Karakteristik PTK Referensi
Karakteristik PTK Referensi
Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran diri guru bahwa praktik yang
dilakukan selama ini di kelas mempunyai maslah yang perlu diselesaikan atau perlu diperbaiki
dalam pembelajaran yang diprakarsai dari dalam diri guru sendiri bukan dari orang luar. Jadi,
kepedulian guru terhadap kualitas pembelajaran merupakan awal dari munculnya masalah yang
perlu dicari jawabannya.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang khas yaitu adanya aksi atau tindakan-
tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Penelitian-penelitian kelas
yang dilakukan dengan mencobakan berbagai tindakan inilah yang menjadi karakteristik penting
bagi PTK.
https://www.kompasiana.com/novi_suprapti/hakikat-penelitian-tindakan-kelas-
ptk_55003396a333118d7350fee0
HAKIKAT DAN PROSEDUR
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap guru diharapkan akan memiliki bekal wawasan awal untuk menuju ke wawasan dan
pemahaman yang benar, lebih luas, dan dinamis tentang PTK. Agar nantinya setiap guru memiliki
kemampuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas baik secara mandiri, terutama secara
kolaboratif. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif, guru dapat
menciptakan kemitraan yang fungsional dan profesional dengan pihak-pihak lain yang
berkompeten, sehingga pada akhirnya kemitraan yang demikian itu akan mampu menciptakan
kondisi yang kondusif baik bagi guru maupun pihak lain dalam mengembangkan profesionalisme
masing-masing secara simbiotik mutualistik dalam mengemban tugas dan usaha meningkatkan
mutu pendidikan khususnya mutu pembelajaran bidang studi yang menjadi tanggungjawab
masing-masing guru.
Konsep tentang penelitian tindakan atau action research dikemukakan pertama kali pada
tahun 1944 oleh Kurt Lewin. Tetapi orang meragukan validitas penelitian model tersebut.
Foster (1972) menyebutkan action research hanya menghasilkan penelitian dengan tindakan
kecil atau menghasilkan tindakan dengan penelitian kecil. Tetapi Freire (1982) melihat dari sisi
lain dan mengatakan bahwa penelitian tindakan bukan dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu,
melainkan untuk kepentingan orang yang melakukan penelitian tindakan itu sendiri termasuk
guru-guru yang mengajar di sekolah . Apa kepentingan yang bersangkutan ? Kepentingan yang
bersangkutan adalah mengupayakan perbaikan berkelanjutan atas tindakannya. Jadi bagi guru
adalah mengupayakan perbaikan berkelanjutan berbagi aspek yang menyangkut peningkatan mutu
pendidikan dan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Karakteristik PTK
Dengan PTK, seorang guru akan berupaya untuk memperbaiki pembelajaran agar
menjadi lebih efektif. Pertanyaan selanjutnya adalah: Haruskah Guru mengorbankan proses
pembelajaran karena melakukan PTK ? PTK jangan sekali-kali menjadikan proses belajar
mengajar terganggu. Guru tidak perlu mengubah jadwal rutin di kelas yang sudah direncanakan
hanya untuk PTK. PTK haruslah sejalan dengan rencana rutin Guru sebagai guru. PTK juga
diharapkan tidak lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat bagi Guru. PTK justru harus
dikerjakan terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di kelas (Suyanto, 1997).
Pada sisi lain, PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan.
Hal itu dapat terjadi karena setelah Guru meneliti kegiatan-sendiri di kelas Guru--dengan
melibatkan siswa--Guru akan memperoleh balikan yang bagus dan sistematis untuk
perbaikan pembelajaran. Dengan demikian, Guru dapat membuktikan apakah suatu teori belajar
mengajar dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas. Guru juga dapat mengadaptasi atau
mengadopsi teori itu untuk diterapkan di kelas agar pembelajaran efektif, efisien, optimal, dan
fungsional.
Berdasarkan uraian tersebut, dapatkah Guru merumuskan karakteristik PTK? Menurut
Suyanto (1997), PTK mempunyai karakteristik sebagai berikut.
Pertama, permasalahannya diangkat dari dalam kelas tempat guru mengajar yang benar--
benar dihayati oleh guru sebagai masalah yang harus diatasi. Masalah tidak berasal dari luar atau
disarankan oleh orang lain yang tidak tahu-menahu masalah yang terjadi di dalam kelas. Masalah
juga bukan berasal dari hasil penelitian atau atau hasil kajian lain yang di luar penghayatan guru.
Kedua, PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif. Guru tidak harus sendirian
berupaya memperbaiki pembelajarannya. Ia dapat dibantu oleh pakar pendidikan, oleh dosen
LPTK, atau oleh kepala sekolah, pengawas, atau bahkan oleh guru lain.
Ketiga, PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Penelitian yang dilakukan di kelas tidaklah selalu
menampakkan PTK. Penelitian di kelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas untuk
perbaikan pembelajaran bukanlah PTK. Itu hanya merupakan penelitian kelas. Misalnya,
penelitian tentang kemampuan membaca siswa kelas dua sekolah dasar adalah penelitian kelas,
bukan PTK. Penelitian semacam itu hanya mendeskripsikan kemampuan membaca siswa kelas
dua tanpa ada tindakan perbaikan jika teryata kemampuan membaca siswa itu rendah. Sebaliknya,
jika guru berupaya untuk memperbaiki kondisi kemampuan membaca yang rendah itu dengan
tindakan tertentu, misalnya memilih bahan bacaan yang menarik yang bergambar, yang berisi
ceritera-ceritera lucu, dan sebagainya, maka penelitian semacam itu adalah PTK.
Menurut Hopkins (1992), PTK mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Perbaikan pembelajaran dari dalam (An inquiry on practice from within),
b. Usaha kolaboratif antara guru dan dosen (A collaborative effort between school teachers and
teacher educators),
c. Bersifat reflektif (A reflective practice made public).
2. Perencanaan Tindakan
Setelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu dirumuskan alternatif tindakan yang
akan diambil. Alternatif tindakan yang dapat diambil dapat dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis
tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan.
Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang
diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk umum rumusan
hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis dalam penelitian formal.
Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatan- kegiatan sebagai berikut.
a. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan masalah.
Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah,
kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
b. Mentukan cara yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan.
c. Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan mencakup; (a) Bagian isi mata
pelajaran dan bahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan langkah pembelajaran sesuai dengan
tindakan yang dipilih; serta (c) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen
pengumpul data yang sesuai.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti, dan penutup diterapkan. Skenario tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak
berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam
waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyesaikan sajian
beberapa pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspek
rencana (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK :
a. Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan: A,
B, C, dan D.
b. Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll
oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan
cara yang menyenangkan.
c. Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/ belajar
memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam Infocus untuk persiapan presentasi.
d. Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno
kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.
e. Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok, lembar OHP hasil kerja kelompok,
siswa yang aktif dalam diskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum (pretes) dan setelah
(postes) tindakan dilak- sanakan.
5. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan
penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan
proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi
kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang
dihadapi dapat teratasi.
BAB III
KESIMPULAN
https://okesukseszone.blogspot.co.id/2015/06/makalah-hakikat-dan-prosedur-penelitian.html