Anda di halaman 1dari 2

Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal

kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urine normal biasanya
berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan berbau ammoniak, pH berkisar 4,8 – 7,5 dan
biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 – 1,035. Volume normal perhari 900 – 1400 ml.
Kandungan dalam urin terdiri atas : (1) Air sebanyak 95 %, (2) Urea, asam ureat dan ammonia,
(3) Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin), (4) Garam mineral, terutama NaCl (Natrium
Chlorida), (5) Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon.
Glukosa dalam tubuh akan mengalami berbagai proses, salah satunya adalah ekskresi.
Ekskresi adalah suatu proses pemisahan sampah dari cairan tubuh dan membuangnya. Salah
satu sistem ekskresi adalah sistem saluran kemih yang terdiri dari enam organ, yaitu dua ginjal,
dua ureter, kandung kemih dan uretra. Glomerolus adalah salah satu bagian dari ginjal yang
berfungsi menyaring darah. Filtrate glomerolus yang normal tidak mengandung glukosa yang
melebihi nilai ambang ginjal terhadap glukosa. Adanya glukosa dalam urin disebabkan filtrate
glomerolus mengandung glukosa berlebih sehingga tidak dapat direabsorbsi secara
keseluruhan dan keluar bersama dengan urin.
Tubuh secara normal memetabolisme lemak secara utuh untuk co2 dan air. Kapanpun ada
ketidakcukupan karbohidrat pada makanan atau kerusakan pada metabolisme karbohidrat,
tubuh memetabolisme peningkatan jumlah asam lemak. Ketika peningkatan ini besar,
penggunaan asam lemak adalah tidak lengkap. Produk perantara dari metabolisme lemak
timbul pada darah dan dikeluarkan pada urin. Produk-produk perantara ini adalah 3 tubuh
keton: asam aserosetik (yang juga disebut asam diasetik), aseton dan asam betahydroxybutyric.
Asam aseton dan betahydroxybutyric diperoleh dari asam aserosetik. Semua 3 kumpulan/tubuh
keton adalah ada pada urin dari pasien dengan ketonuria dengan proporsi relatif 20% asam
aserosetik, 2% aseton dan 78% asam betahydroxybutyric.
Maka, pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan urin untuk melihat adanya glukosa
ataupun senyawa keton yang terdapat dalam urin, dan dibandingkan dengan urin patologis
sehingga dapat dilihat perbedaan antara urin normal dan urin patologis.
Tujuan

1. Untuk menguji ada atau tidak glukosa di dalam urin


2. Untuk menguji ada atau tidak senyawa keton di dalam urin
3. Untuk mengetahui kadar glukosa darah melalui glukosa meter

Gandasoebrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2010


Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009
Ganong, W. F. Buku ajar fisiologi kedokteran (22 ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2008

Anda mungkin juga menyukai