Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FARMAKOLOGI

MODUL GINJAL DAN CAIRAN TUBUH

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1

1. Arifna Fitriyanti I11111005


2. Zainul Arifin I1011131008
3. Muhammad Amin I1011131020
4. Dias Arivia Aswada I1011131082
5. Tasya Ayulga Setya I1011151010
6. Josephine Johan Liauw I1011151021
7. Muhammad Faisal Haris I1011151024
8. Meika Meidina Yuanita I1011151025
9. Nabila Firyal Ananda I1011151052
10. Chalchi Ruhita Mlatti I1011151055
11. Gaudensius I1011151073
12. Hendi Rizaldi I1011151074

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2017
Kasus 1

Ny. K 22 tahun datang dengan keluhan Nyeri saat BAK sejak 5 hari yang lalu, keluhan nyeri
disertai dengan keluhan sering BAK dan susah untuk menahan BAK. Sulit untuk memulai
BAK. Pasien sering BAK pada malam hari, nyeri pada pinggang tidak ada, demam tidak ada.

Pasien saat ini sedang hamil 4 bulan.

dr. ABCD
SIP. 0102354678
KLINIK SEHAT
JL. ABADI SELAMANYA NO. 09
PONTIANAK
Pontianak, 20 April 2017

R/ Amoxicillin tab 250 mg No. XV


s 3 dd tab I p.c

£
R/ Paracetamol tab 500 mg No. XV
s 3 dd tab I p.c

Pro : Ny. K
Usia : 22 tahun
Amoksisilin
Amoksisilin memiliki aktivitas antimikroba yang lebih luas, termasuk mikroorganisme
gram-negatif tertentu, seperti Haemophilus influenzae, Escherichia coli, dan Proteus mirabilis.
Obat ini sering diberikan bersama inhibitor β-laktamase untuk mencegah hidrolisis oleh β-
laktamase spektrum-luas yang ditemukan dalam frekuensi yang terus meningkat di isolat klinis
bakteri gram-negatif ini.1
Amoksisilin diabsorpsi lebih cepat dan lengkap di saluran GI daripada ampisilin.
Amoksisilin digunakan secara luas karena spektrum antimikrobanya yang luas dan
bioavailabilias oralnya tinggi sekitar 70-90% dengan puncak plasma terjadi pada rentang 1
hingga 2 jam. Distribusi amoksisilin sekitar 0,26-0,31 L/kg dan terdistribusi secara luas menuju
banyak jaringan, termasuk hati, paru, kelenjar prostat, otot, kantung empedu, pleural, dan
cairan sinovial serta melewati plasenta, namun penetrasi menuju sistem saraf pusat sangat
lemah kecuali adanya inflamasi. Sekitar 10-25% obat akan dimetabolisme menjadi asam
penikiloik. Waktu paru elimanisi sekitar 1-1,5 jam. Sekitar 17-20% terikat pada plasma protein
manusia, terutama albumin. Eksresi amoksisilin sebagian besar dilakukan oleh ginjal, >80%
diperoleh kembali melalui urin. Amoksisilin juga disekresikan ke dalam ASI. Spektrum
antimikroba amoksisilin sangat identik dengan ampisilin, kecuali bahwa amoksisilin kurang
efektif untuk sigelosis. Kadar puncak amoksisilin (amoxil, dll) dalam plasma dua kali lebih
besar daripada ampisilin setelah pemberian oral pada dosis yang sama. Makanan tidak
mengganggu absorpsi. Mungkin karena absorpsinya yang lebih baik, insiden diare akibat
amoksisilin leblh kecil daripada ampisilin. Insiden efek merugikan lainnya sama. Walaupun
t1/2 amoksisilin sama dengan ampisilin, kadar efektif amoksisilin oral yang terdeteksi dalam
plasma dua kali lebih lama daripada ampisilin karena absorpsinya yang lebih sempurna. Sekitar
20% amoksisilin terikat dengan protein dalam plasma. Sebagian besar antibiotik ini dieksresi
dalam bentuk aktif dalam urine.1,2

Asetaminofen
Asetaminofen hanya mempunyai efek antiinflamasi yang lemah dan umumnya
penghambatan terhadap COX lemah dengan adanya konsentrasi tinggi peroksida, yang dapat
ditemukan di tempat inflamasi. Dosis terapeutik asetaminofen tunggal atau berulang tidak
mempunyai efek pada sistem kardiovaskutar dan respiratori, pada platelet atau pada koagulasi.
Tidak terjadi perubahan asam-basa dan efek urikosurik, juga tidak menyebabkan iritasi
lambung, erosi, atau perdarahan yang dapat terjadi setelah pemberian salisilat.1
Asetaminofen oral mempunyai bioavailabilitas yang sangat baik. Konsentrasi plasma
puncak terjadi dalam 30-60 menit dan waktu paruhnya dalam plasma adalah sekitar 2 jam.
lkatan obat dengan protein plasma lebih kecil daripada NSAID lain. Sekitar 90-100% obat ini
ditemukan dalam uine pada hari perlama pada dosis terapeutik, terutama setetah konjugasi
hepalik dengan asam glukuronat (sekitar 60%), asam sulfat (sekitar 35%), atau sistein (sekitar
3%); metabotit terhidroksilasi atau terdeasetilasi juga terdeteksi datam jumlah yang sedikit.
Sebagian kecil asetaminofen mengalami N-hidroksilasi yang diperantarai oleh CYP menjadi
bentuk N-asetil-p-benzokuinoneimin (NAPQI), suatu bentuk intermediet yang sangat reaktif.1
Kasus 2

Pasien 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri BAK dan susah BAK sejak ± 2 bulan
dan dirasakan memberat 2 minggu terakhir. Pancaran air senin saat BAK melemah dan
belakangan hanya menetes. Saat ke UGD pasien sudah tidak bisa BAK. Saat merubah posisi
saat BAK, keluhan masih tetap ada. Pasien juga mengeluhkan BAK tidak puas dan merasa ada
air seni di kandung kemihnya. Riwayat kencing berdarah, kencing berpasir atau batu tidak ada.

dr. ABCD
SIP. 0102354678
KLINIK SEHAT
JL. ABADI SELAMANYA NO. 09
PONTIANAK
Pontianak, 17 April 2017

R/ Tamsulosin HCl tab 0,4 mg No. X


s 1 dd tab I p.c

Pro : Tn. A
Usia : 65 tahun
Tamsulosin
Tamsulosin adalah antagonis kompetitif α1 dengan struktur yang cukup berbeda dari
struktur kebanyakan penghambat reseptor α1 . Obat ini memiliki bioavaibilitas yang tinggi dan
waktu paruh 9-15 jam. Tamsulosin di metabolisasi secara ekstensif di hati. Obat ini memiliki
afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor α1A dan α1D daripada subtipe α1B. Tamsulosin
memiliki potensi yang relative lebih besar dalam menghambat kontraksi otot polos prostat
versus otot polos vascular dibandingkan dengan antagonis α1 selektif lainnya. Efikasi obat
pada BPH mengisyaratkan bahwa tipe α1A mungkin merupakan subtype α terpenting yang
memerankan kontraksi otot polos prostat. Selain itu, dibandingkan dengan antagonis lainnya,
tamsulosin tidak banyak berefek pada tekanan darah saat berdiri. Bagaimanapun, pemberian
setiap antagonis α pada pasien dengan penurunan fungsi sistem saraf simpatis perlu dilakukan
dengan hati-hati.3
Golongan α1 adrenergic antagonis secara umum berguna untuk menangani peningkatan
tekanan darah, akan tetapi terkhusus tamsulosin biasa digunakan untuk terapi dari BPH.
Tamsulosin berguna untuk memblokade reseptor α yang berfungsi mengurangi sifat dari otot
polos dari leher kandung kemih dan prostat sehingga meningkatkan arus urin. Tamsulosin
adalah inhibitor dari reseptor α1A yang ditemukan di otot polos pada prostat. Peak onset dari
obat ini adalah 2-4 minggu, sehingga diperlukan pengobatan jangka panjang hingga 4 bulan.
Dosis yang diberikan dari 0.4 mg maksimal, namun apabila dalam 2 hingga 4 minggu masih
tidak mengurangi maka diberikan dosis 0.8 mg per oral perhari. Namun, jika pengobatan
terputus, maka harus diulangi dosis 0.4 mg PO perhari. α1 bloker dapat menyebabkan pusing,
kekurangan energi, hidung tersumbat, sakit kepala, mengantuk, dan dapat menyebabkan
sinkop.4
Kasus 3

Pasien perempuan 19 tahun datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan demam sejak 1 hari
yang lalu. Demam di rasakan mendadak dan terus menerus, pusing (+) di sertai mual (+)
muntah (-). Kurang lebih 2 hari sebelumnya pasien mengeluh nyeri perut bagian kanan dan kiri
bawah. Nyeri terasa terus menerus. Pasien juga mengeluh nyeri saat kencing (+), terasa perih
dan panas, anyang anyangan (+). Pasien pernah mengalami sakit yang sama kurang lebih 2
bulan yang lalu, namun sembuh setelah periksa ke dokter. BAB tidak ada keluhan.

dr. Hendi Rizaldi


SIP. 0102354678
KLINIK PERMATA
JL. KALIMANTAN NO. 09
PONTIANAK
Pontianak, 17 April 2017

R/ Ciprofloxacin tab 100 mg No. XIV


s 2 dd tab I

£
R/ Paracetamol tab 500 mg No. XII
s 3 dd tab I p.r.n demam

Pro : Ny. Tasya


Usia : 19 tahun
Ciprofloxacin
Ciprofloxacin merupakan salah satu obat sintetik derivat kuinolon. Mekanisme
kerjanya adalah menghambat aktivitas DNA gyarsi bakteri, bersifat bakterisidal dengan
spektrum luas terhadap bakteri gram positif maupun negatif.
Ciprofloxacin adalah antibiotik sprektrum luas yang aktif terhadap gram positif dan
gram negatif bakteri. Ini berfungsi dengan menghambat girase DNA, tipe II topoisomerase dan
topoisomerase IV, enzim yang di perlukan untuk memisahkan DNA bakteri dan menghambat
pembelahan sel. Dengan mekanisme kerja tersebut, ciprofloxacin dapat membunuh bakteri
sehingga obat ini di golongkan sebagai bakterisidal.5
Akibat penggunaan yang meluas untuk mengobati infeksi ringan yang sebenarnya bisa
diobati dengan antibiotik yang lebih lama dan spektrumnya lebih sempit, kini banyak bakteri
yang telah mengembangkan resistensi terhadap obat ini, sehinga ciprofloxacin menjadi lebih
tidak efektif dibanding sebelumnya.6
Resistensi antibiotika terhadap ciprofloxacin dan jenis fluoroquinolones bisa
berkembang lebih cepat, bahkan dalam masa pengobatan. Sejumlah patogen
seperti enterococci, Streptococcus pyogenes, dan Klebsiella pneumoniae kini telah
memperlihatkan resistensi terhadap ciprofloxacin. Penggunaan fluoroquinolones untuk
binatang peliharaan, terutama di Eropa, juga berperan dalam hal ini. Sementara itu, beberapa
strain Burkholderia cepacia, Clostridium innocuum, dan Enterococcus faecium mulai
mengembangkan resistensi terhadap ciprofloxacin dalam derajat yang berbeda-beda. 6
Untuk pengobatan infeksi berat pasien rawat inap rumah sakit yang tidak bisa diberi
Ciprofloxacin oral atau pemberian oral tidak tepat. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang
sensitif terhadap Ciprofloxacin pada :7
1. Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis.
2. Uretritis dan servisitis gonorrhea.
3. Infeksi saluran cerna, demam tifoid yang disebabkan oleh S. typhi. Khasiat
Siprofloksasin
4. untuk eradikasi "chronic thypoid carrier" belum diketahui.
5. Infeksi saluran nafas, kecuali pneumonia akibat Streptococcus.
6. Infeksi kulit dan jaringan lunak.
7. Infeksi tulang dan sendi.

Dosis pemberian ciprofloxacin dewasa7 :


1. Infeksi ginjal yang tidak terkomplikasi dan infeksi saluran urin bagian atas dan bawah
: 2 x 100 mg sehari.
2. Infeksi lain : 2 x 200 mg sehari.
3. Gonorrhea akut dan cystitis akut yang tidak terkomplikasi pada wanita : Infus tunggal
100 mg.
4. Setelah pemberian intravena pengobatan dapat diteruskan secara oral. Penderita usia
lanjut mungkin diberikan dosis lebih rendah tergantung dari beratnya penyakit dan
bersihan kreatinin.
Dosis pada gangguan fungsi ginjal bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit, maka
dosis normal hanya diberikan 1 kali sehari atau jika diberikan 2 kali sehari, dosis harus
dikurangi separuhnya. 7
Seperti obat lain ciprofloxacin juga dapat menimbulkan efek samping, Bila overdosis
akan beresiko menimbulkan efek toksik dan sebaiknya dosis terapi yang diberikan diturunkan
atau dihentikan,tanda-tanda overdosis yang paling sering terlihat antara lain adalah
pucat,masalah urinasi dan dalam penggunaan obat ini terkadang juga dapat menimbulkan efek
samping lain yang lebih serius antara lain. seperti tanda-tanda yang terlihat seperti reaksi
alergi,Sulit untuk bernafas,Pucat pada bibir dan wajah, Diare dan pengeluaran urin berlebihan
,Halusinasi,depresi,kadang terdapat nyeri yang didapti pada berbagai tempat yang berbeda.
Pada efek samping yang lebih serius akan didapati gejala sebagai berikut antara lain insomnia,
nyeri otot, Pandangan yang berkunang-kunang, Sangat sensitif terhadap sinar matahari, diare
berat, nyeri perut dan anafilaksis (shok).7
Ciprofloxacin oral di serap dengan baik melalui saluran cerna, Biovailabilitas absolut
adalah sekitar 70%, tanpa kehilangan yang bermakna dari metabolisme fase pertama. Berikut
ini adalah konsentrasi serum maksimal dan area di bawah kurva (area under the curve, AUC)
dari Ciprofloxacin yang diberikan pada dosis 250 ~ 1000 mg. Konsentrasi serum maksimal
dicapai 1 sampai 2 jam setelah dosis oral. Konsentrasi rata-rata 12 jam setelah dosis 250, 500
dan 750 mg adalah 0,1; 0,2 dan 0,4 mg/mL.8
Ikatan Ciprofloxacin terhadap protein serum adalah 20-40% sehingga tidak cukup
untuk menyebabkan interaksi ikatan protein yang bermakna dengan obat lain. Setelah
administrasi oral, Ciprofloxacin didistribusikan ke seluruh tubuh. Konsentrasi jaringan
seringkali melebihi konsentrasi serum, terutama di jaringan genital, termasuk prostat.
Ciprofloxacin ditemukan dalam bentuk aktif di saliva, sekret nasal dan bronkus, mukosa sinus,
sputum cairan gelembung kulit, limfe, cairan peritoneal, empedu dan jaringan prostat.
Ciprofloxacin juga dideteksi di paru-paru, kulit, jaringan lemak, otot, kartilago dan tulang. Obat
ini berdifusi ke cairan serebro spinal, namun konsentrasi di CSS adalah kurang dari 10%
konsentrasi serum puncak Ciprofloxacin juga ditemukan pada konsentrasi rendah di aqueous
humor dan vitreus humor.8
Empat metabolit Ciprofloxacin yang memiliki aktivitas antimikrobial yang lebih
rendah dari Ciprofloxacin bentuk asli telah diidentifikasi di urin manusia sebesar 15% dari
dosis oral. Waktu paruh eliminasi serum pada subjek dengan fungsi ginjal normal adalah
sekitar 4 jam. Sebesar 40-50% dari dosis yang diminum akan diekskresikan melalui urin dalam
bentuk awal sebagai obat yang belum diubah. Ekskresi Ciprofloxacin melalui urin akan
lengkap setelah 24 jam . Dalam urin semua fluorokuinolon mencapai kadar yang melampaui
konsentrasi hambat minimal (KHM) untuk kebanyakan kuman patogen selama minimal 12
jam. Klirens ginjal dari Ciprofloxacin, yaitu sekitar 300 mL/menit, melebihi laju filtrasi
glomerulus yang sebesar 120 mL/menit. Oleh karena itu, sekresi tubular aktif memainkan peran
penting dalam eliminasi obat ini. Pemberian Ciprofloxacin bersama probenesid berakibat pada
penurunan 50% klirens renal Ciprofloxacin dan peningkatan 50% pada konsentrasi sistemik.8

Asetaminofen
Asetaminofen hanya mempunyai efek antiinflamasi yang lemah dan umumnya
penghambatan terhadap COX lemah dengan adanya konsentrasi tinggi peroksida, yang dapat
ditemukan di tempat inflamasi. Dosis terapeutik asetaminofen tunggal atau berulang tidak
mempunyai efek pada sistem kardiovaskutar dan respiratori, pada platelet atau pada koagulasi.
Tidak terjadi perubahan asam-basa dan efek urikosurik, juga tidak menyebabkan iritasi
lambung, erosi, atau perdarahan yang dapat terjadi setelah pemberian salisilat.1
Asetaminofen oral mempunyai bioavailabilitas yang sangat baik. Konsentrasi plasma
puncak terjadi dalam 30-60 menit dan waktu paruhnya dalam plasma adalah sekitar 2 jam.
lkatan obat dengan protein plasma lebih kecil daripada NSAID lain. Sekitar 90-100% obat ini
ditemukan dalam uine pada hari perlama pada dosis terapeutik, terutama setetah konjugasi
hepalik dengan asam glukuronat (sekitar 60%), asam sulfat (sekitar 35%), atau sistein (sekitar
3%); metabotit terhidroksilasi atau terdeasetilasi juga terdeteksi datam jumlah yang sedikit.
Sebagian kecil asetaminofen mengalami N-hidroksilasi yang diperantarai oleh CYP menjadi
bentuk N-asetil-p-benzokuinoneimin (NAPQI), suatu bentuk intermediet yang sangat reaktif.1
DAFTAR PUSTAKA

1. Gilman AG. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10 Vol 2.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2012.
2. Kaur SP, Rao R, Nanda S. Amoxicillin: a broad spectrum antibiotic. International
Journal of Pharmacy and Phamaceutical Science. 2011.
3. Katzung, B. G., Masters,S.B., Trevor, A.J. Basic & Clinical Pharmacology, 11th ed.
New York: McGraw-Hill. 2009.
4. Finkel R., Richard A. Harvey, Michelle A. Clark, Jose A. Rey., Karen Whalen.
Lippincott’s Illustrated Reviews: Pharmacology, 5th Ed. Lippincott Williams &
Wilkins. 2012.
5. Akram, M., Shahid, M., Khan, A.U., Etiology and Antibiotic Resistance Patterns of
Community-acquired Urinary Tract Infections in JNMC Hospital Aligarh, India,
BioMed Central. 2007.
6. Samirah, Darwati, Windarwati, Pola dan sensitivitas kuman di penderita infeksi saluran
kemih, Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 2006.
7. Albarellos, G. A. Montoya, L. Waxman, S. Kreil, V. Ambros, L. A. Hallu, R. Dan
Rebuelto, M. Ciprofloxacin and Norfloxacin Pharmacokinetics and Prostatic Fluid
Penetration in Dogs After Multiple Oral Dosing. The Veterinary Journal. 172: 334-339.
2006.
8. Tjay, T.H., Rahardja, K. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek
Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo. 2002.

Anda mungkin juga menyukai