Panduan Pemberian Informasi Dan Program Pengobatan
Panduan Pemberian Informasi Dan Program Pengobatan
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Adanya asas bahwa ilmu kedokteran adalah bukan ilmu pasti maka, dasar penerapan dari
ilmu kedokteran bukanlah menjanjikan hasil, tetapi menjajikan usaha yang sebaik-
baiknya. Usaha sebaik-baiknya ini, kemudian didasarkan pada pertimbangan ilmiah dan
diwujudkan dengan adanya standart pelayanan. Informed artinya sudah mendapat
informasi, sudah memperoleh informasi, sudah diberi informasi. Consent artinya
persetujuan. Sehingga arti informed consent adalah persetujuan yang sudah didasari
adanya informasi, sudah didasari pengertian dan pemahaman akan tindakan yang akan
disetujui. Jadi, jika pasien menandatangani blanko informed consent sebuah tindakan
yang akan dilakukan pada dirinya, berarti pasien memberikan persetujuan terhadap
tindakan yang akan dilakukan pada dirinya, dan sudah mendapat informasi tentang
tindakan yang akan dilakukan oleh dokter pada dirinya tersebut, untung ruginya
dilakukannya tindakan.
B. TUJUAN
Tujuan Informed Consent:
a. Melindungi hak klien/pasien untuk membuat keputusan yang otonom
b. Melindungi klien dari tindakan yang merugikan, sehingga dapat memberikan motivasi
kepada tenaga profesional untuk betindak dengan penuh tanggung jawab
c. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya
tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan
tanpa sepengetahuan pasiennya.
d. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat
negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan
medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 )
C. PENGERTIAN
Definisi informed consent adalah
1. Persetujuan yang sudah didasari adanya informasi, sudah didasari pengertian
dan pemahaman akan tindakan yang akan disetujui.
2. Pernyataan setuju terhadap tindakan diagnostik/terapetik, setelah mendapat penjelasan
tentang tujuan, resiko, alternatif tindakan yang akan dilakukan, serta prognosis
penyakit jika tindakan itu dilakukan / tidak dilakukan.
3. Pada Bab I butir I Pedoman Persetujuan Tindakan Medik, disebutkan bahwa :
Informed Consent terdiri dari kata informed yang berarti telah mendapat informasi
dan Consent berarti persetujuan (ijin).
Ada perbedaan penekanan antara informed consent ini dengan persetujuan dalam kontrak
terapetik (sesuai pasal 1320 KUH perdata). Informed Consent dalam profesi kedokteran
(juga tenaga kesehatanan lainnya) adalah pernyataan setuju (consent) atau ijindari pasien
yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi cukup
tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.
D. DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/MENKES/PER / IX / 1989 Tentang
Persetujuan Tindakan Medik, yang pedoman pelaksanaannya diatur dalam Keputusan
Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor: HK.00.063.5.1866 Tentang Pedoman
Persetujuan Tindakan Medik ( Informed Consent ) tanggal 21 April 1999.
2. SK. Dirjen YANMED. No. YM 00.03.2.6.956 Tentang Hak dan Kewajiban Pasien
Dan Perawat.
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Nomor :
YM.02.04.3.5.2504 tanggal 10 Juni 1997 Tentang Pedoman Hak Dan Kewajiban
Pasien, Dokter Dan Rumah Sakit.
4. Pasal 45 (1) UU PRADOK
BAB II
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
1. Semua hal yang sifatya luar biasa dalam proses mendapatkan persetujuan tindakan
kedokteran harus dicatat dalam rekam medis.
2. Seluruh dokumen mengenai persetujuan tindakan kedokteran harus disimpan bersama-
sama rekam medis.
3. Format persetujuan tindakan kedokteran atau penolakan tindakan kedokteran,
menggunakan formulir dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Diketahui dan ditandatangani oleh dua orang saksi. Tenaga keperawatan bertindak
sebagai salah satu saksi
b. Formulir asli harus disimpan dalam berkas rekam medis pasien
c. Formulit harus sudah mulai diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum tindakan
kedokteran
d. Dokter atau dokter gigi yang memberikan penjelasan harus ikut membubuhkan tanda
tangan sebagai bukti bahwa telah memberikan informasi dan penjelasan secukupnya.
e. Sebagai tanda tangan, pasien atau keluarganya yang buta huruf harus membubuhkan
cap jempol jari kanan.
PENUTUP
1. Penyakit Dalam
No Jenis Tindakan Keterangan
1. Thorakocentesis/pungsi pleura
2. Paracentesis/pungsi asites
3. Arthorocentesis/pungsi sendi
4. hemodialisis
4. Tindakan Bedah
No Jenis Tindakan Keterangan
1. Tindakan-tindakan invasif dengan bius total
2. Tindakan-tindakan invasif tanpa bius total
5. Mata
No Jenis Tindakan Keterangan
1. Debridement
2. Exterpasi Corpus Alinum
3. Injeksi obat-obatan
4. Insisi Hordeolum
5. Insisi Khalazion
6. Extirpasi Pterigium
Semua tindakan yang dilakukan
7. Extirpasi Granuloma
pada penderita
8. Extirpasi Lithiasis
9. Operasi iridektomi
10. Operasi Trabekulektomi
11. Operasi katarak Extraction
12. Operasi jahit luka
13. Operasi Enukleasi/Ecenterasi Bulbi
6. Tindakan THT
No Jenis Tindakan Keterangan
1. Tonsillektomi Operasi bahaya pendarahan
2. Siptoplasti + FESS Operasi memakai cairan
adrenalin dan risiko, berat lain
3. Caldwell Sue Operasi memakai cairan
Adrenalin dan risiko,berat lain
4. Semuatindakan yang dilakukan dengan
anestesi umum
5. Semua tindakan yang menggunakan sulfas
atropin sebagai premedikasi operasi
6. Semua tindakan yang menggunakan cairan
adrenalin, seperti :
a. Pemasangan tampon pada epistaksis
b. Pemasangan tampon padfa anestesi lokal
untuk endoscopi
7. Operasi di bagian THT
7. Saraf
No Jenis Tindakan Keterangan
1. Lumbal pungsi
2. Tindakan invasif (injeksi)
3. EEG (per kasus)
8. Dokter Umum
No Jenis Tindakan Keterangan
1. Tindakan intubasi dengan ETT
2. Tindakan jahit luka
3. Tindakan venaseksi
4. Tindakan ekstraksi kuku
5. Transfusi darah
6. Sirkumsisi
7. Tindakan invasif (NDT, Catheter infus)
8. Tindakan skin test