Anda di halaman 1dari 16

Universitas Muhammadiyah Palembang

Laporan Kerja Praktek Unit Operasi PT. Pusri-IB

BAB I
PEDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik


Indonesia merupakan Negara kaya akan sumber daya alam yang sangat
melimpah, dikenal pula sebagai Negara agraris yang dimana sebagian besar
masyarakatnya hidup dengan bercocok tanam (sektor pertanian). Karena selain
memiliki beberapa pulau besar yang sangat mendukung dalam sektor pertanian,
Indonesia juga memiliki letak geografis yang sangat cocok untuk iklim pertanian.
Jumlah daratan yang masih luas, iklim tropis yang hanya memiliki 2 musim
memungkinkan penduduknya melakukan usaha pertanian sebagai sumber mata
pencaharian. Ini sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 bahwa kekayaan alam yang
terkandung di bumi Indonesia akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat Indonesia.
Negara Indonesia adalah salah satu Negara berkembang dimana sektor
pertanian merupakan salah satu modal utama bagi masyarakat dan pemerintah
untuk meningkatkan perekonomian Negara. Berdasarkan pada Undang-Undang
Dasar tersebut di atas dan melihat kenyataan adanya kekayaan alam yang
melimpah di bumi Indonesia, maka pemerintah berupaya menggalinya dengan
cara memajukan sektor pertanian yang merupakan tulang punggung tata ekonomi
Indonesia.
Namun penigkatan populasi penduduk ternyata berpengaruh pula pada
perekonomian Negara. Karena semakin pesatnya peningkatan populasi penduduk
Indonesia menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan bahan pangan.
Maka untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan hasil produksi pertanian. Sehingga pemerintah mengupayakan
peningkatan hasil pertanian yang sering dikenal dengan istilah Panca Usaha Tani
yang salah satu diantaranya ialah denga penggunaan pupuk secara tepat dan
teratur. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan faktor kualitas atau kesuburan
tanah, sehingga kita bisa melihat prospek pengadaan pupuk untuk menopang
sekaligus mendorong ketersediaan stok bahan pangan nasional. Dimana Indonesia

1
Universitas Muhammadiyah Palembang 2

masih menitikberatkan pada peningkatan produksi pertanian dan perkebunan,


disamping meningkatkan usaha menuju Negara industri. Untuk meningkatkan
produksi pertanian salah satu cara yang ditempuh adalah meningkatkan hasil
produksi pertanian dengan cara peningkatan pemberian pupuk pada tanaman.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk bagi para petani, maka pemerintah
mulai mengambil kebijakan untuk mendirikan pabrik pupuk pada tanggal 24
Desember 1959, yaitu PT. Pupuk Sriwidjaja (PT. PUSRI) yang berlokasi di sekitar
kawasan Sungai Musi, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, yang dimana
sejak tahun 2010 telah berganti nama menjadi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
(PT. PUSRI PALEMBANG).
Pemilihan Provinsi Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang sebagai
lokasi pabrik didasarkan pada beberapa faktor yang menjadi penunjang pendirian
pabrik, yaitu ketersediaan bahan baku berupa gas alam yang dimana gas alam
tersebut dikelolah langsung oleh Pertamina Palembang, ketersediaan sumber air
yang melimpah karena letak Kota Palembang di tepian Sungai Musi yang tinggi
debit airnya, serta tersedianya sarana transportasi guna distribusi pemasaran
produk baik darat maupun perairan.

1.2. Sejarah Perusahaan


Pada masa transisi pemerintahan dari orde lama menjadi orde baru,
Indonesia mengalami pergolakan yang ssalah satu dampaknya adalah timbulnya
krisis ekonomi. Maka pada awal pemerintahan orde baru, pemerintahan menitik
beratkan pembangunan ekonomi pada usaha untuk mencapai swasembada pangan
yaitu meningkatkan sektor pertanian, pemerintah saat itu mendorong usaha
intensifikasi pertanian dengan salah satu caranya adalah penggunaan pupuk dalam
pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk, saat itu pemerintah
memandang perlunya dibangun sebuah pabrik pupuk kimia.
Berdasarkan program yang sedang dicanangkan pemerintah untuk
menigkatkan sektor perekonomian, yaitu Rencana Pembangunan Lima Tahun I
(REPELITA I) periode 1956-1960, maka pemerintah pada tahun 1957

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 3

menyerahkan pada Biro Perencanaan Negara untuk membangun pabrik pupuk


pertama di Indonesia. Menindak lanjuti penugasan tersebut, Biro Perencanaan
Negara kemudian melakukan studi kelayakan pembangunan pabrik pupuk
tersebut, dilanjutkan dengan pemilihan lokasi yaitu di Sumatera Selatan, dan
percobaan lapangan penggunaan pupuk urea. Dimana proyeknya dilimpahkan ke
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan nama “Proyek Pupuk Urea
1”.
Untuk pertama kalinya pada tanggal 24 Desember 1959 dimulailah
pendirian pabrik pupuk pertama di Indonesia dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja
atau lebih dikenal dengan PT. PUSRI yang tercatat dalam akte notaris Eliza
Pondang nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. Pada awal
berdirinya, perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dengan pemilik saham tunggal yaitu pemerintah Republik Indonesia melalui
Departemen Keuangan dan Departemen Perindustrian selaku kuasa pemegang
saham. Pabrik yang diberi nama PUSRI I itu didirikan pada tanggal 4 November
1960 dengan kapasitas terpasang sebesar 180 ton ammonia/hari dan 300 ton
urea/hari. Pabrik ini pertama kali beroperassi pada tanggal 16 Oktober 1963. Pada
saat itu yang menjadi Presiden Direktur adalah Ir. Ibrahim Zahier dan Ir. Salmon
Mustafa sebagai Direktur Utama PT. PUSRI yang memiliki Kantor Pusat dan
Pusat Produksi yang berkedudukan di Palembang Sumatera Selatan merupakan
produsen pupuk urea pertama di Indonesia.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pupuk dalam negeri, sedangkan
produsen pupuk di Indonesia baru ada satu yaitu PT. PUSRI maka PUSRI mulai
melakukan perluasan pabrik dengan pembangunan pabrik baru. Perluasan pabrik
PUSRI mulai direncanakan dapa tahun 1965 melalui penandatanganan perjanjaian
kerjasama antara Departemen Perindustrian dengan perusahaan engineering Toyo
Menko dari Jepang, namun rencana tersebut menemui kegagalan akibat kejadian
G30S/PKI. Untuk menindak lanjuti rencana perluasan pabrik tersebut kemudian
diadakan studi kelayakan bersama John Van Der Volk & Associate dari Amerika

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 4

Serikat pada tahun 1968. Pada tahun 1972 mulai didirikanlah pabrik baru yang
disebut pabrik PUSRI II dengan kapasitas terpasang 60 ton ammonia/hari dan
1150 ton urea/hari. Pembangunan pabrik PUSRI II ini dikerjakan oleh kontraktor
dari Amerika Serikat, MW Kellog Overseas Corporation, dan dari Jepang, Toyo
Engineering Corporation dan pembangunannya selesai pada tahun 1974.
Namun seiring terus berjalannya program pemerintah dalam meningkatkan
perekonomian khususnya sektor pertanian melalui swasembada pangan, maka
kebutuhan pupuk dalam negeri semakin meningkat pesat, sehingga perluasan
pabrik kembali dilakukan dengan membangun dua pabrik baru yaitu pabrik
PUSRI III dan PUSRI IV dalam jangka waktu yang berdekatan. Pabrik PUSRI III
dibangun pada tanggal 21 Mei 1975 dengan kapasitas terpasang 1.000 ton
ammonia/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas produksi urea
1.725 ton/hari dengan proses Mitsui Toatsu Total Recycle (MTTR) C-Improved
oleh Kellog Overseas Corp. dan Toyo Engineering Corporation (TEC). Lima
bulan setelah pembangunan pabrik PUSRI III, pabrik PUSRI IV mulai dibangun
dengan kapasitas terpasang dan proses yang sama.
Selama beroperasi kurang lebih selama 22 tahun, tepatnya pada tahun 1985
pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai tidak efisien lagi. Sebagai
penggantinya didirikan pabrik PUSRI IB paada tahun 1990 dengan kapasitas
terpasang 446.000 ammonia/tahun dengan menggunakan proses Kellog dan
570.000 ton urea/hari dengan menggunakan proses Advanced Process For Cost
and Energy Saving (ACES) dari TEC. Konstruksi pabrik ini dikerjakan oleh PT.
Rekayasa Industri (Indonesia).
Pada tahun 1992 PT. PUSRI bekerjasama dengan Imperial Chemical
Industry (ICI) melakukan proyek optimalisasi proses yang diberi nama Ammonia
Optimalization Project (AOP) karena adanya tuntutan efisiensi produksi dan
penghematan bahan baku. Proses optimalisasi dan modifikasi proses telah
membuat PT. PUSRI mampu memproduksi total 2.280.000 ton urea/tahun dan
1.149.000 ton ammonia/tahun. Dilaksanakannya proyek tersebut menyebabkan:

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 5

1. Pabrik ammonia PUSRI II, III, dan IV mengalami peningkatan produksi


sebesar 20% dan penghematan gas alam hingga 10%.
2. Pabrik urea PUSRI II mengalami peningkatan produksi hingga 50% dan
penghematan pemakaian gas alam hingga 30%.
Data perluasan pabrik PT. PUSRI dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Data Perluasan Pabrik PT. PUSRI
Pabrik Tahun Licensor Proses Kapasitas Pelaksanaa
Mulai Terpasang n
Operasi Konstruksi
PUSRI II 1974 Kellog TMC*),  218.000 ton Kellog
Total Recycle Ammonia/tahun Overseas
C-Improved  380.000 ton Corp.(AS)
Urea/tahun.
PUSRI 1976 Kellog TMC,  330.000 ton Kellog
III Total Recycle Ammonia/tahun Overseas
C-Improved  570.000 ton Corp.(AS)
Urea/tahun
PUSRI 1977 Kellog TMC,  330.000 ton Kellog
IV Total Recycle Ammonia/tahun Overseas
C-Impoved  570.000 ton Corp.(AS)
Urea/tahun
PUSRI 1995 Kellog Advanced  446.000 ton PT.
IB Process For Cost Ammonia/tahun Rekayasa
and Energy Saving  570.000 ton Industri
(ACES) of Toyo Urea/tahun (Indonesia).
Engineering Corp.
Sumber : Humas PUSRI, 2003

Berikut ini data pengembangan dan konstruksi masing-masing pabrik:


PUSRI I
Studi Kelayakan Ekonomi : Gass and Bell

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 6

Pelaksana Konstruksi : Morrison Knudsen of Asia, Inc.


Penandatanganan Kontrak : 1 Maret 1961
Mulai Konstruksi : Oktober 1961
Selesai Konstruksi : Agustus 1963
Produksi Perdana : 16 Oktober 1963
Biaya : US $33 juta
Sumber Dana : Bank Exim RI
Jenis Proyek : Turn Key + Cost Plus
Kapasitas Terpasang : Urea 300 ton/hari
Ammonia 180 ton/hari
Proses Pembuatan : Ammonia-Gidler dan Mitsui Toatsu
Process (Urea)
Kebutuhan Gas Alam : 12,50 MMCR/MBTU
Kapasitas Gudang : 25.000 MT
Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk kantong ke kapal dengan truk
Sumber Gas Alam : Stanvac
Secara umum spesefikasi kapasitas Urea yang dihasilkan oleh PUSRI I adalah
sebagai berikut:
Kadar Nitrogen : 46% (Berat)
Kadar Biuret maks : 0,5%
Kadar Air maks : 0,3% (Berat)
Kadar Abu maks : 15 ppm
Besar Butir : 6-8 US mesh minimum 95%, lolos
25 US mesh maksimal 2% berat.

PUSRI II
Studi Kelayakan Ekonomi : John Van Der Volk
Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 7

Toyo Engineering Corp. (JP)


Penandatanganan Kontrak : 7 Agustus 1972
Mulai Konstruksi : 7 Desember 1972
Selesai Konstruksi : 6 Agustus 1974
Produksi Perdana : 6 Agustus 1974
Biaya : US $86 juta
Sumber Dana : USAID, OECF, IDA BANK Asia, RI
Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee
Kapasitas Terpasang : Urea 1150 ton/hari
Ammonia 660 ton/hari
Proses Pembuatan : Ammonia - Kellog
Urea – TMC Total Recycle C-Improved
Kebutuhan Gas Alam : 40.000 MMSCF/MBTU
Kapasitas Gudang : 15.000 MT
Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal dengan
Ban berjalan (Belt Conveyor)
Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac

PUSRI II terdiri dari dua pabrik utama disamping fasilitas pembantu lainnya,
yaitu:
a. Ammonia dengan kapasitas 660 MT, setelah Ammonia Optimalization
Project (AOP) menjadi 1100 MT dengan menggunakan M.W Kellog Corp
(USA).
b. Pabrik Urea yang mempunyai kapasitas 1.150 MT, setelah Urea
Optimalization Project (UOP) menjadi 1.750 MT, dengan menggunakan
Mitsui Toatsu Total Recycle C-Impvove, milik Mitsui Toatsu Chemical Inc.
(Jepang).
Fasilitas pembantu yang dibangun untuk pabrik PUSRI II ini adalah:
1. Pembangkit tenaga listrik/generator dengan penggerak gas turbin dengan
kapasitas 15 MW.

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 8

2. Pembangkit listrik cadangan berupa dua generator cadangan dan generator


darurat.
3. Pembangkit steam bertekanan 1.500 psig dan 625 psig.
4. Unit Water Treatment yang menyediakan air untuk kebutuhan proses dan air
pendingin.
5. Gudang penyimpanan pupuk curah berkapasitas 15.000 MT.
Untuk spesifikasi kapasitas pabrik PUSRI II secara umum sama dengan yang
dihasilkan oleh PUSRI I.

PUSRI III
Tahun Pendirian : 21 Mei 1975
Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (JP)
Produksi Pertama : Desember 1976
Biaya : US$ 192 juta
Sumber Dana : Bank Dunia dan Pemerintah RI
Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee
Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari
Amoniak 1000 ton/hari
Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog
Urea – MTC (Total Recycle C-Improved)
Kebutuhan Gas Alam : 40.000 MMSCF/MMBTU
Kapasitas Gudang : 15.000 MT
Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal
dengan ban berjalan (Belt Conveyor).
Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac

PUSRI IV
Tahun Pendirian : 25 Oktober 1975
Pelaksana Konstruksi : Kellog Overseas Corp. (AS)
Toyo Engineering Corp. (JP)

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 9

Produksi Pertama : Oktober 1977


Biaya : US$ 186 juta
Sumber Dana : Dana Pembangunan Saudi Arabia, RI
Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee
Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari
Amoniak 1000 ton/hari
Proses Pembuatan : Ammonia-Kellog
Urea – MTC (Total Recycle C-Improved)
Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac

Berdasarkan pertimbangan teknis, maka PUSRI III dan PUSRI IV


dibangun secara berdampingan dengan menggunakan proses dan design yang
sama dengan masing-masing terdiri dari dua pabrik, yaitu:
1. Pabrik urea dengan kapasitas produksi 1725 MTD
2. Pabrik Ammonia dengan kapasitas produksi 1000 MTD
Sedangkan fasilitas-fasilitas pembantu tambahan yang dibangun dalam
rangka proyek PUSRI III dan PUSRI IV adalah:
1. Unit steam generator masing-masing terdiri dari Waste Heat Boiler
(Kapasitas 90.700 kg/jam steam) dan Package Boiler (Kapasitas 102.060
kg/jam).
2. Dua unit turbin generator (Hitachi) dengan kapasitas 15 MW.
3. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan
kapasitas 1000 MT.
4. Pembangunan pabrik Oksigen dan Nitrogen cair dengan kapasitas masing-
masing 500 MT.

PUSRI IB
Studi Kelayakan Ekonomi : PT PUSRI (April 1985 direvisi 1988)
Mulai Konstruksi : Agustus 1990
Produksi Perdana : Tahun 1994
Pelaksana Konstruksi : PT. Rekayasa Industri (Indonesia) yang
bekerja berdasarkan Process Engineering

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 10

Design Package(PEDP)
Biaya : US $ 297,5 juta
Sumber Dana : PT PUSRI, RI dan Bank Exim Jepang
Jenis Proyek : Cost Plus fixed fee
Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari
Ammonia 1350 ton/hari
Proses Pembuatan : Ammonia-MW Kellog
Urea – ACES
Kebutuhan Gas Alam : 55 MMSCFD/MBTU
Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal dengan
ban berjalan (Belt Conveyor)
Sumber Gas Alam : Pertamina/Stanvac

Fasilitas pembantu yang dibangun untuk PUSRI IB ini adalah:


1. Dua unit turbin generator (Hitachi) dengan kapasitas 90.700 kg/jam steam.
2. Dua unit water treatment untuk penyediaan demineralized water dan
kebutuhan air pendingin.
3. Dua unit steam generator, yang masing-masing terdiri dari:
a. Waste water boiler dengan kapasitas 90.700 kg/jam steam.
b. Package boiler berkapasitas 102.060 kg/jam steam.
4. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan
kapasitas 1000 MT.
5. Memperpanjang dermaga dengan fasilitas-fasilitas pengangkut pupuk yang
memakai ban berjalan (Belt Conveyor) untuk dimuat langsung ke kapal.
Dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi dan penghematan bahan baku,
pada tahun 1990-an dilakukan proyek optimasi yang di kenal dengan Ammonia
Optimization Project (AOP) untuk PUSRI II, III, IV dan Urea Optimization
Project (UOP) untuk PUSRI II oleh PT PUSRI sendiri bekerja sama dengan
licensor proses sebagai konsultan.
Data Kapasitas Produksi PT. PUSRI sesudah Ammonia Optimization (AOP)
dan Urea Optimization (UOP) dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut:

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 11

Tabel 1.2 Kapasitas Produksi PT. PUSRI sesudah Ammonia Optimization


(AOP) dan Urea Optimization (UOP)
Pabrik Kap. Terpasang Kap. Terpasang Mulai Produksi
Pusri Amoniak (ton) Urea (ton)

P-II 445.500 570.000 Agustus 1994


P-III 262.000 570.000 Desember 1976
P-IV 396.000 570.000 Oktober 1977
P-IB 396.000 570.000 Maret 1994
4 Pabrik 1.499.500 2.262.000 –

1.3. Pengertian dan Makna Lambang Perusahaan


Logo PT PUSRI sebagaimana terdapat pada Gambar 1.1 adalah sebagai
berikut :

Gambar 1.1. Lambang PT PUSRI Palembang

Makna yang tersirat dalam logo tersebut adalah sebagai berikut:


1. Lambang PUSRI yang berbentuk huruf “U” melambangkan singkatan
“Urea”. Lambang ini telah terdaftar di Ditjen Haki Departemen Kehakiman
dan HAM nomor 021391.
2. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte
pendirian PT. PUSRI.
3. Butiran-butiran urea berwarna putih berjumlah 12, melambangkan bulan
Desember pendirian PT. PUSRI.
4. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini melambangkan
angka 59 sebagai tahun pendirian PT. PUSRI.
5. Perahu Kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak di tepian
Sungai Musi.

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 12

6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan prospek
perusahaan di masa yang akan datang.
7. Komposisi warna lambang kuning dan biru benhur dengan dibatasi garis-
garis hitam tipis (untuk lebih menjelaskan gambar) yang melambangkan
keagungan, kebebasan cita-cita, serta kesuburan, ketenangan, dan ketabahan
dalam mengejar dan mewujudkan cita-cita itu.

1.4. Visi, Misi dan Etos Kerja Perusahaan


Pembangunan PT. PUSRI memiliki tujuan agar tercapai swasembada
pangan. Maksud dan dan tujuan PT. PUSRI yang dinyatakan dalam anggaran
dasarnya adalah sebagai berikut:
1. Perseroan ini bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
dan pada bidang industry pupuk dan industry kimia lain pada khususnya.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perseroan menjalankan usaha-usaha
produksi, perdagangan, pemberian jasa dan lain-lain.
Perseroan dapat pula mendirikan atau menjalankan perusahaan dan usaha lainnya
yang mempunyai hubungan dengan bidang usaha tersebut di atas, baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain yang sejalan dengan
ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar.
Visi:
“Menjadi perusahaan pupuk terkemuka tingkat regional”
Misi:
Memproduksi dan memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien,
berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.
Tata Nilai
1. Integritas
2. Professional
3. Focus pada pelanggan
4. Loyalitas
5. Baik sangka.
Makna

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 13

Pusri untuk kemandirian pangan dan kehidupan yang lebih baik.


Nilai-nilai perusahaan adalah “Memberikan kepuasan kepada pelanggan dan
masyarakat melalui produk dan pelayanan yang bermutu berlandaskan kepada 7
etos kerja”.
7 etos kerja PT. PUSRI adalah:
1. Bertindak segera
a. Setiap ada tugas harus dilaksanakan segera
b. Semua surat masuk harus segera dijawab, khususnya dari pihak luar
karena mempengaruhi citra perusahaan
c. Tidak menunda-nunda pekerjaan dengan alasan apapun
d. Bekerja sesuai rencana kerja/target
e. Menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari target
f. Pekerjaan hari ini usahakan selesai hari ini, hari esok sudah menanti
pekerjaan yang lain
g. Mengangkat telepon bordering sesegera mungkin.
2. Responsive
a. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan yang dihasilkan
b. Proaktif mencari sumber infomasi
c. Melayani stakeholder dengan penuh tanggung jawab
d. Bekerja sesuai tanggung jawab baik sebagai individu maupun kelompok
e. Tidak membiarkan telepon berdering lebih dari 3 kali tanpa ada yang
menjawab.
3. Disiplin
a. Tepat waktu masuk dan pulang kerja sesuai peraturan
b. Tepat waktu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
c. Memanfaatkan waktu istirahat sesuai peruntukkannya
d. Bekerja sesuai rencana kerja yang telah ditetapkan atau telah disepakati
e. Tidak memanfaatkan jam kerja di luar kepentingan perusahaan
f. Menggunakan seragam kerja sesuai ketentuan
g. Menggunakan sarana dan prasarana yang ada sesuai peruntukkannya dan
sesuai aturan yang ada.
4. Kerja keras
a. Tidak malas dalam bekerja
b. Berusaha keras menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari rencana
c. Berusaha mencapai hasil yang lebih baik
d. Gesit dan cekatan dalam bekerja
5. Kreatif
a. Menciptakan inovasi untuk perusahaan yang lebih baik
b. Berusaha mempelajari hal-hal yang baru

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 14

c. Berusaha mencari dan menggali ilnu baik dari buku, internet, media cetak,
media elektronik, dan lain-lain
d. Berani mengusulkan suatu perubahan perbaikan prosedur kerja,
lingkungan kerja maupun keterampilan, baik kepada atasan, bawahan dan
teman sejawat.
6. Bersih
a. Selalu berpakaian rapi, bersih serta menjaga penampilan
b. Menjaga lingkungan kerja sehingga sedap dipandang
c. Tidak menjadikan ruangan kantor sebagai gudang (terapkan pola 5 S)
d. Setiap karyawan memanfaatkan fasilitas kerja dengan baik
e. Menyimpan buku, file, dokumen dengan rapi serta menjaga kerahasiaan
dari orang-orang yang tidak berhak
f. Berbicara santun baik saat rapat, di telepon, seminar, forum diskusi dan
lain-lain
7. Baik sangka
a. Selalu berpikiran sehat, tidak buruk sangka, selalu curiga, dengki dengan
orang lain
b. Menyesuaikan perbedaan pendapat dengan santun
c. Menyelesaikan kesalahan orang lain tanpa prasangka
d. Selalu mengedepankan azas praduga tidak bersalah setiap ada masalah.
Etos kerja yang diterapkan di PT. PUSRI antara lain:
a. Tujuh etos kerja dari sisi sikap: Prompt action, Responsive, Discipline,
Hard / Smart work, Cretive, Cleanliness, dan Be Positive
b. Tujuh etos kerja dari sisi makna: Quality, Effective, Efficient, In-depth,
Consistent, Continous improvement, Team work & Networking.
Untuk mencapai sasaran perusahaan diperlukan 7 tonggak, antara lain:
Competitive, Strong, Sound, Grow, World class, Beneficial, dan Blessing. Etos
kerja tersebut harus dilandasi oleh 7 jurus kepribadian karyawan PT. PUSRI,
yaitu: bermoral, memegang etika, selalu tulus, berjiwa ikhlas, selalu pada jalan
lurus, mengharap ridho, dan penuh tawakkal.

1.5 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT PUSRI terletak di tepian sungai Musi, di wilayah perkampungan sungai
Selayur kampong 1 Ilir dan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kotamadya
Palembang. Lokasi ini berada kira-kira 7 km dari pusat kota Palembang.

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 15

Pemilihan lokasi ini berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Gass Bell
and Associaties dari Amerika Serikat yang memberikan rekomendasi untuk
membangun pabrik Pupuk Urea di Sumatera Selatan. Kelayakan tersebut
ditunjang oleh beberapa faktor geografis sebagai berikut :
1. Letaknya berdekatan dengan wilayah operasi pertambangan dan
pengilangan minyak Pertamina sehingga bahan baku gas lama mudah untuk
diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
2. Sungai Musi merupakan sumber air yang tidak pernah kering sepanjang
tahun, yang menunjang bahan baku pembuatan steam dan keperluan utilitas
lainnya, disamping sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil
pabrik.
3. Di daerah ini memungkinkan adanya perluasan area pabrik.
4. Dekat dengan Tambang Bukit Asam yang tidak jauh dari Kota Palembang,
yang banyak mengandung batubara dan dapat dijadikan sebagai cadangan
bahan baku yang sangat potensial seandainya persediaan gas bumi sudah
menipis.
5. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.

1.6 Tujuan dan Ruang Lingkup Kerja Praktek


Kerja Praktek adalah salah satu matakuliah wajib sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Pendidikan Strata I Program Studi Teknik Kimia Universitas
Muhammadiyah Palembang, dimana matakuliah ini memiliki bobot 2 SKS, dan
akan diuji nantinya dihadapan Tim Penguji di Program Studi Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang. Lama Kerja Praktek yaitu lebih kurang
selama dua bulan. Tujuan pelaksanaan program Kerja Praktek bagi mahasiswa
program S1 Program Studi Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Palembang
Program Ekstensi adalah :
1. Mendapatkan gamabran nyata tentang wujud dan pengoperasian system
pemproses atau fasilitas yang berfungsi sebagai sarana produksi,
perancangan atau pembangunan.
2. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi kerja dan penerapannya
dalam upaya mengoperasikan suatu sarana produksi atau pembangunan.

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB


Universitas Muhammadiyah Palembang 16

3. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama di kampus dengan keadaan


sesungguhnya di lapangan, sehingga mehasiswa dapat mempersiapkan diri
terjun ke masyarakat.
4. Memahami dan dapat menggambarkan masukan-masukan proses produksi
atau kegiatan rancang bangun di tempat mahasiswa melakukan Kerja
Praktek, meliputi sebagai berikut :
a. Masukan-masukan utama maupun penunjang.
b. Energi yang dibeli dari luar maupun yang dibangkitkan sendiri.
c. Struktur kebutuhan tenaga kerja, ditinjau dari jenis dan tingkat
kemampuannya.
5. Memahami dan dapat menggambarkan keluaran proses yang mencakup
produk utama, produk samping, energy dan limbah.
6. Mendapatkan kesempatan menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari
bangku kuliah untuk menganalisa jalannya proses kegiatan dan
memecahkan persoalan nyata yang ada di dalam kegiatan pengoperasian
sarana produksi.
7. Menyelesaikan Beban Studi (SKS).
8. Meningkatkan keterampilan.
9. Memenuhi segi-segi ekonomis pengoperasian suatu sarana produksi.

Laporan Kerja Praktek Departemen Operasi PUSRI-IB

Anda mungkin juga menyukai