Anda di halaman 1dari 7

Topik : Luka Bakar grade IIB TBSA 6%

Tanggal (kasus) : 28 April 2017


Presenter : dr. Nabila Viera Yovita
Pendamping : dr. Asian Edward Sagala, Sp.B
Tanggal diskusi :
Tempat diskusi :
Obyektif diskusi :
 Keilmuan  Diagnostik
 Penyegaran  Manajemen
 Tinjauan pustaka  Dewasa
 Deskripsi : Perempuan dewasa berusia 44 tahun datang dengan
keluhan tersiram minyak panas pada tangan dan kaki kanan sejak 14 jam
sebelum masuk rumah sakit, terasa nyeri. Pasien sudah berobat ke rumah
sakit lain sebelumnya diberi obat topikal aminoglikosida, tidak
mendapatkan obat oral. Bullae (+) pada luka bakar.
 Tujuan : Menangani kegawatdaruratan luka bakar pada dewasa
Bahan bahasan : Kasus dan tinjauan pustaka
Cara membahas : Diskusi

Data pasien
Nama : Ny. RM
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Lasiana
Telepon :-
Terdaftar sejak: 28 April 2017

Data utama untuk bahan diskusi


1. Diagnosis:
Luka Bakar grade IIB TBSA 6%
Gambaran klinis:
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan dan kaki kanan akibat
tersiram minyak panas sejak 14 jam sebelum masuk rumah sakit. Keadaan
umum pasien tampak kesakitan sedang, kesadaran compos mentis, berat
badan 50 kilogram. TD 110/80, HR 86x/m, RR 18x/m, suhu axilla 37,3°C,
saturasi oksigen 98%, CRT < 2 sec. Pengeluaran urin dalam batas normal.
Tampak luka bakar dengan bullae (+) multiple pada regio dorsum manus
dextra et dorsum pedis dextra bakar, tidak diberi balutan sebelumnya.
2. Riwayat pengobatan:
Pasien sudah berobat ke rumah sakit lain sebelumnya diberi obat topikal
aminoglikosida, tidak mendapatkan obat oral.
3. Riwayat kesehatan/ penyakit:
Pasien usai memasak ketika memindahkan minyak ke tempat lain dari
panci, tangan serta kaki kanan tersiram tiba-tiba. Tangan dan kaki disiram
dengan air mengalir dari kran selama ±5 menit lalu pasien pergi ke rumah
sakit terdekat.
4. Riwayat keluarga:
Riwayat keluhan serupa pada keluarga pasien disangkal.
5. Riwayat pekerjaan:
Ibu rumah tangga
6. Lain-lain:
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, alergi, serta penyakit lain disangkal.

Daftar Pustaka/Bibliografi
1. Sabiston Textbook of Surgery – The Biological Basis of Modern Surgical
Practice, 19th edition, 2012.
2. Grabb and Smith’s Plastic Surgery 7th edition, 2014.
3. Medscape Drugs & Diseases: Initial Evaluation and Management of the
Burn Patient, 2018.

Hasil pembelajaran
1. Diagnosis luka bakar beserta derajat luka bakar pada dewasa
2. Penanganan awal luka bakar
3. Resusitasi cairan pada luka bakar
4. Edukasi penanganan luka bakar pada dewasa di rumah

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio


Subjektif:
Perempuan dewasa berusia 44 tahun datang dengan keluhan
tersiram minyak panas pada tangan dan kaki kanan sejak 14 jam sebelum
masuk rumah sakit, terasa nyeri. Pasien sudah berobat ke rumah sakit lain
sebelumnya diberi obat topikal aminoglikosida, tidak mendapatkan obat
oral. Terdapat gelembung air (+) pada luka bakar.

Objektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
tampak kesakitan sedang, kesadaran compos mentis, berat badan 50
kilogram, TD 110/80, HR 86x/m, RR 18x/m, suhu axilla 37,3°C, saturasi
oksigen 98%, CRT < 2 sec. Pengeluaran urin dalam batas normal. Tampak
luka bakar dengan bullae (+) multiple pada regio dorsum manus dextra et
dorsum pedis dextra bakar, tidak diberi balutan sebelumnya. Pada kasus
ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis (luka bakar lepuh
akibat cairan panas yang menginduksi kerusakan selular akibat transfer
energi, yang menyebabkan nekrosis koagulasi). Pada pasien ini, estimasi
persentase luka bakar TBSA (total body surface area) menggunakan
formula Berkow untuk bagian tubuh yang terisolir, dimana right hand dan
right foot masing-masing bernilai 2.5% + 3.5% = 6% TBSA.
Assessment (penalaran klinis)
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada luka bakar di tangan dan
kaki kanan dengan keadaan umum kesakitan sedang. Keadaan yang
dialami pasien berhubungan dengan tidak adekuatnya penanganan pertama
pada luka bakar di rumah maupun rumah sakit sebelumnya. Cincin yang
digunakan di jari pasien seharusnya dilepas segera agar tidak menahan
kalor dan membentuk efek seperti torniket. Luka bakar seharusnya dialiri
air mengalir selama minimal 20-30 menit, dalam kurun waktu 15 menit
setelah terjadi kecelakaan untuk mengurangi kedalaman luka. Sebelum ke
rumah sakit, seharusnya luka dibalut untuk mencegah kontak terhadap
ujung saraf yang terekspos serta mengurangi penurunan suhu tubuh.
Kemungkinan nyeri yang dirasakan pada pasien ini adalah akibat tidak
dibalutnya serta tidak diberi obat anti-nyeri oral sebelumnya.
Luka bakar derajat ringan pada kasus ini menyebabkan hilangnya
ion tubuh, protein, serta menyebabkan inflamasi akibat pelepasan mediator
pada luka maupun jaringan lain yang menyebabkan vasokonstriksi
maupun vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas kapiler, serta edema
lokal maupun pada organ dekatnya. Dengan menurunnya tekanan onkotik
plasma dan meningkatnya tekanan onkotik interstitial akibat meningkatnya
permeabilitas kapiler karena hilangnya protein, terbentuk edema pada luka
bakar. Edema lebih hebat pada jaringan yang terbakar karena tekanan
interstitial yang lebih rendah.
Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien ini, dilakukan
primary dan secondary survey dimana tidak terdapat gangguan yang
mengancam jiwa pada airway, breathing, dan circulation, serta status
generalis dalam batas normal. Sebelum melakukan semua tindakan
terhadap pasien, dilakukan informed consent terhadap pasien maupun
keluarga sekaligus KIE tentang kondisi pasien.

Plan
Diagnosis: Upaya diagnosis sudah optimal.

Pengobatan:
1. Tindakan awal: primary survey dan secondary survey untuk memastikan
tidak adanya kondisi kegawatdaruratan yang mengancam jiwa
2. Pada pasien ini tidak dilakukan resusitasi cairan menggunakan ringer
laktat karena TBSA <10% sehingga cairan yang diperlukan untuk
mengganti hanya 1200ml/24 jam (Parkland-Baxter: 4 ml/kgBB per
%TBSA  4ml x 50 kg x 6) dan masih bisa didapat melalui oral
mempertimbangkan hasil dari primary dan secondary survey yang
adekuat.
3. Melakukan wound toilet dengan irigasi NaCl 0,9% 500 cc pada tangan dan
kaki kanan
4. Melakukan debridement pada luka untuk membuang jaringan nekrosis
serta mendapatkan jaringan baru sebisa mungkin
5. Memberikan salep antimikrobial silver-sulfadiazine agar dapat mengurangi
kolonisasi bakteri dan jamur, serta mencegah infeksi sistemik
6. Memberi balutan pada luka bakar derajat II yang diganti per hari,
menggunakan salep antimikrobial, evaluasi luka per ganti balutan
7. Pemberian NSAID Natrium diclofenac 2 x 50 mg PO serta antibiotik oral
Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO.

Pendidikan: dilakukan kepada pasien mengenai higienitas yang harus dijaga


selama luka masih belum sembuh sepenuhnya, tetap membersihkan tubuh dan
bagian yang terkena dengan lap basah. Kontrol ke puskesmas terdekat untuk
ganti balutan per hari sampai dokter memberi tahu jeda hari kontrol lebih lama
jika luka sudah mulai lebih baik. Konsumsi protein lebih dari biasanya untuk
mempercepat pertumbuhan jaringan baru. Keluarga diberitahu kemungkinan
terjadinya kontraktur pada tangan dan kaki, sehingga perlu kembali ke
spesialis bedah jika terdapat keluhan yang dirasa mengganjal, agar dapat
diberikan penanganan lebih, serta tindak lanjut berikutnya agar fungsi tangan
dan kaki kembali ke kapasitas maksimal jika terdapat penurunan fungsi.

Konsultasi:
Dilakukan dengan dokter spesialis bedah dan fisik & rehabilitasi medik

Anda mungkin juga menyukai