73 136 1 SM PDF
73 136 1 SM PDF
PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI
Adnil Edwin Nurdin
Abstrak
Psikoneuroimunologi merupakan konsep terintegrasi mengenai fungsi
regulasi-imun untuk mempertahankan homeostasis. Untuk mempertahankan
homeostasis, sistem imun berintegrasi dengan proses psikofisiologik otak, dan
karena itu mempengaruhi dan dipengaruhi otak. Melalui pendekatan ini telah
mulai dipahami mekanisme interaksi antara perilaku, sistem saraf, sistem
endokrin, dan fungsi imun. Komponen perilaku dari interaksi ini melibatkan
kondisioning Pavlov pada peningkatan maupun penekanan antibodi dan respon
imun seluler. Kondisioning ini berekspresi sebagai efek pengalaman stress
terhadap fungsi imun. Selanjutnya diketahui bahwa mekanisme terintegrasi ini
berlangsung dalam ritme yang berkaitan dengan ritme lingkungan seperti ritme
Sirkadian. Respon stress berkelanjutan berekspresi sebagai sindroma adaptasi
umum. Sebagai respon akut dimulai dengan initial brief alarm reaction. Dalam
tahap ini peningkatan sekresi cortisol pada aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal
(HPA) menimbulkan supresi pada sebagian besar fungsi imun dan peningkatan
aktifitas sistem simpatis. Bila stress tidak dapat diatasi secara efektif, tahap kedua
prolonged resistance period akan dimulai, dimana aktivasi aksis HPA akan
menurun tetapi tidak pernah mencapai kondisi basal. Kegagalan berkelanjutan
untuk mengatasi stress akan berakhir pada terminal stage of exhaustion and death.
Aplikasi medis psikoneuroimunologi akan meningkatkan efektifitas terapi
penyakit keganasan, gangguan kardiovaskular, penyakit infeksi, trauma fisik,
transplantasi, dan gangguan jiwa.
Kata kunci: aksis HPA, antibodi, aplikasi medis, cortisol, homeostasis, melawan
atau lari, otak, Pavlov, perilaku, psikofisiologik, psikoneuroimunologi, sindroma
adaptasi umum, sistem imun, sistem LS-NA, respon stress, ritme Sirkadian
Abstract
Psychoneuroimmunology is an integrated concept of immune-regulatory
function. To maintain homeostasis, the immune system is integrated with
psychophysiological processes of the brain, and is therefore influenced by and
capable of influencing the brain. Mechanism of interaction among behavior,
neural, endocrine, and immune functions in adaptation to environmental stressors
have come to light. The behavioral components of this interaction involve the
Pavlov conditioning both in the enhancement and supression of antibody-and cell-
mediated immune responses. This conditioning expressed as effects of stressful
experiences on immune function. This integrated mechanism operated in a rhythm
90
related to environmental rhythm such as Circadian rhythm. Prolonged stress
response will be expressed as general adaptation syndrome. As an acute response
it will begin with initial brief alarm reaction. In this stage increased cortisol
secretion in Hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis resulted in supression of
main immune function and arousal of sympathetic system If the stress can not be
coped effectivelly, a second stage of prolonged resistance period will begin, in
which HPA axis activation will be decreased but never reach the basal condition.
Continued failure to cope with the stress will end in terminal stage of exhaustion
and death.
Medical application of psychoimmunology can enchance the effectivity of the
treatment of malignancy, cardiovascular disorder, infectious diseases, physical
trauma, transplantation, and mental disorder.
Key word : antibody, behavioral, brain, Circadian rhythm, cortisol, fight or flight,
general adaptation syndrome, homeostasis, HPA axis, immune system, LC-NA
system, medical application, Pavlov, psychoneuroimmunology,
psychophysiological, stress responses
91
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.34. Juli-Desember 2010 92
kelenjar pineal yang berkaitan dengan dalam reaksi melawan atau lari. Tentu
ritme Sirkadian. Sedangkan neurotran- saja suatu saat kita akan kehabisan
smiter yang berperan ialah A, NA, energi dan terjadi kerusakan pada ham-
glucocorticoid dengan cortisol sebagai pir semua sistem organ yang meng-
hormon stress utama, serta melatonin ganggu homeostasis.
yang berkaitan dengan ritme Sirkadian. Untuk memahami proses yang
Etape ini disebut juga Sindroma terjadi kita akan membahas Sindroma
Adaptasi Umum (SAU) pada fase Adaptasi Umum sebagai respon fisio-
initial brief alarm reaction. Etape ini logik stress
sangat mempengaruhi semua sistem
homeostasis yang secara umum menga- Sindroma Adaptasi Umum (SAU)
lami peningkatan, kecuali sistem imun sebagai respon fisiologik stress
yang secara umum mengalami supresi. Melalui penelitian selama 10
Peningkatan NA segera diikuti pening- tahun pada berbagai hewan, Selye pada
katan A. Terjadi adrenalin rush, yang tahun 1974 mendeskripsikan tiga ting-
memobilisasi semua sistem energi kat adaptasi terhadap stress berke-
tubuh untuk reaksi melawan atau lari. lanjutan (prolonged stres) yang disebut
Adrenalin rush menyebabkan jumlah Sindroma Adaptasi Umum (SAU).
free floating DA meningkat. Kita Dimulai dengan initial brief alarm
sampai ke point of no return dimana reaction, diikuti periode resistensi
perilaku melawan atau lari Fungsi otak berlanjut (prolonged resistance period)
dalam etape ini mengalami disinhibisi dan diakhiri tingkat terminal kelelahan
sehingga perilaku melawan atau lari (terminal stage of exhaustion and
terjadi secara “otomatis” tanpa pengen- death).(11, 12)
dalian.(9, 10) Riset glucocorticoid menemu-
kan pada initial brief alarm reaction
3.Etape keberhasilan respon terjadi peningkatan tajam kadar gluco-
Substrat biologiknya ialah KPF, dan corticoid darah. Selanjutnya pada
sistem reward mesolimbik. Sedangkan periode resistensi ketajaman peningka-
neurotransmiter yang paling berperan tan mulai mendatar, tetapi masih lebih
ialah DA sebagai neurotransmiter tinggi dari pada kadar basal gluco-
kenikmatan. cortikoid. Dengan berlanjutnya stress,
Bila perilaku melawan atau lari segera pada suatu titik tiba-tiba kadar gluco-
menyelesaikan masalah (hanya terjadi corticoid menurun pada tingkat ter-
pada tingkat peradaban pemburu- minal kelelahan, yang diikuti kematian.
pengembara), maka kita masuk ke Berdasarkan ini, pengukuran kadar glu-
respon relaksasi. Dalam hal ini DA cocorticoid darah dipakai sebagai
terikat pada reseptor DRD2 di NAk, metode deteksi tingkat stress yang
timbul perasaan nyaman, adrenalin dan dapat membahayakan kehidupan.(11, 12)
noradrenalin menurun, glucocorticoid Pert dkk pada tahun 1985
menurun, semua fungsi homeostasis menemukan bahwa neuropeptida dan
turun kembali ketingkat basal.(9, 10) neuro-transmiter (yang berperan pada
pengendalian emosi) didapatkan pada
Bagaimana bila respon stress akut dinding sel neuron otak dan dinding sel
gagal mengatasi kondisi stress? pengendali sistem imun serta dinding
Artinya kita selalu dalam kon- sel berbagai organ endokrin. Temuan
disi stress akut yang memobilisasi ini mengesankan saling keterkaitan
fungsi homeostasis sehingga kita selalu fungsi emosi yang dikendalikan susu-
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.34. Juli-Desember 2010 94
nan saraf pusat dengan fungsi imun Pelepasan hormone steroid dan
yang merupakan sistem pertahanan hormone stress utama cortisol.
tubuh serta sistem endokrin yang ber- Aksis HPA meningkatkan pro-
kaitan dengan homeostasis.(11, 12) duksi dan pelepasan glucocor-
Dapat dideduksi bahwa terdapat ticoid termasuk hormone stress
mekanisme yang mendasari perubahan utama cortisol. Selanjutnya cor-
respon imun yang dicetuskan fungsi tisol memobilisasi aktifitas
mental ataupun perubahan fungsi hampir semua sistem homeo-
mental yang dicetuskan respon imun. stasis seperti kardiovaskular,
Mekanisme coping terhadap stress respirasi, pencernaan, metabo-
mental mempengaruhi respon imun lisme, sistem imun, kulit dan
dalam upaya mempertahankan homeos- mukosa, dalam persiapan reaksi
tasis sampai level molekuler. Mani- melawan atau lari (fight or
festasi organobiologik SAU ialah flight).
hipertrofi kelenjar adrenal dan atrofi Pelepasan katekolamin
thymus, limpa dan jaringan limfoid, Aksis HPA melepaskan hormon
serta ulserasi gaster.(11, 12) katekolamin yang juga berperan
Berdasarkan konsep diatas, sebagai neurotransmitter, yaitu
psikoneuroimunologi mengajukan pre- dopamin (DA), adrenalin (A),
mise dasar; otak merupakan bagian dan noradrenalin (NA).
integral dari sistem imun sebagai salah Aktivasi amigdala
satu parameter homeostasis.(11, 12) Katekolamin mengaktifkan
nucleus amigdala yang mence-
Initial brief alarm reaction sebagai tuskan respon emosional terha-
respon terhadap stress akut dap stressor, misalnya takut
Pada initial brief alarm reaction terjadi terhadap gempa, atau marah
peningkatan tajam kadar glucocorticoid kepada musuh.
dalam darah akibat aktifitas otak mela- Pelepasan neuropeptida S
lui aksis hypothalamic-pituitary-adre- Otak melepaskan neuropeptida
nal (HPA), selanjutnya melalui reaksi S, suatu mikro protein yang
cascade akan terjadi aktifitas amigdala memodulasi stress dengan
dan hippocampus, sistem kardiovas- menekan keinginan tidur,
kuler, sistem respirasi, dan sirkulasi meningkatkan kewaspadaan
darah, sistem pencernaan, sistem imun, dan perasaan kuatir. Akibatnya
mukosa, dan kulit secara sistematis timbul keinginan urgen untuk
sebagai berikut :(11-15) perilaku melawan atau lari
(fight or flight).
Aktifitas otak pada initial brief Efek pencetus perilaku
alarm reaction instinktual
Aktivasi aksis Hypothalamic- Dalam keadaan stress akut,
Pituitary-Adrenal (HPA) katekolamin menekan secara
Merupakan respon kilat terha- sekuensial fungsi korteks pre-
dap stresor yang dipersepsi frontalis yang berkaitan dengan
berbahaya, seperti menghadapi memori jangka pendek, inhibisi,
binatang buas atau gempa bumi. konsentrasi, dan pola pikir
Aktivasi sistem Lokus Sereleus rasional. Sekuens penekanan
(LS)-Noradrenalin (NA) proses mental ini memung-
Adnil Edwin Nurdin, PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI 95
memberi kontribusi pada efek dan otot jantung. Hal ini cukup
perilaku akibat stress fisik dan vital karena bila dalam reaksi
mental. melawan atau lari terjadi luka,
Penekanan T helper (Th1) dan maka perdarahan yang terjadi
peningkatan T helper (Th2) tidak begitu hebat.
Terjadi disregulasi neuro-
hormon yang berekspresi Respon stress akut terhadap
dengan supresi respon imun metabolisme
anti tumor. Reaksi fosforilasi dalam siklus
Mediasi sitokin pada respon Kreb akan meningkat untuk
stress dan inflamatori melalui mencukupi kebutuhan energi
otak. yang meningkat.
Sitokin memediasi dan
mengendalikan respon imun Respon stress akut terhadap fungsi
pada stress dan proses digestivus
inflamatori. Interaksi sangat Stress akut akan menghambat
kompleks terjadi antara sitokin, pencernaan.
inflamasi, dan respon adaptif Bila stressor tidak teratasi, maka
dalam mempertahankan kondisi stress berlanjut menjadi stress
homeostasis. Seperti juga res- kronik, respon menjadi periode resis-
pon stress, reaksi inflamasi tensi berlanjut (prolonged resistance
sangat penting untuk survival. period).(16-18)
Reaksi inflamasi sistemik
menyebabkan stimulasi terha- Periode resistensi berlanjut
dap empat fungsi utama yaitu: (prolonged resistance period)
Reaksi fase akut, Sindroma Dalam periode ini, kondisi
sakit, Nyeri, Respon stress. stress masih dapat diatasi melalui
Keempat fungsi utama ini dimediasi mekanisme mental dengan ”membuda-
oleh aksis HPA dan sistem simpatis. yakan” pemahaman dan perasaan
Dalam hal ini penyakit seperti alergi, bahwa stimulus yang dianggap stresor
gangguan autoimun, infeksi kronik, itu bila tidak dapat diatasi dapat
dan sepsis mempunyai karakteristik dianggap ”bukan stresor”, atau setidak-
adanya disregulasi dari keseimbangan tidaknya dapat ditolerir.(19, 20)
sitokin pro-inflamatori terhadap anti-
inflamatori dan antara T helper (Th1) Bagaimana bila mekanisme mental
terhadap (Th2). gagal?
Kegagalan mekanisme mental
Respon stress akut pada mukosa pada periode resistensi berlanjut, akan
Cairan tubuh dialihkan dari berdampak buruk terhadap semua
lokasi non-essensiel seperti sistem fisiologik yang dapat men-
mulut dan tenggorokan. Karena cetuskan penyakit pada individu yang
itu mulut dan tenggorokan memiliki kerentanan genetik untuk
menjadi kering. penyakit tersebut, atau memperburuk
prognosis penyakit yang sudah ada,
Respon stress akut pada kulit atau menghambat proses terapi
Efek stress akut memindahkan penyakit. Kegagalan ini berakhir pada
aliran darah dari kulit untuk tingkat terminal kelelahan (terminal
mendukung jaringan otot lurik stage of exhaustion and death).(19, 20)
Adnil Edwin Nurdin, PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI 97
10. Diamond M, Kelly JP, Connor 17. Kubera M, Lin AH, Kenis G,
TJ. "Antidepressants suppress Bosmans E, van Bockstaele D,
production of the Th1 cytokine Maes M. "Anti-Inflammatory
interferon-gamma, independent effects of antidepressants
of monoamine transporter through suppression of the
blockade". Eur interferon-gamma/interleukin-
Neuropsychopharmacol. 2006 10 production ratio." J Clin
Oct;16(7):481-90. Psychopharmacol. 2001 Apr;
21(2):199-206.
11. Elenkov IJ, Iezzoni DG, Daly
A, Harris AG, Chrousos GP. 18. Papanicolaou DA, Wilder RL,
"Cytokine dysregulation, Manolagas SC, Chrousos GP.
inflammation and well-being". The pathophysiologic roles of
Neuroimmunomodulation. interleukin-6 in human disease.
2005;12(5):255-69. Ann Intern Med 1998; 128:
127–37.The Pathophysiologic
12. Michael Irwin, Kavita Vedhara Roles of Interleukin-6 in
(2005). Human Human Disease Annals of
Psychoneuroimmunology. Internal Medicine 15 January
Oxford University Press. ISBN 1998 | Volume 128 Krisis 2 |
978-0198568841. Pages 127-137.
13. Glaser, R. and Kiecolt-Glaser, 19. Pert CB, Ruff MR, Weber RJ,
J. K. (1994). Handbook of Herkenham M. Neuropeptides
Human Stress and Immunity. and their receptors: a
San Diego: Academic Press. psychosomatic network. J
Immunol. 1985 Aug;135(2
14. Goodkin, Karl, and Adriaan P. Suppl):820s-826s.
Visser, (eds),
Adnil Edwin Nurdin, PENDEKATAN PSIKONEUROIMUNOLOGI 101