Anda di halaman 1dari 5

Yogyakarta, 22 Januari2018

Hal : Undangan
Lampiran : 1 (satu) Lembar

Yth.
Petugas Unit Farmasi
Di Rumah Sakit Sakina Idaman

Dalam rangka peningkatan pelayanan Rumah Sakit Sakina Idaman, kami harapkan
kehadiran seluruh petugas unit farmasi RS Sakina Idaman dalam pertemuan yang akan
dilaksanakan pada :
hari : Rabu
tanggal : 24 Januari 2018
waktu : 09.00-17.00 WIB
tempat : Unit Farmasi RS Sakina Idaman
acara : Sosialisasi spo penyimpanan perbekalan farmasi
Sosialisasi spo penerimaan sediaan farmasi dan alkes
Sosialisasi spo pencatatan, pengelolaan dan pemusnahan perbekalan farmasi
kadaluarsa dan rusak
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.

Mengetahui,
Ketua Panitia Farmasi dan terapi

dr. H Nur Muhammad Artha, M.Sc., M.Kes., Sp.A


NOTULEN
SOSIALISASI

Hari : Rabu
Tanggal : 24 Januari 2018
Waktu : 09.00 – 17.00 WIB
Pembicara : Nuri Iriyani, S.Farm., Apt
Notulen : Dyah Ajeng Pradopowati

Telah di laksanakan sosialisasi yang di bagi menjadi 3 sesi yaitu Sosialisasi SPO
penyimpanan perbekalan farmasi, sosialisasi SPO penerimaan sediaan farmasi dan
alkes serta sosialisasi SPO pencatatan, pengelolaan dan pemusnahan perbekalan
farmasi kadaluarsa dan rusak yang di hadiri oleh petugas unit farmasi RS Sakina
Idaman.
1. Sosialisasi SPO penyimpanan perbekalan farmasi
Merupakan kegiatan untuk melakukan kegiatan penyimpanan barang dengan
baik dan benar dan terhindar dari kerusakan agar perbekalan farmasi tersimpan
secara baik dan benar, terjaga stabilitasnya, terhindar dari kerusakan, kehilangan,
serta untuk memperlancar distribusi.
Penyimpanan obat dan alkes dilakukan dengan mengelompokkan perbekalan
farmasi menjadi 5 kelompok, yaitu :
a. Barang yang disimpan pada suhu kamar (25oC )
b. Barang yang disimpan pada suhu sejuk, ( 15o– 23C )
c. Barang yang disimpan pada suhu dingin, ( 2o- 8C )
d. Barang yang disimpan pada tempat khusus, misal almari atau wadah khusus.
e. Kelompok Bahan Berbahaya dan Beracun ( B 3 )
Obat di susun di dalam rak/almari secara alfabetis dan jenis sediaan, serta
memperhatikan FIFO (First In First Out) serta FEFO (First Expired Date First
Out ).
Pertanyaan : Bagaimana contoh penyusunan obat dengan memperhatikan
FIFO dan FEFO?
Jawaban : Misalnya bila kita menerima barang/ obat dari gudang farmasi contoh
amoxixillin dengan expire date bulan Desember 2017 dan di gudang
rumah sakit masih ada stok dengan ED yang sama, maka pengeluaran
obat ke pelayanan harus obat sisa yang ada di gudang dulu (FIFO) untuk
cara (FEFO) biasanya dipakai untuk obat-obat program yang biasanya
dalam jumlah banyak dan masa kadaluwarsa yang lebih pendek, maka
harus segera didistribusikan terlebih dahulu (misal vaksin, obat anti
anemia, dsb)
2. Sosialisasi SPO penerimaan sediaan farmasi dan alkes
Penerimaan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus sesuai agar menghindari
kerusakan barang dan barang kadaluarsa. Petugas farmasi memeriksa legalitas faktur
dan surat jalan meliputi identitas pemesan dan identitas distributor serta mencocokkan
faktur dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima yang meliputi
kesesuaian nama sediaan farmasi dan alat kesehatan, jumlah, kebenaran harga,
keutuhan kemasan, kebenaran label dan tanggal kadaluwarsa.
Apabila terjadi ketidaksesuaian obat dan alkes, petugas farmasi bisa
menginformasikan hal tersebut kepada distributor agar agar dilakukan perbaikan.
3. Sosialisasi pencatatan, pengelolaan dan pemusnahan perbekalan farmasi
kadaluarsa dan rusak.
Pencatatan perbekalan yang hampir kadaluarsa atau rusak adalah kegiatan
mencatat bahan obat, obat atau perbekalan farmasi lainnya yang memiliki batas
pemakaian atau dalam keadaan rusak agar perbekalan farmasi yang hampir
kadaluarsa/rusak bisa segera dimanfaatkan atau dikembalikan ke distributor.
Apabila ditemukan perbekalan farmasi yang hampir ED maka dilakukan penarikan
oleh petugas farmasi, yaitu proses mengumpulkan obat-obat yang hampir dan atau
sudah kadaluarsa dan atau rusak yang bertujuan agar obat yang hampir kadaluarsa
dan atau rusak tidak digunakan untuk pasien yang dapat membahayakan kesehatan
dan keselamatan pasien.
Pada proses pengelolaan perbekalan farmasi yang hampir ED bertujuan agar bisa
dimanfaatkan atau dikembalikan ke distributor.
Pemusnahan perbekalan farmasi adalah kegiatan perusakan obat dan
perbekalan farmasi lainnya baik yang sudah kadaluarsa maupun yang belum tetapi
sudah dalam kondisi yang rusak/tidak layak pakai .
Apoteker/Aisten Apoteker membuat berita acara pemusnahan yang ditandatangani
oleh petugas dan saksi yang ditunjuk. Apoteker melaporkan kepada Direktur hasil
pemusnahan perbekalan farmasi.

Notulen

(Dyah Aeng Pradopowati)

Anda mungkin juga menyukai