Anda di halaman 1dari 15

1.

SCRUBBING/CUCI TANGAN

MENCUCI TANGAN (SCRUBBING) DENGAN TEKNIK STERIL


Pengertian:
Mencuci tangan steril adalah mensuci hamakan kuman khususnya bila akan melakukan
tindakan dengan teknik steril.

Tujuan :
- Mencegah infeksi silang
- Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi tangan
NO TAHAP-TAHAP MELAKUKAN TINDAKAN

1 Menyiapkan alat:air hangat mengalir, cairan desinfektan dan pompanya, sikat


steril. Lidi kuku
2 Mengecek:
-pastikan topi dan masker sudah terpasang dengan benar dan nyaman dipakai,
-pastikan lengan baju diatas siku, kuku jari tangan pendek, perhiasan (gelang, cincin,
jam tangan) dilepas
3 Membasahi tangan dengan air sampai lengan bawah (siku)
4 Mengambil cairan desinfektan dan meratakannya ke seluruh permukaan tangan
sampai siku
5 Membilas tangan dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku
6 Membersihkan kuku-kuku dengan nail cleaner/lidi kuku (bila kuku kotor)
7 Menggossok dengan sikat mulai dari telapak tangan, punggung tangan, ujung kuku,
sela-sela jari
8 Kemudian menggosok bagian atas lengan tangan sampai selesai dilanjutkan dengan
bagian atas lengan tangan yang lain, dilanjutkan menggosok lengan bawah sampai
bawah siku dilanjutkan menggosok bagian lengan bawah pada tangan yang lain
dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku
9 Membilas dengan air mengalir dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku
10 Menghindari tangan menyentuh benda lain yang tidak steril disekitarnya
MEMAKAI ALAT PELINDUNG
(MASKER, KACA MATA DAN ALAS KAKI)

Pengertian umum:
Suatu tindakan menutup bagian tubuh sebagai kewspadaan untuk mengurangi transmisi atau
kontaminasi tehadap droplet atau mikrooganisme.
Pengertian khusus:
1. Memakai masker
- Definisi:
Adalah suatu tindakan menutup mulut dan hidung guna mencegah terhirupnya droplet
melalui udara
- Tujuan
- Untuk melindungi perawat dari infeksi pernafasan
- Mencegah penyebaran panyakit
- Menguragi angka kejadian infeksi
Syarat – syarat penggunaan masker yang baik:
- Ukuran masker harus cukup untuk melindungi mulut dan hidung
- Satu masker hanya dipakai untuk satu orang
- Bila menjadi lembab harus segera diganti, karena pada bagian yang lembab bakteri
mudah bersarang.
- Masker harus sekali pakai/ di rendam pada larutan disinfektan
Persiapan alat
Masker bersih sekali pakai
Prosedur pelaksanaan:

NO TAHAP-TAHAP MELAKUKAN TINDAKAN

1 Mengambil masker, dan temukan tepi atas masker (biasanya


mempuyai strip logam lunak)
2 Pegang masker pada kedua tali ( tali biasanya elastik)
3 Tempelkan masker pada hidung dan pastikan bagian strip logam
menempel pada batang hidung
4 Ikatkan kedua tali bagian atas di puncak kepala melalui tepi atas
telinga ( jangan menyentuh daun telinga bagian atas karena risiko
infeksi)
5 Setelah tali atas terikat kembali ikatkan tali bawah pada sekitar
leher anda, dengan memastikan masker tepat menutup dagu.
6 Jika sudah selesai mengikat tali kemudian cubit atau tekuk strip
logam tepat pada batang hidung atas sesuai kebutuhan tetapi
harus rapat.
7 Anda siap melaksanakan tindakan keperawatan
Prosedur melepas masker:
- Bila anda menggunakan sarung tangan (handscound) lepaskan telebih dahulu dan
kemudian cuci tangan
- Lepaskan kedua ikatan dan ambil masker kemudian lipat menjadi stengah dengan
permukaan dalam saling berhadapan
- Buanglah masker pada tempat yang di sediakan atau didisnfektan.
2. Memakai kaca mata
Adalah suatu tindakan untuk mencegah percikan droplet ke bagian mata perawat
3. Memakai alas kaki
Adalah suatu tindakan untuk melindungi telapak kaki dari droplet-droplet yang jatuh ke lantai
sehingga dapat mencegah penularan infeksi.

MEMEKAI SKORT ISOLASI

Skort isolasi adalah


suatu tindakan menggunakan pakaian khusus dalam merawat pasien isolasi guna menghindari
penyebaran dan penularan penyakit.

Tujuan :
- Mencegah terjadinya kontaminasi dari perawat dan sebagai proteksi bagi perawat
- Mencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat (teknik pertahanan)
- Mencegah infeksi nosokomial pada pasien

Prosedur pelaksanaan:

NO TAHAP PELAKSANAAN TINDAKAN

1 Mencuci tangan
2 Mengambil skort

3 Pegang pada bagian bahu sebelah dalam kemudian kedua tangan di


masukan bersama-sama
4 dan tali diikatkan pada pinggang bagian belakang dengan
membentuk simpul sederhana agar mudah melepasnya
5 Jika sudah selesai melakukan tindakan keperawatan, skort dilepas
dan bagian luarnya di lipat kedalam (dibalik)_
6 Setelah itu lalu cuci tangan kembali agar terhindar dari kontaminasi
kotoran
PENGELOLAHAN ALAT DAN BAHAN TERKONTAMINASI

Pengertian secara umum adalah


tindakan mensuci hamakan alat-alat medis dari kuman pathogen yang melekat pada alat-alat
tersebut setelah digunakan.
Tujuan:
- Mensterilkan atau mendesinfektan alat-alat medis

a. Membersihkan dan Mensterilkan sarung tangan/handscond


Persiapan alat
- Sarung tangan kotor
- Sabun
- Kain pengering
- Talk
- Formalin (tablet)
- Tromol/stoples

Prosedur pelaksanaan

NO TAHAP-TAHAP MELAKSANAKAN TINDAKAN

1 Memeriksa handscond apakah bocor atau tidak dengan memasukan udara ke dalam
handscond, kemudian di celupkan kedalam air bersih kalau bocor singkirkan
2 Mengeringkan dengan menggantungkan lalu dilap dengan kain bersih baik sisi dalam
ataupun sisi luar ( hati-hati jangan sampai sobek)
3 Berikan bedak /talk tipis-tipis pada kedua sisinya atau satu sisi dalamnya saja
Kemudian diatur sepasang-sepasang kanan-kir sesuai ukuran dan dilipat
4 Sarung tangan di sterilkan di dalam tromol/stoples tertutup selama 24 jam ( di hitung
mulai jam berapa memasukan)
5 Setelah selesai rapikan alat-alat

b. Vlamberen (Mensterilkan dengan cara membakar)


Persiapan alat
- Bak alat/papan kayu bersih
- Minyak spirtus
- Korek api
- Piala ginjal berisi air
- Beberapa buah kapas bulat
- Korentang steril
- Tromol yang berisi kassa steril
Prosedur pelaksanaan:
NO TAHAP-TAHAP MELAKUKAN TINDAKAN

1 Alat – alat yang akan disterilkan dicuci hingga bersih kemudian dikeringkan
2 Alat keperluan ( alat dan bahan)dan alat yang akan disterilkan di siapkan diatas meja
dan masukkan kedalam bak alat atau di atas papan kayu
3 Bola kapas dibasahi dengan sepirtus, jangan terlalu basah kemudian di letakkan
diantara alat-alat medis menggunakan korentang
4 korek dinyalakan dan sulutkan ke dalam bak alat tepat pada kapas
5 Jika sudah padam, ambil kapas dengan korentang steril dan di masukkan kedalam
piala ginjal yang berisi air.
6 Kemudian bersihkan alat-alat medis dengan kassa steril/stuffer steril
7 Setelah selesai kambalikan alat-alat ketempat semula dan rapikan

Pertimbangan keselamatan:
- Pada waktu membakar semua bahan yang mudah terbakar harus disingkirkan untuk
mencegah kebakaran
- Memvlamber sebaiknya diatas meja kayu jangan sekali-kali di atas kain atau meja
kaca karena berbahaya
- Hindarkan dari tiupan angin dan jangan ditiup.
c. Mensterilkan alat-alat dari logam
Persiapan alat dan bahan
- Menyediakan kom yang berisi air bersih atau bias mengunakan kran (air mengalir)
- Sabun dan lisol 2%
- Lap dan kain kassa
- Sterilisator
Prosedur pelaksanaan:
NO TAHAP-TAHAP MELAKUKAN TINDAKAN

1 Semua alat – alat yang akan disterilkan dicuci hingga bersih pada air mengalir
kemudian direndam pada larutan lisol 2% selama 2 jam
2 Setelah direndam kemudian di cuci dengan sabun dan dibilas sampai bersih
3 Sesudah dibersihkan kemudian masukkan alat kedalam sterilisator yang
telah diisi air mendidih/panas, dan didihkan selama 15-20 menit
4 Setelah steril alat-alat tersebut diangkat menggunakan korentang steril dan
dimasukkan kedalam bak steril atau bak instumen
(vloistof)
5 Stelah selesai bereskan alat-alat

d. Mendesinfektan dan Mensterilkan alat-alat dari gelas


Alat dan bahan
Sama seperti diatas hanya ditambahkan lidi kapas jika perlu
Prosedur pelaksanaan:
NO TAHAP-TAHAP MELAKUKAN TINDAKAN

1 Semua alat – alat yang akan disterilkan dicuci hingga bersih pada air mengalir
kemudian direndam pada larutan lisol 2% selama 2 jam
2 Setelah direndam kemudian di cuci dengan sabun dan dibilas sampai bersih
3 Sesudah dibersihkan kemudian masukkan alat kedalam sterilisator yang
telah diisi airdingin, dan didihkan selama 15-20 menit
4 Setelah steril alat-alat tersebut diangkat menggunakan korentang steril dan
dimasukkan kedalam bak/tempat penyimpanan steril
5 Stelah selesai bereskan alat-alat

e. Mensterilkan alat-alat dari bahan karet


Alat dan bahan
- Bensin
- Spuit
- Kapas
- Air hangat
Prosedur pelaksanaan:
NO TAHAP-TAHAP MELAKUKAN TINDAKAN

1 Semua alat – alat, misal alat seperti ksteter, sonde/NGT dibersihkan, jika ada
bekas plaster dibersihkan dengan bensin
2 Kemudian rendam dengan larutan lisol 2% selama 2 jam
3 Sesudah direndam kemudian dicuci dengan sabun dan dibilas, bagian dalam
(lumen) di semprot dengan spuit yang brisi air hangat sambil dipijat dan pastikan
sudah bersih
4 Kemudian direbus selama 3-5 menit dalam air mendidih ( alat-alat dimasukkan
setelah air mendidih)
5 Stelah selesai bereskan alat-alat

KONSEP ASEPSIS

Perawat mempunyai peranan yang penting dalam meminimalkan terjadinya infeksi


serta penyebaran infeksi yaitu dengan cara melaksanakan teknik aseptik
Aseptik merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya pathogen penyebab terjadinya
suatu penyakit. Teknik aseptic dilakukan untuk menjaga klien terbebas dari mikroorganisme.
Ada dua tipe teknik aseptic yaitu :

1. Medical asepsis (teknik bersih)

Meliputi prosedur yang dilakukan untuk menurunkan dan mencegah penyebaran


mikroorganisme
Tindakan yang termasuk dalam teknik bersih adalah : cuci tangan, mengganti linen
Pada teknik bersih, suatu area dikatakan terkontaminasi jika diwaspadai/terdapat
pathogen. Misalnya : bed yang telah dipakai, lantai, dan kasa yang basah.
Surgical asepsis (teknik steril)
2.
Prosedur yang dilakukan untuk meniadakan mikroorganisme dari suatu area baik bagian
tubuh maupun ruangan.
Tindakan yang termasuk dalam teknik steril adalah : sterilisasi ruangan oprasi.
Pada teknik steril, suatu area dikatakan tidak steril jika tersentuh benda yang tidak steril.
Misalnya : sarung tangan bagian luar tersentuh tangan, alat steril tersentuh tangan.

Scrubbing (Cuci Tangan)


Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan mencegah
mikroorganisme baik dari perawat ke klien maupun klien ke perawat.
Menurut Larson, ’82 dan Aylette, ’92 pelaksanaan cuci tangan tergantung pada :
Intensitas/frekuensi kontak dengan klien dan bahan yang terkontaminasi
Tingkat/jumlah kontaminasi yang akan terjadi
Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi
Cuci tangan harus dilakukan pada saat :
Awal mulai shift
Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
Sebelum melakukan prosedur invasive
Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka
Setelah kontak dengan cairan tubuh, meskipun sudah menggunakan sarung tangan
Setelah selesai shift, sebelum pulang
Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan selama 10-15 detik.Penggunaan sabun anti
mikroba dilakukan jika perawat ingin menurunkan jumlah mikroba, termasuk saat kontak
dengan klien lansia, yang mengalami imunosupresi, mengalami kerusakan pada sistim
integumen dan saat akan melakukan tindakan invasive. Contoh sabun antimikroba adalah :
Klohexidin glukonat,alcohol dan iodofor
Prosedur telah dijelaskan diatas.

2. GLOVING ( Memakai Sarung tangan )

Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya transmisi pathogen baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penggunaan sarung tangan menurut CDC (Center for
Disease Control and Prevention ) akan menurunkan :
Kemugkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang infeksius
Resiko penyebaran flora endogen dari perawat ke klien
Resiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke perawat
Sarung tangan digunakan pada saat :
Mengalami luka pada kulit
Melakukan tindakan invasive
Beresiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh
Alat dan bahan
- Set handscond
- Korentang (untuk teknik steril) kondisikan kebutuhan, jika sarung tangan di dalam
kemasan steril maka tidak perlu korentang
Prosedur pelaksanaan pemakaian:

NO TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN TINDAKAN

1 Menyiapkan alat:
Pack yang berisi sarung tangan
Meja/permukaan yang bersih/steril untuk meletakkan pack sarung tangan
3 Ambil sarung tangan pertama dari pack menggunakan korentang, kemudian
pegang sarung tangan dengan cara memegang manset (lipatan sarung tangan)
bagian dalam, kembalikan korentang ke tempatnya
Sarung tangan diangkat dan jauh dari badan, seatas pinggang, sarung tangan
bagian jari-jari berada di bawah
4 Selipkan atau masukkan tangan pertama pada sarung tangan..
Hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja
5 Ambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga jari tangan yang sudah
menggunakan sarung tangan di sisi bawah manset. Angkat sarung tangan
jauh dari badan setinggi pinggang, masukkan tangan ke dua kedalam sarung
tangan dan hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja
6 Tarik sarung tangan setinggi pinggang dengan tangan pertama yang sudah
memakai sarung tangan tanpa menyentuh kedua lengan
7 Menghindari menyentuh benda lain disekitarnya

Prosedur melepas sarung tangan

- Jika sudah selesai melakukan tindakan lepas sarung tangan denga cara tangan kanan
menarik sarung tangan bagian telapak tangan sisi dalam dan kemudian tarik sampai lepas
- dan genggam handscond yang sudah terlepas oleh tangan kanan.
- Kemudian tangan kiri bergantian melepas handscon tangan kanan dengan menarik sisi
dalam sarung tangan sampai terlepas.
- Hal ini memudahkan dalam pemilahan saat sarung tangan akan di gunakan kembali
sehingga tidak tertukar nomer besar dan nomer kecil karena sarung tangan sudah menyatu.

Pemasangan sarung tertutup/close glove technique

Pemasangan sarung tertutup/close glove technique adalah metode pemasangan sarung


tangan steril dengan menempatkan tangan yang sudah menjalani scrub tetap berada dalam
manset dan lengan baju bedah sampai manset sarung tangan terpasang erat di manset lengan
baju.
Prosedurpemasangan
Memerlukanpemakaianjasoperasi yang kedualengan
cuff/mansetsehinggamelebihipanjangtangandantakadakulit yang terexposekeluar
Langkah-langkah
Dengantangankiri yang terbungkus cuff
ambilsarungtangansebelahkanandengancaramemegang cuff yang terlipat
Extensikantangankanankedepandengantelapaktanganmenghadapkeatas
Letakkansarungtanganpadatelapaktangankanansecaraberlawananarah, bagianjari-
jaritanganmenghadapketubuhdanibujaritanganberadadisebelahkanan
Pegangujung/
punggungsarungtanganbagianatasolehtangankiridantarikkearahtubuhsehinggamenutupiujungl
engan jassebelahkanan
Pegangbagianatassarungtangankanandenganjas yang
beradadibawahnyadenganmenggunakantangankiri yang tertutpjasoperasisebelahkiri,
tarikbagiansarungtangan yang beradadiatasjari-jarikanan yang
diextensikansampaisemuamenutup cuff
Pasangsarungtangankiri yang sama, pergunakantangankanan yang
sudahmemakaisarungtangan
OPEN GLOVE TECHNIQUE
Pemakaianteknikinidenganmenggunakancara skin to skin dan glove to glove
Tangantidakbolehkontakdenganbagianluarsarungtangan yang steril
Permukaanluarsarungtanganyanterlipatmerupakanpermukanbagiandalam yang
kontakdengankulittangan yang akandipasangsarungtangan
Langkah-langkah;
Masukkan tangan kanan kedalam sarung tangan, tarik semua jari tangan masuk cuff
tetapterlipat
Ambilsarungtanagnkiridengancaramemasukkansarungtangankanan
3. GOWNING

Gowning adalah suatu istilah yang merupakan suatu teknik/ seni dalam menggunakan gaun
steril setelah scrubing.

 TUJUAN

- Mencegah terjadinya kontaminasi dari perawat


- Mencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat (teknik pertahanan)
 ALAT-ALAT
- Pengering tangan (handuk/waslap steril)
- Gaun operasi
 PROSEDUR KERJA
- Menyiapkan alat: pengering tangan (handuk/waslap steril), gaun operasi
- Cuci tangan steril
- Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap steril
- Mengambil baju dengan cara mengambil baju pada bangian leher dengan tangan kiri
sedang tangan kanan diangkat setinggi bahu.
- Masukkan tangan kanan dengan posisi membentang ke lubang lengan baju
- Setelah itu menyusul masukkan tangan kiri ke lubang lengan baju berikutnya tanpa
menyentuh bagian luar baju.
- Perawat yang menggunakan gaun steril maju dan kemudian tali baju yang ada di leher dan
pinggang bagian belakang ditalikan oleh orang kedua (asisten) dengan hati-hati, jangan
sampai menyentuh baju bagian depan serta menalikannya dengan simpul sederhana agar
mudah melepasnya
- Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya

4. METODE STERILISASI KIMIA

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan lain-
lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun
yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda
dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora. Zat-zat kimia
yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium),
alkohol, fenol, hidrogen feroksida, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat
(hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll

Macam-macam bahan kimia yang digunakan:


1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang
dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan,
diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan
akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty.
Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan
virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.

3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi
sebagai antiseptik dan kontrol plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada
surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai
bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya
pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary
mucus.
4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion
halida. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat
diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang
terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan
sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,
banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya Dettol).

Prosedur Sterilisasi Kimia


 Rendamlah seluruh instrument dalam bak instrument yang diisi dengan larutan kimia dan
tutuplah wadah tersebut dengan lama waktunya sesuai bahan yang digunakan. Bila
memakai glutaraldehid 2-4% direndam Selama sekurang-kurangnya 10 jam, sedangkan
jika memakai formadehid 8% alat direndam selama 24 jam.
 Angkatlah objek yang sudah direndam dari larutan, bilaslah 3 kali dalam air aquades steril
dan dikeringkan di udara.
 Simpanlah, objek yang sudah disterilkan dalam wadah steril.

5. STERILISASI FISIK

1. Pemanasan
2. Penyinaran

 Sterilisasi dengan pemanasan


a) Pemijaran (dengan api langsung) :
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat: Jarum inokulun, pinset,
batang L dll
b) Panas Kering :
Sterilisasi dengan oven suhu 1800 C selama 1 jam. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlemeyer, tabung reaksi dll.
c) Uap air panas :
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. Misalnya susu yang
disteriilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang
berpati disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan
terhidrolisis
d) Uap air panas bertekanan :
Menggunakan autoklaf. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai
macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu
1210 C. Suhu dan tekanan inggi yang diberikan kepada alat dan media yang
disterilisasikan memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas . Biasanya untuk mensterilisasikan media
digunakan suhu 121o C dan tekanan 15 lb/in2 (SI=103,4 Kpa) selama 15
menit. Alasan digunakan suhu 121o C atau 249,8o F adalah karena air
mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan o
psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada 100 o C,
sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan
tekanan 15 psi maka air akan mendidih suhu 121 o C. Ingat kejadian ini hanya
berlaku untuk sea level, jika dilaboraturium terletak pada ketinggian tertentu,
maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan
pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadin 20 psi
supaya tercapai suhu 121 oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan
akan mati jika dididikan pada suhu 121 o C dan tekanan 15 psi selama 15
menit. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autklaf lama kelamaan
akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi
autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air,katup
uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklafnaik. Pada saat
tercapai tekanan dan suhu yang sesuai maka proses sterilisasi di mulai dan di
timer mulai menghitung waktu mundur setelah proses sterilasasi selesai, suber
pansa di matikan dan tekanan di buarkan turun perlahan hinga mencapai 0 psi.
Autoklaf tidak boleh sebelum tekanan mencapai 0 psi. Beberapa media atau
bahan yang tidak disterilkan dengan autoklat adalah:
1. Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik dan enzim
2. Pelarut organik seperti fenol
3. Buffer dengan kandungan detergen seperti SDS

Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat)


dan hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan sbb:
1. Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau
senyawa fosfat
2. Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone)atau
senyawa garam mineral lain.
3. Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar.
4. Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
5. Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0
Sangat penting bagi kita untuk memverifikasi bahwa autoklaf bekerja dengan
sempurna. Seumumnya beberapa cara untuk memastikan atau memverifikasi
autoklaf bekerja dengan baik antara lain :
1. Indicator tape for sterilization
Yaitu tape (isolasi) yang mengandung bahan kimia tertentu yang akan
berubah warna apabila dilakukan sterilisasi dan hanya digunakan untuk
satu kali pemakaian. Cara penggunaannya sangat mudah cukup
menempelkan tape indicator pada Erlenmeyer atau botol yang berisi
media atau bahan yang akan disterilkan di autoklaf, setelah proses
sterilisasi selesai jika autoklaf yang kita gunakan bekerja dengan baik
maka tape tersebut akan beubah warna dan sebaliknya jika sterilisasi
tidak berjalan dengan baik maka tape tidak akan berubah warna.
2. Sterikon bioindikator
Yaitu indikator sterilisasi yang menggunakan bakteri atau mikroba
bersifat termofilik sebagai penguji sterilisasi yang ditempatkan dalam
ampul. Mikroba yang digunakan biasanya bacilus stearothermophillus
(bakteri yang optimal hidup pada suhu 600C. Prinsipnya jika sterilisasi
berjalan dengan baik maka bakteri pada bio indikator akan mati, tetapi
jika tidak bakteri akan tetap hidup dan akan terjadi perubahan warna
pada bio indikator. Cara penggunaannya cukup masukkan ampul
sterikon bio indikator kedalam autoklaf yang akan kita verifikasi
kemudian setelah proses sterilisasi selesai inkubasi bio indikator
tersebut pada suhu 600C selama 24jam kemudian amati jika tidak
terjadi perubahan warna artinya autoklaf berjalan dengan baik atau
steril, namun jika terjadi perubahan warna menjadi kuning berarti
autoklaf tidak bekerja dengan baik atau sterilisasi tidak tercapai.
Referensi
Nursalam, 2008, Proses dan dokumentasi keperawatan, ed II, Salemba Medika, Jakarta
Departemen kesehatan RI , 1995, Instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan
di rumah sakit, cetakan ke-1, Dirjen Depkes. Jakarta
Potter and Perry. (2004). Fundamental of nursing:Concepts,process & practice. Fourth
Edition.St. Louse, Missouri: Mosby-year Book,Inc.

Enykus, 2003, keterampilan dasar dan prosedur perawatan dasar, ed 1. Semarang, Kilat
press
Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan
praktek.EGC: Jakarta

Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan
Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta

Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science
of nursing care ‘Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai