Anticipatory Guidance
1.1. Pengertian
Anticipatory Guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua
dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal. Pemberian bimbingan kepada orang tua untuk mengantisipasi hal-hal yang
terjadi pada setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua
sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.
1.2. Tahapan Usia Anticipatory Guidance
1. Anticipatory Guidance Pada Masa Bayi (0-12 Bulan)
a. Usia 6 (enam) bulan pertama
Memahami adanya proses penyesuaian antara orang tua dengan bayinya, terutama pada ibu yang
membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah melahirkan.
Membantu orang tua untuk memahami bayinya sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan
untuk memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkan melalui tangisan.
Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan adanya perhatian yang
penuh selama 4-6 bulan pertama.
Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang tuanya.
Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkungan.
Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat petumbuhan dan perkembangan bayinya, yaitu
dengan bersahabat dan mengamati respon social anak misalnya dengan tertawa/tersenyum.
Menyiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan bagi bayi misalnya
imunisasi.
Menyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat.
b. Usia 6 (enam) bulan kedua
Menyiapkan orang tua akan danya ketakutan bayi terhadap orang yang belum dikenal (stranger
anxiety).
Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan ibunya serta
menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak tersebut.
Membimbing orang tua untuk mengetahui disiplin sehubungan dengan semakin
meningkatnya mobilitas (pergerakan si bayi).
Menganjurkan untuk mengguanakan suara yang negative dan kontak mata daripada hukuman
badan sebagai suatu disiplin. Apabila tidak berhasil, gunakan 1 pukulan pada kaki atau tangannya.
Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayinya berkelakuan
baik dari pada ketika ia menangis.
Mengajrkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik dan rasa ingin tahu
bayi meningkat.
Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan pengganti ibu yang
menyusui.
Mendiskusikan mengenai kesiapan untuk penyapihan.
Menggali perasaan ornag tua sehubungan dengan pola tidur bayinya.
2. Anticipatory Guidance Pada Masa Toddler (1-3 Tahun)
a. Usia 12-18 bulan
Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toodler terutama
negativism.
Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta peningkatan asupan
makanan padat.
Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang disukai.
Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi
berlubang.
Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah.
Perlu ketentuan-ketentuan/disiplin dengan lembut untuk meminimalkan negativism,
tempertantrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan disiplin yang sesuai.
Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak.
b. Usia 18-24 bulan
Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain.
Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru.
Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan gigi dan kebiasaan-kebiasaan
pencetus gigi berlubang.
Mendiskusikan metode disiplin yang ada.
Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet training.
Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak.
Menyiapkan orang tua akan adanya tanda regresi pada waktu mengalami stress.
Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua.
Memberi kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kelelahan, frustasi dan kejengkelan dalam
merawat anak usia toodler.
c. Usia 24-36 bulan
Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan.
Mendiskusikan pendekatan yang dilakuakan dalm toilet training.
Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler terutama untuk bahasa yang diungkapkan.
Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan nyata, hindari kebingungan dan
salah pengertian.
Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group.
4. Usia Sekolah
a. Anak sudah berpikir sebelum bertindak.
b. Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
c. Perawat mengajarkan keamanan:
Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda.
Aturan yang aman dalam berenang
Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik.
Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.
5. Remaja
a. Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka pada kepala.
b. Kecelakaan karena olah raga.
Pencegahan:
a. Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi antara orang tua
dengan remaja.
b. Menggunakan alat pengaman yang sesuai.
c. Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga.
B. Toilet Training
2.1. Pengertian
Toilet Training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam
melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB), menurut Hidayat (2008).Toilet
Training merupakan latihan kebersihan, dimana diperlukan kemampuan fisik untuk mengontrol
sphincter ani dan uretra dan tercapai kadang – kadang setelah anak bisa berjalan (Whaley & Wong,
1999).Toilet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan sampai
2 tahun dalam melakukan latihan BAB dan BAK pada anak membutuhkan persiapan baik secara
fisik, psikologis, maupun secara intelektual. Melalui perisiapan tersebut diharapkan anak mampu
mengontrol BAB atau BAK.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan definisi Toilet Training adalah sebuah
usaha pembiasan mengontrol BAK dan BAB secara benar dan teratur.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Anticipatory Guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua
dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara normal.Upaya bimbingan ini diberikan kepada orang tua tentang tahapan
perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan usia anak.
Toilet Training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol melakukan buang air kecil dan buang air besar.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shubbi, M. A. (2012). Seni Mendidik Dan Mengatasi Masalah Perilaku Anak
Secara Islami. Pustaka Al-Fadhilah.
Ekomadyo, I. J. (2009). 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Anak. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Fitriah dan Hasinuddin, M. (2010). Modul Anticipatory Guidance Terhadap