A. Hasil
Penelitian tentang status gizi terhadap lama rawat inap ini telah
Januari 2018 di bagian rekam medik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
penelitian merupakan pasien rawat inap yang menderita diare akut pada
balita berusia 2-5 tahun di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Sampel
1. Data Univariat
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, status gizi,
37
38
pasien pada saat masuk rumah sakit. Pada Tabel 4.2 dapat
Pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa status gizi baik berjumlah 67
(21,2%).
39
inap
hari, normal yaitu 4 hari, dan lama yaitu lebih dari 4 hari. Batasan
seluruh sampel yaitu 3,95 hari. Pada Tabel 4.4 dapat diketahui
bahwa responden yang mengalami hari rawat inap tidak lama yaitu
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat untuk variabel status gizi dengan lama rawat inap
diare akut menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis hubungan antara
status gizi dengan lama rawat inap pada pasien diare akut di RSUD Prof.
Tabel 4.5 Hubungan status gizi dengan lama rawat inap pasien diare akut
pada balita di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Lama Rawat Inap
Status Gizi < 4 hari 4 hari > 4 hari Nilai p
n % n % N %
Gizi kurang 5 5,9 5 5,9 8 9,4
Gizi baik 25 29,4 32 37,6 10 11,8 0, 023
Total 30 35,3 37 43,5 18 21,2
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki status gizi kurang dengan lama rawat < 4 hari yaitu 5 orang
( 5,9%), lama rawat 4 hari yaitu 5 orang ( 5,9%), dan lama rawat > 4 hari
yaitu 8 orang ( 9,4 %). Responden yang memiliki status gizi baik dengan
lama rawat < 4 hari yaitu 25 orang ( 29,4%), lama rawat 4 hari yaitu 32
orang ( 37,6 %), dan lama rawat > 4 hari yaitu 10 orang ( 11,8%).
( p < 0, 05), artinya ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
lama rawat inap pasien diare akut pada balita di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran umum
lebih banyak dialami pada jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 50 anak
yang dirawat inap karena diare yaitu sebanyak 73,5%. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh higienitas yang buruk dan paparan terhadap dunia luar
sebagian besar pasien diare akut pada balita berstatus gizi baik ( -2 SD
proporsi anak yang memiliki status gizi baik yaitu (44,7%) dibandingkan
antara status gizi dengan lama rawat inap pada pasien diare akut pada
balita di RSUD Prof. Margono Soekarjo ( p < 0, 05). Hasil penelitian ini
yang menunjukan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan lama
rawat inap. Namun, penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Amin, et al ( 2014) dan Primayani (2009) bahwa status gizi
tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan lama hari rawat inap
Lama rawat inap dihitung ketika pasien mulai masuk rumah sakit
sampai dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit. Faktor-faktor yang
42
ASI, asupan nutrisi selama perawatan, serta pemberian zink dan probiotik.
prosedur dengan higiene dan sanitasi yang baik dan benar. Selama
dari 72 jam.
ASI. Penelitian ini dilakukan pada balita berusia 2-5 tahun. Hal tersebut
pasien diare akut pada bayi dan anak balita (Suwarba et al., 2006). ASI
kejadian diare serta lama rawat inap. Hal tersebut didukung melalui
cukup gizi, ekspresi vilin dan ketinggian vili lebih besar daripada yang
nutrisi ditemukan kadar LPS lebih tinggi. Proses vakuolisasi epitel usus
dalam bekerja melawan patogen akan terhambat. Zat gizi yang terkandung
terjadi penurunan fungsi sel T serta proliferasi sel T. Aktivasi sel imun
dilakukan oleh asam amino seperti triptofan, arginin, dan sistein ( Kau et
al., 2011).
Status gizi seseorang tidak selalu berfokus pada nutrisi, namun saat
antara anak yang bergizi baik dengan malnutrisi telah dilakukan oleh
Eschericia lebih banyak ditemukan yaitu 174 kali dan 9 kali lipat lebih
banyak pada anak yang malnutrisi. Pada anak yang sehat filum
telah lama dikenal mampu membantu tubuh untuk mencerna zat makanan
Conlon, 2015 salah satunya dipengaruhi oleh pola diet. Hal tersebut
dengan malnutrisi.
keadaan pasien sebelum masuk rumah sakit seperti lama sakit sebelum
masuk rumah sakit yang tidak dikendalikan oleh peneliti. Frekuensi diare
lama rawat inap pasien. Namun, pada penelitian ini, peneliti tidak
lama rawat inap. Pada penelitian yang dilakukan di RSUD Undata Palu,
akut (Islam et al., 2008). Kandungan gizi seimbang seperti protein dapat
dapat memperpanjang lama rawat inap diare (Patel et al., 2012). Pada
Faktor lain yang dapat mempengaruhi lama rawat inap ialah faktor
menjadi lebih lama karena makanan yang tidak higienis ( Hannif et al.,
46
2011). Pada penelitian ini, faktor kebersihan tangan dan makanan selama
C. Keterbatasan Penelitian
tidak bisa mengetahui lama sakit sebelum dirawat, jumlah sampel yang
tidak merata antara pasien yang berstatus gizi baik dan gizi kurang, selain
itu masih terdapat faktor perancu yang tidak dikendalikan antara lain :
lama sakit sebelum masuk rumah sakit, frekuensi diare, derajat dehidrasi,