Anda di halaman 1dari 8

HVAC (Heating, Ventilating, Air Conditioning)

I. Definisi dan Fungsi


Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan melalui
pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara –
termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara
(seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’).
Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari beberapa mesin/alat yang masing-
masing memiliki fungsi yang berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu sistem tata udara yang dapat mengontrol suhu,
kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan, pola aliran udara serta jumlah
pergantian udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang
telah ditentukan.
Heating : untuk mengatur kelembaban udara
Ventilating : untuk mengatur jumlah partikel
Air-Conditioning : untuk mengatur suhu
Fungsi sistem :
a. Untuk melindungi produk dari kontaminasi
b. Untuk memastikan mutu produk
c. Lingkungan kerja yang nyaman untuk personil
II. Bagian dan Penjelasan Alat
1. Evaporator
Untuk menukar kalor. Pada bagian dalam terdapat refrigeran yang berfungsi
untuk menyerap panas.
Opsional  bisa ada dehumidifier buat mengurangi kelembaban (udara
dibagi dua, satu masuk evaporator, satu masuk dehum, untuk produk RH
rendah di dalamnya ada silika untuk ngeringin udara)
2. Blower
Untuk mengalirkan udara, berfungsi untuk sirkulasi udara yang menarik udara
dari luar ke dalam sistem
3. Filter
Untuk membersihkan udara, dapat berupa saringan yang menahan debu-
debu agar tidak masuk ke ruangan.
a. Premedium Hepa : efisiensi 25-30 %, tekanan 35-450 Pa (dibawah 35
bolong, diatas 450 buntu/block)
b. Medium Hepa : efisiensi 95%
c. Hepa 13 : non aseptis boleh untuk non steril, efisiensi 99,95%
d. Hepa 14 : aseptis untuk steril, efisiensi 99,99%
4. Heating
Untuk mengatur kelembaban udara
5. Ducting
Ada 2 return ducting dan supply ducting. Return ducting berfungsi untuk
menyalurkan udara yang berasal dari ruangan ke sistem HVAC. Supply
ducting berfungsi untuk menyalurkan udara bersih yang telah melewati
sistem HVAC ke ruangan.
6. Dumper
Untuk mengatur volume dan tekanan udara
7. Diffuser
Diffuser adalah tempat udara keluar, terbuat dari beberapa baling-baling dan
lempengbiasanya dirancang untuk mencampur pasokan udara segar dengan
udara dalam ruang untuk meminimalisasi dan memaksimalkan pengenceran.
Tipe diffuser menurut POPP
a. Tipe diffuser induksi: mengarahkan aliran udara pada arah yang berbeda.
Tipe ini tidak direkomendasikan karena dapat mencampur fresh air
dengan udara yang sudah terkontaminasi di dalam ruangan
b. Tipe diffuser perforated  yang dipakai di interbat (berbentuk kotak
dengan lubang2 dan penyebaran udara pada berbagai arah untuk
menggantikan udara yang sudah terkontaminasi dengan udara segar dari
supply)
c. Tipe diffuser swirl  menyebarkan udara secara turbulen shg dapat
menyebarkan fresh air scr merata tipe diffuser yang paling
direkomendasikan
III. Tipe Sistem HVAC
1. Sistem full fresh air (udara segar 100%)
Sistem ini menyuplai udara luar yang sudah diolah hingga memenuhi
persyaratan kondisi suatu ruang, kemudian diekstrak dan dibuang ke atmosfer.
Sistem ini biasanya digunakan pada fasilitas yang menangani produk/ pelarut
beracun untuk mencegah udara tercemar disirkulasikan kembali.

2. Sistem resirkulasi

Resirkulasi harus tidak menyebabkan risiko kontaminasi atau kontaminasi silang.


Hal ini dapat diterima blla filtet HEPA dipasang pada aliran udara pasokan (atau
aliran udara balik) untuk menghilangkan kontaminan sehingga mencegah
kontaminasi silang.

3. Sistem Ekstraksi

Udara yang masuk langsung dibuang, gaperlu udara pasokan  contoh: ruang ganti,
kamar mandi
IV. Parameter Kritis
1. Partikel

Pengukuran  particle counter


- kelas A mengambil sampel per 1 m3 5 menit sebelum dan sesudah pemakaian
- kelas lain diuji selama 1 menit/1oo L (in operation --> hitung jumlah partikel
dalam ruangan/m3
- Kelas B saat at rest 7 menitō
- Kelas

2. Mikroba

Pengukuran ruang steril menggunakan MAS, setting plate, contact plate, dengan
media TSA 20 -25oC

3. Suhu & kelembaban


Termohigrometer portable/statis, pengukuran dilakukan dalam 1 menit
B & C = 16 – 25 / 45 – 55%
D = 20 – 27 / 40 – 60&
E = idem / 40 – 70 %

4. Tekanan ruangan
Dengan magnehelic, untuk kelas steril dilakukan 6 bulan sekali
Antar ruangan dan ruangan thd satu titik/referensi
Beda tekanan antar ruang beda kelas = 10 – 15 Pa
Beda tekanan antar kelas = 10 – 15 Pa

5. Pola aliran udara  untuk kelas A, dengan smoke generator, direkam, gaboleh ada
turbulensi. Aliran harus UDAF.
6. Pertukaran udara (untuk kelas B, C, D  dengan menggunakan anemometer
Mencegah kontaminasi silang
Kecepatan menentukan pemulihan kondisi ruang dari kondisi operasional ke kondisi
non operasional. Waktu pemilihan 15 – 20menit
7. Integrity filter test
Alat  aerosol fotometer dengan bahan PAO, jumlah partikel yang lolos <0,005%
8. Kecepatan aliran udara Kelas A
Thermal anemometer 15 – 30 cm dari filter dan 15 cm dari meja kerja
0,36 – 0,54 m/s dengan jarak 15 – 30 dari HEPA
Min 0,36 m/s dg jarak 15 cm dari meja kerja
*kalo kelas A sama kek yang lain Cuma ketambahan integritas hepa filter

Rekualifikasi dilakukan jika ada perubahan/perbaikan yang bermakna pada bangunan, fasilitas, dan
sistem penunjangnya

V. Alur Kerja HVAC


Udara dari luar/ dari ruangan masuk ke return ducting, yang ditarik dengan blower 
masuk ke prefilter  evaporator  heating  premedium hepa  medium hepa 
ruangan (tergantung butuh hepa atau tidak)
- Kalo ada yang butuh RH khusus
Udara dari luar/ dari ruangan masuk ke return ducting, yang ditarik dengan blower 
sebagian ke dehumidifier sebagian masuk ke prefilter  udara yang Rhnya udah
diturunin ntar nyampur sama udara yang langsung masuk ke HVAC ntar jadi udara
dengan suhu dan RH yang dibutuhkan  evaporator  heating  premedium hepa 
medium hepa  ruangan (tergantung butuh hepa atau tidak)

VI. Refrigerant menyerap panas, kondensor untuk mengeluarkan panas di dalamnya


terdapat pipa kapiler yang ada kompressornya untuk mengatur tekanan udara .
Kondisi refrigerant direpresentasikanpada diagram pressure-enthalpy

• Kompresor: Refrigerant gas bertekananrendahdikompresikanmenjadi refrigerant gas


bertekanan tinggi dengan bantuan daya dari luarsistem (input power).
• Kondenser: Refrigerant gas bertekanan tinggi dirubah menjadi refrigerant cair dengan
tekanan tetap tinggi dengan cara membuang kalor kelingkungan sekitarnya.
• Ekspansi: Refrigerant cair bertekanan tinggi diturunkan tekanannya dengan bentuk
refrigerant menjadi cairan yang bercampur dengan sedikit gas. (Gelembung gas terjadi karena
adanya penurunan tekanan).
• Evaporator: Refrigerant cair dirubah menjadi gas/uap dengan cara menyerap kalor dari
ruang yang dikondisikan.
• Refrigerant gas/uap kemudian dihisap oleh Kompresor dan disirkulasikan kembali.

PenjelasanSiklusRefrigerasi:

A-B : Un-useful superheat (kenaikan temperatur yg menambah beban kompresor)


Sebisamungkindihindarikontaklangsungantarapipadanudarasekitarnyadgncaramenginsulasipi
pa suction.

B-C : proses kompresi (gas refrigerant


bertekanandantemperaturrendahdinaikkantekanannyasehinggatemperaturnyalebihtinggidari
media pendingin di kondenser. Pada proses kompresiini refrigerant mengalami superheat
ygsangattinggi.
C-D : Proses de-superheating (temperatur refrigerant mengalamipemurunan,
tetapitdkmengalamiperubahanwujud, refrigerant masihdalambentuk gas)

D-E : Proses kondensasi (terjadiperubahanwujud refrigerant dari gas


menjadicairtanpamerubahtemperaturnya.

E-F : Proses sub-cooling di kondenser ( refrigerant


ygsudahdalambentukcairmasihmembuangkalorkeudarasekitarsehinggamengalamipenurunant
emperatur). Sangatbergunauntukmemastikan refrigerant dalamkeadaancairsempurna.

F-G : Proses sub-cooling di pipa liquid (Refrigerant


cairmasihmengalamipenurunantemperaturkarenatemperaturnyamasihdiatastemperaturudarase
kitar). Pipa liquid line tdkdiinsulasi, agar terjadiperpindahankalorkeudara,
tujuannyauntukmenambahkapasitasrefrigerasi. (Note: dalambeberapakasus ..pipa liquid
harusdiinsulasi…nantidijelaskandalampembahasankhusus)

G-H : Proses ekspansi/penurunantekanan (Refrigerant


dalambentukcairditurunkantekanannyasehinggatemperatursaturasinyaberadadibawahtemperat
urruanganygdidinginkan, tujuannya agar refrigerant cairmudahmenguap di evaporator
dgncaramenyerapkalordariudaraygdilewatkanke evaporator)
Terjadiperubahanwujud refrigerant daricairmenjadi bubble gas sekitar 23%
karenapenurunantekananini. Jadi refrigerant ygkeluardarikatupekspansi / masukke
Evaporator dalambentukcampuransekitar 77% cairandan 23% bubble gas.

H-I : Proses evaporasi (refrigerant


ygbertemperaturrendahmenyerapkalordariudaraygdilewatkanke evaporator.
Terjadiperubahanwujud refrigerant daricairmenjadi gas.
Terjadijugapenurunantemperaturudarakeluardari evaporator karenakalordariudaradiserapoleh
refrigerant)

I-A : Proses superheat di evaporator: Gas refrigerant


bertemperaturrendahmasihmenyerapkalordariudarakarenatemperaturnyaygmasihdibawahtem
peraturudara. Temperatur refrigerant mengalamikenaikan). Superheat
iniberguauntukmemastikan refrigerant dalambentuk gas
sempurnasebelummasukkeKompresor.

Anda mungkin juga menyukai