Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR KLINIS FARINGITIS

No. Dokumen : SOP-208/UKP-BPU/PANCORAN

SOP No. Revisi : 00


Tanggal terbit : 20 April 2016
Halaman : 1/3
PUSKESMAS
drg. Melvin Sijabat
KECAMATAN NIP :
KEPALA PUSKESMAS :
PANCORAN 196408141998031004

1. Pengertian 1. Faringitis merupakan peradangan pada dinding faring yang disebabkan oleh virus,
bakteri, alergi, trauma, iritan dan lain-lain.
2. Faktor Risiko
2.1. Paparan udara yang dingin
2.2. Menurunnya daya tahan tubuh
2.3. Konsumsi makanan yang kurang gizi
2.4. Iritasi kronik oleh rokok, minum alcohol, makanan, refluks asam lambung,
inhalasi uap yang merangsang mukosa faring.
3. Diagnosis :
3.1 Anamnesa
Umumnya sakit jika menelan dan batuk
3.1.1 Faringitis viral (umumnya oleh Rhinovirus) : diawali rhinitis, demam
dan mual.
3.1.2 Faringitis bacterial : nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai
demam dengan suhu tinggi.
3.1.3 Faringitis fungal : nyeri tenggorok dan nyeri menelan
3.1.4 Faringitis kronik hiperplastik : tenggorokan kering, gatal dan batuk
berdahak
3.1.5 Faringitis kronik atrofi : tenggorokan kering dan tebal serta mulut
berbau
3.1.6 Faringitis tuberculosis : nyeri hebat pada faring
3.1.7 Bila dicurigai faringitis luetika atau gonorea, ditanyakan riwayat
hubungan seksual
3.2 Pemeriksaan Fisik
3.2.1 Faringitis viral : faring dan tonsil hiperemis, tidak menghasilkan
eksudat
3.2.2 Faringitis bacterial : tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan
terdapat eksudat di permukaannya
3.2.3 Faringitis fungal : plak putih di orofaring dan pangkal lidah
3.2.4 Faringitis kronik hiperplastik : tampak kelenjar limfa di bawah mukosa
faring dan lateral band hiperplasi. Mukosa dinding posterior tidak rata
dan bergranular
3.2.5 Faringitis kronik atrofi : mukosa faring ditutupi lender kental dan bila
diangkat mukosa kering
3.2.6 Faringitis tuberculosis : granuloma perkejuan pada mukosa faring dan
laring.
3.2.7 Faringitis luetika :

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Pancoran
3.2.7.1 Stadium primer
Pada lidah palatum mole, tonsil, dan dinding posterior faring
berbentuk bercak keputihan. Bila infeksi berlanjut timbul
ulkus pada daerah faring seperti ulkus pada genitalia yaitu
tidak nyeri. Jugadidapatkan pembesaran kelenjar mandibula
3.2.7.2 Stadiumsekunder
Stadium ini jarang ditemukan. Pada dinding faring terdapat
eritema yang menjalar ke arah laring.
3.2.7.3 Stadium tersier
Terdapat guma. Predileksi pada tonsil dan palatum.
3.3 Pemeriksaan Penunjang
3.3.1 Pemeriksaan darah lengkap
3.3.2 Terinfeksi jamur, menggunakan slide dengan pewarnaan KOH.
3.3.3 Pemeriksaan mikroskop dengan pewarnaan gram.
4 Komplikasi
4.1 Sinusitis
4.2 Otitis media
4.3 Epiglotitis
4.4 Abses peritonsilar
4.5 Abses retrofaringeal.
4.6 Septikemia
4.7 Meningitis
4.8 Glomerulonefritis
4.9 Demam rematik akut
5 Penatalaksanaan
5.1 Istirahat cukup
5.2 Minum air putih yang cukup
5.3 Berkumur dengan air yang hangat dan berkumur dengan obat kumur
antiseptik untuk menjaga kebersihan mulut. Pada faringitis fungal
diberikan Nystatin 100.000-400.000 IU, 2 x/hari. Untuk faringitis akibat
bakteri terutama bila diduga penyebabnya streptococcus group A,
diberikan antibiotik Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 x/hari selama 10
hari dan pada dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 hari.
5.4 Selain antibiotik, kortikosteroid juga diberikan untuk menekan reaksi
inflamasi sehingga mempercepat perbaikan klinis. Steroid yang
diberikan dapat berupa deksametason 3 x 0,5 mg pada dewasa selama
3hari dan pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 x/hari selama 3
hari.
5.5 Edukasi pasien untuk menghindari merokok, menjaga daya tahan tubuh,
menghindari makanan yang dapat mengiritasi tenggorok dan selalu
menjaga kebersihan mulut.
6 Kriteria rujukan :
6.1 Faringitis luetika.
6.2 Timbul komplikasi: epiglotitis, abses peritonsiler, abses retrofaringeal,
septikemia, meningitis, glomerulonefritis, demam rematik akut.
2/3

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Pancoran
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan Faringitis di Puskesmas
Kecamatan Pancoran.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 180 Tahun 2016 tentang Jenis-Jenis
Pelayanan yang ada di Puskesmas Kecamatan Pancoran
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 347 Tahun 2016 tentang
Penyusunan Rencana Layanan Medis
3. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 262 Tahun 2016 tentang Hak dan
Kewajiban Pengguna
4. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 365 Tahun 2016 tentang Layanan
Klinis yang menjamin Kesinambungan Layanan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer
5. Langkah-langkah 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, dan suhu badan.
2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik.
3. Dokter mendiagnosa Faringitis.
4. Menjelaskan kepada pasien / keluarganya mengenai penyakit pasien dan
melakukan edukasi.
5. Dokter memberikan resep sesuai dengan diagnosis.
6. Dokter membuat rujukan ke Rumah Sakit apabila terjadi komplikasi.
7. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.
6. Unit Terkait Poli TB, Poli Balita Sakit, Poli Handayani, Poli Sehati, Poli DM, Pelayanan 24 jam

3/3

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Pancoran

Anda mungkin juga menyukai