan paripurna bagi semua lapisan masyarakat sesuai dengan

peraturan/ketentuan perundang-undangan, menyelenggarakan upaya

peningkatan mutu sumber daya insani melalui pendidikan dan pelatihan

secara profesional yang sesuai ajaran Islam, dan melaksanakan da’wah

Islam, amar ma’ruf nahi munkar melalui pelayanan kesehatan, yang

peduli pada kaum dhuafa’.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rumah

sakit yang mempunyai berbagai pelayanan pokok, salah satunya yaitu

rawat inap. Pelayanan rawat inap dibagi menjadi beberapa ruang rawat

inap sesuai dengan kelas, kebutuhan dan biaya yang dimiliki pasien.

Jenis kelas yang ditawarkan antara lain kelas VIP, ruang perawatan kelas

I, ruang perawatan kelas II dan ruang perawatan kelas III.

37
38

Peneliti melakukan penelitian di beberapa bangsal kelas I , kelas II,

dan kelas III di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, antara

lain bangsal Musdhalifah, bangsal Arafah, bangsal, Marwah, bangsal

Multazam dan bangsal Raudhah. Rata-rata perbulan dalam satu tahun

pasien stroke yang di rawat inap berjumlah 26 pasien, dan jumlah

keseluruhan dalam satu tahun 312 pasien tahun 2015. Jumlah perawat

pada kelima bangsal tersebut adalah 69 perawat yang bekerja. Dari 69

perawat tersebut, 11 diantaranya merupakan perawat lulusan S1, 54

perawat lulusan D3 dan 4 perawat lulusan Sekolah pendidikan

keperawatan. Perawat yang memiliki masa kerja < 3 tahun berjumlah 10

perawat dan masa kerja > 3 tahun 59 perawat.

2. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping terletak di Jl. Wates

Km 5,5, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55294. Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gamping memiliki visi yaitu mewujudkan rumah sakit

pendidikan utama dengan keunggulan dalam pelayanan kesehatan,

pendidikan dan riset dengan sistem jejaring dan kemitraan yang kuat

pada tahun 2018. Visi tersebut akan dituangkan pada misi Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Gamping yaitu, misi pelayanan publik/sosial, misi

pendidikan, misi penelitian dan pengambangan, serta misi dakwah.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping menyediakan berbagai

macam jenis pelayanan. Salah satu pelayanan yang ditawarkan adalah

pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat inap dibagi kedalam beberapa


39

bangsal sesuai dengan jenis kelasnya. Jenis kelas yang ditawarkan antara

lain kelas VIP, kelas Utama, ruang perawatan kelas I, ruang perawatan

kelas II dan ruang perawatan kelas III.

Peneliti melakukan penelitian di beberapa bangsal kelas I , kelas II

dan kelas III di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, antara lain

bangsal Ar-Royan, bangsal Al-Kausar, bangsal Zaitun dan bangsal

Wardah. Bangsal-bangsal tersebut adalah bangsal untuk pasien dewasa,

penderita stroke termasuk salah satu yang dirawat di bangsal tersebut,

Rata-rata perbulan dalam satu tahun pasien stroke yang di rawat inap

berjumlah 21 pasien, dan jumlah keseluruhan dalam satu tahun 252

pasien tahun 2015. Keempat bangsal tersebut mempunyai 73 perawat

yang bekerja. Dari perawat tersebut, 26 diantaranya merupakan perawat

lulusan S1, 46 perawat lulusan D3 dan 1 perawat lulusan D4. Perawat

yang memiliki masa kerja < 3 tahun berjumlah 21 perawat dan masa

kerja > 3 tahun berjumlah 53 perawat.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Karakteristik subjek penelitian yaitu pasien dengan diagnosa medis

stroke yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammdiyah

Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping selama >3

hari yang dapat dilihat pada tabel 4.1.


40

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis kelamin,


Usia, Pendidikan, Jenis Stroke, Tingkat Ketergantungan, dan Kelemahan
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping tahun
2016
No Karakteristik Subyek penelitian Frekuensi Persentai
(n) (%)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 27 64,29
Perempuan 15 35,71
Total 42 100,00
2. Usia
35 – 44 1 2,38
45 – 54 9 21,42
55 – 64 16 38,10
> 64 16 38,10
Total 42 100,00
3. Pendidikan
SD 13 30,95
SMP 14 33,33
SMA 12 28,57
Sarjana 3 7,14
Total 42 100,00
4. Jenis Stroke
Iskemik 36 85,71
Non-Iskemik 6 14, 29
Total 42 100,00
5. Tingkat Ketergantungan
Mandiri 2 4,76
Ketergantungan Ringan 7 16,67
Ketergantungan Sedang 18 42,86
Ketergantungan Berat 14 33,33
Ketergantungan Total 1 2,38
Total 42 100,00
6. Kelemahan
Hemiparesis 40 95,24
Hemiplegi 2 4,76
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer dan Data Sekunder

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui sebagian besar responden

(64,29%) berjenis kelamin laki-laki. Sebagian responden berusia

antara rentang 55 – 64 dan > 64 tahun (23,81%). Sebagian responden

memiliki pendidikan terakhir SMP (33,33%). Sebagian besar

responden (85,71%) menderita stroke iskemik dan 14,29% menderita


41

stroke hemoragik. Karakteristik responden sebagian besar (42,86%)

memiliki tingkat ketergantungan sedang. Sebagian besar responden

(95,24%) mengalami hemiparesis dan 4,76% mengalami hemiplegia.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Perawat di Rumah Sakit PKU


Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Lama Kerja Tahun 2016
No Karakteristik Subyek Penelitian Frekuensi Persentase
(n) (%)
1. Tingkat Pendidikan
S1 27 64,29
D3 15 35,71
Total 42 100,00
2. Lama Kerja
< 3 tahun 4 9,52
> 3 tahun 38 90,48
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa sebagian besar

perawat penanggung jawab pasien berpendidikan terakhir SI (64,29%)

dan sebanyak 35,71% memiliki pendidikan terakhir D3. Ditinjau dari

lama kerja perawat penanggung jawab pasien sebagian besar

mempunyai masa kerja dari > 3 tahun (90,48%).

2. Peran Perawat dalam ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping

Gambaran peran perawat dalam ADL pasien stroke dapat dilihat

pada tabel 4.3. peran perawat dalam ADL pasien stroke terbagi menjadi

beberapa implementasi yaitu mengkaji ADL pasien stroke yang dapat

dilihat pada tabel 4.4, membantu ADL pasien stroke yang dapat di lihat

pada tabel 4.5, dan mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke

yang dapat di lihat pada tabel 4.6.


42

Tabel 4.3. Peran perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan ADL Pasien


Stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping
Tahun 2016
Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi(%)
Peran Perawat dalam Pemenuhan
Kebutuhan ADL Pasien Stroke
Baik 0 0
Cukup 4 9,52
Kurang 38 90,48
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer

Berdasarkan table 4.3, dapat diketahui bahwa peran perawat yang

terdiri dari tindakan mengkaji ADL, membantu ADL, dan mengajarkan

pasien serta keluarga terkait ADL pasien stroke masih kurang (90,48%).

Didalam penelitian ini tidak ada responden yang menilai peran perawat

kedalam kategori baik.

Tabel 4.4. Peran Perawat dalam ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping berdasarkan tingkat pendidikan
dan lama kerja perawat tahun 2016
Peran perawat
Jumlah
Karakteristik Cukup
Baik (%) Kurang (%) (%)
(%)
Tingkat Pendidikan
S1 0 4,76% 59,53% 64,29
D3 0 4,76% 30,95% 35,71
Total 100,00
Lama kerja
< 3 tahun 0 2,38% 7,14% 9,52
> 3 tahun 0 7,14% 83,34% 90,48
Total 100,00
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.4, dari kategori peran perawat yang kurang,

sebagian besar adalah perawat S1 (59,53%) dan mayoritas memiliki masa

kerja > 3 tahun (83,34%). Data tersebut juga menunjukkan bahwa tidak

ada responden yang menilai peran perawat yang tergolong dalam

kategori baik.
43

Table 4.5. Peran perawat dalam mengkaji ADL pasien stroke di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Tahun 2016
Peran perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Mengkaji ADL pasien stroke
Baik 1 2,38
Cukup 16 38,10
Kurang 25 59,52
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa peran perawat dalam

bentuk mengkaji ADL pasien stroke (59,52%) masih tergolong kurang.

Tabel diatas juga menunjukkan responden yang menilai peran perawat

baik hanya 1 responden (2,38%).

Tabel 4.6. Peran perawat dalam membantu ADL pasien stroke di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Tahun 2016
Peran Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Membantu ADL pasien stroke
Baik 0 0
Cukup 7 16,67
Kurang 35 83,33
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa Implementasi perawat

terkait membantu ADL pasien stroke (83,33%) masih kurang. Responden

yang menilai baik terhadap perawat tidak ada.

Tabel 4.7. Peran perawat dalam mengajarkan ADL pada keluarga dan
pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Tahun 2016
Peran Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Mengajarkan ADL pada
keluarga dan pasien stroke
Baik 0 0
Cukup 4 9,52
Kurang 38 90,48
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer
44

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa peran perawat dalam

mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke (90,48%) tergolong

kurang. Responden yang menilai peran perawat baik belum ada.

C. Pembahasan

1. Karakteristik responden

a. Usia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Gamping terlihat bahwa usia responden sebagian besar berusia antara

55 – 64 dan lebih dari 64 tahun masing-masing sebanyak 16

responden (38,10%). Data tersebut sebanding dengan data Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menyatakan bahwa angka kejadian

stroke paling banyak terjadi pada rata-rata berusia > 55 tahun

(Riskesdas, 2013). Hasil tersebut di perkuat oleh Ratnasari (2011),

Sofyan (2013) dan Ghani (2016) dalam penelitiannya yang

menyatakan bahwa usia > 55 tahun memiliki risiko 5 kali lebih besar

terjadi stroke dibanding kelompok usia <55. Hal tersebut banyak

dipengaruhi oleh proses degenerasi tubuh, oleh karena itu perawat

perlu mengkaji kebutuhan pasien sehingga mampu dilakukan

perawatan secara optimal.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah


45

Gamping dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden mayoritas

adalah laki-laki, sebanyak 27 responden (64,29%). Penelitian ini

selaras dengan hasil penelitian dari Wardhana (2011) dan Wardhani

(2015) yang menyebutkan bahwa stroke paling banyak terjadi pada

jenis kelamin laki-laki. Hasil ini diperkuat oleh hasil penelitian Ghani

(2016) yang menyatakan bahwa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi

terkena stroke dibanding dengan perempuan. Laki-laki memiliki risiko

lebih tinggi terkena stroke, sebagian besar dipengaruhi oleh gaya

hidup laki-laki yang kurang baik seperti merokok, minum alcohol dan

kurangnya aktivitas fisik (Ghani, 2016).

Hal ini berbeda dengan data yang ditunjukkan oleh AHA (2010)

yang menyatakan bahwa prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin

lebih banyak terjadi pada perempuan, namun perbedaan yang terjadi

hanya sebesar 0,6%. Data tersebut selaras dengan hasil Riskesdas

tahun 2013 yang menunjukkan perbedaan 0,1% stroke lebih banyak

terjadi pada perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Dinata (2013),

Fandri (2014), dan Senaen (2015) pasien stroke perempuan lebih besar

dibandingkan dengan pasien laki-laki. Perbedaan ini terjadi karena

pada perempuan pasca menopause ( > 55 tahun) kadar hormon

estrogen menurun sehingga meningkakan resiko terjadinya stroke.

c. Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.1 dapat di katahui bahwa sebagian responden

memiliki pendidikan terakhir SMP (33,33%). Semakin rendah jenjang


46

pendidikan maka semakin sedikit informasi yang dapat di tangkap,

dan semakin tinggi pendidikan yang peroleh maka semakin luas

pengetahuan yang diperoleh (Saputera, 2015). Dengan demikian

tingkat pendidikan pasien akan berpengaruh terhadap kepatuhan

pasien dengan apa yang telah di ajarkan perawat terkait ADL ketika

menjalani perawatan di rumah.

d. Jenis Stroke

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa sebagian besar

(85,71%) pasien memiliki jenis stroke iskemik. Hal ini sejalan dengan

penelitian Yulinda (2009), Dinata (2013), dan Nasution (2013) yang

menyebutkan bahwa angka kejadian stroke iskemik lebih besar (85%)

dari pada stroke hemoragik. Stroke merupakan salah satu risiko yang

dapat terjadi pada orang yang memiliki hipertensi dan keterbatasan

pasien stroke tergantung pada area otak yang rusak (WHO, 2015).

Pasien dengan stroke iskemik memiliki tingkat ketergantungan yang

lebih rendah dan dapat di tingkatkan seiring berjalannya waktu dengan

melakukan rehabilitasi (Nasution, 2013). Oleh karena itu perawat

perlu melakukan implementasi terkait pemenuhan ADL pada pasien

stroke agar bisa dapat meningkatkan kualitas hidup pasien stroke.

e. Tingkat Ketergantungan

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa sebagian tingkat

ketergantungan pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammdiyah Gamping


47

termasuk pada tingkat ketergantungan sedang (42,86%). Hal ini

berkebalikan dengan hasil penelitian Yuniata (2013) yang hasilnya

mayoritas pasien stroke yang di rawat inap memiliki tingkat

ketergantungan berat. Perbedaan hasil penelitian tersebut mungkin

dipengaruhi oleh perbedaan tempat rawat inap pasien, dalam pelitian

Yuniata (2013) pasien di rawat di ruang IMC. Keterbatasan pasien

stroke merupakan akibat dari penyakit stroke yang berupa

kelumpuhan motorik yang terjadi karena kerusakan otak, hal tersebut

mengakibatkan pasien stroke sulit melakukan ADL sehingga bantuan

dari perawat dan dukungan dari keluarga sangat di perlukan untuk

menghindari kejadian depresi pada pasien stroke (Ratnasari, 2011).

f. Kelemahan

Berdasarkan penelitian mayoritas responden mengalami

hemiparesis (95,24%). Hal ini sejalan dengan penelitian Lingga

(2013) dan Fleming (2015) yang menyebutkan bahwa hemiparesis

merupakan bentuk kelumpuhan yang paling banyak (88%) ditemukan

pada pasien dengan stroke. Sekitar 8 dari 10 pasien stroke yang

mengalami hemiparesis sulit untuk melakukan ADL seperti aktivitas

makan, berpakaian, dan aktivitas mandi (National Stroke Association

[NSA], 2014).
48

2. Peran Perawat dalam ADL pasien Stroke di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping

Berdasarkan hasil penelitian tentang peran perawat dalam ADL

pasien stroke, didapatkan bahwa peran perawat kurang, baik itu dalam

mengkaji ADL pasien stroke, membantu ADL pasien stroke, maupun

mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke. Hasil penelitian ini

berbeda dengan penelitian Dewi (2016) yang menyatakan bahwa peran

perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, minum,

berpakaian, istirahat, BAK, BAB, rasa aman dan perlindungan diri pasien

tergolong baik, dari 78 responden 73,1% responden menilai perawat

berperan baik dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Perbedaan hasil

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2016)

kemungkinan terjadi karena perbedaan luas ruang lingkup dari peran

perawat yang mencakup pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,

dan memandang klien secara komprehensif. Penelitian terkait peran

perawat dalam ADL pasien stroke sendiri masih jarang dilakukan,

sehingga hal tersebut juga mempengaruhi perbedaan dari hasil penelitian.

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa sebagian besar perawat

penanggung jawab pasien memiliki tingkat pendidikan S1 (64,29%).

Penelitian ini selaras dengan penelitian Kambuaya (2016) yang

menyatakan bahwa jumlah perawat yang memiliki pendidikan terakhir S1

lebih besar di banding dengan perawat yang memiliki pendidikan terakhir

D3. Hal ini berkaitan dengan peran perawat dimana terdapat


49

kecenderungan tingkat pendidikan perawat mempengaruhi seorang

perawat dalam bertindak, berfikir, dan berperilaku (Murtianingarum,

2015).

Menurut Standar Kompetensi Perawat Indonesia (2012) peran

perawat D3 dan S1 memiliki perbedaan. peran perawat D3 (ahli madya)

yaitu melakukan pengkajian dan mengidentifikasi data yang berpotensi

terjadinya masalah kesehatan, mencatat dan melaporkan data temuan

secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar praktik dan kebijakan

pelayanan/asuhan kesehatan, melaksanakan tindakan keperawatan

mandiri yang direncanakan sesuai dengan standar asuhan keperawatan,

Mengidentifikasi dan melaporkan situasi perubahan yang memperburuk

kondisi pasien, dan melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar pada

situasi gawat darurat. Peran perawat S1 yaitu melakukan pengkajian

dengan sistematis dalam melengkapi data yang akurat dan relevan,

mengorganisasikan, menganalisis, menerjemahkan data hasil pengkajian

dari berbagai sumber, untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan

menetapkan rencana asuhan keperawatan, mampu berbagi data temuan

secara akurat dan tepat waktu yang sesuai dengan standar praktik dan

kebijakan pelayanan kesehatan, melaksanakan serangkaian prosedur,

treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik keperawatan

dan sesuai standar asuhan keperawatan, merespon perubahan kondisi

klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat, bertanggung jawab
50

dalam pengelolaan tim emergensi pada situasi gawat darurat sesuai

dengan standar pelayanan keperawatan (SKPI, 2012).

Peran perawat berdasarkan tingkat pendidikan pada tabel 4.4

menunjukkan bahwa sebagian besar perawat S1 (59,53%) dan D3

(30,95%) masih tergolong kurang. Pendidikan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi peran perawat, namun ada beberapa hal yang

turut serta mempengaruhi kinerja perawat yang berkaitan dengan tingkat

pendidikan yaitu lama kerja perawat. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa

hampir semua (90,48%) perawat mempunyai lama kerja >3 tahun dan

pada tabel 4.4 perawat dengan lama kerja >3 tahun sebagian besar

(83,34%) memiliki peran yang masuk dalam kategori kurang. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2013) yang

mengatakan bahwa semakin lama bekerja maka semakin berkurang

motivasi dalam bekerja. Peran perawat yang dilihat dalam penelitian ini

mencakup tiga hal, yaitu mengkaji ADL pasien stroke, membantu ADL

pasien stroke dan mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke.

a. Mengkaji ADL pasien stroke

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa peran perawat

dalam mengkaji ADL tergolong kurang. Penelitian yang spesifik

meneliti terkait peran perawat dalam mengkaji ADL pasien stroke

sendiri masih belum ada, namun penelitian yang dilakukan oleh

Abidin (2014) menyebutkan bahwa peran perawat dalam mengkaji

nutrisi tergolong baik (79%). Doctherman (2008) dan Irish Heart


51

Fundation (2015) berpendapat bahwa mengkaji ADL pasien stroke

merupakan salah satu hal yang penting.

Hal ini di dukung oleh National Stroke Foundation (2010) bahwa

proses pengkajian ADL pasien stroke merupakan hal yang harus

dilakukan secara berkala untuk melihat perkembangan keadaan pasien

dan sebagai dasar untuk menentukan rencana tindak lanjut perawatan

yang sesuai dengan keadaan pasien. Alfaro-LeFevre (2014) dan The

Royal Marsden NHS Fondation (2015) menyebutkan bahwa dalam

mengkaji pasien perawat harus fokus dalam optimalisasi fungsi,

kualitas hidup dan optimalisasi dalam mempromosikan kemandirian

pasien, namun didalam penerapannya peran perawat dalam mengkaji

masih kurang, Yanti (2013) dalam penelitiannya beranggapan bahwa

hal itu mungkin disebabkan oleh jumlah perawat yang lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah pasien, sehingga menurunkan motivasi

perawat yang terjadi akibat kejenuhan terhadap rutinitas pekerjaan

yang djalani oleh perawat. Rumah sakit tempat penelitian ini setiap

bangsal rata-rata memiliki jumlah perawat 17 yang dibagi ke dalam 3

shift dengan masing-masing shift 6 – 7 perawat yang merawat 30

pasien di setiap bangsalnya. Perbandingan jumlah perawat dan pasien

yang tidak sebanding ini membuat perawat lebih memprioritaskan

pada pasien yang memiliki kondisi yang lebih berat. Perawat juga

menganggap pengkajian ADL sudah termasuk dalam pengkajian

umum yang dilakukan di awal masuk dan saat pasien pulang.


52

b. Membantu ADL Pasien stroke

Peran perawat terkait membantu ADL pasien stroke seperti yang

dapat dilihat pada tabel 4.5 menunjukkan data bahwa peran perawat

terkait membantu ADL pasien stroke masih kurang. Hasil penelitian

ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pausther

(2013) yang menyebutkan bahwa pelaksanaan mobilisasi oleh perawat

pada pasien stroke masih kurang. Pausther (2013) berpendapat bahwa

kurangnya pelaksanan mobilisasi yang dilakukan oleh perawat

disebabkan karena perawat hanya melakukan mobilisasi pada area

yang tidak mengalamu gangguan saja. ADL pasien stroke sendiri

memiliki beberapa tingkatan, berdasarkan hasil penelitian sebagian

besar pasien stroke memiliki tingkat ketergantungan sedang (42,86%),

sehingga dalam melakukan ADL pasien stroke memerlukan bantuan

orang lain. Apabila perawat tidak membantu dalam pemenuhan ADL

pasien stroke yang memiliki ketergantungan kepada orang lain dapat

menghambat pemenuhan kebutuhan pasien, kemunduran kemandirian

pasien, dan dapat menyebabkan depresi pada pasien stroke maupun

keluarga pasien stroke (Peppy, 2011). Berdasarkan hal tersebut peran

perawat dalam membantu pasien merupakan salah satu hal yang harus

diperhatikan oleh perawat, sehingga kebutuhan ADL pasien stroke

dapat terpenuhi dan meminimalkan terjadinya depresi pada keluarga

dan pasien stroke. Hasil penelitian ini juga dipengaruhi oleh adanya

fisioterapis yang membantu pasien dalam pelaksanaan terapi


53

mobilisasi dan adanya keluarga yang menunggu pasien sehingga tugas

membantu pasien lebih dititik beratkan pada keluarga.

c. Mengajarkan ADL Pada Keluarga dan Pasien Stroke

Berdasarkan tabel 4.6 peran perawat terkait mengajarkan ADL

pada keluarga dan pasien stroke tergolong kurang. Hal ini dikarenakan

tugas perawat yang terlalu banyak sehingga perawat masih

mengesampingkan pemberian discharge planning, dan pemberian

informasi hanya dilakukan pada hari pasien pulang. Penelitian ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suryadi (2013) dan

Himam (2015) menyatakan bahwa peran perawat dalam discharge

planning pada pasien tergolong baik, namun penelitian ini di dukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Okatiranti (2015) yang

menyatakan bahwa hampir setengah (54%) dari populasi perawat

memiliki sikap tidak mendukung discharge planning.

Sikap perawat yang tidak mendukung pemberian informasi dalam

discharge planning dipengaruhi oleh adanya media massa yang

digunakan oleh pasien maupun keluarga pasien untuk mendapatkan

informasi baru yang merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi

sikap perawat tersebut (Okatiranti, 2015). Damawiyah (2015)

berpendapat bahwa peran perawat terkait mengajarkan ADL kepada

keluarga dan pasien stroke akan mempengaruhi proses perawatan

pasien ketika di rumah, jika dalam mengajarkan ADL kepada keluarga

dan pasien stroke belum optimal dapat berpengaruh pada kemandirian


54

pasien ketika di rawat di rumah. Berdasarkan hal tersebut maka

meskipun pasien dan keluarga mendapat informasi perawatan secara

mandiri, perawat tetap perlu melakukan pemberian informasi dan

mengajarkan cara perawatan pasien di rumah agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan.

D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian

1. Kekuatan Penelitian

Kekuatan penelitian ini adalah penelitian ini baru pertama kali

dilakukan. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam

melakukan penelitian lain dengan topik yang sama, namun dengan

metode yang berbeda. Penelitian ini juga merupakan salah satu yang

dilakukan untuk melihat kinerja perawat dalam perawatan pasien stroke,

khususnya pada ADL pasien stroke. Selain itu, dikarenakan resdonden

penelitian ini adalah pasien, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat

dimanipulasi oleh perawat.

2. Kelemahan Penelitian

Kelemahan penelitian ini adalah peneliti tidak melakukan observasi

kepada perawat dan tidak memberikan kuesioner pada perawat terkait

implementasi perawat yang dilakukan. Data yang diambil dalam

penelitian ini hanya berasal dari pasien stroke yang dirawat, sehingga data

yang diambil hanya dari persepsi pasien saja.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai peran perawat dalam pemenuhan

kebutuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta dan Gamping dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, berusia >55 tahun,

berpendidikan terakhir SMP, mengalami stroke iskemik dengan

hemiparesis dan memiliki tingkat ketergantungan sedang.

2. Sebagian besar perawat penanggung jawab pasien memiliki pendidikan

terakhir S1 dan mempunyai masa kerja > 3 tahun.

3. Peran perawat dalam pemenuhan ADL pasien stroke adalah kurang baik

itu dalam mengkaji kebutuhan ADL, membantu ADL, dan mengajarkan

ADL pada keluarga dan pasien stroke.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh, maka disarankan beberapa

hal sebagai berikut :

1. Bagi Profesi Keperawatan

Bagi profesi keperawatan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi perawat untuk meningkatkan

kinerja perawat dalam melakukan peran perawat. Diharapkan dalam

55
56

perawatan pasien stroke perawat melakukan asuhan keperawatan secara

komprehansif dan lebih mempertimbangkan ADL pasien stroke.

2. Bagi Pasien dan Keluarga

Masyarakat khususnya pasien dan keluarga dapat menggunakan

penelitian ini sumber informasi bagi masyarakat untuk mengetahui peran

perawat. Hal ini diharapkan keluarga dapat membatasi untuk memberikan

pasien bantuan sehingga tingkat ketergantungan pasien berkurang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selajutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan

untuk memberikan informasi tentang peran perawat terkait pemenuhan

ADL pasien stroke. Selain tu, jika meneliti tentang topik sama peneliti

selanjutnya dapat membagikan kuesioner pada pasien dan perawat,

sehingga data yang di dapatkan berasal dari dua arah. Selain memberikan

kuesioner pada perawat alangkah lebih baik lagi jika dilakukan observasi

langsung pada tindakan perawat.


DAFTAR PUSTAKA

Aadal, Lena., et al. (2013). Nursing roles and functions in the inpatient
neurorehabilitation of stroke patients: a literature review. Journal of
neuroscience Nursing, 45(3):158-70.

Abidin. (2014). Peran Perawat Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pasien


Kemoterapi Di Rumah Sakit Umum Daerah Banda Aceh Tahun 2014.
Universitas Syiah Kuala

Al-Qur’an

Alfaro-LeFevre, R. (2014) Applying Nursing Process: The Foundation for


Clinical Reasoning. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

American Heart Association (AHA). (2010). Guidelines for the Prevention of


Stroke in Patients WithStroke or Transient Ischemic Attack A Guideline for
Healthcare Professionals From the American Heart ssociation/American
Stroke Association. Diakses pada 2 Agustus 2016 dari
http://stroke.ahajo2u2r7nals.org/

American Heart Association (AHA). (2015). Let’s Talk About Stroke: Fact Sheet.
[Artikel].

American Heart Association (AHA). (2015). Heart Disease and Stroke Statistics –
At-a-Glance [Artikel]. Diakses pada 14 Februari 2016 dari
http://www.heart.org/idc/groups/ahamah-
public/@wcm/@sop/@smd/documents/downloadable/ucm_470704.pdf

Anne F, Josie D, Anne M, Jayne S, Margreet W, John Y, Lalit K, and Amanda F.


(2015). The Development and Implementation Of The Structured Training
Programme For Caregivers Of Inpatients After Stroke(TRACS) Intervention
: The London Stroke Carers Training Course. Clinical Rehabilitation
Vol.29(3) 211-220.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta


: Rineka Cipta.

Batticaca, Fransisca B. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.

Bogousslavsky, Julien et al. (2005). Long-Term Effects Of Stroke. New York :


Marcel Dekker Inc.

57
58

Damawiyah, Siti. (2015). Pengaruh Penerapan Discharge Planning dengan


Pendekatan Family Centered Nursing Terhadap Motivasi dan Kesiapan
Keluarga dalam Merawat Pasien Stroke Pasca Akut di RS. Islam Surabaya.
Universitas Diponegoro Semarang diakses pada 28 Juli 2016 dari
http://eprints.undip.ac.id/47236/1/Bab_1-3.pdf

Departemen Kesehatan Republik Indnesia. (2014). Laporan Nasional Riset


Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: DepKes RI. Diakses pada 26 Mei 2015 dari
www.litbang.depkes.go.id/sites/.../rkd2013/Laporan_ Riskesdas2013.PDF

Dewi,Mei, Mulyaningsih. (2016). Peran Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan


Dasar Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Stroke di RSUD
dr. Moewardi Surakarta. Gaster Vol. XIV No. 1 Februari 2016. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta

Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta (2013). Profil Kesehatan Provinsi DIY
tahun 2013. Yogyakarta: DinKes Provinsi DIY.

Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta (2014). Profil Kesehatan Provinsi DIY
tahun 2014. Yogyakarta: DinKes Provinsi DIY.

Dinata, Cintya Agreayu, Yuliarni Safrita, Susila Sastri. (2013). Gambaran Faktor
Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam
RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012.
Jurnal Kesehatan Andalas. Diakses pada 2 Agustus 2016 dari
http://jurnal.fk.unand.ac.id.

Doctherman, Joanne McCloskey, Gloria N. Bulecheck. (2008). Nursing


Interventions Classification Fifth Edition. USA : Mosby Elsevier.

Family Caregiver Alliance (FCA). (2012). Fact Sheet: Selected Caregiver Statistc
[Versi elektronik]. San Fransisco: Family Caregiver Alliance. Diakses 5 juli
2015 dari http://www.selected-caregiver-statistics

Fandri, Sherly, Wasisto Utomo, Ari Pristiana Dewi. (2014). Perbedaan Status
Fungsional Pasien Stroke Saat Masuk Dan Keluar Ruang Rawat Inap
RSUD Arifin Achmad. JOM PSIK Vol.1 No.2 Oktober 2014 diakses pada 2
Agustus 2016 dari
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/download/3412/3308

Fleming, Talya K. (2015) Functional Problems In Post-Acute Stroke


Rehabilitation. Johnson Rehabilitation Institute. Diakses pada 2 Agustus
2016 dari http://www.heart.org

Fricke, Janet. (2010). Activities of Daily Living. Center for International


Rehabilitation Research Information and Exchange (CIRRIE). Diakses
59

pada 20 Mei 2015 dari


http://cirrie.buffalo.edu/encyclopedia/en/pdf/activities_of_daily_living.pdf

Ghani, Lannywati, Laurentia K. Mihardja, Delima. (2016). Faktor Risiko


Dominan Penderita Stroke di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol.
44 No. 1, Maret 2016 : 49 – 58.

Gorelick, Philip B., Milton Alter. (2002). The Prevention Of Stroke. Uninted
Kingdom (UK) : The Parthenon Publishing Group.

Guyton & Hall. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.

Hardywinoto, Setiabudi. (2005). Panduan Gerontologi: Tinjauan dari berbagai


Aspek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Hartati, J. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Family


Caregiving dalam Merawat Pasien Paska Stroke Dirumah. Karya
Tulis Ilmiah strata satu, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Diakses
pada 5 Juli 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25560/1/JULIA%
20HARTATI%20-%20fkik.pdf

Himam, Iqonul. (2015). Hubungan Peran Educator Perawat Dalam Pelaksanaan


Discharge Planning Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Untuk Kontrol Di Poli
Interna RSUD dr.h. Moh. Anwar Sumenep. Universitas Muhammadiyah
Surabaya. Diakses pada 2 Agustus 2016 dari http://repository.um-
surabaya.ac.id/794/1/PENDAHULUAN.pdf

Indriyati. (2009). Hubungan activity of daily living (adl) berdasarkan indeks


barthel dengan tingkat depresi pada pasien stroke di bangsal anggrek 1
rumah sakit dr. Moewardi surakarta.Skripsi thesis [on-line]. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/6401/ diakses pada 15
Juni 2015 pukul 15.43 WIB.

Irish Heart Fundation. (2015). Stroke – a guide for those affected by stroke and
their carers. Ireland : Royal College of Surgeons. Diakses pada 28 Mei
2015 pada www.irishheart.ie

Junaidi, Iskandar. (2011). Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: C.V. Andi


Offset

Kambuaya, Hanna Grace, Sefty Rompas, Rivelino S. Hamel. (2016). Hubungan


Tingkat Pendidikan Dan Lamanya Kerja Dengan Kinerja Perawat Di
Rumah Sakit Umum Kabupaten Sorong. e-journal Keperawatan (e-Kp)
Volume 4 Nomor 1 Mei 2016.
60

Khairunnisa N. (2014). Hemiparese sinistra, paresenervus vii, ix, x, xii e.c stroke
Nonhemorrhagic. JUKE Unila. 2(3):53.

Lingga, Lanny. 2013. All About Stroke. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Lutz, B.J., & Young, M.E. (2010). Rethingking Intervention Strategies in Stroke
Family Caregiving. Rehabilitation Nursing, Vol. 35 : 152-160)

Misbach, J. (2007). Pandangan umum mengenai stroke. Jakarta: Balai penerbit


FKUI.

Murtianingarum, Bella. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat Dengan


Perilaku Caring Perawat dii RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Muttaqin, Arif (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta :Penerbit Salemba Medika.

Nasution, LF. (2013). Stroke Non Hemoragik Pada Laki-Laki Usia 65 Tahun.
Medula, Volume 1, Nomor 3, Oktober 2013. Universitas Lampung

National Institude of Health. (2014). Post-Stroke Rehabilitation. NIH Publication


No. 14 1846 [Brosur]. Diakses pada 9 juni 2015 dari
http://stroke.nih.gov/documents/Post-
Stroke_Rehabilitation_english_brochure.pdf

National Institute Of Neurological Disorder & Stroke. (2008).


http://www.nih.gov/about/almanac/organization/NINDS.htm diakses pada 9
Juni 2015 pukul 14.20 WIB.

National Stroke Association. (2014). Am I Having A Stroke ?. Diases pada 2


Agustus 2016 dari http://www.stroke.org

National Stroke Foundation (NSF). (2010). Clinical Guidelines for Stroke


Management; A quick guide for nursing. Melbourne: 2010 pp. 78 – 95.

Nursalam (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 3. Jakrta : Salemba Medika.

Nursanti, Raeni (2007). Gambaran tingkat ketergantungan Activity Daily Living


(ADL) pada pasien stroke Haemoragik dan non Haemoragik di unit stroke
RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta. Fakultas Kedonteran Universitas Gadjah
Mada.
61

Okatiranti. (2015). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam


Pelaksanaan Discharge Planning Pada Pasien Diabetes Mellitus Type II.
Jurnal Ilmu Keperawatan Volume III No. 1 April 2015.

Parekh, I. & Rhoda A. (2013). Functional Outcomes of Stroke Patients Admitted


to a Tertiary Hospital in Western Cape, South Africa. South Africa Journal
of Physiotherapy Vol 69 no 2: pp. 10-14

Pausther, Agus Pahrianto. (2013). Gambaran Pelaksanaan Mobilisasi Pada


Pasien Stroke Oleh Perawat di RSUD.Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota
Gorontalo 2013. Universitas Negeri Gorontalo.

PPNI, AIPNI, AIPDIKTI. (2012). Standar Kompetensi Perawat Indonesia

Ratnasari, Pepy. (2011). Hubungan Antara Tingkat Ketergantungan Activiy Daily


Living dengan Depresi Pada Pasien Stroke di RSUD Tugurejo Semarang.
STIKES Tugurejo Semarang.

Resnick, Barbara, Ethel Mitty. (2009). Assisted Living Nursing A Manual for
Management and Practice. New York : Springer Publising Company

Rosiana, P.W.(2009). Rehabilitasi Stroke pada Pelayanan Kesehatan


Primer.Jakarta : Majalah Kedokteran Indonesia Volume 59, Nomor 2.

Saputera, Ariawan Wangsa, Maria Manuk, Yohanes Kurniawan. (2015).


Dukungan Sosial Keluarga Dan Proses Rehabilitasi Motorik Pasien Stroke.
Adi Husada Nursing Journal Vol. 1, NO. 2, Desember 2015.

Senaen, Caroline G., Mieke A. H. N Kembuan, Rizal Tumewah (2015). Profil


Penderita Stroke dengan Hipertensi Di Bagian Rawat Inap Neurologi RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2013 – Juni 2014. Jurnal e-
Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari - April 201. Diakses pada 2
Agustus 2016 dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=315874&val=1001&
title=PROFIL%20PENDERITA%20STROKE%20DENGAN%20HIPERTE
NSI%20DI%20BAGIAN%20RAWAT%20INAP%20NEUROLOGI%20RSUP
%20PROF.%20DR.%20R.%20D.%20KANDOU%20MANADO%20PERIO
DE%20JULI%202013%20%C3%A2%E2%82%AC%E2%80%9C%20JUNI
%202014

Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC.

Sofyan, Aisyah Muhrini, Ika Yulieta Sihombing, Yusuf Hamra.(2013). Hubungan


Umur, Jenis Kelamin, dan Hipertensi dengan Kejadian Stroke. Universitas
62

Halu Oleo. Diakses pada 28 Juli 2016 dari


http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/view/182/125

Stein, Joel et al. (2009). Stroke Recovery & Rehabilitation. New York:
Demosmedical.

Stroke Association. (2012). Fact Sheet: Smoking and the Risk of Stroke. Stroke
Association’s Information Service. Factsheet 19 version 01 [Brosur].
Diakses pada 20 Juni 2015 dari
http://www.stroke.org.uk./sites/default/files/smoking_and_the_risk_of_strok
e.pdf

Sugiarto, Andi. (2005). Penilaian Keseimbangan dengan Aktivitas Kehidupan


Sehari-hari pada Lansia di Panti Werdha Pelkris Elim Semarang dengan
Menggunakan Berg Balance Scale dan Indeks Barthel. Semarang : UNDIP

Suryadi, Riza Firman, Dodi Wijaya, Anisah Ardiana. (2013). Hubungan Peran
Educator Perawat dalam Discharge Planning dengan Tingkat Kepatuhan
Pasien Rawat Inap untuk Kontrol di Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013 Universitas Jember.
Diakses pada 2 Agustus 2016 dari
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/60665/Riza%20Fir
man%20Suryadi.pdf?sequence=1

Syairi, Abu. (2013). Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien Tentang Self-Care


(Perawatan Diri) Pada Anggota Keluarga yang Mengalami Stroke di RSU
Kabupaten Tangerang Tahun 2013. Universitas Islam Negeri Syarif
HidayatullahJakarta.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/
25474 diakses pada 15 Juni 2015 pukul 16.25 WIB.

Sylvia, Price., Wilson, & Lorraine M. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis


Proses – Proses Penyakit. Jakarta : EGC)

The Royal Marsden NHS Foundation Trust. (2015. ) The Royal Marsden Manual
of Clinical Nursing Procedures: Student Edition, Ninth Edition. Diakses
pada 2 Agustus 2016 dari
http://www.royalmarsdenmanual.com/productinfo/pdfs/RMM_Stud_c02.pdf

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Republik


Indonesia.

Valente et al. (2015). Ischemic Stroke Due to Middle Cerebral Artery M1 Segment
Occlusion: Latvian Stroke Register Data. Proceedings of the Latvian
Academy of Sciences, Volume 69, Issue 5, Pages 274–277. Diakses pada 21
Januari 2016 pada http://www.degruyter.com/view/j/prolas.2015.69.issue-
5/prolas-2015-0042/prolas-2015-0042.xml
63

Wardhana, Wisnu A. (2011). Strategi Mengatasi dan Bangkit dari Stroke.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Wardhani, Irma Okta, Santi Martini. (2015). Hubungan Karakteristik Pasien


Stroke Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Rehabilitasi
Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 : 24–34. Diakses
pada 2 Agustus 2016 pada http://obstetri-
ginekologi.fk.unair.ac.id/index.php/JBE/article/view/1310/106

Warlow et al. (2008). Stroke Practical Management Third Edition. Published by


Blackwell Publishing.

Wibowo, Heri Tri, Duwi basuki, Puput Lia Tri Anjarsari. (2009). Gambaran
Pemenuhan ADL (Activity Daily Living) Pada Ibu Post Partum Hari Ke 1-2
di RB “LILIK” Desa Betro Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.

Winda, Y. (2010). Pengalaman Caregiver Keluarga dalam Konteks Asuhan


Keperawatan Pasien Stroke Tahap Paska Akut di RSUP Fatmawati.Tesis
(tidak diterbitkan).Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

World Health Organization (WHO). (2014). Noncommunicable Diseases. [Fact


Sheet]. Diakses 22 Juni 2015 dari
http://www.who.int/entity/mediacentre/factsheets/fs355/index.html

World Health Organization (WHO). (2014). Global Status Report on Non-


communicabel Diseases. Geneva: WHO Press.

World Health Organization (WHO). (2015). Health Topics: Stroke,


Cerebrovascular Accident. Diakses pada 5 Juli 2015 dari
http://www.who.int/topics/cerebrovascular_accident/en/

Whitehead, Philip J. (2013). What are the characteristics of patients with a stroke
who are believed to need a pre-dischage home visit by occupational
theraphists? M phil thesis. University of Nottingham, Uninted Kingdom.
Diakses pada tanggal 5 Juli 2015 pada
http://eprints.nottingham.ac.uk/13138/1/Philip_Whitehead_MPhilThesis_FI
NAL_HARDVersion.pdf

Yanti, Retyaningsih Ida, Bambang Edi Warsito. (2013). Hubungan Karakteristik


Perawat, Motivasi, Dan Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses
Asuhan Keperawatan. Jurnal Managemen Keperawatan Volume 1, No. 2,
November 2013; 107-114

Yayasan Stroke Indonesia. (2012). Tahun 2020, Penderita Stroke Meningkat 2


Kali.Yayasan Stroke Indonesia.
64

Yeyen, Mohammad. (2013). Hubungan Pengetahuan Perawat dengan


Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Stroke di Rumah Sakit
Umum Daerah Pohawato Tahun 2012. Skripsi S-1 [on-line]. Universitas
Negeri Gorontalo. Diakses pada 9 Juni 2015 dari
http://eprints.ung.ac.id/1917/.

Yuanita, Endra, Maria Suryani, Sayono. (2013). Hubungan antara tingkat


Ketergantungan Pasien Dengan lamanya Kontak perawat dalam memenuhi
Kebutuhan Nutris pada pasien stroked RSUD Tugurejo Semarang. Stikes
Telogorejo. Diakses pada 2 Agustus 2016 dari
http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/117.

Yulinda. W. (2009). Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan Pada Kemenpuan


Motorik Penderita Stroke. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sumatera Utara :
Medan.
C orrelat ions

pe rtan y aa n1 pe rtan y aa n2 pe rtan y aa n3 pe rtan y aa n4 pe rtan y aa n5 pe rtan y aa n6 pe rtan y aa n7 pe rtan y aa n8 pe rtan y aa n9 pe rtan y aa n10 pe rtan y aa n11 pe rtan y aa n12 pe rtan y aa n13 pe rtan y aa n14 pe rtan y aa n15 total
pe rtan y aa n1 Pe ar s on C o rr elation 1 .391 .055 .168 .271 .041 .053 .000 .318 .108 .000 .073 - .2 07 .282 .000 .313
Sig. ( 2-ta iled ) .088 .817 .480 .248 .863 .824 1.00 0 .172 .650 1.00 0 .761 .382 .229 1.00 0 .179
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n2 Pe ar s on C o rr elation .391 1 - .0 89 - .1 57 .278 - .0 96 .256 .045 - .0 80 .103 - .1 91 .095 .270 .019 - .1 17 .206
Sig. ( 2-ta iled ) .088 .709 .508 .236 .689 .277 .852 .737 .664 .420 .691 .249 .937 .623 .383
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n3 Pe ar s on C o rr elation .055 - .0 89 1 .756 ** .178 .168 .548 * .572 ** .343 .415 - .1 53 .137 .339 - .1 31 .021 .519 *
Sig. ( 2-ta iled ) .817 .709 .000 .454 .478 .012 .008 .139 .069 .519 .564 .143 .583 .930 .019
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n4 Pe ar s on C o rr elation .168 - .1 57 .756 ** 1 .103 .179 .437 .401 .293 .278 - .2 86 .124 .249 .264 - .0 43 .476 *
Sig. ( 2-ta iled ) .480 .508 .000 .664 .451 .054 .080 .209 .236 .221 .602 .289 .260 .858 .034
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n5 Pe ar s on C o rr elation .271 .278 .178 .103 1 .127 .108 .338 .090 .478 * .121 .202 .222 .311 .367 .523 *
Sig. ( 2-ta iled ) .248 .236 .454 .664 .594 .649 .145 .704 .033 .610 .394 .348 .182 .112 .018
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n6 Pe ar s on C o rr elation .041 - .0 96 .168 .179 .127 1 .461 * .616 ** .503 * .598 ** .472 * .348 .069 .265 .067 .629 **
Sig. ( 2-ta iled ) .863 .689 .478 .451 .594 .041 .004 .024 .005 .036 .133 .772 .258 .779 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n7 Pe ar s on C o rr elation .053 .256 .548 * .437 .108 .461 * 1 .793 ** .177 .614 ** .045 .367 .355 - .0 72 .091 .659 **
Sig. ( 2-ta iled ) .824 .277 .012 .054 .649 .041 .000 .455 .004 .850 .112 .125 .764 .703 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n8 Pe ar s on C o rr elation .000 .045 .572 ** .401 .338 .616 ** .793 ** 1 .388 .765 ** .257 .267 .302 .008 .136 .751 **
Sig. ( 2-ta iled ) 1.00 0 .852 .008 .080 .145 .004 .000 .091 .000 .273 .256 .196 .972 .567 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n9 Pe ar s on C o rr elation .318 - .0 80 .343 .293 .090 .503 * .177 .388 1 .375 .425 .294 .000 .314 - .0 25 .559 *
Sig. ( 2-ta iled ) .172 .737 .139 .209 .704 .024 .455 .091 .104 .062 .208 1.00 0 .178 .916 .010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n10 Pe ar s on C o rr elation .108 .103 .415 .278 .478 * .598 ** .614 ** .765 ** .375 1 .283 .506 * .433 .192 .459 * .833 **
Sig. ( 2-ta iled ) .650 .664 .069 .236 .033 .005 .004 .000 .104 .226 .023 .056 .417 .042 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n11 Pe ar s on C o rr elation .000 - .1 91 - .1 53 - .2 86 .121 .472 * .045 .257 .425 .283 1 .488 * .011 .120 .384 .368
Sig. ( 2-ta iled ) 1.00 0 .420 .519 .221 .610 .036 .850 .273 .062 .226 .029 .963 .613 .094 .111
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n12 Pe ar s on C o rr elation .073 .095 .137 .124 .202 .348 .367 .267 .294 .506 * .488 * 1 .486 * .515 * .574 ** .667 **
Sig. ( 2-ta iled ) .761 .691 .564 .602 .394 .133 .112 .256 .208 .023 .029 .030 .020 .008 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n13 Pe ar s on C o rr elation - .2 07 .270 .339 .249 .222 .069 .355 .302 .000 .433 .011 .486 * 1 .245 .552 * .534 *
Sig. ( 2-ta iled ) .382 .249 .143 .289 .348 .772 .125 .196 1.00 0 .056 .963 .030 .299 .012 .015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n14 Pe ar s on C o rr elation .282 .019 - .1 31 .264 .311 .265 - .0 72 .008 .314 .192 .120 .515 * .245 1 .376 .469 *
Sig. ( 2-ta iled ) .229 .937 .583 .260 .182 .258 .764 .972 .178 .417 .613 .020 .299 .102 .037
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pe rtan y aa n15 Pe ar s on C o rr elation .000 - .1 17 .021 - .0 43 .367 .067 .091 .136 - .0 25 .459 * .384 .574 ** .552 * .376 1 .468 *
Sig. ( 2-ta iled ) 1.00 0 .623 .930 .858 .112 .779 .703 .567 .916 .042 .094 .008 .012 .102 .037
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
total Pe ar s on C o rr elation .313 .206 .519 * .476 * .523 * .629 ** .659 ** .751 ** .559 * .833 ** .368 .667 ** .534 * .469 * .468 * 1
Sig. ( 2-ta iled ) .179 .383 .019 .034 .018 .003 .002 .000 .010 .000 .111 .001 .015 .037 .037
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. C or r elation is s ign ific a nt at th e 0.01 lev el ( 2- tailed) .
*. C or r elation is s ign ific a nt at th e 0.05 lev el ( 2- tailed) .
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded(
0 .0
a)
Total 20 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.737 16
Statistics

ketergantu
jenis kelamin ngan pendidikan jenis stroke kelemahan tp_perawat
N Valid 42 42 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0 0 0

Statistics

kategori
lama kerja kategori usia
N Valid 42 42
Missing 0 0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-lak 27 64.3 64.3 64.3
Perempua 15 35.7 35.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

ketergantungan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berat 14 33.3 33.3 33.3
Mandiri 2 4.8 4.8 38.1
Ringan 7 16.7 16.7 54.8
Sedang 18 42.9 42.9 97.6
Total 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PT 3 7.1 7.1 7.1
SD 13 31.0 31.0 38.1
SMA 12 28.6 28.6 66.7
SMP 14 33.3 33.3 100.0
Total 42 100.0 100.0
jenis stroke

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hemoragi 6 14.3 14.3 14.3
Iskemik 36 85.7 85.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

kelemahan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid hemipare 40 95.2 95.2 95.2
hemipleg 2 4.8 4.8 100.0
Total 42 100.0 100.0

tp_perawat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D3 15 35.7 35.7 35.7
S1 27 64.3 64.3 100.0
Total 42 100.0 100.0

kategori usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 1 2.4 2.4 2.4
2.00 9 21.4 21.4 23.8
3.00 16 38.1 38.1 61.9
4.00 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0

kategori lama kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 4 9.5 9.5 9.5
2.00 38 90.5 90.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
Statistics

kategori kaji kategori ajar kategori bantu data kategori


N Valid 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0

data kategori

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 38 90.5 90.5 90.5
2.00 4 9.5 9.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

kategori kaji

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 25 59.5 59.5 59.5
2.00 16 38.1 38.1 97.6
3.00 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0

kategori bantu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 35 83.3 83.3 83.3
2.00 7 16.7 16.7 100.0
Total 42 100.0 100.0

kategori ajar

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 38 90.5 90.5 90.5
2.00 4 9.5 9.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
26

KARYA TULIS ILMIAH

Naskah Publikasi
PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL)
PASIEN STROKE OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN GAMPING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana


Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
LIA NURUL LATIFAH
20120320001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
26
Nursing Role In Stroke Patient Activites Daily Living
(ADL) Fulfillment In PKU Muhammadiyah Hospital
Yogyakarta and Gamping

Pemenuhan Kebutuhan Activites Daily living (ADL)


Pasien Stroke oleh Perawat di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Dan Gamping

Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY

Abstract

Background: Stroke patients in Indonesia was increasing every years. One effect of stroke was impaired of
motor function that cause stroke patients required assistance in ADL and need long term care. The important
role of nurses to improved the stroke patient independence, like assessed, assisted, and taught stroke patient
and their families about ADL so it do not hamper the fulfillment of patients need. This study aims to describe
of nursing implementation in stroke patients ADL fulfillment in PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta
and Gamping Methods: This research was quantitative descriptive. The sampling technique used accidental
sampling with number of sample 42 respondents. The research instrument used a questionnaire of nursing
role in stroke patients ADL fulfillment that arranged alone in the form of question with Likert sacle. Data
were analyzed using descriptive statistics. Results: Nursing implementation in ADL fulfillment, showed
88,10% including poor category, with details in assessing ADL (59,52%), assisting ADL (66,67%), and
teaching ADL for stroke patient and their families (90,48%) were in the poor category. Conclusions and
recommendations: Nursing implementation in stroke patients ADL fulfillment is poor category, either on
assessing, assisting, or teaching stroke patient and their families. Researchers suggest in future studies to do
observation and for nurse must improve their performance.

Keyword: Activites Daily Living, Nurse, Stroke

Abstrak

Latar Belakang: Penderita stroke di Indonesia meningkat setiap tahun. Salah satu dampak stroke yang dapat
terjadi adalah gangguan fungsi motorik yang mengakibatkan pasien stroke memerlukan bantuan dalam
melakukan ADL sehingga memerlukan perawatan yang lama. Pentingnya peran perawat untuk meningkatkan
kemandirian pasien, seperti mengkaji, membantu, dan mengajarkan ADL keluarga dan pasien stroke sehingga
pemenuhan kebutuhan tidak terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi perawat
dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan
Gamping. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel
menggunakan acidental sampling dengan jumlah sampel 42 responden. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner implementasi perawat dalam ADL pasien stroke yang disusun sendiri dalam bentuk pertanyaan
dengan skala Likert. Analisa data menggunakan deskristif statistik. Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa implementasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke termasuk
kategori kurang (88,10%), dengan rincian dalam mengkaji aktivitas sehari-hari (59,52%), membantu aktvitas
sehari-hari (66,67%), dan mengajarkan aktivitas sehari-hari pada keluarga dan pasien stroke (90,48%) berada
dalam kategori kurang. Kesimpulan dan Saran: Implementasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL
pasien stroke adalah kurang baik dalam mengkaji, membantu, dan mengajarkan ADL pada keluarga dan
pasien stroke. Bagi perawat diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya dan bagi peneliti selajutnya untuk
melakukan observasi secara langsung.

Kata Kunci: Activies Daily Living (ADL), Perawat, Stoke

1
2

PENDAHULUAN mengalami disabilitas sebanyak 71,5%

Stroke adalah suatu sindrom klinis dan hanya ada 15% yang sembuh dari

yang ditandai dengan hilangnya fungsi serangan stroke dan disabilitas6.

otak secara akut dan dapat Disabilitas (kecacatan fisik)

menimbulkan kematian (World Health tersebut mengakibatkan penderita

Organization [WHO], 2014)1. mengalami kesulitan dalam

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar melaksanakan aktivitas sehari-hari

prevalensi stroke di Indonesia sebanyak sehingga pasien memerlukan bantuan

57,9%. Angka kejadian stroke di dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Yogyakarta sebesar 26,3% dan yang meliputi makan, berpakaian,

menempati peringkat kedua di Provinsi mandi, toileting, berhias, pengontrolan

D.I.Y 2,3. eliminasi, berpindah, dan mobilisasi

Stroke terjadi karena secara mandiri7,8,9. Keadaan ini

terhambatnya oksigenasi dan nutrisi ke menyebabkan pasien stroke

otak menyebabkan hilangnya fungsi membutuhkan bantuan dalam

otak sehingga menimbulkan gangguan melakukan aktivitas sehari-hari.

atau kecacatan fisik4. Irish Heart Pasien stroke dengan disabilitas

Foundation menyebutkan bahwa memerlukan bantuan keluarga maupun

hemiplegia dan hemiparesis merupakan perawat di rumah sakit untuk

kecacatan fisik yang paling sering membantu aktivitas sehari-hari pasien

terjadi pada 80% pasien stroke5. stroke dalam jangka waktu yang cukup

Indonesia sendiri penderita stroke yang lama7. Perawat memiliki peran penting
3

dalam membantu ADL pasien stroke, bisa melakukan apapun dan depresi

tindakan perawat tersebut menurut pada orang yang membantu merawat

Doctherman dan Irish Heart pasien12,13.

Fundation adalah mengkaji kebutuhan Banyak penelitian yang

pasien yang bertujuan untuk menyebutkan bahwa program

mengetahui keadaan umum pasien dan rehabilitasi efektif dalam meningkatkan

merupakan salah satu poin penting status fungsional pasien stroke, namun

untuk menentukan intervensi dan masih tetap diperlukan latihan lain

implementasi keperawatan yang seperti melatih ADL agar dapat

tepat5,10,11. Selain itu perawat memiliki mengurangi ketergantungan pasien,

peran membantu pasien dalam jika hanya melakukan rehabilitasi

beraktivitas sehari-hari dan membantu medis tanpa di ikuti latihan yang lain

mengatur aktivitas sehari-hari pasien, maka pasien stroke dalam melakukan

serta yang ketiga memberikan ADL akan bergantung pada caregiver,

dukungan dan edukasi kepada pasien dan juga bisa memperparah

maupun orang lain yang membentu disabilitasnya14.

merawat pasien. Apabila perawat tidak Hasil studi pendahuluan yang

melakukan asuhan keperawatan terkait dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit

ADL kepada pasien stroke, maka dapat PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan

menghambat pemenuhan kebutuhan Gamping dengan melakukan

pasien, kemunduran kemandirian wawancara dengan beberapa perawat di

pasien, dan dapat menyebabkan depresi rumah sakit menyatakan bahwa peran

pada pasien stroke karena merasa tidak implementasi perawat di rumah sakit
4

terkait ADL masih kurang maksimal, satu tahun sebanyak 47 pasien dengan

10 perawat yang di wawancara, 7 jumlah keseluruhan pasien berjumlah

perawat mengatakan jarang melakukan 564 pasien pada tahun 2015, sedangkan

pengkajian spesifik terkait ADL pasien sampel dalam penelitian ini sebanyak

stroke dan penelitian yang membahas 42 responden yang dipilih dengan

peran implementasi perawat terkait teknik accidental sampling dengan

ADL juga masih sedikit. Berdasarkan kriteria inklusi pasien stroke dengan

uraan permasalahan di atas, peneliti hemiplegi atau hemiparesis, tidak

tertarik untuk melakukan penelitian afasia, dirawat selama >3 hari dengan

tentang implementasi perawat dalam kondisi stabil dan telah melewati fase

pemenuhan activity daily living (ADL) akut stroke, serta berpendidikan

pasien stroke di Rumah Sakit PKU terakhir SD.

Muhammadiyah Yogyakarta dan Kriteria eksklusi penelitian ini

Gamping. adalah pasien yang mengalami

perburukan kondisi. Teknik

METODE PENELITIAN pengambilan data dengan cara peneliti

Penelitian ini merupakan memberikan kuisioner tentang

penelitian deskriptif kuantitatif. implementasi perawat dalam

Populasi dalam penelitian ini adalah pemenuhan ADL pasien strokekepada

pasien stroke yang dirawat inap di pasien. Pengolahan data menggunakan

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah analisis univariat.

Yogyakarta dan Gamping. Rata-rata

pasien per bulan yang dirawat selama


5

HASIL PENELITIAN (42,86%) memiliki tingkat

Karakteristik Responden ketergantungan sedang. Sebagian besar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden responden (95,24%) mengalami


Berdasarkan Jenis kelamin, Usia, Jenis Stroke,
dan Tingkat Ketergantungan di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan
hemiparesis.
Gamping Tahun 2016
Karatkeristik Perawat
No Karakteristik Subyek penelitian Frekuensi Persentai
(n) (%)
1. Jenis Kelamin Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perawat di
Laki-laki
Perempuan
27
15
64,29
35,71
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Total 42 100,00 Yogyakarta dan Gamping Berdasarkan Tingkat
2. Usia
35 – 44 1 2,38
Pendidikan dan Lama Kerja Tahun 2016
45 – 54 9 21,42
55 – 64 16 38,10 No Karakteristik Subyek Penelitian Frekuensi Persentase
> 64 16 38,10 (n) (%)
Total 42 100,00
1. Tingkat Pendidikan
3. Pendidikan S1 27 64,29
SD 13 30,95 D3 15 35,71
SMP 14 33,33
Total 42 100,00
SMA 12 28,57
Sarjana 3 7,14 2. Lama Kerja
1 – 5 tahun 23 54,76
Total 42 100,00
6 – 10 tahun 6 14,29
4. Jenis Stroke
> 10 tahun 13 30,95
Iskemik 36 85,71
Non-Iskemik 6 14, 29 Total 42 100,00
Total 42 100,00
5. Tingkat Ketergantungan
Mandiri 2 4,76
Ketergantungan Ringan 7 16,67 Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat
Ketergantungan Sedang 18 42,86
Ketergantungan Berat 14 33,33
Ketergantungan Total 1 2,38
Total 42 100,00 bahwa sebagian besar perawat
6. Kelemahan
Hemiparesis 40 95,24
Hemiplegi 2 4,76
Total 42 100,00
penanggung jawab pasien

Berdasarkan table 1, dapat berpendidikan terakhir SI (64,29%)

diketahui sebagian besar responden Ditinjau dari lama kerja perawat

(64,29%) berjenis kelamin laki-laki. penanggung jawab pasien sebagian

Sebagian responden berusia antara besar mempunyai masa kerja dari 1 – 5

rentang 55 – 64 dan > 64 tahun tahun (54,76%).

(23,81%). Sebagian responden

memiliki pendidikan terakhir SMP


Peran Perawat dalam ADL Pasien
(33,33%). Sebagian besar responden Stroke di Rumah Sakit PKU
(85,71%) menderita stroke iskemik. Muhammadiyah Yogyakarta dan
Gamping
Karakteristik responden sebagian
6

Tabel 3. Peran perawat dalam ADL Pasien menunjukkan bahwa tidak ada
Stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Gamping Tahun 2016
responden yang menilai peran perawat
Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi(
Peran Perawat dalam Pemenuhan
Kebutuhan ADL Pasien Stroke yang tergolong dalam kategori baik.
Baik 0 0
Cukup 4 9,52
Kurang 38 90,48 Tabel 5. Peran perawat dalam mengkaji ADL
Total 42 100,00
pasien stroke di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping
Berdasarkan tabel 3, dapat Tahun 2016
Peran perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Mengkaji ADL pasien stroke
Baik 1 2,38
diketahui bahwa peran perawat yang Cukup 16 38,10
Kurang 25 59,52
Total 42 100,00
terdiri dari tindakan mengkaji ADL,
Berdasarkan table 5, dapat
membantu ADL, dan mengajarkan
diketahui bahwa peran perawat dalam
pasien serta keluarga terkait ADL
bentuk mengkaji ADL pasien stroke
pasien stroke masih kurang (90,48%).
(59,52%) masih tergolong kurang.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa
Tabel diatas juga menunjukkan
tidak ada responden yang menilai peran
responden yang menilai perawat baik
perawat yang tergolong baik.

Tabel 4. Peran Perawat dalam ADL Pasien


hanya 1 responden (2,38%).
Stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Gamping berdasarkan tingkat Tabel 6. Peran perawat dalam membantu ADL
pendidikan dan lama kerja perawat tahun 2016 pasien stroke di Rumah Sakit PKU
Peran perawat
Jumlah
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping
Karakteristik Cukup
Baik (%)
(%)
Kurang (%) (%) Tahun 2016
Tingkat Pendidikan Peran Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
S1 0 4,76% 59,53% 64,29 Membantu ADL pasien stroke
D3 0 4,76% 30,95% 35,71 Baik 0 0
Total 100,00 Cukup 7 16,67
Lama kerja Kurang 35 83,33
< 3 tahun 0 2,38% 7,14% 9,52 Total 42 100,00
> 3 tahun 0 7,14% 83,34% 90,48
Total 100,00

Berdasarkan table 6, dapat


Berdasarkan tabel 4, dari kategori
diketahui bahwa peran perawat terkait
peran perawat yang kurang, sebagian
membantu ADL pasien stroke
besar adalah perawat S1 (59,53%) dan
(83,33%) masih kurang. Responden
mayoritas memiliki masa kerja > 3

tahun (83,34%). Data tersebut juga


7

yang menilai baik terhadap perawat stroke paling banyak terjadi pada

tidak ada. rata-rata berusia > 55 tahun2. Hasil

Tabel 7. Peran perawat dalam mengajarkan tersebut di perkuat oleh Ratnasari


ADL pada keluarga dan pasien stroke di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU
(2011), Sofyan (2013) dan Ghani
Muhammadiyah Gamping Tahun 2016
Peran Perawat
Mengajarkan ADL pada
Frekuensi (n) Persentase (%) (2016) dalam penelitiannya yang
keluarga dan pasien stroke
Baik 0 0
Cukup
Kurang
4
38
9,52
90,48
menyatakan bahwa usia > 55 tahun
Total 42 100,00

memiliki risiko 5 kali lebih besar


Berdasarkan table 7, dapat
terjadi stroke dibanding kelompok
diketahui bahwa peran perawat dalam
usia <55 tahun. Hal tersebut
mengajarkan ADL pada keluarga dan
banyak dipengaruhi oleh proses
pasien stroke (90,48%) tergolong
degenerasi tubuh, oleh karena itu
kurang. Responden yang menilai peran
perawat perlu mengkaji kebutuhan
perawat baik belum ada.
pasien sehingga mampu dilakukan
Diskusi
perawatan secara optimal15,16,17.
Karakteristik responden
b. Jenis Kelamin
a. Usia
Berdasarkan penelitian yang
Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan dapat dilihat bahwa jenis
terlihat bahwa usia responden
kelamin responden mayoritas
sebagian besar berusia antara 55 –
adalah laki-laki, sebanyak 27
64 dan lebih dari 64 tahun masing-
responden (64,29%). Penelitian ini
masing sebanyak 38,10%. Data
selaras dengan hasil penelitian dari
tersebut sebanding dengan data
Wardhana (2011) dan Wardhani
Riset Kesehatan Dasar yang
(2015) yang menyebutkan bahwa
menyatakan bahwa angka kejadian
8

stroke paling banyak terjadi pada laki-laki21,22,23. Perbedaan ini

jenis kelamin laki-laki18,19. Hal ini terjadi karena pada perempuan

diperkuat oleh hasil penelitian pasca menopause (>55 tahun)

Ghani (2016) yang menyatakan kadar hormon estrogen menurun

bahwa laki-laki memiliki risiko sehingga meningkakan resiko

lebih tinggi terkena stroke terjadinya stroke.

dibanding dengan perempuan17. c. Pendidikan

Hal ini berbeda dengan data Berdasarkan tabel 1, dapat di

yang ditunjukkan oleh AHA katahui bahwa sebagian responden

(2010) yang menyatakan bahwa memiliki pendidikan terakhir SMP

prevalensi stroke berdasarkan jenis (33,33%). Semakin rendah jenjang

kelamin lebih banyak terjadi pada pendidikan maka semakin sedikit

perempuan, namun perbedaan informasi yang dapat di tangkap,

yang terjadi hanya sebesar 0,6%. dan semakin tinggi pendidikan

Data tersebut selaras dengan hasil yang peroleh maka semakin luas

Riskesdas tahun 2013 yang pengetahuan yang diperoleh24.

menunjukkan perbedaan 0,1% Berdasarkan hal diatas tingkat

stroke lebih banyak terjadi pada pendidikan pasien akan

perempuan2,20. Penelitian yang berpengaruh terhadap kepatuhan

dilakukan oleh Dinata (2013), pasien dengan apa yang telah di

Fandri (2014), dan Senaen (2015), ajarkan perawat terkait ADL ketika

pasien stroke perempuan lebih menjalani perawatan di rumah.

besar dibandingkan dengan pasien


9

d. Jenis Stroke e. Tingkat Ketergantungan

Berdasarkan penelitian Berdasarkan hasil penelitian di

didapatkan bahwa sebagian besar dapatkan bahwa sebagian tingkat

(85,71%) pasien memiliki jenis ketergantungan pasien stroke

stroke iskemik. Hal ini sejalan termasuk pada tingkat

dengan penelitian Yulinda (2009), ketergantungan sedang (42,86%).

Dinata (2013), dan Nasution Hal ini berkebalikan dengan hasil

(2013) yang menyebutkan bahwa penelitian Yuniata (2013) yang

angka kejadian stroke iskemik hasilnya mayoritas pasien stroke

lebih besar (85%) dari pada stroke yang di rawat inap memiliki

hemoragik21,25,26. tingkat ketergantungan berat27.

Pasien dengan stroke iskemik Perbedaan hasil penelitian tersebut

memiliki tingkat ketergantungan Perbedaan hasil penelitian tersebut

yang lebih rendah dan dapat di mungkin dipengaruhi oleh

tingkatkan seiring berjalannya perbedaan tempat rawat inap

waktu dengan melakukan pasien, dalam pelitian Yuniata

rehabilitasi25. Oleh karena itu (2013) pasien di rawat di ruang

perawat perlu melakukan IMC. Keterbatasan pasien stroke

implementasi terkait pemenuhan merupakan akibat dari penyakit

ADL pada pasien stroke agar bisa stroke yang berupa kelumpuhan

dapat meningkatkan kualitas hidup motorik yang terjadi karena

pasien stroke. kerusakan otak, hal tersebut

mengakibatkan pasien stroke sulit


10

melakukan ADL sehingga bantuan Berdasarkan hasil penelitian

dari perawat dan dukungan dari tentang peran perawat dalam ADL

keluarga sangat di perlukan untuk pasien stroke, didapatkan bahwa peran

menghindari kejadian depresi pada perawat kurang, baik itu dalam

pasien stroke15. mengkaji ADL pasien stroke,

f. Kelemahan membantu ADL pasien stroke, maupun

Berdasarkan penelitian mengajarkan ADL pada keluarga dan

mayoritas responden mengalami pasien stroke. Hasil penelitian ini

hemiparesis (95,24%). Hal ini berbeda dengan penelitian Dewi (2016)

sejalan dengan penelitian Lingga yang menyatakan bahwa peran perawat

(2013) dan Fleming (2015) yang dalam pemenuhan kebutuhan dasar

menyebutkan bahwa hemiparesis seperti makan, minum, berpakaian,

merupakan bentuk kelumpuhan istirahat, BAK, BAB, rasa aman dan

yang paling banyak (88%) perlindungan diri pasien tergolong

ditemukan pada pasien dengan baik, dari 78 responden 73,1%

stroke28,29. Sekitar 8 dari 10 pasien responden menilai perawat berperan

stroke yang mengalami baik dalam pemenuhan kebutuhan

hemiparesis sulit untuk melakukan dasar31. Perbedaan hasil penelitian ini

ADL seperti aktivitas makan, dengan penelitian yang dilakukan oleh

berpakaian, dan aktivitas mandi30. Dewi (2016) kemungkinan terjadi

Peran Perawat dalam ADL pasien karena perbedaan luas ruang lingkup
Stroke di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan dari peran perawat yang mencakup
Gamping
pencegahan penyakit, peningkatan
11

kesehatan, dan memandang klien Menurut Standar Kompetensi

secara komprehensif. Penelitian terkait Perawat Indonesia (2012) peran

peran perawat dalam ADL pasien perawat D3 dan S1 memiliki

stroke sendiri masih jarang dilakukan, perbedaan. peran perawat D3 (ahli

sehingga hal tersebut juga madya) yaitu melakukan pengkajian

mempengaruhi perbedaan dari hasil dan mengidentifikasi data yang

penelitian. berpotensi terjadinya masalah

Berdasarkan tabel 2 didapatkan kesehatan, mencatat dan melaporkan

bahwa sebagian besar perawat data temuan secara akurat dan tepat

penanggung jawab pasien memiliki waktu sesuai dengan standar praktik

tingkat pendidikan S1 (64,29%). dan kebijakan pelayanan/asuhan

Penelitian ini selaras dengan penelitian kesehatan, melaksanakan tindakan

Kambuaya (2016) yang menyatakan keperawatan mandiri yang

bahwa jumlah perawat yang memiliki direncanakan sesuai dengan standar

pendidikan terakhir S1 lebih besar di asuhan keperawatan, Mengidentifikasi

banding dengan perawat yang memiliki dan melaporkan situasi perubahan yang

pendidikan terakhir D332. Hal ini memperburuk kondisi pasien, dan

berkaitan dengan peran perawat dimana melaksanakan prosedur bantuan hidup

terdapat kecenderungan tingkat dasar pada situasi gawat darurat. Peran

pendidikan perawat mempengaruhi perawat S1 yaitu melakukan

seorang perawat dalam bertindak, pengkajian dengan sistematis dalam

berfikir, dan berperilaku33. melengkapi data yang akurat dan

relevan, mengorganisasikan,
12

menganalisis, menerjemahkan data tergolong kurang. Pendidikan

hasil pengkajian dari berbagai sumber, merupakan salah satu faktor yang

untuk menegakkan diagnosis mempengaruhi peran perawat, namun

keperawatan dan menetapkan rencana ada beberapa hal yang turut serta

asuhan keperawatan, mampu berbagi mempengaruhi kinerja perawat yang

data temuan secara akurat dan tepat berkaitan dengan tingkat pendidikan

waktu yang sesuai dengan standar yaitu lama kerja perawat. Tabel 2

praktik dan kebijakan pelayanan menunjukkan bahwa hampir semua

kesehatan, melaksanakan serangkaian (90,48%) perawat mempunyai lama

prosedur, treatment dan intervensi yang kerja >3 tahun dan pada tabel 3

berada dalam lingkup praktik perawat dengan lama kerja >3 tahun

keperawatan dan sesuai standar asuhan sebagian besar (83,34%) memiliki

keperawatan, merespon perubahan peran yang masuk dalam kategori

kondisi klien yang tidak diharapkan kurang. Penelitian ini sejalan dengan

secara cepat dan tepat, bertanggung penelitian yang dilakukan oleh Yanti

jawab dalam pengelolaan tim (2013) yang mengatakan bahwa

emergensi pada situasi gawat darurat semakin lama bekerja maka semakin

sesuai dengan standar pelayanan berkurang motivasi dalam bekerja35.

keperawatan34. Peran perawat yang dilihat dalam

Peran perawat berdasarkan tingkat penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu

pendidikan pada tabel 3 menunjukkan mengkaji ADL pasien stroke,

bahwa sebagian besar perawat S1 membantu ADL pasien stroke dan

(59,53%) dan D3 (30,95%) masih


13

mengajarkan ADL pada keluarga dan harus dilakukan secara berkala

pasien stroke. untuk melihat perkembangan

a. Mengkaji ADL pasien stroke keadaan pasien dan sebagai dasar

Berdasarkan tabel 5 dapat untuk menentukan rencana tindak

diketahui bahwa peran perawat lanjut perawatan yang sesuai

dalam mengkaji ADL tergolong dengan keadaan pasien11. Alfaro-

kurang. Penelitian yang spesifik LeFevre (2014) dan The Royal

meneliti terkait peran perawat Marsden NHS Fondation (2015)

dalam mengkaji ADL pasien menyebutkan bahwa dalam

stroke sendiri masih belum ada, mengkaji pasien perawat harus

namun penelitian yang dilakukan fokus dalam optimalisasi fungsi,

oleh Abidin (2014) menyebutkan kualitas hidup dan optimalisasi

bahwa peran perawat dalam dalam mempromosikan

mengkaji nutrisi tergolong baik kemandirian pasien, namun

(79%)36. Doctherman (2008) dan didalam penerapannya peran

Irish Heart Fundation (2015) perawat dalam mengkaji masih

berpendapat bahwa mengkaji ADL kurang, Yanti (2013) dalam

pasien stroke merupakan salah satu penelitiannya beranggapan bahwa

hal yang penting5,10. hal itu mungkin disebabkan oleh

Hal ini di dukung oleh jumlah perawat yang lebih sedikit

National Stroke Foundation (2010) dibandingkan dengan jumlah

bahwa proses pengkajian ADL pasien, sehingga menurunkan

pasien stroke merupakan hal yang motivasi perawat yang terjadi


14

akibat kejenuhan terhadap rutinitas peran perawat terkait membantu

pekerjaan yang djalani oleh ADL pasien stroke masih kurang.

perawat35,37,38. Rumah sakit tempat Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian ini setiap bangsal rata- hasil penelitian yang dilakukan

rata memiliki jumlah perawat 17 oleh Pausther (2013) yang

yang dibagi ke dalam 3 shift menyebutkan bahwa pelaksanaan

dengan masing-masing shift 6 – 7 mobilisasi oleh perawat pada

perawat yang merawat 30 pasien di pasien stroke masih kurang39.

setiap bangsalnya. Perbandingan Pausther berpendapat bahwa

jumlah perawat dan pasien yang kurangnya pelaksanan mobilisasi

tidak sebanding ini membuat yang dilakukan oleh perawat

perawat lebih memprioritaskan disebabkan karena perawat hanya

pada pasien yang memiliki kondisi melakukan mobilisasi pada area

yang lebih berat. Perawat juga yang tidak mengalamu gangguan

menganggap pengkajian ADL saja. ADL pasien stroke sendiri

sudah termasuk dalam pengkajian memiliki beberapa tingkatan,

umum yang dilakukan di awal berdasarkan hasil penelitian

masuk dan saat pasien pulang. sebagian besar pasien stroke

b. Membantu ADL Pasien stroke memiliki tingkat ketergantungan

Peran perawat terkait sedang (42,86%), sehingga dalam

membantu ADL pasien stroke melakukan ADL pasien stroke

seperti yang dapat dilihat pada memerlukan bantuan orang lain39.

tabel 6 menunjukkan data bahwa Apabila perawat tidak membantu


15

dalam pemenuhan ADL pasien tugas membantu pasien lebih

stroke yang memiliki dititik beratkan pada keluarga.

ketergantungan kepada orang lain c. Mengajarkan ADL Pada Keluarga

dapat menghambat pemenuhan dan Pasien Stroke

kebutuhan pasien, kemunduran Berdasarkan tabel 7 peran

kemandirian pasien, dan dapat perawat terkait mengajarkan ADL

menyebabkan depresi pada pasien pada keluarga dan pasien stroke

stroke maupun keluarga pasien tergolong kurang. Hal ini

stroke15.Berdasarkan hal tersebut dikarenakan tugas perawat yang

peran perawat dalam membantu terlalu banyak sehingga perawat

pasien merupakan salah satu hal masih mengesampingkan

yang harus diperhatikan oleh pemberian discharge planning, dan

perawat, sehingga kebutuhan ADL pemberian informasi hanya

pasien stroke dapat terpenuhi dan dilakukan pada hari pasien pulang.

meminimalkan terjadinya depresi Penelitian ini tidak sesuai dengan

pada keluarga dan pasien stroke. penelitian yang dilakukan Suryadi

Hasil penelitian ini juga (2013) dan Himam (2015)

dipengaruhi oleh adanya menyatakan bahwa peran perawat

fisioterapis yang membantu pasien dalam discharge planning pada

dalam pelaksanaan terapi pasien tergolong baik, namun

mobilisasi dan adanya keluarga penelitian ini di dukung oleh

yang menunggu pasien sehingga penelitian yang dilakukan oleh

Okatiranti (2015) yang


16

menyatakan bahwa hampir kemandirian pasien ketika di rawat

setengah (54%) dari populasi di rumah43. Berdasarkan hal

perawat memiliki sikap tidak tersebut maka meskipun pasien

mendukung discharge dan keluarga mendapat informasi

planning40,41,42. perawatan secara mandiri, perawat

Sikap perawat yang tidak tetap perlu melakukan pemberian

mendukung pemberian informasi informasi dan mengajarkan cara

dalam discharge planning perawatan pasien di rumah agar

dipengaruhi oleh adanya media tidak terjadi hal-hal yang tidak

massa yang digunakan oleh pasien diinginkan.

maupun keluarga pasien untuk KESIMPULAN

mendapatkan informasi baru yang 1. Sebagian besar responden

merupakan faktor eksternal yang berjenis kelamin laki-laki,

mempengaruhi sikap perawat berusia >55 tahun,

tersebut42. Damawiyah (2015) berpendidikan terakhir SMP,

berpendapat bahwa peran perawat mengalami stroke iskemik

terkait mengajarkan ADL kepada dengan hemiparesis dan

keluarga dan pasien stroke akan memiliki tingkat

mempengaruhi proses perawatan ketergantungan sedang.

pasien ketika di rumah, jika dalam 2. Sebagian besar perawat

mengajarkan ADL kepada penanggung jawab pasien

keluarga dan pasien stroke belum memiliki pendidikan terakhir

optimal dapat berpengaruh pada


17

S1 dan mempunyai masa kerja 2. Bagi Pasien dan Keluarga dapat

antara 1 – 5 tahun. menggunakan penelitian ini

3. Implementasi perawat dalam sumber informasi bagi masyarakat

pemenuhan ADL pasien stroke untuk mengetahui peran perawat.

adalah kurang baik itu dalam Hal ini diharapkan keluarga dapat

mengkaji kebutuhan ADL, membatasi untuk memberikan

membantu ADL, dan pasien bantuan sehingga tingkat

mengajarkan ADL pada ketergantungan pasien berkurang.

keluarga dan pasien stroke. 3. Bagi Peneliti selanjutnya,

SARAN penelitian ini dapat dijadikan

1. Bagi profesi keperawatan sebagai acuan untuk memberikan

penelitian ini diharapkan dapat informasi tentang implementasi

dijadikan sebagai bahan evaluasi perawat terkait pemenuhan ADL

dan masukan bagi perawat untuk pasien stroke. Selain tu, jika

meningkatkan kinerja perawat meneliti tentang topik sama

dalam melakukan implementasi peneliti selanjutnya dapat

perawat. Diharapkan dalam membagikan kuisioner pada pasien

perawatan pasien stroke perawat dan perawat, sehingga data yang di

melakukan asuhan keperawatan dapatkan berasal dari dua arah.

secara komprehansif dan lebih Selain memberikan kuisioner pada

mempertimbangkan ADL pasien perawat alangkah lebih baik lagi

stroke. jika dilakukan observasi langsung

pada tindakan perawat.


18

REFERENSI Rehabilitasi Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3,


No. 1 Januari 2015 : 24–34.
20. American Heart Association (AHA). (2010).
1. World Health Organization (WHO). (2014). Global Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients
Status Report on Non-communicabel Diseases. WithStroke or Transient Ischemic Attack A
Geneva: WHO Press. Guideline for Healthcare Professionals From the
2. Departemen Kesehatan Republik Indnesia. (2014). American Heart ssociation/American Stroke
Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013. Association.
Jakarta: DepKes RI. 21. Dinata, Cintya Agreayu, Yuliarni Safrita, Susila
3. Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta (2014). Sastri. (2013). Gambaran Faktor Risiko dan Tipe
Profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2014. Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit
Yogyakarta: DinKes Provinsi DIY. Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1
4. Muttaqin, Arif (2008). Buku Ajar Asuhan Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Andalas.
Persarafan. Jakarta :Penerbit Salemba Medika. 22. Fandri, Sherly, Wasisto Utomo, Ari Pristiana Dewi.
5. Irish Heart Fundation. (2015). Stroke – a guide for (2014). Perbedaan Status Fungsional Pasien Stroke
those affected by stroke and their carers. Ireland : Saat Masuk Dan Keluar Ruang Rawat Inap RSUD
Royal College of Surgeons. Arifin Achmad. JOM PSIK Vol.1 No.2 Oktober
6. Khairunnisa N. (2014). Hemiparese sinistra, 2014
paresenervus vii, ix, x, xii e.c stroke 23. Senaen, Caroline G., Mieke A. H. N Kembuan,
Nonhemorrhagic. JUKE Unila. 2(3):53. Rizal Tumewah (2015). Profil Penderita Stroke
7. Bogousslavsky, Julien et al. (2005). Long-Term dengan Hipertensi Di Bagian Rawat Inap Neurologi
Effects Of Stroke. New York : Marcel Dekker Inc. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli
8. National Institude of Health. (2014). Post-Stroke 2013 – Juni 2014. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3,
Rehabilitation. NIH Publication No. 14 1846 Nomor 1, Januari - April 201.
[Brosur]. 24. Saputera, Ariawan Wangsa, Maria Manuk, Yohanes
9. Fricke, Janet. (2010). Activities of Daily Living. Kurniawan. (2015). Dukungan Sosial Keluarga Dan
Center for International Rehabilitation Research Proses Rehabilitasi Motorik Pasien Stroke. Adi
Information and Exchange (CIRRIE). Husada Nursing Journal Vol. 1, NO. 2, Desember
10. Doctherman, Joanne McCloskey, Gloria N. 2015.
Bulecheck. (2008). Nursing Interventions 25. Nasution, LF. (2013). Stroke Non Hemoragik Pada
Classification Fifth Edition. USA : Mosby Elsevier. Laki-Laki Usia 65 Tahun. Medula, Volume 1,
11. National Stroke Foundation (NSF). (2010). Clinical Nomor 3, Oktober 2013. Universitas Lampung
Guidelines for Stroke Management; A quick guide 26. Yulinda. W. (2009). Pengaruh Empat Minggu
for nursing. Melbourne: 2010 pp. 78 – 95. Terapi Latihan Pada Kemenpuan Motorik Penderita
12. Indriyati. (2009). Hubungan activity of daily living Stroke. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sumatera
(adl) berdasarkan indeks barthel dengan tingkat Utara : Medan.
depresi pada pasien stroke di bangsal anggrek 1 27. Yuanita, Endra, Maria Suryani, Sayono. (2013).
rumah sakit dr. Moewardi surakarta.Skripsi thesis Hubungan antara tingkat Ketergantungan Pasien
[on-line]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dengan lamanya Kontak perawat dalam memenuhi
13. Aadal, Lena., et al. (2013). Nursing roles and Kebutuhan Nutris pada pasien stroked RSUD
functions in the inpatient neurorehabilitation of Tugurejo Semarang. Stikes Telogorejo.
stroke patients: a literature review. Journal of 28. Lingga, Lanny. 2013. All About Stroke. Jakarta: PT.
neuroscience Nursing, 45(3):158-70. Elex Media Komputindo
14. Syairi, Abu. (2013). Tingkat Pengetahuan Keluarga 29. Fleming, Talya K. (2015) Functional Problems In
Pasien Tentang Self-Care (Perawatan Diri) Pada Post-Acute Stroke Rehabilitation. Johnson
Anggota Keluarga yang Mengalami Stroke di RSU Rehabilitation Institute.
Kabupaten Tangerang Tahun 2013. Universitas 30. National Stroke Association. (2014). Am I Having A
Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta. The Royal Stroke ?.
Marsden NHS Foundation Trust. (2015. ) The Royal 31. Dewi,Mei, Mulyaningsih. (2016). Peran Perawat
Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures: dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Mempengaruhi
Student Edition, Ninth Edition. Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Stroke di RSUD
15. Ratnasari, Pepy. (2011). Hubungan Antara Tingkat dr. Moewardi Surakarta. Gaster Vol. XIV No. 1
Ketergantungan Activiy Daily Living dengan Februari 2016. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Depresi Pada Pasien Stroke di RSUD Tugurejo ‘Aisyiyah Surakarta
Semarang. STIKES Tugurejo Semarang. 32. Kambuaya, Hanna Grace, Sefty Rompas, Rivelino S.
16. Sofyan, Aisyah Muhrini, Ika Yulieta Sihombing, Hamel. (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan Dan
Yusuf Hamra.(2013). Hubungan Umur, Jenis Lamanya Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Rumah
Kelamin, dan Hipertensi dengan Kejadian Stroke. Sakit Umum Kabupaten Sorong. e-journal
Universitas Halu Oleo. Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1 Mei 2016.
17. Ghani, Lannywati, Laurentia K. Mihardja, Delima. 33. Murtianingarum, Bella. (2015). Hubungan Tingkat
(2016). Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di Pendidikan Perawat Dengan Perilaku Caring
Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44 Perawat dii RSUD Panembahan Senopati Bantul.
No. 1, Maret 2016 : 49 – 58. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
18. Wardhana, Wisnu A. (2011). Strategi Mengatasi dan 34. PPNI, AIPNI, AIPDIKTI. (2012). Standar
Bangkit dari Stroke. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kompetensi Perawat Indonesia
19. Wardhani, Irma Okta, Santi Martini. (2015). 35. Yanti, Retyaningsih Ida, Bambang Edi Warsito.
Hubungan Karakteristik Pasien Stroke Dan (2013). Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi,
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Dan Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses
19

Asuhan Keperawatan. Jurnal Managemen


Keperawatan Volume 1, No. 2, November 2013;
107-114
36. Abidin. (2014). Peran Perawat Dalam Memenuhi
Kebutuhan Nutrisi Pasien Kemoterapi Di Rumah
Sakit Umum Daerah Banda Aceh Tahun 2014.
Universitas Syiah Kuala
37. Alfaro-LeFevre, R. (2014) Applying Nursing
Process: The Foundation for Clinical Reasoning.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
38. The Royal Marsden NHS Foundation Trust. (2015. )
The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing
Procedures: Student Edition, Ninth Edition.
39. Pausther, Agus Pahrianto. (2013). Gambaran
Pelaksanaan Mobilisasi Pada Pasien Stroke Oleh
Perawat di RSUD.Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota
Gorontalo 2013. Universitas Negeri Gorontalo.
40. Suryadi, Riza Firman, Dodi Wijaya, Anisah
Ardiana. (2013). Hubungan Peran Educator
Perawat dalam Discharge Planning dengan Tingkat
Kepatuhan Pasien Rawat Inap untuk Kontrol di
Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah
Hasil Penelitian Mahasiswa 2013 Universitas
Jember.
41. Himam, Iqonul. (2015). Hubungan Peran Educator
Perawat Dalam Pelaksanaan Discharge Planning
Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Untuk Kontrol
Di Poli Interna RSUD dr.h. Moh. Anwar Sumenep.
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
42. Okatiranti. (2015). Gambaran Pengetahuan dan
Sikap Perawat dalam Pelaksanaan Discharge
Planning Pada Pasien Diabetes Mellitus Type II.
Jurnal Ilmu Keperawatan Volume III No. 1 April
2015.
43. Damawiyah, Siti. (2015). Pengaruh Penerapan
Discharge Planning dengan Pendekatan Family
Centered Nursing Terhadap Motivasi dan Kesiapan
Keluarga dalam Merawat Pasien Stroke Pasca Akut
di RS. Islam Surabaya. Universitas Diponegoro
Semarang.
Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Seluruh Calon Responden
Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program
Studi Ilmu Keperawatan :

Nama : Lia Nurul Latifah

NIM : 20120320001

akan mengadakan penelitian dengan judul “Pemenuhan Kebutuhan Activities


Daily Living (ADL) oleh Perawat Pada Pasien Stroke di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana implemantasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan
aktivitas sehari-hari pasien stroke yang menjalani rawai inap di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Unit Yogyakarta dan Gamping.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugkan bagi


siapapun. Kerahasiaan seluruh informasi yang didapatkan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan dalam keikutsertaan
menjadi responden penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai
responden dalam penelitian ini, jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden saya
mohon Bapak/Ibu menandatangani lember persetujuan dan menjawab pertanyaan
pada lembar identitas responden yang telah disediakan, serta menjawab
pertanyaan berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Atas perhatian
dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

Lia Nurul Latifah


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapat penjelasan dan saya memehami bahwa penelitian yang


berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Activities Daily Living (ADL) oleh Perawat
Pada Pasien Stroke di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping”
ini tidak merugikan saya dan telah dijelaskan secara jelas tentang tujuan
penelitian, manfaat penelitian, cara pengisisn kuesioner dan kerahasiaan data.
Oleh karena itu, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :

Usia :

Alamat :

Menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang


akan dilakukan oleh Lia Nurul Latifah, Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, ……………………..

Responden

(…………………………….)
Lampiran 3. Lembar Kuesioner
LEMBAR KUESIONER
PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) OLEH
PERAWAT PADA PASIEN STROKE DI RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA DAN GAMPING

A. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN


Isilah dengan benar dan jujur biodata berikut ini dan berikan tanda centang
(√ ) pada kolom yang telah disediakan.

Nama Responden :
Jenis Kelamin :( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Usia :
Alamat :
Pendidikan :( ) SD ( ) SMP ( ) SMA
( ) Perguruan Tinggi
Tingkat Kemandirian* : ( ) Tergantung total ( ) Tergantung berat
( ) Tergantung sedang ( ) Tergantung ringan
( ) Mandiri
Jenis Stroke* :( ) Stroke Iskemik ( ) Stroke Hemoragik
Kelemahan* :( ) hemiparesis ( ) hemiplegia
Hari pengambilan data* :
Identitas Perawat*
a. Pendidikan :
b. Lama bekerja :

*) diisi oleh peneliti


B. KUISIONER PERAN PERAWAT
Petunjuk pengisian:
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda centang (√ ) pada
kolom yang telah disediakan. Gunakan pilihan dbawah ini untuk menjawab
pertanyaan nomor 1 - 8

Selalu, jika perawat melakukan 3 kali dalam 1 hari


Sering, jika perawat melakukan 2 kali dalam 1 hari
Jarang, jika perawat melakukan 1 kali dalam 1 hari
Tidak Pernah, jika perawat tidak melakukan dalam 1 hari

Tidak
Selalu Sering Jarang
No. PERTANYAAN Pernah
4 3 2 1
Mengkaji Aktivitas sehari-hari Pasien
1 Apakah Perawat menanyakan
tentang kemampuan pasien BAK
/ BAB, mengontrol BAK sendiri
2 Apakah Perawat menanyakan
tentang kemampuan pasien
berpindah dan menggerakkan
anggota tubuh sendiri
3 Apakah Perawat menanyakan
tentang kemampuan pasien
dalam toileting
Membantu Aktivitas sehari-hari Pasien
4 Apakah Perawat membantu
pasien makan
5 Apakah Perawat membantu
pasien dalam kebutuhan
berpindah dan menggerakkan
anggota tubuh
6 Apakah Perawat membantu
pasien dalam kebutuhan toileting
pasien
Gunakan pilihan dibawah ini untuk menjawab pertanyaan noor 9 – 12
Selalu, jika perawat melakukan 4 -5 kali selama menjalani rawat inap
Sering, jika perawat melakukan 2 -3 kali selama menjalani rawat inap
Jarang, jika perawat melakukan 1 kali selama menjalani rawat inap
Tidak Pernah, jika perawat tidak melakukan selama menjalani rawat inap

Tidak
Selalu Sering Jarang
No. PERTANYAAN Pernah
4 3 2 1
Mengajarkan Aktivitas sehari-hari pada Keluarga Pasien
7 Apakah Perawat mengajarkan
keluarga pasien cara membantu
aktivitas sehari-hari: mandi,
berdandan, dan berpakaian
8 Apakah Perawat mengajarkan
keluarga pasien cara membantu
aktivitas sehari-hari: BAK /
BAB dan mengontrol BAK
9 Apakah Perawat mengajarkan
keluarga pasien cara membantu
aktivitas sehari-hari: berpindah
dan menggerakkan anggota
tubuh
10 Apakah Perawat mengajarkan
keluarga pasien cara membantu
aktivitas sehari-hari: toliteting

Anda mungkin juga menyukai