Anda di halaman 1dari 4

Asma adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi karena hipere aktifitas

bronkus terhadap berbagai stimulus, di sertai gejala penyempitan pada saluran pernafasan
karena bronko konstriksi reaksi inflamasi dan peningkatan sekresi kelenjar bronkus. Serangan
asma bisa terjadi spontan maupun karena rangsangan fisik, kimia / obat-obatan. Tanda klinik
asma berupa serangan episodik batuk, sesak nafas dengan ekspirasi memanjang dan pada
auskultasi terdengar suara ‘wheezing’ yang khas. Gambaran patologinya berupa kontraksi otot
polos saluran pernafasan, penebalan mukosa karena edema serta penyumbatan lumen saluran
nafas karena mukus yang kental dan liat. NAEPP ( National AsthmaEducation and Prevention
Program2007 ) menekankan adanya keterlibatan interaksi antara ekspresi gen dengan
lingkungan, infeksi virus sebagai penyebab utama kejadian dan perkembangan asma, airway
remodeling terlibat dalam asma kronis pada sebagian pasien

Asma dapat menyerang anak-anak maupun dewasa. Di Amerika, 14 sampai 15 juta


orang mengidap asma, dan kuranglebih 4,5 juta di antaranya adalah anak-anak. Separo dari
semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanak, sedangkan sepertiganya pada masa
dewasa sebelum umur 40 tahun. Pada umumnya penderita asma mempunyai keluarga yang
juga menderita asma (faktor genetik). Terapi asma ditujukan untuk mengatasi atau
meminimalkan gejala dan mencegah serangan ulang, sehingga penderita dapat melakukan
aktifitas sehari-hari

Bronkostriksi pada asma utamanya disebabkan oleh mediator yang dirilis oleh sel
mastosit, maka langkah terapinya adalah dengan menstabilkan membrane mastosit tersebut,
sehingga tidak mudah mengalami degranulasi. Stabilisator mukosa yang utama adalah
golongan kromon seperti natrium kromolin dan nedokromil, stabilisator mukosa adalah
senyawa kromon yang hanya bersifat preventif. Kromolin tersedia dalam bentuk inhalasi
dengan tujuan terapi menghambat rilis mediator inflamasi dari sel mastosit. Pemakaian dosis
tunggal kedua obat ini dapat mencegah fase awal respon konstriksi bronchus yang dosebabkan
oleh allergen. Namun untuk mengatasi respon lambat diperlukan waktu 1-2 bulan. Golongan
obat ini tidak memiliki efek bronkodilator sehingga tidak efektif untuk serangan asma akut.

Stabilisator membrane mastosit memiliki efek prefentif terhadap bronkhoprovokasi


dengan cara stabilisasi membrane sel mastosit sehingga dapat mencegah proses degranulasi.
Mediator inflamasi seperti histamine, eosinophil, leukotriene, neutrophil, prostalglandin, dan
lain-lain yang dirilis saat terjadi degranulasi mastosit akan berakibat bronkhokonstriksi dengan
konsekwensi terjadi serangan asma. Golongan obat ini memiliki efek meningkatkan fosforilasi
protein, sehingga membrane mastosit menjadi stabil dan tidak mengalami lisis atau
degranulasi. Protein, secara normal merupakan subtrat bagi enzim protein kinase C intrasel,
yang dapat mempengaruhi transduksi signal terhadap rilis mediator inflamasi. Efek ini
merupakan mekanisme proteksi terhadap bronkokonstriksi akut yang disebabkan oleh allergen
akibat berolahraga atau stimulasi udara dingin.

Kromolin natrium Nedokromil natrium

Mekanisme Menghambat pelepasan mediator, histamin Menghambat aktivasi secara in


dan SRS-A (Slow Reacting Substance vitro dan pembebasan
Anaphylaxis, leukotrien) dari sel mast mediator dari berbagai tipe sel
yang berhubungan dengan
asma termasuk eosinofil,
neutrofil, makrofag, sel mast,
monosit dan platelet
Efek Samping Kromolin berulang: Bronkospasme, batuk, Batuk, faringitis, rinitis, infeksi
edema laringeal (jarang), iritasi faringeal dan saluran pernapasan atas,
napas berbunyi bronkospasme, mual, sakit
kepala, nyeri dada dan
Aerosol: iritasi tenggorokan/tenggorokan pengecapan tidak enak
kering, rasa tidak enak pada mulut, batuk,
napas berbunyi dan mual

Indikasi Asma bronkial Asma. Digunakan sebagai terapi


pemeliharaan untuk pasien
Pencegahan bronkospasme dewasa dan anak usia 6 tahun
atau lebih pada asma ringan
sampai sedang
Kontra Hipersensitif terhadap kromolin atau Hipersensitif terhadap
Indikasi komponen sediaan nedokromil atau komponen
sediaan
Bentuk Inhalasi, larutan, aerosol Inhalasi
sediaan
Penggunaan Larutan nebulizer: dosis awal 20 mg diinhalasi 4x sehari dengan interval yang
dalam klinik 4 kali sehari dengan interval teratur teratur untuk mencapai dosis
Pencegahan bronkospasme akut: inhalasi 20 14 mg/hari
mg (1 ampul/vial) diberikan dengan nebulisasi
segera sebelum terpapar faktor pencetus
Aerosol: pada dewasa dan anak 5 tahun atau
lebih. Dosis awal biasanya 2 inhalasi, sehari 4
kali pada interval yang teratur
Oral: dewasa  2 ampul, 4 kali sehari, 30
menit sebelum makan dan menjelang tidur
Anak-anak 2-12 tahun  1 ampul, 4 kali
sehari, 30 menit sebelum makan dan
menjelang tidur
SEDIAAN

Natrium kromolin

Intal dan convers

Natrium nedokromil

Intal plus

KESIMPULAN

Natrium kromolin lebih efektif dibandingkan dengan natrium nedokromil karena


natrium kromolin memiliki cara kerja Menghambat pelepasan mediator, histamin dan SRS-A
(Slow Reacting Substance Anaphylaxis, leukotrien) dari sel mast sehingga lebih efektif untuk
digunakan sebagai obat pencegahan asma.
DAFTAR PUSTAKA

Homer A. Bousey, MD, ‘Bronchodilators & Other Drugs Used in Asthma’, Basic and
Clinical Pharmacology, edited by B.G. Katzung, 7th edition, Appleton & Lange, 1998.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. PEDOMAN DIAGNOSIS &


PENATALAKSANAAN ASMA BRONKIAL. PDPI
Deglin, Judith Hopfer, April Hazard Vallerand. 2004. Pedoman Obat untuk Perawat.
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Schmitz, Gery, Hans Lepper, Michael Heidrich. 2008. Farmakologi dan Toksikologi.
Edisi 3. Jakarta : EGC.
Lucia E. W. 2016. dinamika obat. Surabaya : sandira

Anda mungkin juga menyukai