Anda di halaman 1dari 4

Bab 2

Tinjauan Pusataka

2.1 Umum

Informasi hidrologi yang diperoleh dari analisi data hidrologi harus merupakan informasi yang
optimal, maka analisa terhadap data hidrologi yang tersedia harus dilakukan dengan prinsip
sebagai berikut (Sri Harto Br., 2000):

a. Menggunakan cara (method) terbaik yang tersedia, dan urutan (procedure) yang benar
meskipun data yang tersedia sangat kurang atau tidak tersedia sama sekali.
b. Memanfaatkan data sebanyak mungkin.

Kebutuhan dalam mendapatkan informasi hidrologi yang terbaik, maka semua data hidrologi yang
terekam harus dianalisis dengan menggunakan teori, cara dan urutan terbaik. Dengan cara inipun
masih terdapat ketidakpastian (uncertainties) dan ketidaktelitian (inaccuracies) yang cukup besar.
Pengertian terbaik hendaknya tidak diartikan harus dengan menggunakan perangkat lunak
(software) yang canggih dan mahal, akan tetapi hendaknya ditentukan pada teori, cara dan urutan
yang paling sesuai dengan keadaan lapangan. Hal yang terakhir ini sangat ditentukan oleh
keterbatasan data, kebutuhan dan tingkat ketelitian yang dapat diterima atau yang terpaksa dapat
diterima (Sri Harto Br., 2000).

Semakin banyak data yang tersedia, baik dalam penyebaran temapt maupun dalam rentang
waktunya, data tersebut akan dapat memberikan informasi yang lebih baik. Namum untuk
memperoleh data baik dan lengkap tidaklah mudah. Lebih sering pengolahan data terpaksa
dilakukan dengan data yang terbatas. Dalam hal ini data yang diperoleh di lapangan harus dapat
diolah dan disajikan menjadi informasi hidrologi sebaik mungkin, semua cara terbaik haurs
digunakan hingga batas maksimal (Sri Harto Br., 2000)

Konsep dasar yang digunakan dalam hidrologi sebenarnya ada dua buah yaitu konsep siklus
hidrologi (hydrologic cycle) dan konsep neraca air (water balance). Kedua hal tersebut terkait satu
dengan yang lainya, dan merupakan inti dari keseluruhan ilmu hidrologi. Semua masalah dalam
hidrologi selalu dapat dikembalikan kepada dua konsep dasar tadi (Sri Harto Br., 2000).
Pengolalaan sumberdaya air merupakan suatu aktifitas yang komplek dan dirancang untuk
menyelaraskan semua kebutuhan serta penyediaan air secara seimbang pada ruang dan waktu,
tanpa mengbaikan lingkungan kehidupan yang serasi. Aktifitas tersebut tidak terlepas dari prinsip-
prinsip konservai air demi kesejahteraan masyarakat. Karakteristik sumberdaya air antara lain
(Sudjarwadi, 2007):

a. Bersifat sumber daya mengalir (flowing or dynamic resoucer). Maka dari itu sumber daya
air mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara hulu dengan hilir, instream dengan
offstream, kuantitas dengan kualitas, serta air permukaan dengan air bawah tanah,
sehingga dapat mencakup beberapa wilayah administrasi.
b. Dipergunakan oleh beberapa sector dan wilayah sehingga ada potensi konflok antara
pengguna, penggunanaan dan wilayah.
c. Dipergunakan baik oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang (antar generasi).
d. Merupakan bagian dari siklus alam (daur hidrologi) yang mengakibatkan ketersediaan
tidak mereta, baik dalam aspek waktu, tempat, jumlah, maupun mutu.

2.2 Daerah Aliran Sungai

Dalam analisa yang dilakukan untuk menyiapkan infromasi hidrologi, system yang ditinjau
harus dibatasi dalam lingkup tertentu, kecuali untuk kepentingan-kepentingan yang khusus,
maka umumnya analisa hidrologi diabatasi dalam satu system sungai yang disebut DAS.
Sistem ini merupakan daerah disekitar sungai yang mengalirkan semua air (permukaanya)
kedalam satu sungai tertentu (Sri Harto Br., 2000).

Daerah alirsan sungai adalah permukaan bumi dimana semua airnya mengalir kedalam suatu
sungai yang di tinjau. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi, yang berarti
ditetapkan berdasar aliran permukaan. DAS dibatasi oleh garis permukaan tanah yang
memberntuk suatu luasan limpasan permukaan akibat adanya curah hujan akan mengatur
menuju sebuah sungai. Penamaan DAS biasanya mengikuti nama sungai utama yang mengalir
pada DAS tersebut. DAS biasanya memiliki luas yang besar, maka untuk memudahkan dalam
penangananya dibagi jadi beberapa sub DAS.
Dalam melakukan analisa hidrologi perlu pemahaman yang terhadap DAS. Bekerja dalam
hidrologi berarti bekerja dalam mengartikan atau menerjemahkan kejadian-kejadian alam yang
telah lampau, untuk memperoleh kejelasan tentang mekanisme pemindahan massa air dari
subsistem DAS ke sub-sistem yang lain, untuk selanjutnya menggunakanya untuk
memperkirakan prilaku system tersebut dalam kurun waktu tertentu (Sri Harta Br., 2000).

2.3 Sistem Irigasi

Berdasarkan cara pengairan, pengukuran aliran air dan lengkapnya fasilitas, jaringan irigasi
dibedakan ke dalam tida tingkatan (Ditjen Pengairan PU., 1986):

a. Irigasi sederhana. Pembagian air tidak di ukur atau diatur, air lebih akan mengalir ke
slauran pembuangan. Para pemakai air tergabung dalam satu kelompok sosial yang sama
dan tidak diperlukan keterlibatan pemerintah di dalam organisasi jaringan irigasi.
b. Irigasi semi teknis. Pengaliran air ke sawah dapat diatur, tetapi banyaknya aliran tidak
dapat diukur. Pembagian air tidak dapat dilakukan dengan seksama. Memliki yang
biasanya ditempatkan pada bangunan bending. Sitem pemberian dan pembuangan air tidak
harus terpisah.
c. Irigasi teknis. Jaringan air yang mendapatkan pasokan air terpisah dengan jaringan
pembuangan dan pemberian airnya dapat diukur, diatur dan dikontrol pada beberapa titik
tertentu. Semua bangunannya bersifat permanen.

2.4 Kebutuhan Air Baku

Kebutuhan air mengalami peningkatan sejalan dengan perkembangan wilayah adalah


kebutuhan air baku untuk Rumah tangga, Komersial dan Industri (RKI). Besarnya kebutuhan
air RKI untuk setiap wilayah perkotaan berbeda-beda dan dipengaruhi oleh (Kamulyan &
Sujono, 2008):

a. Iklim. Secara umum dapat dikatakan bahwa kebutuhan air akan meningkat pada saat
musim panas dan pada saat hujan berkurang. Pada daerah-daerah dimana variasi suhu
cukup besar, maka kebutuhan air juga akan semakin meningkat.
b. Karakteristik daerah. Jumlah kebutuhan air beragam tergantung dari karakteristik daerah
yang dapat digolongkan menjadi daerah pemukiman, komersial dan industry.
c. Ukuran kota. Mempunyai pengaruh tidak langsung pada tingkat kebutuhan air terkait
dengan ketersediaan fasilitas (jenis dan jumlah) yang ada di suatu kota. Kota besar dengan
jenis fasilitas yang lebih beragam dan jumlah yang lebih banyak tentunya akan
membutuhkan air yang lebih banyak dibandingkan dengan kota yang lebih kecil dengan
jenis dan jumlah fasilitas yang lebih sedikit.
d. System sanitasi yang digunakan. Penggunaan system sanitasi yaitu system pengolahan dan
pembunganya berpengaruh pada tingkat kebutuhan air, karena setiap system memerlukan
jumlah air yang berbeda dalam pengoperasianya.
e. System operasi dan pemeliharaan. Sistem operasi pemberian air yang tidak dilakukan
secara kontinyu sepanjang hari (sistem giliran), sering menyebabkan meningkatnya jumlah
kebutuhan air secara total namun tidak efektif digunakan. Hal ini dapat terjadi karena pada
suplai air dihentikan, konsumen membiarkan kran air pada bak penampungan dibiarkan
terbuka dengan harapasn pada saat air dialirkan, bak penampungan akan penuh dengan
sendirinya.
f. Tekanan air dalam pipa. Jumlah penggunaan air meningkat jika kebutuhan meningkat
dalam system distribusi, oleh sebab itu tekenan harus diperbesar agar air dapat sampai ke
wilayah distribusi.
g. Kualitas ait. Peningkatan kualitas air yang disediakan akan meningkatkan pemakaian air.
Hal ini terkait karena penggunaan air untuk berbagai fungsi dan rasa keamanan dari
berbagai orang yang mempergunakanya.
h. Penggunaan meter air. Penggunaan meter air dalam pemberian suplai air ke masyarakat
relative dapat menekan penggunaan air, karena marsyarakat akan cenderung melakukan
penghematan dalam mengkonsumsi air.
i. Tingkat ekonomi. Meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat akan meningkatkan
kebutuhan air, hal ini terkait dengan fasilitas yang dimiliki dan tuntutan hidup semakin
tinggi pula.
j. Harga air. Dari pihak pelanggan ada kecendrungan bahwa harga air dapat dipergunakan
untuk menekan penggunaan air sehingga disesuaikan dengan kebutuhannya atau dengan
alokasi dana untuk penyediaan air.

Anda mungkin juga menyukai