BAB I
PEDAHULUAN
1
Universitas Muhammadiyah Palembang 2
Serikat pada tahun 1968. Pada tahun 1972 mulai didirikanlah pabrik baru yang
disebut pabrik PUSRI II dengan kapasitas terpasang 60 ton ammonia/hari dan
1150 ton urea/hari. Pembangunan pabrik PUSRI II ini dikerjakan oleh kontraktor
dari Amerika Serikat, MW Kellog Overseas Corporation, dan dari Jepang, Toyo
Engineering Corporation dan pembangunannya selesai pada tahun 1974.
Namun seiring terus berjalannya program pemerintah dalam meningkatkan
perekonomian khususnya sektor pertanian melalui swasembada pangan, maka
kebutuhan pupuk dalam negeri semakin meningkat pesat, sehingga perluasan
pabrik kembali dilakukan dengan membangun dua pabrik baru yaitu pabrik
PUSRI III dan PUSRI IV dalam jangka waktu yang berdekatan. Pabrik PUSRI III
dibangun pada tanggal 21 Mei 1975 dengan kapasitas terpasang 1.000 ton
ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas produksi urea
1.725 ton/hari dengan proses Mitsui Toatsu Total Recycle (MTTR) C-Improved
oleh Kellog Overseas Corp. dan Toyo Engineering Corporation (TEC). Lima
bulan setelah pembangunan pabrik PUSRI III, pabrik PUSRI IV mulai dibangun
dengan kapasitas terpasang dan proses yang sama.
Selama beroperasi kurang lebih selama 22 tahun, tepatnya pada tahun 1985
pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai tidak efisien lagi. Sebagai
penggantinya didirikan pabrik PUSRI IB paada tahun 1990 dengan kapasitas
terpasang 446.000 ammonia/tahun dengan menggunakan proses Kellog dan
570.000 ton urea/hari dengan menggunakan proses Advanced Process For Cost
and Energy Saving (ACES) dari TEC. Konstruksi pabrik ini dikerjakan oleh PT.
Rekayasa Industri (Indonesia).
Pada tahun 1992 PT. PUSRI bekerjasama dengan Imperial Chemical
Industry (ICI) melakukan proyek optimalisasi proses yang diberi nama Ammonia
Optimalization Project (AOP) karena adanya tuntutan efisiensi produksi dan
penghematan bahan baku. Proses optimalisasi dan modifikasi proses telah
membuat PT. PUSRI mampu memproduksi total 2.280.000 ton urea/tahun dan
1.149.000 ton ammonia/tahun. Dilaksanakannya proyek tersebut menyebabkan:
PUSRI II
Studi Kelayakan Ekonomi : John Van Der Volk
Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
PUSRI II terdiri dari dua pabrik utama disamping fasilitas pembantu lainnya,
yaitu:
a. Ammonia dengan kapasitas 660 MT, setelah Ammonia Optimalization
Project (AOP) menjadi 1100 MT dengan menggunakan M.W Kellog Corp
(USA).
b. Pabrik Urea yang mempunyai kapasitas 1.150 MT, setelah Urea
Optimalization Project (UOP) menjadi 1.750 MT, dengan menggunakan
Mitsui Toatsu Total Recycle C-Impvove, milik Mitsui Toatsu Chemical Inc.
(Jepang).
Fasilitas pembantu yang dibangun untuk pabrik PUSRI II ini adalah:
1. Pembangkit tenaga listrik/generator dengan penggerak gas turbin dengan
kapasitas 15 MW.
PUSRI III
Tahun Pendirian : 21 Mei 1975
Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (JP)
Produksi Pertama : Desember 1976
Biaya : US$ 192 juta
Sumber Dana : Bank Dunia dan Pemerintah RI
Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee
Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari
Amoniak 1000 ton/hari
Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog
Urea – MTC (Total Recycle C-Improved)
Kebutuhan Gas Alam : 40.000 MMSCF/MMBTU
Kapasitas Gudang : 15.000 MT
Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal
dengan ban berjalan (Belt Conveyor).
Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac
PUSRI IV
Tahun Pendirian : 25 Oktober 1975
Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (JP)
PUSRI IB
Studi Kelayakan Ekonomi : PT PUSRI (April 1985 direvisi 1988)
Mulai Konstruksi : Agustus 1990
Produksi Perdana : Tahun 1994
Pelaksana Konstruksi : PT. Rekayasa Industri (Indonesia) yang
bekerja berdasarkan Process Engineering
Design Package(PEDP)
Biaya : US $ 297,5 juta
Sumber Dana : PT PUSRI, RI dan Bank Exim Jepang
Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee
Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari
Ammonia 1350 ton/hari
Proses Pembuatan : Ammonia-MW Kellog
Urea – ACES
Kebutuhan Gas Alam : 55 MMSCFD/MBTU
Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal dengan
ban berjalan (Belt Conveyor)
Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac
6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan prospek
perusahaan di masa yang akan datang.
7. Komposisi warna lambang kuning dan biru benhur dengan dibatasi garis-
garis hitam tipis (untuk lebih menjelaskan gambar) yang melambangkan
keagungan, kebebasan cita-cita, serta kesuburan, ketenangan, dan ketabahan
dalam mengejar dan mewujudkan cita-cita itu.
c. Berusaha mencari dan menggali ilnu baik dari buku, internet, media cetak,
media elektronik, dan lain-lain
d. Berani mengusulkan suatu perubahan perbaikan prosedur kerja,
lingkungan kerja maupun keterampilan, baik kepada atasan, bawahan dan
teman sejawat.
6. Bersih
a. Selalu berpakaian rapi, bersih serta menjaga penampilan
b. Menjaga lingkungan kerja sehingga sedap dipandang
c. Tidak menjadikan ruangan kantor sebagai gudang (terapkan pola 5 S)
d. Setiap karyawan memanfaatkan fasilitas kerja dengan baik
e. Menyimpan buku, file, dokumen dengan rapi serta menjaga kerahasiaan
dari orang-orang yang tidak berhak
f. Berbicara santun baik saat rapat, di telepon, seminar, forum diskusi dan
lain-lain
7. Baik sangka
a. Selalu berpikiran sehat, tidak buruk sangka, selalu curiga, dengki dengan
orang lain
b. Menyesuaikan perbedaan pendapat dengan santun
c. Menyelesaikan kesalahan orang lain tanpa prasangka
d. Selalu mengedepankan azas praduga tidak bersalah setiap ada masalah.
Etos kerja yang diterapkan di PT. PUSRI antara lain:
a. Tujuh etos kerja dari sisi sikap: Prompt action, Responsive, Discipline,
Hard / Smart work, Cretive, Cleanliness, dan Be Positive
b. Tujuh etos kerja dari sisi makna: Quality, Effective, Efficient, In-depth,
Consistent, Continous improvement, Team work & Networking.
Untuk mencapai sasaran perusahaan diperlukan 7 tonggak, antara lain:
Competitive, Strong, Sound, Grow, World class, Beneficial, dan Blessing. Etos
kerja tersebut harus dilandasi oleh 7 jurus kepribadian karyawan PT. PUSRI,
yaitu: bermoral, memegang etika, selalu tulus, berjiwa ikhlas, selalu pada jalan
lurus, mengharap ridho, dan penuh tawakkal.
Pemilihan lokasi ini berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Gass Bell
and Associaties dari Amerika Serikat yang memberikan rekomendasi untuk
membangun pabrik Pupuk Urea di Sumatera Selatan. Kelayakan tersebut
ditunjang oleh beberapa faktor geografis sebagai berikut :
1. Letaknya berdekatan dengan wilayah operasi pertambangan dan
pengilangan minyak Pertamina sehingga bahan baku gas lama mudah untuk
diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
2. Sungai Musi merupakan sumber air yang tidak pernah kering sepanjang
tahun, yang menunjang bahan baku pembuatan steam dan keperluan utilitas
lainnya, disamping sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil
pabrik.
3. Di daerah ini memungkinkan adanya perluasan area pabrik.
4. Dekat dengan Tambang Bukit Asam yang tidak jauh dari Kota Palembang,
yang banyak mengandung batubara dan dapat dijadikan sebagai cadangan
bahan baku yang sangat potensial seandainya persediaan gas bumi sudah
menipis.
5. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.