Level Srategy
Level Srategy
A. Hasil
(Terlampir)
B. Pembahasan
b. Analisa Cost
Pada analisa cost didapat hasil,
Regular Time
Regular production× Waktu perakitan per unit × Biaya pekerja
Karena semua regular production sama maka perhitungan:
1450× 0.5 ×2=$ 1450
Undertime
( Regular timecapacity ∈hours per employee × Jumlah pekerja )−( Regular production ×Wakt
¿ ( 140× 6 ) −( 1450× 0.5 × $ 1 )=$ 115
Inventory Holding Cost
Ending inventory × Biaya penyimpa nan
Contoh pada bulan Januari,
300 ×0.01=$ 3
Cost tiap periode dijumlah sehingga didapat total cost pada bulan Januari
adalah $1568, pada bulan Februari adalah $1568, bulan Maret adalah
$1567, bulan April adalah $1565, dan bulan Mei adalah $1566 sehinggal
total cost kelima periode adalah $7833.
( Regular timecapacity ∈hours per employee × Jumlah pekerja× Jumlah unit per jam )=140
Total production dan ending inventory cara perhitungannya sama dengan
Constant Average Production. Total production adalah regular production
ditambah dengan overtime production. Sedangkan ending inventory
didapat dari total production dikurang ramalan demand kemudian
ditambah ending inventory sebelumnya.
b. Analisa Cost
Untuk cost, cara menghitungnya sama persis dengan solution method
Constant Average Production hanya saja pada solution method ini tidak
terdapat undertime cost.
Regular Time
Regular production× Waktu perakitan per unit × Biaya pekerja
Karena semua regular production sama maka perhitungan:
1680× 0.5 ×2=$ 1680
Inventory Holding Cost
Ending inventory × Biaya penyimpa nan
Contoh pada bulan Januari,
530 ×0.01=$ 5.3 ≈ $ 5
Lalu cost tiap periode dijumlah sehingga didapat total cost pada bulan
Januari adalah $1685, pada bulan Februari adalah $1688, bulan Maret
adalah $1688, bulan April adalah $1687, dan bulan Mei adalah $1692
sehinggal total cost kelima periode adalah $8441.
Perbedaan dari kedua metode ini terdapat pada regular production yang
dilakukan. Regular production pada Constant Average Production didapat dari
rata-rata demand sedangkan pada Constant Regular Time Employee didapat dari
perkalian kapasitas waktu regular per pekerja dengan jumlah pekerja dan jumlah
unit yang diproduksi dalam satu jam. Perbedaan lainnya yaitu adanya biaya
undertime pada Constant Average Production.
Metode yang paling optimal adalah metode yang menghasilkan output
total cost terkecil. Dari hasil cost yang didapat, terlihat metode yang lebih optimal
adalah Constant Average Production karena memiliki total cost 5 periode yang
lebih kecil dari Constant Regular Time Employee yaitu $7833.
Strategi kedua yang digunakan adalah chase strategy. Strategi ini selalu
menyesuaikan produksi dengan permintaan yang ada dengan perubahan tenaga
kerja menyesuaikan jumlah produksi yang dilakukan sehingga biaya yang
dominan pada strategi ini adalah biaya-biaya akibat perubahan jumlah tenaga
kerja dari waktu ke waktu.
Pada praktikum ini digunakan dua Solution Method,
1. Up-to-Demand with Regular Time Employee
Dengan solution method ini didapat proposed number of regular time
employees 6 karena jumlah pekerja yang dipekerjakan adalah 6.
a. Analisa Agregat
Pada metode ini regular production disesuaikan dengan demand yang
ada. Ramalan demand pada bulan Januari adalah 1400 unit sedangkan
perusaahan sudah memiliki persediaan awal 250 dimana 200 digunakan
untuk memenuhi demand bulan Januari dan 50 digunakan untuk safety
stock. Sehingga perhitungannya,
Regular Production Januari=1400−200=120 0 unit
Karena pada bulan ini tidak ada overtime production maka total
productionnya adalah 1200. Sedangkan untuk pekerja hanya
membutuhkan 5 orang dan harus memberhentikan satu orang dengan
dasar perhitungan,
Regular Production
( Regular time capacity ∈hours per employee × Jumlah perakitan per jam )
1200
¿ =4,286 ≈ 5 pekerja
(140 ×2)
Pada bulan Februari terdapat ramalan demand sebesar 1450,
sehingga regular production yang diperlukan adalah 1450 didapat dari
1450 dikurang sisa inventori sebelumnya ditambah dengan safety stock
50 unit,
Regular Production Februari= ( 1450−50 ) + Safety Stock=1 450 unit
Total productionnya adalah 1450 unit. Pekerja yang dibutuhkan untuk
memproduksi 1450 unit yaitu sebanyak 6 pekerja dari hasil perhitungan
1450
¿ =5,179≈ 6 pekerja
(140 ×2)
Artinya, harus dilakukan perekrutan sebanyak 1 pekerja karena pekerja
yang tersedia dari bulan lalu hanya 5 orang.
Untuk bulan Maret sampai Mei dilakukan perhitungan yang sama.
Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan selalu disesuaikan dengan
produksi yang dilakukan sehingga didapat total pekerja pada bulan
Maret sebanyak 6 orang, pada bulan April direkrut 1 orang sehingga
total pekerja 7 dan pada bulan Mei hanya membutuhkan 5 pekerja
sehingga 2 pekerja diberhentikan.
b. Analisa Cost
Pada analisa cost didapat hasil,
Regular Time
Regular production× Waktu perakitan per unit × Biaya pekerja
Januari ¿ 1200× 0.5 ×2=$ 1200
Februari ¿ 1450× 0.5 ×2=$ 1450
Maret ¿ 1600× 0.5 ×2=$ 1600
April ¿ 1800× 0.5 ×2=$ 1800
Mei ¿ 1200× 0.5 ×2=$ 1200
Undertime
( Regular timecapacity ∈hours per employee × Jumlah pekerja )−( Regular production ×Waktu
Januari ¿ ( 140× 5 )− (1200 × 0.5× $ 1 )=$ 100
Februari ¿ ( 140× 6 ) −( 1450× 0.5 × $ 1 )=$ 115
Maret ¿ ( 140× 6 ) −( 1600× 0.5 × $ 1 )=$ 40
April ¿ ( 140× 7 ) −( 1800× 0.5 × $ 1 )=$ 80
Mei ¿ ( 140× 5 )− (1200 × 0.5× $ 1 )=$ 100
Inventory Holding Cost
Karena yang disimpan hanya safety stock sejumlah 50 unit maka
inventory holding cost tiap periode adalah
50 × $ 0.01=$ 0.5 ≈ $ 1
Dengan jumlah dari kelima periode,
$ 0.5× 5 periode=$ 2.5 ≈ $ 3
Hiring & Dismissal
Untuk biaya hiring dan dismissal hanya tinggal dikalikan sesuai
dengan jumlah pekerja yang direkrut (hiring) atau diberhentikan
(dismissal). Contoh pada bulan Januari diberhentikan 1 orang,
dengan biaya dismissal yang ditentukan perusahaan yaitu $60
sehingga total biaya dismissal pada periode Januari adalah
1× $ 60=$ 60 sedangkan pada bulan Februari direkrut 1 orang
dengan biaya perekrutan yang ditentukan perusahaan sebesar $50
sehingga total biaya hiring pada periode Februari adalah
1× $ 50=$ 50 .
Setelah dilakukan semua perhitungan pada tiap periode, diketahui total
biaya keseluruhan untuk perencanaan agregat dari bulan Januari sampai
dengan bulan Mei adalah $7968.
2. Up-to-Demand with Regular and Overtime Employee
Dengan solution method ini didapat proposed number of regular time
employees 6 karena jumlah pekerja yang dipekerjakan adalah 6.
a. Analisa Agregat
Pada bulan Januari diketahui ramalan demand sebesar 1400 unit,
sedangkan perusahaan sudah memiliki inventori sebesar 250 dimana
disisakan 50 sebagai safety stock. Jadi total produksi untuk bulan Januari
adalah 1200 unit. Dibutuhkan 4 pekerja untuk memproduksi 1200 unit
produk yang didapat dari perhitungan
Total Production ×Waktu Perakitan per Unit
Regular Time Capacity∈ Hours per Employee +OvertimeCapacity∈Hours per Employee
1200 × 0.5
¿ =3.33 ≈ 4 pekerja
140+40
Karena hanya dibutuhkan 4 pekerja maka 2 pekerja harus diberhentikan.
Setelah diketahui jumlah pekerja maka dapat dihitung regular production
untuk bulan Januari dengan persamaan berikut,
Regular timecapacity ∈hours per employee × Jumlah unit per jam× Jumlah pekerj a
¿ 140× 2× 4=1120 unit
Sedangkan overtime production didapat dengan cara mengurangi total
production dengan regular production, contoh pada bulan Januari
overtime productionnya adalah 1200-1120 = 80 unit.
Perhitungan untuk bulan Februari sampai dengan April dilakukan
dengan cara yang sama. Lalu diketahui overtime production bulan
Februari sampai April berturut-turut adalah 50, 200, 400, dan 80. Total
pekerja pada bulan Februari sebanyak 5 orang dan harus merekrut 1
orang, Maret sebanyak 5 orang, pada bulan April tetap 5 orang dan pada
bulan Mei hanya membutuhkan 4 pekerja sehingga 1 pekerja
diberhentikan.
b. Analisa Cost
Regular Time
Regular production × Waktu perakitan per unit × Biaya pekerja
Januari ¿ 1120 ×0.5 × 2=$ 1120
Februari ¿ 1400× 0.5 ×2=$ 1400
Maret ¿ 1400× 0.5 ×2=$ 1400
April ¿ 1400× 0.5 ×2=$ 1400
Mei ¿ 1120 ×0.5 × 2=$ 1120
Overtime
Overtime production ×Waktu perakitan per unit × Biaya lembur
Januari ¿ 80 ×0.5 ×3=$ 120
Februari ¿ 50 ×0.5 ×3=$ 75
Maret ¿ 200 ×0.5 ×3=$ 300
April ¿ 400 × 0.5× 3=$ 600
Mei ¿ 80 ×0.5 ×3=$ 120
Inventory Holding Cost
Karena yang disimpan hanya safety stock sejumlah 50 unit maka
inventory holding cost tiap periode adalah
50 × $ 0.01=$ 0.5 ≈ $ 1
Dengan jumlah dari kelima periode,
$ 0.5× 5 periode=$ 2.5 ≈ $ 3
Hiring & Dismissal
Untuk biaya hiring dan dismissal hanya tinggal dikalikan sesuai
dengan jumlah pekerja yang direkrut (hiring) atau diberhentikan
(dismissal). Contoh pada bulan Januari diberhentikan 2 orang,
dengan biaya dismissal yang ditentukan perusahaan yaitu $60
sehingga total biaya dismissal pada periode Januari adalah
2× $ 60=$ 12 0 sedangkan pada bulan Februari direkrut 1 orang
dengan biaya perekrutan yang ditentukan perusahaan sebesar $50
sehingga total biaya hiring pada periode Februari adalah
1× $ 50=$ 50 .
Setelah dilakukan semua perhitungan pada tiap periode, diketahui total
biaya keseluruhan untuk perencanaan agregat dari bulan Januari sampai
dengan bulan Mei adalah $7888.
Perbedaan kedua metode ini adalah pada metode up-to-demand with
regular time employee, pekerja bekerja sesuai dengan jam kerja normal.
Sedangkan pada metode up-to-demand with regular and overtime employee,
pekerja bekerja pada jam kerja normal ditambah kerja lembur agar dapat
memenuhi permintaan karena jumlah pekerja yang digunakan lebih sedikit dari
metode up-to-demand with regular time.
Dari kedua metode ini diketahui metode yang paling optimal adalah Up-
to-Demand with Regular and Overtime Employee. Hal ini dikarenakan total cost
pada metode tersebut lebih kecil dibanding metode Up-to-Demand with Regular
Time Employee yaitu $7888.
Setelah dilakukan perencanaan agregat dan perencanaan biaya
menggunakan Level Strategy dan Chase Strategy maka dapat diketahui strategi
mana yang paling optimal. Strategi yang paling optimal adalah strategi yang dapat
meminimalkan cost untuk produksi. Diketahui cost terkecil pada Level Strategy
adalag $7833 dan cost terkecil pada Chase Strategy adalah $7888 sehingga
strategi optimal yang dapat diterapkan perusahaan adalah Level Strategy.
Beberapa metode lain antara lain metode matematis seperti pemrograman
linier, linear decision rules dan transportasi pemrograman linear. Pemrograman
Linier disingkat merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber
daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan
keuntungan dan meminimumkan biaya. Bentuk umum pemrograman linier adalah
sebagai berikut :
Fungsi tujuan :
Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn
Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel
keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi
masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi
tujuan pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan
per unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga
sebagai koefisien fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm
menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi
kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang terbatas.
Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non negatif.
Linear Decision Rule merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk
mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang
periode tertentu. Metode transportasi adalah sebuah metode untuk mendapatkan
solusi optimal dalam perencanaan agregat yang menekankan pada upaya
mengurani biaya.
Metode koefisien manajemen adalah model keputusan formal di seputar
pengalaman dan kinerja seorang manajer, dengan asumsi kinerja manajer masa
yang lalu cukup baik sebagai dasar untuk keputusan yang akan datang. Teknik
yang digunakan adalah sebuah teknik analisis regresi dari keputusan produksi
masa lalu yang dibuat manajer. Garis regresinya menyajikan hubungan antara
variabel, seperti permintaan dan tenaga kerja.