Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Nikel

Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel dapat dibedakan menjadi 2


macam, yaitu endapan sulfida nikel – tembaga berasal dari mineral pentlandit,
yang terbentuk akibat injeksi magma dan konsentrasi residu (sisa) silikat nikel
hasil pelapukan batuan beku ultramafik yang sering disebut endapan nikel laterit.
Menurut Bateman (1981), endapan jenis konsentrasi sisa dapat terbentuk jika
batuan induk yang mengandung bijih mengalami proses pelapukan, maka mineral
yang mudah larut akan terusir oleh proses erosi, sedangkan mineral bijih biasanya
stabil dan mempunyai berat jenis besar akan tertinggal dan terkumpul menjadi
endapan konsentrasi sisa. Nikel laterite merupakan sumber bahan tambang yang
sangat penting, menyumbang terhadap 40% dari produksi nikel dunia. Endapan
nikel laterite terbentuk dari hasil pelapukan yang dalam dari batuan induk dari
jenis ultrabasa. Umumnya terbentuk pada iklim tropis sampai sub-tropis. Saat ini
kebanyakan nikel laterite memang terbentuk di daerah ekuator. Negara penghasil
nikel laterite di dunia diantaranya New Caledonia, Kuba, Philippines, Indonesia,
Columbia dan Australia.
Istilah “laterite” bisa diartikan sebagai endapan yang kaya akan iron-oxide,
miskin unsure silica dan secara intensif ditemukan pada endapan lapukan di iklim
tropis (eggleton, 2001). Ada juga yang mengartikan nikel laterite sebagai endapan
lapukan yang mengandung nikel dan secara ekonomis dapat di tambang.
Batuan induk dari endapan Nikel Laterite adalah batuan ultrabasa;
umumnya harzburgite (peridotite yang kaya akan unsur ortopiroksen), dunite dan
jenis peridotite yang lain
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Lean Clearing dan Manajement Tanah


2.1.1. Clearing & Grubb
Pekerjaan Clear & Grubb membersihkan lahan dari semak-semak dan pohonan
kecil dipergunakan Bulldozer D85, Eksavator dan chain shaw jika diperlukan
untuk menebang pohon besar diameter > 200 mm, target pekerjaan ini
didasarkan atas rencana Land Clearing Plan dari Perusahaan. Pemindahan
batang kayu komersial meliputi semua jenis kayu yang berdiameter > 200 mm
dimana masih layak dipakai merupakan milik Perusahaan.

Gambar 2.1 : Clearing & Grubb dengan Eksavator

2.1.2. Top Soil Removal


Pekerjaan pengalian lapisan Top Soil diperkirakan ketebalannya 1 meter, Top
Soil ini merupakan lapisan tanah penutup bagian atas yang mengandung unsur hara
yang berguna sebagai media tumbuh dari tanaman. Top soil ini harus diperlakukan
secara baik dan akan ditempatkan pada Top Soil stock area, dimana nantinya akan
dipergunakan dan disebar untuk Reklamasi Tambang. Penimbunan Top Soil
peletakkannya harus diatur dengan ketinggian maksimum 2 meter berjajar, dan
timbunan diusahakan harus tetep stabil.Peralatan yang dipergunakan untuk operasi
pekerjaan pemindahan Top Soil adalah Excavator 320D untuk alat gali/muat dan
Dump Truck sebagai alat angkutnya. Biaya pekerjaan ini termasuk pada kegiatan
pemindahan Overburden dan waste.

2.1.3. Overburden & Waste Removal


Dari data geologi yang kami peroleh, type tanah/batuan over burden dan
waste karakteristik adalah Overburden merupakan lapisan diantara lapisan atas/Top
Soil dan lapisan bijih/Ore , lapisan overburden ini mayoritas terdiri dari tanah
laterit dan batuan lempungan yang mudah untuk digali. Untuk operasi pekerjaan
pemindahan Overburden akan dipergunakan Buldozer 85, Excavator 320D sebagai
alat gali/muat dan peralatan angkut Dump Truck atau dump truk 6 x 4, dan batasan
maksimum jarak angkut adalah 0.3Km terukur dari front tambang ke waste dump
area. Apabila jarak angkut “overburden” melebihi dari rata-rata 0.3Km penambahan
atau pengurangan jarak angkut akan diperhitungkan dengan penambahan jarak
angkut (incremenet 100 meter). Jarak angkut adalah jarak titik tengah lokasi
penambangan menuju titik tengah lokasi pembuangan material diukur mengikuti
jalan sebenarnya yang sudah dibuat berdasarkan desain tambang dan akan ditentukan
dan disetujui di lapangan bersama-sama. Sebagian volume material akan dilakukan
Direct dozing diperkirakan volume direct dozing 25% dari total overburdendan
waste., Direct dozing merupakan kegiatan pendorongan material yang dilakukan oleh
bulldozer secara tuntas (backfill) ke lokasi area timbunan (dump area). Volume
Overburden dan waste serta penempatan material dan konfigurasi alat yang
digunakan harus sesuai dengan Rencana Tambang yang dibuat Perusahaan dengan
acuan batasan Ratio berdasarkan surveyor.
BAB III
PENGUPASAN BAHAN GALIAN

3.1. Eksplorasi Nikel


Ekplorasi bijih nikel dilakukan dengan menggunakan alat bor (mobile
driil) dengan spiral bit dan pembutan sumur uji. Sumur uji digunakan sebagai
bahan perbandingan dengan data lubang bor, dan untuk menentukan recovery dari
jenis material.Pemboran dibagi dalam 2 tahapan, yaitu pemboran eksplorasi dan
pemboran pengembangan (development). Pemboran eksplorasi dilakukan dengan
jarak lubang bor antara 200 m x 200 m – 400 m x 400 m, sedangkan pemboran
pengembangannya dilakukan sebelum pemboran tambang dengan jarak 25 m x 25
m, 50 m x 50 m, dan 100 m x 100 m.Dari bubuk hasil pemboran (cutting) dan
sumur uji dilakukan pengambilan contoh bijih untuk setiap kedalaman 1 m.
contoh diambil dari limonit berkadar sampai kedasar lubang. Contoh dipreparasi
dan dianalisis unutk mendapatkan data mutu bijih. Klasifikasi cadangan bijih
nikel dibagi dalam 3 kelas yaitu terukur, terkira dan terduga. Dan setiap tempat
kerja harus mempunyaicadangan tidak kurang dari 1 minggupenambangan 70.000
WMT r.o.m (Wet Metrik tons).Dari hasil cadangan dihitung dengan menggunakan
metodaLES(laterit evaluation Sistem). Pemakain cara ini tergantung pada jenis
dan kondisicadangan yang mempertimbangkan dilution, baik top dilution karena
adanya lapisan penutup, maupun bottom dilution karena adanya batuan dasar.Data
cadangan ini dikompilasi dengan menggunakan komputer ataudengan perangkat
lunakmineral resourse inventory(MRI) yang dapat memberikan informasi
mengenai cadangan bijh nikel.

3.2. Nickel Ore Mining (Penambangan Bijih Nikel)


Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu
limonit dan saprolit. Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade saprolit
(LGSO) dimana kualitas ore merupakan transisi antara saprolit dan limonit. Ke
tiga jenis ore tersebut ditentukan oleh Tim Eksplorasi dan Perencanaan Tambang.
Pelaksanaan dilapangan akan diawasi oleh grade controller. Limonit ditambang
dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran berdasarkan gravitasi
atau Grizzly portable. Saprolit ditambang sebagian akan diangkut langsung ke
tempat penyaringan tetap atau disebut Grizzly portable. Pengambilan sample
dilakukan diatas truk dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dan
sebagian akan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara atau disebut
Stockyard dan pengambilan sample diatas truk atau pada tumpahan truk
dengan ketentuan yang ditetapkan sebelumnya. Penentuan ore akan diangkut
langsung ke grizzly atau diangkut ke stockyard oleh grade control. Hal ini didasari
oleh fackor kualitas. Penambangan harus mengikuti prosedur tersebut dan
penentuan lokasi stock akan ditentukan oleh pihak perusahaan.Operator Tambang
harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit atau saprolit pada saat
penggalian di lokasi penambangan (front). Pembatuan jalan di front
ataupun tempat penggalian harus menggunakan batuan yang tidakmengandung
silica tinggi diutamakan menggunakan batuan/boulder sekitar area penggalian
yang masih mengandung nikel. Selama penggalian operator tambang harus
memisahkan boulder yang berukuran besar sehingga dipastikan tidak terangkut
sebagai ore. Boulder dapat diangkut sebagai waste ataupun dipindahkan ketempat
aman yang tidak mengganggu kegiatan gali muat disekitar area
penambangan. Saprolit yang disimpan di stockyard pada saat diangkut kembali ke
grizlly portable dipastikan diangkut bersih, tidak terjadi pengotoran dari material
lain diluar tumpukan ore, dan boulder yang besar dipisahkan sehingga tidak
terangkut ke grizzly. Tidak ada pengambilan sample yang dilakukan pada
kegiatan ini.

3.3. Proses Pengolahan Nikel


Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga
secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan
proses pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses yaitu:
1) tahap preparasi
2) tahap pemisahan dan
3) tahap dewatering
Tujuan dilakukannya kegiatan Pengolahan bahan galian ini yaitu untuk
Membebaskan mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi),
memisahkan mineral berharga dari pengotornya, mengontrol ukuran partikel agar
sesuai dengan proses selanjutnya (reduksi ukuran), mengontrol agar bijih
mempunyai ukuran yang relatif seragam, mengontrol agar bijih mempunyai kadar
yang relative seragam, membebaskan mineral berharga, menurunkan kandungan
pengotor (menaikkan kadar mineral berharga).
Dengan demikian kita akan mendapatkan keuntungan-keuntungan berupa
Mengurangi ongkos / biaya pengangkutan, mengurangi ongkos / biaya peleburan,
serta Mengurangi kehilangan mineral berharga pada saat peleburan.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses pengelolahan
nikel melalui beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi,
peleburan, Pemurni, dan Granulasi dan Pengemasan.

3.3.1. Crushing
Crushing bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga
bisa terlepas dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap ini
untuk nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya
dibutuhkan crusher saja dan tidak dibutuhkan grinder.

3.3.2. Pengeringan di Tanur Pengering (Dryer)


Dari stockpile hasil tambang (ore) diangkut menuju apron feeder. Di apron
feeder ore mengalami penyaringan dan pengaturan beban sebelum diangkut
dengan belt conveyor menuju dryer atau tanur pengering. Diruang pembakaran
tersebut terdapat alat pembakar yang menggunakan high sulphuroil atau yang
biasa disebut minyak residu sebagai bahan bakar. Dalam tahap pengeringan ini
hanya dilakukan penguapan sebagian kandungan air dalam bijih basa dan tidak
ada reaksi kimia. Ore kemudian dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di
gudang bijih kering (Dry Ore Storage).

3.3.3. Kalsinasi dan Reduksi


Kalsinasi dan Reduksi di tanur pereduksi tujuannya untuk menghilangkan
kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel
logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel yang tersimpan di gudang
bijih kering pada dasarnya belumlah kering secara sempurna, karenaitulah tahapan
ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air bebas danair kristal serta
mereduksi nikel oksida menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur
reduksi. Bijih darigudang dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi
pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan komposisi silika
magnesiadan besi yang sesuai dengan operasionaltanur listrik. Selain itu
dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada tanur
reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikeldan besi reduksi yang
telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah
belerang. Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang bertemperatur sekitar
700˚C.

3.3.4. Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi
sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin panas yang keluar dari
tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan kedalam surgebin lalu
kemudian dibawa dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace bertujuan
untuk melebur kalsin hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding
furnace dilapisi dengan batu tahan api yang didinginkan dengan media air melalui
balok tembaga. Matte dan slag akan terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag
kemudian diangkut kelokasi pembuangan dengan kendaraan khusus.

3.3.5. Converting / Pemurnian


Converting di Tanur Pemurni Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di
dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen. Matte yang memiliki
berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni / converter untuk
menjalani tahap pemurnian dan pengayaan.Proses yang terjadi dalam tanur
pemurni adalah peniupan udara dan penambahan sililka. Silika ini akan mengikat
besi oksida dan membentuk ikatan yang memiliki.

3.3.6. Granulasi dan Pengemasan


Granulasi dan Pengemasan Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair
menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
Matte dituang kedalam tandis sembari secara terus menerus disemprot dengan air
bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin yang
berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring,
dikeringkan dan siap dikemas.
DAFTAR PUSTAKA

http://teknikmaju2.blogspot.co.id/2014/05/penambangan-nikel.html

http://blogibnuseru.blogspot.co.id/2011/12/nikel-nikel-adalah-unsur-kimia-
metalik.html

https://nadiamugni.wordpress.com/2011/10/16/eksplorasi-endapan-nikel-
laterite/

Anda mungkin juga menyukai

  • Sfeev
    Sfeev
    Dokumen1 halaman
    Sfeev
    Muhammad Dio Mahendra
    Belum ada peringkat
  • FASI
    FASI
    Dokumen23 halaman
    FASI
    Muhammad Dio Mahendra
    Belum ada peringkat
  • Lem
    Lem
    Dokumen132 halaman
    Lem
    Muhammad Dio Mahendra
    0% (1)
  • Tugas 1 Teknik Pemboran
    Tugas 1 Teknik Pemboran
    Dokumen4 halaman
    Tugas 1 Teknik Pemboran
    Muhammad Dio Mahendra
    Belum ada peringkat