Jasa Assurance
Jasa Assurance
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Keseluruhan dalam audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi
apakah akun dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk akuisisi
tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pembayaran untuk barang dan jasa merupakan aktivitas penting bagi seluruh entitas. Aktivitas
tersebut secara langsung mengurangi saldo akun utang, terutama utang dagang. Dokumen yang
berhubungan dengan proses pengeluaran kas yang harus diperiksa auditor terdiri atas, cek, berkas
transaksi pengeluaran kas, daftar pengeluaran kas, dan lain-lain.
Dalam audit tertentu, akun yang paling banyak menghabiskan waktu untuk diverifikasi
dengan pengujian subtantif atas perincian saldo adalah piutang dagang, persediaan, asset tetap,
utang dagang, dan akun beban. Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas
transaksi untuk siklis akuisisi dan pembayaran dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu:
Pengujian akuisisi, meliputi tiga dari empat fungsi bisnis yang di bahas diawal bab ini,
pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang. Pengujian
pembayaran, yang meliputi fungsi ke empat yaitu pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.
II. Tujuan
Mengetahui akun dan klasifikasi transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
Mengetahui fungsi-fungsi dalam siklus dan dokumen dan pencatatan terkait akuisisi dan
pembayaran.
Mengetahui pengaruh e-commerce dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
Mengetahiu metodologi desain pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi.
Mengetahui metodologi desain pengujian perincian saldo utang dagang.
Contoh kasus
Pembelian Fiktif Sebagai Kamuflase Laba Yang Lebih Saji.
Computronix Corporation mengumumkan bahwa beberapa pejabat seniornya telah
melakukan lebih saji, sehingga akan dilakukan penyesuaian material pada hasil audit laporan
keuangan di tahun-tahun sebelumnya. Inti pelanggaran tersebut berupa pengadaan utang dagang
fiktif terhadap pembelian peralatan dalam jumlah besar untuk melebih sajikan aset tetap dan
menyembunyikan penjualan fiktif.
Pejabat-pejabat tersebut mengelabui bagian pengendalian internal Computronix dengan
menelingkung departemen pembelian dan penerimaan sehingga tidak ada seorang pun di
Computronix yang menemukan pelanggaran tersebut. Pegawai Computronix biasanya membuat
pencatatan yang lengkap dalam pembelian peralatan. Pengendalian internal, dalam mengontrol
transaksi pembelian dan pengeluaran kas, biasanya mensyaratkan adanya pemesanan pembelian,
laporan penerimaan, dan faktur dari vendor sebelum pembayarannya diotorisasi oleh direktur
pelaksana atau kontroler/bendahara, dimana keduanya terlibat dalam kejahatan tersebut.
Akhirnya, para pejabat tersebut dapat melewati bagian pengendalian atas pengeluaran kas dan
mengotorisasi pembayaran atas pembelian yang tidak pernah ada tanpa membuat dokumen dari
transaksi fiktif tersebut.
Perusahaan juga membuat penjualan dan piutang fiktif. Perusahaan ini menerbitkan cek
untuk melakukan pembayaran terhadap transaksi pembelian fiktif. Cek tersebut disimpan
kembali ke akun perusahaan dan dicatat sebagai penagihan atas piutang fiktif. Dengan demikian,
tampak bahwa penjualan fiktif telah dilakukan, dan cek tersebut digunakan untuk melunasi
pembelian aset fiktif.
Akuisisi barang dan jasa meliputi akuisisi hal lainnya seperti bahan baku, peralatan,
perlengkapan, utilitas, perbaikan dan pemeliharaan, penelitian dan pengembangan.
Auditor perlu memahami fungsi-fungsi bisnis dan dokumen dan pencatatan dalam
perusahaan sebelum mereka memahami resiko pengendalian dan mendesain pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Tujuan keseluruhan dalam audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk
mengevaluasi apakah akun dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk
akuisisi tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Terdapat 3 klasifikasi transaksi dalam siklus ini, yaitu:
1. Akuisisi barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur pembelian dan cadangan serta potongan pembelian
Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam akun T
pada gambar dibawah ini. Akun pengendalian untuk tiga kategori biaya yang paling banyak
digunakan oleh perusahaan. Untuk setiap akun pengendalian, juga diberikan contoh untuk akun
beban anak perusahaannya perlu digarisbawahi bahwa akun dalam jumlah besar dipengaruh oleh
siklus ini. Oleh karenanya tidak mengherankan jika proses audit untuk siklus akuisisi dan
pembayran memakan waktu yang lebih lama daripada siklus lainnya.
Pada gambar dibawah, menunjukkan bahwa setiap transaksi akan didebet atau dikredit ke
utang dagang. Oleh karena banyak perusahaan banyak melakukan akuisisi melalui kas kecil
maka gambar ini sebenarnya sangat sederhana. Diasumsikan bahwa akuisisi yang dibayar tunai
diproses dengan cara yang sama dengan yang menggunakan utang dagang.
Gambar akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
B. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN DAN PENCATATAN
TERKAIT
Siklus akuisisi dan pembayaran meliputi keputusan dan proses yang diperlukan untuk
menyediakan barang dan jasa dalam pelaksanaan usaha. Siklus ini biasanya diawali dengan
tindakan pembelian oleh pegawai yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan
pembayaran utang dagang.
Titik awal dari siklus ini adalah permintaan terhadap barang dan jasa oleh klien. Bentuk
formulir permintaan dan lembar persetujuan bergantung pada sifat barang dan jasa dan juga
kebijakan perusahaan. Dokumen tersebut meliputi :
o Permintaan Pembelian
Permintaan pembelian digunakan dalam permintaan akan dibelinya barang dan jasa oleh
karyawan yang terotorisasi. Permintaan pembelian ini bisa saja merupakan permintaan akuisisi
material dari mandor atau penyelia bagian penyimpanan, permintaan perbaikan dari pihak kantor
atau pabrik, atau permintaan asuransi dari wakil direktur penanggung jawab aset tetap.
Perusahaan biasanya bergantung pada spesifikasi pencatatan pesanan yang terkomputerisasi
untuk mengawali permintaan pembelia persediaan secara otomastis.
o Pesanan Pembelian
Pesanan pembelian merupakan dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa
dari vendor. Dokumen tersebut meliputi deskriptif kuantitas, dan informasi terkait lainnya dari
produk dan jasa yang ingin dibeli oleh perusahaan. Dokumen tersebut mengidentifikasikan
otorisasi pembelian. Perusahaan biasanya menyerahkan pesanan pembelian secara elektronik
kepada vendor yang menyediakan pertukaran data elektronik (Elektronic Data Interchange/EDI).
Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan merupakan titik kritis dalam siklus ini
karena pada waktu inilah biasanya perusahaan mengakui adanya akuisisi dan utang yang terkait
dalam pencatatan mereka. Saat barang diterima, dibutuhkan pengendalian yang memadai untuk
menguji deskriptif, kuantitas, waktu tiba, dan kondisi barang yang dibeli.
Laporan penerimaan adalah selembar kertas atau dokumen elektronik yang disiapkan
pada saat barang diterima. Laporan tersebut mencakup deskriptif barang jumlah diterima, data
yang diterima, dan data penting lainnya.
Pengakuan yang memadai atas munculnya utang pada saat penerimaan barang dan jasa
membutuhkan pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatan awal memengaruhi laporan
keuangan dan pengeluaran kas akrual; oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam
memasukkan seluruh transaksi pembelian, yaitu hanya mencatat pembelian yang benar-benar
terjadi dan pada jumlah yang benar. Dokumen dan pencatatan pada umumnya meliputi :
o Faktur Vendor
Faktur vendor merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukan jumlah
terutang atas transaksi pembelian. Faktur tersebut berisi deskripsi dan jumlah barang dan jasa
yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), persyaratan diskon tunai, tanggal penagihan, dan
jumlah total. Faktur vendor sangat penting karena menunjukan jumlah yang tercatat dalam
berkas transaksi pembelian. Untuk perusahaan yang menggunakan EDI, faktur vendor
dikirimkan secara elektronik, sehingga cara mengauditnya akan berbeda.
o Memo Debet
Memo debet juga merupakan dokumen dari vendor yang berisi pengurangan atas jumlah
terutang kepada vendor, karena adanya barang yang diretur atau cadangan yang diberikan. Memo
debet biasanya menggunakan formulir yang sama dengan faktur vendor, tetapi informasi
didalamnya adalah tentang pengurangan dalam utang dagang, bukan penambahan.
o Voucher
Voucher biasanya digunakan oleh organisasi untuk menerbitkan pencatatan dan
pengendalian akuisisi secara formal, terutama dengan menyusun setiap transaksi pembelian
dalam suatu urutan nomor. Voucher meliputi lembaran kertas atau suatu bundel berisi dokumen
terkait, seperti pesanan pembelian, salinan berkas pengepakan, laporan penerimaan dan faktur
vendor. Setelah pembayran, salinan cek, ditambahkan ke dalam bundel voucher tersebut.
Gambar voucher
o Laporan Vendor
Laporan vendor merupakan dokumen yang dibuat bulanan oleh vendor dan berisi
informasi saldo awal, pembelian, retur dan cadangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo
akhir. Saldo akhir dan aktivitas ini merupakan representasi vendor dalam transaksi periode
tertentu, bukan reprensentasi klien.
o Cek
Dokumen ini biasanya digunakan untuk membayar pembelian ketika tagihan telah jatuh
tempo. Banyak perusahaan menggunakan cek berbasis komputer berdasarkan informasi yang
dimasukkan dalam berkas transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima. Cek tersebut
biasanya disiapkan dalam banyak salinan, dengan lembar asli diberikan kepada pihak yag
dibayar, satu salinan disimpan bersama dengan faktur vendor dan dokumen terkait lainnya dan
salinan lainnya disimpan secar urut nomor.
Setelah cek ditandatangani pihak yang berwenang, cek terebut menjadi aset. Oleh
karenanya, cek yang telah ditandatangani seharusnya dikirimkan oleh pihak yang
menandatangani atau pihak yang berada dibawah kendalinya. Ketika diuangkan oleh vendor dan
dikliring oleh bank klien, cek ini disebut cek yang dibatalkan. Pada saat itu, cek bukan lagi
menjadi aset, tetapi mejadi dokumen.
Gambar cek
Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan
pembayaran dibagi ke dalam dua bidang, yaitu:
1. Pengujian akuisisi: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, serta mengakui
kewajiban.
2. Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis: memroses dan mencatat pengeluaran kas.
Memahami pengendalian internal. Untuk memahami pengendalian internal sikus akuisisi dan
pembiayaan, auditor mempelajari bagan arus klien, mereview kuosioner pengendalian internal,
serta melaksanakan pengujian walkthrough untuk transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
Menilai risiko pengendalian yang direncanakan. Informasi yang diperoleh dari pemahaman
pengendalian internal selanjutnya digunakan untuk menilai risiko pengendalian dengan mengkaji
pengendalian kunci untuk setiap fungsi bisnis siklus ini. Pengendalian kunci tersebut adalah:
o Otorisasi pembelian
o Pemisahan penyimpanan aktiva dari fungsi lainnya
o Pencatatan yang tepat waktu dan review independen atas transaksi
o Otorasi pembayaran
Menentukan luas pengujian pengendalian
Setelah mengkaji pengendalian kunci, auditor menilai risiko pengendalian. Luas pengujian
pengendalian tergantung keefektifan dan keandalan pengendalian tersebut untuk mengurangi
risiko pengendalian. Setelah efektifitas ditingkatkan, auditor akan mampu mengurangi pengujian
subtantif, banyak waktu bersih yang dapat dihemat.
Merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi akuisisi dan
pengeluaran kas guna memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
E. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO
UTANG USAHA.
Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir
melalui utang usaha, akun ini penting bagi audit atas siklus akuisisi dan pembayaran. Utang
usaha adalah kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa
bisnis yang biasa.
Utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga. Kewajiban
akan dianggap utang usaha hanya jika total kewajiban itu diketahui dan terhutang pada tanggal
neraca. Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga, hal tersebut harus dicatat sebagai wesel
bayar, utang kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi.
Jika pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi terkait menunjukkan bahwa
pengendalian telah beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitis memuaskan, auditor
mungkin akan mengurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha. Akan tetapi, karena utang
usaha cenderung material bagi sebagaian besar perusahaan, auditor hampir selalu melaksanakan
sejumlah pengujian atas rincian saldo.
2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Seperti halnya Piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar dan terdiri
dari sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun tersebut. Karena
alasan itu auditor umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang relative tinggi
untuk utang usaha. Auditor sering menilai risiko inheren sebagai sedang atau tinggi. Mereka
peduli dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo pisah batas dan kelengkapan karena
berpotensi menimbulkan kurang saji saldo akun.
3. Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian pengendalian
dan pengujian Substantif atas Transaksi (tahap I dan II)
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inheren , auditor menilai
risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal. Pengujian sustantif
bergantung pada keefektifan relative pengendalian internal yang berhubungan dengan utang
usaha. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor merancang dan melaksanakan pengujian
pengendalian serta pengujian substrantif atas transaksi akuisisis dan pengeluaran kas.
BAB III
KESIMPULAN
Tujuan keseluruhan dalam audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk
mengevaluasi apakah akun dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk
akuisisi tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Siklus akuisisi dan pembayaran meliputi keputusan dan proses yang diperlukan untuk
menyediakan barang dan jasa dalam pelaksanaan usaha. Siklus ini biasanya diawali dengan
tindakan pembelian oleh pegawai yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan
pembayaran utang dagang.
Pengguna ekstranet dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan bisnis dengan
rekan bisnis yang jauh lokasinya, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan
Banyak yang berpendapat bahwa penggunaan internet untuk memperoleh barang dan jasa
menimbulkan efisiensi pasar dan harga yang lebih murah karena pasar online akan
memungkinkan jumlah pemasok dan pelanggan yang lebih besar untuk menegosiasikan
pembelian serta penjualan produk dan jasa.
Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan
pembayaran dibagi ke dalam dua bidang, yaitu:
Pengujian akuisisi: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, serta mengakui
kewajiban.
Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis: memroses dan mencatat pengeluaran kas.
Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha anrata lain :
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha
(Tahap I)
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian pengendalian dan
pengujian Substantif atas Transaksi (tahap I dan II)
Merancang dan Melaksanakan Prosedur analitis (tahap III)
DAFTAR PUSTAKA
http://okta-wiskey.blogspot.co.id/2013/11/audit-siklus-akuisisi-dan-
pembayaran_29.html
http://downloads.ziddu.com/downloadfile/24028861/AUDIT-SIKLUS-AKUISISI-
DAN-PEMBAYARAN.docx.html
http://sehwahyulestari.blogspot.co.id/2013/04/audit-siklus-akuisisi-dan-
pembayaran.html