1. Kesehatan kerja Menurut World Health Organization (WHO), kesehtaan adalah suatu keadaan fisik, mental, sosial dan kesejateraan bukan hanya karena ketiadaan penyakit atau kelemahan saja. Pada dasarnya, kesehatan itu meliputi empat aspek yaitu: a. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. b. Kesehatan mental (jiwa) mencakup tiga komponen, yakni pikiran, emosional, dan spritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan sebagainya. Kesehatan spritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan- aturan agama yang dianutnya. c. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik dan sebagainya serta saling toleran dan mengahargai. d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat jika seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. 2. Keselamatan Kerja Resiko kecelakan ditempat kerja dapat diminimalisir dengan meningkatkan keamanan kerja selama bekerja. Keamanan kerja dapat dibedakan menjadi materiil maupun nonmateriil. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan contoh keamanan kerja yang bersifat materiil. Adapun jenis APD lain, earpad, masker dan sarung tangan . keamanan bersifat nonmateriil juga penting untuk menjamin keamanan pkerja. Bentuk yang sering dijumpai misalnya prosedur operasional standar (SOP- Standard Operating Procedure), rambu- rambu keselamatan, isyarat tanda bahaya, himbauan, dan petugas khusus yang berjaga pada tempat- tempat yang dianggap berbahaya. Unsur- unsur penunjang keselamatan kerja adalah Sebago berikut: a. Adanya unsur- unsur keamanan dan kesehatan kerja b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja c. Teliti dalam bekerja d. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehtaan kerja. 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu upaya perlindungan yang diajukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu: a. Agar setiap pekerja mendapatkan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis. b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik baiknya dan seefektif mungkin. c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan perlindungan kesehatan gizi pekerja. e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian, dan partisipasi kerja. f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. g. Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. 4. Kecelakaan Kerja Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan luka pada manusia, kerusakan harta benda, dan kerugian pada proses. Kecelakaan dapat terjadi karena, kelalaian dan kelemahan dari diri sendiri, orang lain, atau keduanya. Misalnya, kecelakaan dilaboratorium dapat terjadi karena kelalaian dari praktikan dan asisten laboratorium pada saat praktikum. Kecelakan dapat dibedakan menjadi: a. Lost Time Injure (LTI) yaitu cedera yang mengakibatkan hilangnya waktu kerja. b. Restricted Duties Injure (RDI) yaitu cedra yang mengakibatkan kerja menjadi terbatas. c. Medical Treatment Injure (MTI) yaitu cedera yang memerlukan bantuan petugas kesehatan. d. First Aid Injure (FAI) yaitu cedera yang memerlukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Terdapat empat faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu: a. Penyebab langsung kecelakaan kerja, 1. Kondisi tidak aman (unsafe condition) contohnya suara alat bising yang dapat memekakkan telinga, instalasi listrik yang kurang baik dll. 2. Tindakan tidak aman (unsafe act) contohnya, pekerja yang ceroboh tidak sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) dan tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar. b. Penyebab tidak langsung kecelakaan kerja terdiri dari: 1. Faktor pekerjaan contohnya, pekerjaan tidak sesuai dengan keahlian pekerja 2. Faktor pribadi, contohnya mental/ kepribadian pekerja tidak sesuai dengan pekerjaan konflik atau stress dll. c. Penyebab dasar kecelakaan kerja adalah hal- hal yang mengakibatkan atau mendorong penyebab langsung misalnya: 1. Lemahnya manajemen dan pengendaliannya. 2. Kurangnya sarana dan prasarana 3. Kurangnya sumber daya 4. Kurangnya komitmen d. Kurang kendali (Lack of Controll) dapat diartikan Sebago suatu kegagalan manajemen dalam memenuhio dan menegakkan standar yang ada dalam perusahaan. Contohnya, pelatihan yang kurang, tidak terjadwalnya inspeksi dan analisis kecelakaan yang kurang tepat. B. Keselamatn Kerja di Laboratorium 1. Peraturan Laboratorium a. Gunakan alat sehat b. Hindari perlakuan kasar di laboratorium c. Tidak boleh makan, minum ataupun merokok dilaboratorium. d. Selalu cuci tangan dalam ± 15 menit dan bilas dengan baik setelah memegang bahan kimia atau hewan hidup maupun spesimen awetan. e. Selalu memakai sepatu dengan ujung tertutup f. Pahamilah lokasi tempat anda bekerja, operasi, penggunaan yang tepat, panduan keselamatan, pencuci mata, alat pemadam api ringan, selimut api, telepon, dan peralatan keselamatan lainnya di laboratorium. g. Mengetahui jalan keluar jika ada keadaan darurat untuk evakuasi. h. Selalu berhati- hati dalam menggunakan hot plate listrik dan kompor gas i. Gunakan sarung tangan sebagai pelindung atau penjepit memegang alat panas j. Hati – hati saat memindahkan cairan aerosol karna dapat menyebabkan bahaya terhadap mata dan paru – paru anda k. Kenakan kaca mata pengaman atau alat pelindung mata yang tepat saat melakukan atau mengamati eksperimen atau demonstrasi l. Pahamilah sifat – sifat dan bahaya semua bahan kimia yang digunakan dalam laboratorium m. Waspadalah terhadap peralatan listrik dengan kabel yang berjuntai atau telanjang serta dengan saklar yang rusak n. Selalu bekerja pada area yang berventilasi ketika mempelajari spesimen yang diawetkan o. Pastikan bahwa spesimen yang anda beda aman pada papan beda p. Jauhkan pisau bedah agar terhindar dari bahaya terluka q. Semua pecahan kaca harus dibuang dalam wadah khusus tidak di tempat sampah r. Tunggu instruksi dari instruktur sebelum menggunakan beberapa peralatan s. Jika terluka dan berdarah, harus segera melapor ke instruktur untuk menghindari infeksi t. Laporkan semua tumpahan bahan kimia. u. Melaporkan kondisi apapun pada instruktur yang tampaknya tidak aman atau berbahaya 2. Simbol – Simbol Keselamatan Terdapat banyak simol keselamatan kerja di laboratorium yang dipasang diberbagai posisi dalam lingkungan kerja tersebut. Berikut beberapa simbol yang sering dijumpai di laboratorium : a. Biological Hazard ( bahaya bahan biologi ), simbol ini menunjukkan bahaya yang berasal dari bahan biologis yang menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS b. Beracun, simbol ini menunjukkan bahwa bahan – bahan yang mempunyai sifat Sebagai racun sehingga dapat menimbulkan kecelakaan ataupun kematian apabila tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit. Contohnya, merkuri dan sianida. c. Mudah terbakar, simbol ini menunjukkan bahan – bahan yang sangat mudah terbakar. Contohnya, minyak tanah, alkohol, dan bensin ( berada dibawah suhu 21 o C ) d. Korosif, simbol ini menunjukkan bahan yang dapat merusak jaringan hidup. Contohnya, asam dan basa kuat e. Iritasi, simbol ini menunjukkan bahan yang tidak bersifat korosif namun dapat mengakibatkan ketidak nyamanan pada tubuh kita. Contohnya, klorofom. f. Mudah meledak, simbol bahan yang mudah meledak jika terkena panas dan api. Bahan tersebut juga sensitif jika mengalami proses gesekan atau goncangan. Contohnya, campuran hidrogen dan oksigen g. Radioaktif, simbol ini menunjukkan bahan – bahan yang dapat memancarkan sinar radioaktif yang berbahaya. Contohnya, uranium dan plutorium 3. Hubungan penerapan peraturan kerja dengan kecelakaan kerja di laboratorium a. Identifikasi bahaya Identifikasi bahaya bertujuan untuk mengetahui potensi bahya di tempat kerja. Identifikasi bahya dilakukan oleh orang yang memahami dengan baik proses pekerjaan sesuai dengn bidang keahliannya. Secara umum, bahaya di laboratorium adalah Sebagai berikut : 1. Bahaya fisik, dapat berasal dari mesin dan peralatan laboratorium serta kondisi khusus laboratorium 2. Bahaya kimia, muncul dari penggunaan bahan kimia yang dapat masuk ke tubuh manusia sehingga muncul gangguan – gangguan kesehatan. Ada tiga jalur masuknya bahan kimia ke dalam tubuh, yaitu melalui mulut ( ingestion ), paru – paru ( inhalation ), dan kulit ( absorption ). 3. Bahaya biologi, datang dari sampel yang menggunakan mahkluk hidup baik makroorganisme. Sebagai contoh, kontaminasi bakteri escherichia coli dapat menimbulkan gangguan pencernaan. 4. Ergonomi, ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia, mesin yang di gunakan, dan lingkungan kerjanya. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan aspek ergonomi akan menyebabkan kecelakaan kerja misalnya sakit otot pada bagian tubuh tertentu. b. Kecelakaan kerja di laboratorium Beberapa contoh kecelakaan yang umum terjadi di laboratorium antara lain : 1. Terpeleset, biasanya karena lantai licin 2. Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama jika mengabaikan kaidah ergonomi. Pencegahan : beban jangan terlalu berat, jangan berdiri terlalu jauh dari beban, jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk, dan pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok 3. Mengambil sampel darah atau cairan tubuh lainnya. Pencegahan : gunakan alat suntik sekali pakai, jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan. 4. Resiko terjadi kebakaran. SANITASI LINGKUNGAN A. Defenisi Sanitasi Lingkungan Sanitasi berasal dari bahasa latin yaitu sanus yang berarti sehat. Sanitasi lingkungan bertujuan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Beberapa manfaat yang dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan kita adalah : a. Mencegah penyakit menular b. Mencegah kecelakaan c. Mencegah timbulnya bau yang tidak sedap d. Menghindari pencemaran e. Mengurangi ( presentase ) sakit f. Lingkungan menjadi bersih, sehat, dan nyaman B. Lingkungan Hidup dan Kesehatan Menurut Word healt organization (WHO), sehat adalah keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan yang memungkinkan setiap individu produktif, baik secara sosial, ekonomi, maupun intelektual. Lingkungan sehat yang diharapkan ialah lingkungan hidup yang terencana, terorganisasi dimulai dari semua faktor yang ada pada lingkungan, dan dikelola sedemikian baik sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan. Derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh empat faktor penentu yaitu : 1. Keturunan, penyakit keturunan adalah penyakit yang diakibatkan oleh kelainan genetik yang di wariskan dari orang tua kepada anaknya. 2. Pelayanan kesehatan, ketersediaan fasilitas harus diikuti dengan tenaga kesehatan yang merata dan mencukupi serta memiliki kompetensi di bidangnya sampai tingkat pelosok 3. Perilaku, terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor predisposisi adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya. Faktor pendukung, perwujudan lingkungan fisik seperti tersedia atau tidaknya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat – obatan, alat – alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. Faktor pendorong, sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 4. Faktor lingkungan, secara umum lingkungan dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan fisik, biologis, dan sosial budaya. C. Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan adalah usaha – usaha pengendalian atau pengawasan keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan atau yang dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. Ruang lingkup sanitasi lingkungan meluputi : a. Penyediaan air minum b. Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran air, c. Pengolahan sampah padat, d. Pengendalian vektor (pemindah/perantara penyakit) e. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh kotoran manusia dan lain – lain f. Sanitasi (kebersihan), makanan,dan minuman g. Pengendalian pencemaran udara h. Pengendalian kebisingan i. Kesehatan dan keselamatan kerja j. Perumahan dan pemukiman k. Pengawasan terhadap tempat – tempat reaksi umum dan pariwisata D. Jenis – Jenis Sanitasi Lingkungan 1. Sanitasi air Air dimanfaatkan oleh manusia, mulai dari skala rumah tangga hingga skala industri. Sumber air di alam terdiri atas : a. Air dalam tanah (mata air dan air sumur) b. Air permukaan (sungai, danau, dan rawa) c. Air dari angkasa (hujan dan embun) a. Sanitasi air minum Sanitasi air minum mempunyai standar yang harus dipenuhi : 1) Standar fisik terdiri atas suhu, bau, rasa, warna, dan kekeruhan air, 2) Standar biologis, harus bebas dari bibit penyakit meliputi kuman – kuman parasit, kuman – kuman patogen dan bakteri golongan e.coli 3) Standar kimiawi, mencakup derajat keasaman (pH), jumlah zat padat (total dissolved solids) dan bahan kimia lainnya. 4) Standar radioaktif, meliputi benda – benda radioaktif yang terkandung dalam air. b. Sanitasi air untuk keperluan rumah tangga 1) Syarat fisik, tidak berbau, tidak berasa; dan tidak berwarna 2) Syarat kimiawi, air tidak mengandung zat – zat berbahaya yang melebihi jumlah yang disarankan. 3) Syarat bakteriologis, air tidak mengandung bibit penyakit. c. Pengaruh air limbah dan kotoran terhadap sanitasi air Pembuangan air limbah perlu pengaturan Sebagai upaya untuk : 1) Mencegah pencemaran baik tanah, air, maupun udara, 2) Perlindungan terhadap organisme air maupun didarat 3) Perlindungan air di dalam tanah 4) Menghindari bibit penyakit (lalat, nyamuk, lipas, dan lain – lain) Beberapa cara penanggulangan limbah, antara lain : 1) Dilution (pengenceran) yaitu mengencerkan air limbah sebelum dibuang 2) Irigasi luas, yaitu air limbah disalurkan ke dalam selokan terbuka yang di gali pada sebidang tanah sehingga air akan merembes ke dalam tanah 3) Septic tank, merupakan tempat penampungan sementara yang berupa sumur rembesan atau sumur kotoran 4) Sistem riol, cara pembuangan limbah yang dilakukan di kota – kota besar disesuaikan dengan rencana tata kota. d. Pembuanan tinja Tinja adalah hasil metabolisme mahluk hidup yang berbentuk padat. Keberadaan tinja didalam perairan akan mempengaruhi sanitasi perairan. Pembuangan tinja merupakan masalah yang paling mendesak dalam upaya kesehatan masyarakat karena penyakit yang penularannya melalui tinja merupakan penyebab penyakit yang paling tinggi di indonesia. Untuk mengurangi dampak tersebut, diperlukan sanitas yang baik melalui tata cara pembuangan tinja yang memenuhi persyaratan. 2. Sanitasi pengolaha sampah Terdapat hubungan yang erat antara sampah dengan kesehatan manusia dan dengan buruknya kualitas lingkungan. Hubungan tersebut berupa dampak negatif antara lain : a. Menimbulkan penyakit b. Secara estetika tidak enak dipandang mata c. Menyebabkan polusi udara karena menghasilkan bau yang menyengat d. Pencemaran terhadap tanah dan air tanah Penanganan sampah dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan berikut : a. Penampungan sampah dalam bak b. Pengumpulan sampah c. Pengangkutan sampah d. Pembuangan dan pengolahan sampah Sanitari landfill, yaitu pembuangan sampah di tanah yang rendah agar menjadi rata dengan tanah sekitarnya Hog feeding, pengolahan untuk makanan ternak Inceneration, pengolahan dengan cara dibakar Composting, pengolahan sampah untuk dijadikan pupuk, Reduction method, pengolahan sampah dengan cara memperkecil volumenya atau dipadatkan 3. Pengaruh sanitasi makanan terhadap sanitasi lingkungan Sanitasi makanan merupakan pengawalan kebersihan dan keselamatan dalam penyediaan dan penyimpanan makanan supaya makanan tidak tercemar. Melaksanakan sanitasi terkait dengan kehidupan manusia sangat erat hubungannya dengan kebersihan makanan dan minuman yang didalamnya mencakup : a. Kebersihan bahan – bahan makanan dan minuman b. Kebersihan lingkungan disekitar makanan tersebut di produksi Sanitasi makanan lebih menekankan kepada aspek – aspek, antara lain : a. Cara penyimpanan makanan b. Cara pengolahan dan tempat pengolahan c. Tenaga pengelolaan makanan d. Cara pengangkutan makanan e. Cara penyajian makanan Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor fisik (sanitasi ruang dapur, pembuangan sampah, penyimpanan bahan makanan, alat dapur, dan penyimpanan alat – alat masak), faktor kimia (pencemaran gas, obat penyemprot hama, zat pewarna, dan penggunaan wadah bekas obat – obatan untuk kemasan buah – buahan maupun makanan yang lain), dan faktor mikrobiologis (kontaminasi bakteri, virus, jamur, dan parasit) 4. Pengaruh keberadaan insekta dan rodentia terhadap sanitasi lingkungan Semua mahluk hidup pada dasarnya mempunyai hubungan yang satu dengan yang lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa jenis serangga berperan Sebago vektor penyakit pada manusia. Ada dua cara pemindahan bibit penyakit dari serangga ke manusia yaitu : a. Cara mekanis Serangga hanya bertindak Sebagai pemindah pasif, dalam hal ini patogen tidak mengalami perubahan apapun, misalnya kuman penyakit perut yang disebarkan oleh lalat atau kecoa b. Cara biologis Serangga bertindak Sebago host (inang) yaitu tempat menumpangnya kuman dalam proses pemindahan atau penyebab penyakit. Cara biologis ini terdiri dari dua cara yaitu cara propagative dan cara cyclic propagative. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh serangga antara lain : a. Lalat dan lipas, Sebagai penular penyakit kolera, disentri, diare, dan lain – lain b. Nyamuk, Sebagai penular penyakit malaria, filariasis (kaki gajah), demam berdarah, dll. c. Pinjal, Sebagai penular penyakit pes d. Kutu, Sebagai penular penyakit talasenia 5. Pengaruh sanitasi lingkungan terhadap kesehatan kerja Kesehatan kerja merupakan kehususan dalam ilmu kesehatan yang bertujuan agar pekerja mendapat derajat kesehatan setinggi – tingginya baik secara fisik, mental, maupun sosial melalui usaha preventif maupun kuaratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja. Beberapa alternatif pencegahan terjadinya gangguan kesehatan akibat kerja yaitu : a. Substitusi (mengganti bahan yang berbahaya) b. Ventilasi umum (pengaturan aliran udara) c. Pemasangan ventilasi lokal d. Isolasi e. Pemakaian alat pelindung f. Pemerikasaan sebelum kerja dan secara berkala g. Pendidikan kesehatan E. Tanaman Obat Keluarga Tanaman obat adalah tanaman yang dimanfaatkan karena kandungan bahan yang ada didalamnya memiliki khasiat tertentu yang dapat digunakan sebagai obat. TOGA atau tanaman obat keluarga merupakan sebidang tanah, baik didalam rumah, kebun, ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat obatan. TOGA berguna untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, perbaikan status gizi, gerakan penghijauan, pemerataan pendapatan masyarakat desa dan usaha koperasi desa. Untuk mendapatkan khasiatnya, ada beberapa cara pemanfaatan tanaman obat oleh masyarakat antara lain. 1. Dimakan langsung (mentah) 2. Ditumbuk lalu airnya diminum 3. Ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian yang sakit 4. Direbus untuk dimakan atau air rebusannya diminum. ANATOMI TUBUH MANUSIA A. Defenisi Anatomi Anatomi merupakan cabang ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Anatomi berasal dari bahasa Yunani,”ana” berarti bagian sedangkan “tomie” yang berarti potongan sehingga anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari letak dan hubungan bagian- bagian tubuh. Berdasarkan objek yang dipelajari, anatomi dapat dibedakan menjadi, anatomi makroskopis dan anatomi mikrokopis. Anatomi makroskopis menitikberatkan pada observasi struktur tubuh tanpa menggunakan alat bantu, misalnya mikroskop. Sedangkan anatomi mikroskopis mempelajari struktur tubuh yang tidak dapat dilihat mata telanjang, contohnya sel dan jaringan. B. Posisi Anatomi, Arah dalam Anatomi, dan bidang Anatomi 1. Posisi Anatomi Posisi anatomi merupakan kondisi dimana manusia berdiri tegak, kaki sedikit terbuka, posisi kedua telapak tangan terbuka kedepan dengan ibu jari mengarah keluar tubuh dan keliling mengarah kedalam tubuh. 2. Arah dalam anatomi Penggunaan istilah arah juga penting dalam pemahaman anatomi tubuh manusia. Istilah arah dalam anatomi dapat menjelaskan hubungan suatu struktur tubuh terhadap struktur tubuh lainnya. Istilah Defenisi Contoh Superior Mengarah ke kepala atau Kepala merupakan bagian bagian lebih tinggi superior terhadap abdomen Interior Menjauhi kepala atau bagian Leher merupakan bagian lebih bawah inferior terhadap hidung Ventral (Anterior) Bagian depan tubuh Hidung merupakan bagian anterior terhadap keseluruhan wajah Dorsal (posterior) Bagian belakang tubuh Bokong merupakan bagian posterior terhadap abdomen Medial Mendekati garis tengah Jantung merupakan bagian imajiner tubuh medial terhadap lengan Lateral Menjauhi garis tengah Lengan merupakan bagian imajiner tubuh lateral terhadap dada Proksimal Mendekati asal dari bagian Siku merupakan bagian tubuh proksimal terhadap pergelangan tangan Distal Menjauhi asal dari bagian Lutut merupakan bagian tubuh distal terhadap paha 3. Bidang Anatomi Bidang anatomi merupakan bidang imajineryang melalui tubuh dalam posisi anatomi. Secara umum bidang anatomi dapat dibedakan menjadi empat: a. Bidang Median, bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian kanan dan kiri b. Bidang Sagital, bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian dari titik tertentu, bidang ini sejajar dengan Bidang Median c. Bidang Horizontal, bidang yang terletak melintang tubuh d. Bidang Koronal, merupakan bidang vertikal yang melalui tubuh letaknya tegak lurus terhadap bidang median atau sagital C. Susunan Sistem Anatomi Tubuh Manusia 1. Sistem Gerak Sistem gerak terdiri dari tulang dan otot. Tulang merupakan alat gerak pasif, sedangkan otot alat gerak aktif. 2. Sistem Peredaran Darah Fungsi utama sistem peredaran darah adalah mengedarkan darah keseluruh tubuh. Sel,jaringan, atau organ akan mengalami kematian dan tidak berfungsi lagi jika tidak mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi yang cukup. 3. Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan merupakan saluran panjang yang dimulai dari mulut dan berakhir di anus. 4. Sistem Pernafasan Sistem pernapasan dapat berfungsi akibat bantuan dari otot-otot pernapasan. Fungsi lain dari saluran pernapasan sebagai vokalisasi atau tempat terjadinya suara. 5. Sistem Ekskresi Sistem ekskresi terdiri dari organ dan sistem organ yaitu kulit, paru-paru, hati, dan ginjal. 6. Sistem Regulasi (Koordinasi) Manusia memiliki tiga sistem regulasi pengaturan respons tubuh, yaitu sistem saraf, sistem endokrin dan sistem indra. 7. Sistem Imun Sistem imun memberikan perlindungan tubuh terhadap serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (bakteri, jamur, atau virus). 8. Sistem Reproduksi Reproduksi memiliki tujuan untuk melestarikan jenisnya agar tidak mengalami kepunahan. Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi wanita keduanya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi keduanya merupakan suatu sistem yang terintegrasi agar keberlangsungan manusia terus terjaga. Sistem reproduksi pria terdiri dari, penis, testis, epididimis, vas deferens dan vesikula seminalis. Sedangkan organ yang menyusun sistem reproduksi wanita adalah vagina, serviks, uterus, oviduk, dan ovarium. D. Postur Tubuh Manusia Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Postur tubuh merupakan posisi tubuh yang dipertahankan untuk melawan gravitasi bumi ketika berdiri, duduk maupun berbaring. Secara alamiah postur dibagi menjadi dua yaitu: 1. Postur Statis, postur yang tetap dalam jangka waktu yang lama atau posisi diam. 2. Postur dinamis, postur tubuh yang ditandai dengan adanya perubahan pergerakan.
1. Hubungan Anatomi dengan Postur Tubuh
Anatomi dan postur tubuh saling berkaitan satu sama lain postur tubuh yang salah memberikan dampak negatif pada sistem gerak, khususnya pada daerah ruas tulang belakang. Postur tubuh yang baik dapat diketahui melalui keadaan tulang punggung, otot dan sendi. Postur tubuh yang buruk adalah posisi tubuh yang tidak menunjang berat tubuh secara benar yang menyebapkan terjadi pergeseran struktur tubuh. 2. Kelainan dan Penyakit Terkait dengan Anatomi Tubuh a. Osteoporosis yaitu kondisi tulang menjadi lebih rapuh b. Atritis yaitu peradangan pada sendi c. Malnutrisi (Kekuranagn Gizi) kondisi dimana seseorang kekurangan asupan gizi sehingga tubuh tidak mendapatkan gizi yang cukup untuk metabolisme dan pertumbuhan. d. Kusta adalah penyakit yang disebapkan oleh serangan mycrobakteriumleprae penyakit ini menyebapkan kerusakan pada jaringan saraf dan otot. VIRUS A. Struktur dan Morfologi Tubuh Virus 1. Struktur Virus Secara umum, virus belum dapat dikelompokkan sebagai organisme hidup karena virus tidak memiliki ciri atau sifat mahluk hidup. Virus membutuhkan ribosom inang untuk dapat mensintesis protein. Ribosom inang digunakan untuk mentranslasi RNA (Ribonucleic acid atau asam ribonukleat ) virus menjadi protein. Virus menggunakan energi dan berbagai komponen pembangun sel seperti asam amino, nukleotida, lipid dan karbohidrat dari tubuh inang untuk mendukung “aktivitas hidup” mereka. Bentuk dan ukuran virus sangat beragam. Satuan ukuran yang digunakan untuk mengamati virus adalah nanometer (1 nm = 10-9 m). Virus berukuran sangat kecil umumnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bakteri yaitu berkisar antara 10 - 300 nm. Oleh karena itu virus hanya bisa diamati dengan mikroskop elektron. Berikut ini merupakan bagian- bagian tubuh virus: a. Kapsid, merupakan protpein pembungkus asam nukleat. Asam nukleat menempel atau berkaitan dengan protein kapsid yang disebut nuklpeokapsid. Protein pembungkus ini dibangun oleh monpomperp atau subunit yang disebut kapsomer. Kapsid memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Melindungi asam nukleat dari kerja enzim yang dapat merusak asam nukleat. 2. Pada permukaan kapsid terdapat bagian tertentu yang berfungsi untuk melekatkan virion pada sel inang. 3. Menyediakan protein yang memungkinkan bagi virion untuk melakukan penetrasi kedalam membran plasma sel inang atau bahkan menyuntikkan asam nukleat virus kedalam sitopplpasma sel inang. b. Asam nukleat, pda virus menyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk sintesis protein. Virus hanya memiliki salah satu jenis asam nukleat, DNA atau RNA saja.bentuk asam nukleat dapat berupa linear atau sirkuler, tersusun dalam bentuk rantai tunggal atau rantai ganda tergantung pada jenis virus. Tipe asam nukleat merupakan salah satu ciri yang digunakan untuk mengklasifikasikan virus. c. Sampul (envelope), merupakan selubung yang mengelilingi kapsid. Sampul virus adalah hasil modifikasi yang dilakukan oleh virus terhadap membran sel inang yang terinfeksi. Komponen sampul berupa molekul lipid dan protein. 2. Morfologi virus Berdasarkan struktur tubuh dan bentuk kapsid, morfologi virus dapat dibedakan menjadi empat tipe utama sebagai berikut: a. Heliks, struktur ini merupakan susunan subunit protein selubung (kapsomer) yang melingkari suatu sumbu aksis sehingga membentuk struktur heliks dengan rongga pada bagian tengah sumbu seperti bentuk pipa. Susunan ini akan membuat virus tampak berbentuk batang atau filamen.contoh virus berbentuk heliks adalah Tobacco Mosaic Virus yang menyebabkan penyakit mosaik pada tanaman tembakau. b. Polihedral, morfologi ini tersusun dari banyak kapsomer yang menyelubungi genom virus secara keseluruhan. Struktur ini dapat bervariasi dari ukuran 20- 400 nanometer. Struktur polihedral memiliki variasi susunan dan jumlah kapsomer yang juga beragam. Protein virus dapat tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral, pentahedral, heksahedral atau bahkan seperti bola. Adenoviruds merupakan kelompok virus polihedral. c. Virus bersampul atau berselubung Virus ini memiliki membran yang menyelubungi kapsid yang disebut sampul (envelope). Bentuk sampul virus dapat berupa polihedral, heliks, atau mengikuti bentuk kapsid. d. Virus Kompleks, virus kompleks memiliki bagian- bagian tubuh tambahan yang tidak dimiliki virus lain. Contoh virus kompleks adalah bakteriofag. B. Replika Virus Replikasi virus penginfeksi bakteri (bakteriofage) dapat berlangsung melalui dua macam siklus yaitu siklus litik dan siklus lisogenik. Pada siklus litik, virus akan menghancurkan sel inang pada akhir tahap replikasi. Sementara pada siklus lisogenik virus tidak menghancurkan sel inang tetapi asam nukleat virus berintegrasi dengan kromosom sel inang sehingga bakteri yang berkembang biak akan menghasilkan individu baru yang membawa asam nukleat virus pada kromosomnya. Siklus litik terdiri dari lima fase, yaitu pelekatan, penetrasi, sintesis, perakitan dan pelepasan.sedangkan siklus lisogenik terdiri dari empat fase yaitu fase pelekatan, fase penetrasi, fase penggabungan (integrasi) dan fase pembelahan. Perbedaan siklus litik dan siklus lisogenik pada bakteriofag Faktor pembeda Siklus litik Siklus lisogenik Defenisi siklus replikasi virus yang Siklus replikasi virus yang menyebabkan hancurnya tidak menyebabkan sel inang yang terinfeksi hancurnya sel inang pada pada akhir siklus akhir siklus Lama siklus Relatif singkat (10-60 relatif lama (bisa sampai menit) bertahun- tahun) Jumlah fase Lima fase: pelekatan, Empat fase: pelekatan, penetrasi, sintesis, penetrasi, penggabungan perakitan dan pelepasan dan pembelahan kondisi awal sel inang Nonvirulen Virulen Kondisi akhir sel inang Mengalami lisis dan mati Sel inang tetap dapat melakukan aktivitas seluler dan bereplikasi Aktifitas partikel virus di Menonaktifkan kromosom Tidak mengambil alih kerja dalam sel inang. sel inang dan mengambil sel inang, asam nukleat alih kerja sel inang, asam virus bergabung dengan nukleat virus tidak kromosom sel inang bergabung dengan kromosom sel inang. Kelanjutan siklus Terhenti karena sel inang Pada kondisi tertentu, mati, siklus litik akan profage dapat memisahkan kembali terjadi pada sel diri kromosom inang dan inang baru. memasuki siklus litik. Selain melakukan replikasi, virus juga memiliki kemampuan untuk memindahkan informasi genetik dari sel inang yang satu ke sel inang yang lain yang dinamakan dengan transduksi. Dengan kemampuan ini, virus dapat menyipsikan fragmen DNA suatu sel kedalam kromosom sel lainnya sehingga dapat menyebabkan perubahan kode genetik dari suatu sel. C. Klasifikasi Virus Klasifikasi virus bertujuan untuk mempermudah dalam mengenali, membandingkan dan mempelajari virus. Berbeda dengan klasifikasi mahluk hidup yang mengikuti sistem Linnaeus, klasifikasi virus mengikuti sistem yang dikembangkan oleh Komite Internasional untuk Taksonomi Virus (ICTV, International Comitte on Taxonomy of Virusses) klasifikasi virus terbagi dalam lima tingkatan takson, yaitu ordo, famili, subfamili, genus dan spesies. Berikut adalah aturannya: 1. Nama ordo virus diakhiri dengan –virales 2. Nama famili diakhiri dengan –viridae 3. Nama subfamili diakhiri dengan –virinae 4. Nama genus diakhiri dengan –virus 5. Nama spesies virus menggunakan bahasa inggris dan diakhiri dengan –virus. Sistem klasifikasi ICTV digunakan bersamaan dengan sistem klasifikasi Baltimore dalam sistem klasifikasi virus moderen. Sistem klasifikasi Baltimore dikembangkan oleh David Baltimore yang mengklasifikasikan virus berdasarkan mekanisme produksi mRNA virus tersebut. Klasifikasi Baltimore membagi virus kedalam tujuh kelompok yaitu: Kelompok I: virus dsDNA adalah virus DNA rantai ganda (Adenovirus, Herpesvirus, dan Poxvirus) Kelompok II : virus ssDNA adalah virus DNA rantai tunggal (Parvovirus) Kelompok III : virus dsRNA adalah virus RNA rantai ganda (reovirus) Kelompok IV : virus (+) ssRNA adalah virus sense RNA rantai tunggal (Picornavirus dan Togovirus) Kelompok V: virus (-)ssRNA adalah virus antisense RNA rantai tunggal (Orthomyxovirus dan Rhabdovirus) Kelompok VI : virus ssRNA-RT adalah virus RNA rantai tunggal dan melibatkan penggunaan enzim reverse transcriptase (retrovirus) Kelompok VII: virus dsDNA-RT adalah virus DNA rantai ganda dan melibatkan enzim reverse transcriptase (hepadnavirus)
D. Peran Virus dalam Kehidupan
Berikut ini beberapa contoh virus yang dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit. 1. Peyakit yang ditularkan melalui udara a. Varicella zoster virus menyebabkan cacar air pada manusia, virus ini termasuk dalam kelompok Herpesviridae b. Influenza disebabkan oleh Orthomyxoviruses c. Morbili virus, menyebabkan penyakit campak. Pnyakit campak adalah penyakit kulit yang ditandai dengan gejala demam dan ruam pada kulit. d. SARS Corona Virus adalah virus yang meneybabkan penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). SARS merupakan sindrom akut saluran pernapasan yang dapat menyebabkan kematian. e. Mumps Virus dari genus Rubulavirus yang dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar ludah. f. Respiratory Syncytial virus (RSV) adalah virus yang menyebabkan bronkiolitis. Virus ini termasuk dalam RNA virus. 2. Penyakit yang ditularkan melalui serangga a. Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue dengan Aedes aegypti sebagai vektornya. a. Enchepalitis disebabkan oleh Flavivirus Enchepalitisupakan penyakit yang menyebabkan inflamasi pada otak sehingga berakibat pada keadaan mental seseorang. b. Demam kuning ditularkan melalui gigitan nyamuk Haemagogus leucocelaenus, yellow fever virus termasuk arbovirus dari genus flavivirus. Penyakit ini menyebabkan hilangnya cairan tubuh secara akut akibat pendarahan pada mulut, hidung, mata atau lambung. 3. Penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung a. AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penyakit yang menyerang sistem imun manusia. AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik bersama antara penderita dan orang yang sehat. Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) b. Herpes disebabkan oleh Herpes Simplex Virus 1 (HSV 1) and Herpes Simplex Virus 2 (HSV 2). Penyakit ini menyebabkan lesi pada bagian genital. Virus ini ditularkan akibat kontak langsung dengan kulit penderita maupun aktivitas seksual. c. Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari famili Rhabdoviridae penyakit ini dituplarkpan melalui gigitan yang terjangkit rabies. d. Hepatitis B disebabkan oleh hepatitis B virus (hbv) virus ini menyerang sel hati sehingga menyebabkan fibrosis. Hati mengeras dan pengerasannya semakin meluas yang pada akhirnya menyebabkan sirosis atau kanker hati. e. Hepatits C disebabkan oleh hepatitis C virus atau HBV. Penyakit ini tidak menyerang hati tetapi juga dapatp menyebar di jaringan lain. Misalnya lesi pada jaringan vaskular lengan serta nyeri hebat pada sendi. Pada stadium lanjut dapat menyebabkan limpoma atau kanker limfosit. 4. Penyakit yang ditularkan melalui makanan a. Hepatitis A disebabkan oleh hepatitis A virus atau HAV. Virus ini menyebabkan inflamasi atau peradangan pada hati. Penyakit ini tidak menimbulkan sirosis seperti pada hepatitis lainnya. b. Poliomyelitis disebabkan oleh virus polio. Virus ini berkembang pada saluran pencernaan. c. Gastroentritis disebabkan oleh NLV atau Norwalk-like virus. Penyakit ini dapat ditularkan melalui konsumsi kerang yang mengandung virus NLV. Gejala yang ditimbulkan adalah mual akut, muntah dan kram perut. Beberapa manfaat virus dapat diketahui sebagai berikut: 1. Terapi Gen, adalah teknik memasukan gen fungsional kedalam sel manusia untuk menghasilkan fungsi gen yang diinginkan atau untuk memperbaiki fungsi gen yang rusak. 2. Pencegah penyakit, dengan memberikan vaksin yang dapat merangsang sistem imun tubuh untuk mengenali benda asing kemudian menghancurkannya dan mengingat benda tersebut. 3. Terapi bakteriofag, virus yang dapat menginfeksi bakteri.