Data pasien
Nama : Ny. RM
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Lasiana
Telepon :-
Terdaftar sejak: 28 April 2017
Daftar Pustaka/Bibliografi
1. Sabiston Textbook of Surgery – The Biological Basis of Modern Surgical
Practice, 19th edition, 2012.
2. Grabb and Smith’s Plastic Surgery 7th edition, 2014.
3. Medscape Drugs & Diseases: Initial Evaluation and Management of the
Burn Patient, 2018.
Hasil pembelajaran
1. Diagnosis luka bakar beserta derajat luka bakar pada dewasa
2. Penanganan awal luka bakar
3. Resusitasi cairan pada luka bakar
4. Edukasi penanganan luka bakar pada dewasa di rumah
Objektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
tampak kesakitan sedang, kesadaran compos mentis, berat badan 50
kilogram, TD 110/80, HR 86x/m, RR 18x/m, suhu axilla 37,3°C, saturasi
oksigen 98%, CRT < 2 sec. Pengeluaran urin dalam batas normal. Tampak
luka bakar dengan bullae (+) multiple pada regio dorsum manus dextra et
dorsum pedis dextra bakar, tidak diberi balutan sebelumnya. Pada kasus
ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis (luka bakar lepuh
akibat cairan panas yang menginduksi kerusakan selular akibat transfer
energi, yang menyebabkan nekrosis koagulasi). Pada pasien ini, estimasi
persentase luka bakar TBSA (total body surface area) menggunakan
formula Berkow untuk bagian tubuh yang terisolir, dimana right hand dan
right foot masing-masing bernilai 2.5% + 3.5% = 6% TBSA.
Assessment (penalaran klinis)
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada luka bakar di tangan dan
kaki kanan dengan keadaan umum kesakitan sedang. Keadaan yang
dialami pasien berhubungan dengan tidak adekuatnya penanganan pertama
pada luka bakar di rumah maupun rumah sakit sebelumnya. Cincin yang
digunakan di jari pasien seharusnya dilepas segera agar tidak menahan
kalor dan membentuk efek seperti torniket. Luka bakar seharusnya dialiri
air mengalir selama minimal 20-30 menit, dalam kurun waktu 15 menit
setelah terjadi kecelakaan untuk mengurangi kedalaman luka. Sebelum ke
rumah sakit, seharusnya luka dibalut untuk mencegah kontak terhadap
ujung saraf yang terekspos serta mengurangi penurunan suhu tubuh.
Kemungkinan nyeri yang dirasakan pada pasien ini adalah akibat tidak
dibalutnya serta tidak diberi obat anti-nyeri oral sebelumnya.
Luka bakar derajat ringan pada kasus ini menyebabkan hilangnya
ion tubuh, protein, serta menyebabkan inflamasi akibat pelepasan mediator
pada luka maupun jaringan lain yang menyebabkan vasokonstriksi
maupun vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas kapiler, serta edema
lokal maupun pada organ dekatnya. Dengan menurunnya tekanan onkotik
plasma dan meningkatnya tekanan onkotik interstitial akibat meningkatnya
permeabilitas kapiler karena hilangnya protein, terbentuk edema pada luka
bakar. Edema lebih hebat pada jaringan yang terbakar karena tekanan
interstitial yang lebih rendah.
Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien ini, dilakukan
primary dan secondary survey dimana tidak terdapat gangguan yang
mengancam jiwa pada airway, breathing, dan circulation, serta status
generalis dalam batas normal. Sebelum melakukan semua tindakan
terhadap pasien, dilakukan informed consent terhadap pasien maupun
keluarga sekaligus KIE tentang kondisi pasien.
Plan
Diagnosis: Upaya diagnosis sudah optimal.
Pengobatan:
1. Tindakan awal: primary survey dan secondary survey untuk memastikan
tidak adanya kondisi kegawatdaruratan yang mengancam jiwa
2. Pada pasien ini tidak dilakukan resusitasi cairan menggunakan ringer
laktat karena TBSA <10% sehingga cairan yang diperlukan untuk
mengganti hanya 1200ml/24 jam (Parkland-Baxter: 4 ml/kgBB per
%TBSA 4ml x 50 kg x 6) dan masih bisa didapat melalui oral
mempertimbangkan hasil dari primary dan secondary survey yang
adekuat.
3. Melakukan wound toilet dengan irigasi NaCl 0,9% 500 cc pada tangan dan
kaki kanan
4. Melakukan debridement pada luka untuk membuang jaringan nekrosis
serta mendapatkan jaringan baru sebisa mungkin
5. Memberikan salep antimikrobial silver-sulfadiazine agar dapat mengurangi
kolonisasi bakteri dan jamur, serta mencegah infeksi sistemik
6. Memberi balutan pada luka bakar derajat II yang diganti per hari,
menggunakan salep antimikrobial, evaluasi luka per ganti balutan
7. Pemberian NSAID Natrium diclofenac 2 x 50 mg PO serta antibiotik oral
Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO.
Konsultasi:
Dilakukan dengan dokter spesialis bedah dan fisik & rehabilitasi medik