BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
umum. Pajak menurut Andriani dalam Suprianto (2011) menyatakan bahwa pajak
adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk
sebagai berikut.
Iuran tersebut berupa uang dan hanya negara yang berhak memungut
pajak.
2. Berdasarkan Undang-Undang
13
Wajib Pajak adalah Orang Pribadi dan Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
(UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP, UU No.36 Tahun 2008 Tentang PPh dan
pelaksanaannya).
adalah orang pribadi atau badan (subjek pajak) yang menurut ketentuan
Wajib pajak bisa berupa wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan.
Wajib pajak dibedakan menjadi dua yaitu wajib pajak orang pribadi dan
wajib pajak badan. Di Indonesia, setiap orang wajib mendaftarkan diri dan
tanda pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban
mengatur secara tegas hak dan kewajiban wajib pajak dalam satu hukum pajak
formal. Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak, sering
disingkat dengan sebutan WP adalah orang wajib pajak dan atau badan yang
termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu. Wajib pajak bisa
Setiap orang Wajib Pajak mendaftarkan diri dan mempunyai nomor pokok
dan perubahannya.
15
peninjauan kembali.
pembayaran pajak.
diantaranya :
pengeluaran-pengeluarannya.
diantaranya :
a. Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak
a. Pajak Subjektif
b. Pajak Objektif
17
a. Pajak Pusat
b. Pajak Daerah
undangan.
harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Sanksi diperlukan
pajak dapat tertib dan sesuai dengan target yang diharapkan. Apabila kewajiban
perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada konsekuensi hukum yang bisa terjadi
Umum Dan Tata Cara Perpajakan disebutkan bahwa ada dua macam
sanksi, yaitu :
Tabel 2.1
Sanksi Administrasi Berupa Denda
Hukum
8 Setiap orang yang karena kealpaan: Didenda paling Pasal
a. tidak menyampaikan SPT, sedikit 1 (satu) 33 UU
b. menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak kali jumlah pajak KUP
benar atau tidak lengkap, atau terutang yang
melampirkan keterangan yang isinya tidak atau
tidak benar sehingga dapat menimbulkan kurang bayar
kerugian pada pendapatan negara dan dan paling
perbuatan tersebut merupakan banyak 2 (dua)
perbuatan setelah perbuatan yang kali jumlah pajak
pertama kali sebagaimana dimaksud terutang yang
dalam Pasal 13A UU KUP tidak atau
kurang bayar
atau dipidana
kurungan paling
singkat 3 (tiga)
bualan atau
paling lama 1
(satu) tahun
Hukum
dokumen lain pajak,
kali
restitusi sanksi
serta
yang
h. tidak menyimpan buku, catatan atau dimohonkan
pidana dengan
apabila
dan
dokumen yang menjadi dasar seseorang
atau
pidana penjara
pembukuan atau pencatatan dan melakukan
kompensasi
paling singkatlagi 2
dokumen lain termasuk hasil pengolahan tindak dan
atau
(dua) pidanapaling di
data dari pembukuan yang dikelola bidang
pengkreditan
lama 6 tahun.
12 secaraakuntan
Bank, elektronik ataunotaris,
publik, diselenggarakan
konsultan perpajakan
yang
Didenda dilakukan,
paling Pasal
secara kantor
pajak, program aplikasi online
administrasi, dan atau di sebelum
paling
banyak banyak
lewat 1 4 41A UU
Indonesia,
pihak atau
ketiga lainnya, yang mempunyai (satu)
(empat)
Rp25.000.000,- tahun,
kali KUP
i. tidak menyetorkan
hubungan dengan Wajib pajak Pajak
yang telah
yang terhitungdipidana
jumlah
dan restitusi
sejak
dipotongdiperiksa,
sedang atau dipungut,
ditagihsehingga
pajaknyadapat
dan selesainyapidana
yang
dengan
menimbulkan
disidik karenakerugian
adanyapada pendapatan
tindak pidanan menjalani paling
dimohonkan
kurungan dan
Negara
perpajakan dengan sengaja tidak pidana
atau penjara
lama 1 (satu)
memberi keterangan tau bukti, atau yang dijatuhkan
kompensasi
tahun
memberikan keterangan atau bukti yang atau
10 Setiapbenar
tidak Orang yang: pengkreditan
Didenda paling Pasal
13 a.
Setiap melakukan
orang yang denganPercobaan
sengaja yang
sedikit dilakukan,
Paling 2Banyak
(dua) 39 ayat
Pasal
menyalahgunakan
menghalangi atau
atau menggunakan
mempersulit dan
kali dipidana
Rp75.000.000,-jumlah (3)
41B UU
tanpa hak NPWP
penyidikan tindakatau pidana
pengukuhan PKP
dibidang penjara
rstitusi
dan paling
yang
pidana KUP
atau
perpajakan singkat
dimohonkan
penjara dan
paling 6
b. menyampaikan SPT dan atau (enam)
atau 3 bulan
lama (tiga)
keterangan yang isinya tidak benar atau dan paling
kompensasi
tahun
14 tidak lengkap,
Setiap dalam instansi
orang dalam rangka mengajukan
pemerintah, atau 2 paling
lama
Didenda (dua) Pasal
permohonan restitusi atau
lembaga, asosiasi, dan pihak lain, melkukan
yang pengkreditan
tahun
banyak 41C
11 kompensasi
dengan
Setiap sengaja
orang pajak
yang tidak atau
dengan pengkreditan
memberikan
sengaja: data yang dilakukan,
Rp1.000.000,-
Didenda paling ayat
Pasal(1)
pajak
dan
a. informasi yang
menerbitkan dan atauberkaitan dengan
menggunakan paling banyak
dan
sedikit dipidana
2 (dua) 4 UU
39A UU
perpajakan
faktur pajak,kepada Direktorat Jenderal
bukti pemungutan pajak, (empat)
dengan
kali jumlahpidana kali
pajak KUP
Pajak
bukti pemotongan pajak dan atau bukti jumlah
dalam restitusi
kurungan paling
faktur
setiran pajak yang tidak berdasarkan yang
lama
pajak, 1 (satu)
bukti
transaksi yang sebenarnya, atau dimohonkan
pemungutan dan
tahun
15 Setiap orang yang
b. menerbitkan fakturdengan
pajak sengaja
belum atau
Didenda
pajak, paling
bukti Pasal
menyebabkan
dikukuhkan sebagaitidak PKP terpenuhinya kompensasi
banyak
pemotongan 41C
kewajiban pejabat dan pihak lain di atau dan atau
Rp800.000,-
pajak, ayat (2)
instransi pemerintah, lembaga, asosiasi, pengkreditan
dan
bukti dipidana
setoran UU
dan lainnya yang
dengan dilakukan,
pajak danpidanapaling KUP
dan
banyak dipidana
kurungan paling 6
penjara paling
lama
(enam) 10
kali
singkat bulan
(sepuluh)
jumlah pajak6
(enam)
dalam bulan
faktur
dan
pajak,paling lama bukti
2 (dua)
pemungutantahun
Didenda
pajak, paling
bukti
sedikit
pemotongan(dua)
2
kali jumlah
pajak, dan atau
bukti setoran
22
Sumber: Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Marjan, 2014)
No Perilaku Sanksi Sumber
Hukum
Tabel 2.2
Sanksi Administrasi Berupa Bunga
Hukum
1 Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT 2% perbulan Pasal 8
Pasal 8 ayat (2) UU KUP Tahunan yang atas jumlah ayat (2)
mengakibatkan utang pajak menjadi pajak yang UU
lebih besar . kurang dibayar, KUP
dihitung sejak
saat
penyampaian
SPT berakhir
sampai dengan
tanggal
pembayaran,
dan bagian dari
bulan dihitung
penuh 1 (satu)
bulan.
Hukum
tanggal jatuh tempo pembayaran atau tempo KUP
24
Hukum
paling lama 24
(dua puluh
25
empat) bulan,
dihitung sejak
saat
terutangnya
pajak atau
berakhirnya
masa pajak,
bagian tahun
pajak atau tahun
pajak sampai
dengan
diterbitkannya
SKPKB.
7 SKPKB yang diterbitkan setelah 48% dari jumlah Pasal
melewati jangka waktu 5 (lima) tahun, pajak yang tidak 13 ayat
yang diterima oleh Wajib Pajak yang atau kurang (5) UU
dipidana karena melakukan tindak dibayar. KUP
pidana di bidang perpajakan atau tindak
pidana lainnya yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara
berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
8 Dari penelitian rutin: 2%perbulan Pasal
a. PPh dalam tahun berjalan tidak atau untuk selama- 14 ayat
kurang dibayar. lamanya 24 (3) UU
b. SPT salah tulis/salah hitung sehingga (dua puluh KUP
terdapat kekurangan pembayaran pajak. empat) bulan
dihitung sejak
saat
terutangnya
pajak atau
bagian tahun
pajak atau tahun
pajak sampai
diterbitkannya
STP.
9 Bagi PKP yang gagal berproduksi dan 2%perbulan dari Pasal
telah diberikan pembelian Pajak jumlah yang 14 ayat
Masukan. ditagih kembali, (5) UU
dihitung dari KUP
tanggal
penerbitan Surat
Keputusan
Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
Pajak sampai
dengan tanggal
penerbitan STP,
dan bagian dari
bulan dihitung
26
penuh 1(satu)
bulan.
Sumber: Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Marjan, 2014)
tidak/kurang dibayar.
Tabel 2.3
Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan
Hukum
1 Wajib Pajak mengungkapkan 50% dari pajak Pasal 8
ketidakbenaran pengisisn SPT setelah yang kurang ayat (5)
27
Hukum
Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak sebesar 200% KUP
benar atau tidak lengkap, atau dari jumlah
melampirkan keterangan yang isinya tidak pajak yang
benar, sehingga dapat menimbulkan kurang dibayar
28
a. Pidana kurungan.
hukuman denda.
b. Pidana penjara.
sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar
berat.
sangat ringan.
toleransi.
bulu dan dilaksanakan secara konsekuen merupakan cara yang paling efektif
dari keempat hal di atas. Namun, sekarang ini banyak wajib pajak yang
segan untuk menyuap aparat pajak agar dapat terbebas dari sanksi. Pengenaan
dilakukan seperti Muliari dan Setiawan (2010) dan Arum (2012) mengenai sanksi
kepatuhan wajib pajak. Semakin tinggi atau beratnya sanksi, maka akan semakin
merugikan wajib pajak. Oleh sebab itu, sanksi perpajakan diduga akan
a. Pengertian Pendapatan
tingkat pendapatan, oleh karena itu pajak harus dipungut pada saat yang tepat,
yaitu pada saat wajib pajak mempunyai uang. Pendapatan menurut Lumbatoruan
dalam Hswidar (2016:18) adalah tanggung jumlah uang atau nilai yang selama
c) Harta bergerak;
e) Tambahan harta yang ternyata dalam tahun takwin kecuali jika hal
Faktor ekonomi merupakan hal yang sangat fundamental dalam hal ini
semua kebutuhan tersebut, baik itu kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier
berdasarkan pendapatan yang dimiliki tanpa bantuan dari pihak luar berupa
baik. Akan tetapi, jika individu tersebut seringkali melakukan pinjaman dari pihak
luar yang biasa diperoleh dari keluarga, teman, maupun bank, dapat dikatakan
Haswidar 2016:19).
kerja pokok;
pendapatan pokok;
artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya). Kesadaran
untuk mematuhi ketentuan (hukum pajak) yang berlaku tentu menyangkut faktor-
32
faktor apakah ketentuan tersebut telah diketahui, diakui, dihargai dan ditaati. Bila
rendah. Kesadaran wajib pajak adalah pengetahuan wajib pajak bahwa perilaku
wajib pajak diatur oleh ketentuan dan peraturan perpajakan, sehingga ada
perpajakan sangat penting karena dapat membantu wajib pajak dalam mematuhi
untuk bertindak sesuai objek tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak merupakan perilaku wajib pajak
pajak tersebut.
Wajib pajak harus melaksanakan aturan itu dengan benar dan sukarela.
Jadi dapat didefinisikan, kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana
tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Menurut Viqania dalam Irmawati
berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Jadi,
perpajakan.
wajib pajak dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak
Kepatuhan wajib pajak (Wahyu Santoso, 2008) adalah wajib pajak mempunyai
situasi dimana :
Jadi dapat didefinisikan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah rasa bersalah dan
rasa malu presepsi wajib pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang
pemerintah.
pajak yang mana hal ini memberikan dorongan bagi wajib pajak untuk menjadi
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi
yaitu kepatuhan wajib pajak. Teknik analisis data yang digunakan dalam
variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak. Teknik analisis data yang
pendapatan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Sanksi
Perpajakan
(X1)
37
Kesadaran Wajib
Pajak
(X3)
Pribadi
harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Sanksi pajak
sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar
Sanksi pajak dibuat dengan tujuan agar wajib pajak takut untuk
(Jatmiko, 2006).
pajak orang pribadi pada KPP Pratama Tigaraksa memiliki pengaruh yang
signifikan. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Pranata dan Setiawan (2015)
Denpasar. Oleh sebab itu, pandangan wajib pajak mengenai sanksi perpajakan
Orang Pribadi
dari bekerja dan akhir bulan mendapat gaji. Pendapatan merupakan tambahan
kekayaan atau harta yang diperoleh baik dalam maupun dari luar negara yang
dipungut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Wajib pajak akan lebih memilih
pajak kepada negara (Putri dan Isgiyarta, 2013). Wajib pajak dapat melakukan
diperolehnya. Apabila wajib pajak memiliki pendapatan yang cukup bahkan lebih
maka wajib pajak selain mampu untuk memenuhi kebutuhannya juga mampu
orang pribadi
berkonsekuensi logis untuk wajib pajak untuk wajib pajak, yaitu kerelaan wajib
cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah
(Utomo, 2011).
kepatuhan (Muliari dan Setiawan, 2010). Kesadaran wajib pajak atas fungsi
Wajib pajak yang menyadari akan pentingnya pajak bagi negara maka
akan membayar pajaknya secara tepat waktu maupun tepat jumlah. Kesadaran
pribadi.