Pengantar Penerbit
Pengantar Penyusun
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAGIAN SATU : HAK ASASI DAN KEWAJIBAN ASASI INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN NEGARA
DIBIDANG PERPAJAKAN
BAB 1 HAK ASASI DAN KEWAJIBAN ASASI INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN NEGARA DIBIDANG
PERPAJAKAN - 1
A. Salah Satu Hak Asasi dan Kewajiban Asasi Manusia Terhadap Masyarakat Tempat Ia
Hidup Ialah Membayar Pajak - 1
A.1. Definisi Hak Wajib Pajak
A.2.Definisi Kewajiban Wajib Pajak
A.3.Definisi Hak Asasi Wajib Pajak
A.4.Definisi Kewajiban Asasi Wajib Pajak
B. Hak Asasi dan Kewajiban Asasi Individu, Masyarakat, Negara Dibidang Perpajakan
C. Pilar Pilar Perpajakan - 2
D. Sistimatika Penyusunan Buku - 8
1
C.9.Reformasi Pengadilan Pajak - 16
A. Definisi Pungutan - 17
B. Definisi Pajak - 17
C. Definisi Retribusi - 18
D. Pendekatan Perpajakan - 18
E. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Falsafah - 20
F. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Hukum - 20
G. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Ekonomi - 14
H. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Keuangan - 22
I. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Sosiologi - 22
J. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Pembangunan - 23
K. Pendekatan Pajak Dari Segi Akuntansi - 23
L. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Administrasi.
M. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Manajemen - 23
N. Pendekatan Perpajakan Dari Segi Politik - 24
O. Pendekatan Perajakan Dari Segi Teknologi Informasi ; Sistim Informasi Perpajakan -
24
A. Fungsi Perpajakan - 25
B. Manfaat Perpajakan - 26
C. Sistim Pemungut Pajak - 26
2
F.9.Asas Efisiensi . Finansial - 34
F.10.Asas Non-Diskriminasi - 34
F.11.Asas non- opportunitas - 35
F.12.Asas non-analogi - 35
F.13. Asas – asas dalam Peradilan Pajak - 36
F.14.Asas kebebasan mencari kedila - 36.
F.15. Asas kesamaan dihadapan pengadilan - 36
F.16. Asas perlindungan para pihak - 36
F.17. Asas netralitas , tidak berat sebelah - 37
F.18. Asas masalah bersifat hukum - 37
F.19. Asas kekeluargaan dan kegotong royongan dalam pemutusan sengketa - 37
F.20. Asas obyektivitas penilaian - 38
F.21. Asas keterbukaan untuk umum ( “ openbaarheid “ ) - 38
F.22 . Asas mengikat para pihak - 38
F.23. Asas beban bukti - 39
F.24 . Asas motivasi / beralasan putusan - 39
F.25. Asas patuh putusan - 39
F.26 . Asas opportunitas / non-opportunitas - 39
F.27 .Asas naik banding - 39
F.28 . Asas penerapan Ordonansi Kepatuhan ( Billijkheids Ordonnantie ) - 40
F.29.Asas arbitrase - 41
F.30. Asas ne bis in idem - 41
F.31. Asas kepastian hukum - 41
F.32. Asas tertib hukum - 41
F.33. Asas legalitas - 42
F.34. Asas pengendalian - 42
F.35.Asas tanggungjawab, asas kejujuran, asas kepercayaan - 42
F.36. Asas daluarsa - 43
F.37. Asas hirarki , kejenjangan - 37
F.38.Asas jaminan , asas rahasia jabatan - 44
F.39. Asas konsistensi , asas saling menghargai - 44
F.40. Asas etika perpajakan - 44
F.41. Asas kerakyatan atau asas demokrasi - 45
G. Hubungan Hukum Pajak Dengan Hukum Perdata - 45
H. Hubungan Hukum Pajak Dengan Hukum Pidana - 46
I. Hukum Pajak Merupakan Hukum Yang Hidup, Yang Harus Selalu Menyesuaikan Diri
Dengan Perkembangan Masyarakat - 46
J. Hukum Perpajakan Positif Di Indonesia : Dasar Hukum Pemungutan Pajak di Indonesia
- 46
3
A. Falsafah Pajak di Indonesia Bersandar Pada Pancasila, Tidak Boleh Bertentangan
Dengan Pancasila, Pancasila Harus Dijabarkan Dalam Peraturan Perpajakan - 48
B. Dasar Hukum - 48
C. Mengapa Pajak Harus Berdasarkan UU ? - 48
D. Sila Keempat Pancasila - 48
E. Sila Kelima Pancasila - 49
F. Sila Kesatu Pancasila - 49
G. Sila Kedua Pancasila - 49
H. Sila Ketiga Pancasila - 49
I. Pembenaran Pemungutan Pajak - 49
J. Syarat Pembuatan Undang- Undang Pajak
K. Dasar Pelaksanaan UU Pajak - 50
L. Dasar Mendapatkan Keadilan Dalam Hukum Pajak - 50
M. Dasar Ekonomi Pajak, Sumber Keuangan Negara - 50
N. Dasar Sosiologi Pajak - 51
O. Dasar Penggunaan Hasil Pajak - 51
P. Dasar Politik dan Kebijaksanaan Pajak Pajak - 51
Q. Dasar Falsafah Sanksi. - 51
4
Q. Penggolongan Pajak. - 60
R. Cara Mengenakan Pajak. - 61
S. Stelsel Pemungutan Pajak - 62
T. Tarif Pajak . - 62
U. Utang Pajak - 63
V. Uang Pembasuh Batin ( Gewetensgeld ) - 64
W. Penafsiran UU Pajak ( Interpretatie) - 64
X. Kendala Pemungutan Pajak - 65
Y. Akibat Pengelakan Pajak - 65
BAB 8 ISTILAH ISTILAH DALAM KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (KUP) - 66
A. Dasar Hukum - 66
B. Istilah Istilah Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ( KUP ) - 66
BAB 9 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ( NPWP) DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
( PPKP ) - 69
A. Dasar Hukum - 69
B. Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ) Dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ( PKP) :
SAS ( Self Assessment System ). - 69
C. Masa Pajak - 72
A. Dasar Hukum - 73
B. Kewajiban Pembukuan dan Dikecualikan Dari Kewajiban Pembukuan Tetapi Wajib
Pencatatan - 73
B.1.Kewajiban Wajib Pajak - 73
B.2.Dikecualikan Dari Kewajian Pembukuan Tetapi Wajib Pencatatan - 73
B.3.Itikad Baik Dalam Pembukuan - 73
B.4.Diselenggarakan di Indonesia - 73
B.5.Taat Asas - 73
B.6.Metode Pembukuan - 74
B.7.Isi Pembukuan - 75
B.8.Berdasarkan Pembukuan Dihitung Besarnya Utang Pajak - 75
B.9.Standar Akuntansi Keuangan - 75
B.10.Pembukuan Dalam Bahasa Asing - 75
B.11.Pencatatan - 75
B.12.Pembukuan Disimpan 10 Tahun - 75
5
A. Dasar Hukum - 77
B. Pembayaran dan Penyetoran Pajak - 77
B.1.Pembayaran dan Penyetoran Pajak - 77
B.2.Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak - 77
B.3.Sanksi - 77
B.4.Kekurang Dibayar Sebelum SPT Masuk - 77
B.5.Sanksi Administrasi Berupa Bunga 2 % Per Bulan - 77
B.6.Sanksi Kurang Bayar Menurut Surat Pemberitahuan ( SPT ) - 77
B.7.Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran STP dan Surat Ketetapan Pajak - 77
B.8.WP Usaha Kecil dan WP di Daerah Tertentu - 78
B.9.Mengangsur Atau Menunda Pembayaran Pajak - 78
B.10.Persetujuan Mengangsur Atau Menunda Diberikan Dengan Hati Hati Paling lama
12 Bulan dan Terbatas - 78
C. Sarana Pembayaran Pajak dan Tempat Pembayaran Pajak -
D. Kelebihan Pembayaran Pajak - 78
A. Dasar Hukum - 81
B. Surat Pemberitahuan ( SPT ) - 81
C. Pengisian SPT dan Lampirannya - 85
D. Dalam Hal Tertentu Penyampaian Surat Pemberitahuan ( SPT ) Di Tempat Lain - 86
E. Penyampaian / Pengiriman Surat Pemberitahuan ( SPT ) - 86
F. Sanksi Apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Tidak Disampaikan - 87
G. Pembetulan Surat Pemberitahuan ( SPT) - 87
A. Dasar Hukum - 92
B. Pemeriksaan Pajak - 92
C. Pemeriksaan WP Yang Mendaftarkan Sahamnya Di Bursa Efek - 94
D. Penyegelan Dalam Rangka Pemeriksaan Pajak - 94
E. Tata Cara Pemeriksaan Pajak - 95
A. Dasar Hukum - 96
B. Kewajiban Membayar Pajak dan Penetapan Pajak - 96
C. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ( SKPKB ) - 97
D. Alpa Tidak Menyampaikan SPT/ Menyampaikan SPT,Tidak Benar/Tidak Lengkap /
Keterangan Tidak Benar Yang Menimbulkan Kerugian Negara Tidak Dikenai Sanksi
Pidana Apabila Kealpaan Tersebut Pertama Kali Dilakukan. - 100
E. Surat Tagihan Pajak ( STP ) - 100
F. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ( SKPKBT ) - 102
6
G. Pembetulan SKP dan STP - 104
H. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar ( SKPLB ) - 105
I. Surat Ketetapan Pajak Nihil ( SKPN ) - 105
J. Surat Pemberitahuan ( SPT ) Lebih Bayar - 106
K. Kriteria Tertentu : SK Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak ( SKPPKP) Wajib
Pajak KriteriaTertentu - 107
L. Persyaratan Tertentu : Pengembalian Pendahuluan Lebih Bayar WP Yang Memenuhi
Persyaratan Tertentu - 109
M. Pengembalian PPN Untuk Orang Pribadi Bukan Subyek Dalam Negeri. - 110
7
F. Pengurangan, Penghapusan Dan Pembatalan Utang Pajak - 127
G. Sanksi Bagi Pegawai Pajak - 128
H. Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak - 128
I. Komite Pengawas Perpajakan - 129
J. Direktorat Jenderal Pajak Dapat Diberi Insentif Atas Dasar Pencapaian Kinerja Tertentu
- 129
K. Perubahan Besarnya Imbalan Bunga Dan Sanksi Administrasi Berupa Bunga, Denda,
Dan Kenaikan, Diatur Dengan Peraturan Pemerintah - 129
L. Sunset Policy : Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi - 129
8
E. Untuk Kepentingan Penerimaan Negara, Atas Permintaan Menteri Keuangan, Jaksa
Agung Dapat Menghentikan Penyidikan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan - 137
BAB 20 KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP KUP (KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA
PERPAJAKAN) - 139
9
H. Biaya Biaya Yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Bagi WP DN dan BUT -166
I. Konpensasi Kerugian - 171
J. Untuk WP Orang Pribadi Diberikan Pengurangan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)-
171
K. Penghasilan TIdak Kena Pajak ( PTKP ) Untuk WP Orang Pribadi - 172
L. Penghasilan TIdak Kena Pajak (PTKP) Berdasarkan Keadaan Awal Tahun - 174
M. Penyesuaian Penghasilan TIdak Kena Pajak (PTKP ) Ditetapkan Dengan Peraturan
Menteri Keuangan - 174
N. Pajak Penghasilan Suami, Istri dan Anak Belum Dewasa : Penghasilan Atau Kerugian
Bagi Wanita Yang Telah Kawin - 174
O. Suami Istri Yang Dikenakan Pajak Penghasilan Secara Terpisah - 175
P. Penghasilan Anak Yang Belum Dewasa - 176
Q. Pengeluaran Yang Tidak Boleh Dibebankan Sebagai Biaya - 177
R. Penyusutan Atau Amortisasi : Pengeluaran Yang Mempunyai Masa Manfaat Lebih Dari
1 Tahun Dibebankan Melalui Penyusutan Atau Amortisasi - 180
S. Harga Perolehan/Harga Penjualan Dalam Hal Terjadi Jual Beli Harta - 181
T. Nilai Perolehan Atau Nilai Penjualan Dalam Hal Terjadi Tukar-Menukar Harta - 182
U. Nilai Perolehan Atau Pengalihan Harta Yang Dialihkan Dalam Rangka Likuidasi,
Penggabungan, Peleburan, Pemekaran, Pemecahan, Atau Pengambilalihan Usaha- 182
V. Pengalihan Harta - 183
W. Pengalihan Harta : Pengganti Saham/Pengganti Penyertaan Modal - 183
X. Persediaan Dan Pemakaian Persediaan Untuk Penghitungan Harga Pokok - 184
Y. Penyusutan Metode Garis Lurus ( straight-line method) - 185
Z. Penyusutan Metode Saldo Menurun (declining balance method) - 185
AA. Saat Dimulai Penyusutan - 187
BB. Saat Dimulainya Penyusutan Dengan Persetujuan Direktur Jenderal Pajak - 187
CC. Penyusutan Bagi WP Yang Melakukan Penilaian Kembali Aktiva - 188
DD. Masa Manfaat Dan Tarif Penyusutan Harta Berwujud - 188
EE. Penyusutan Atas Harta Berwujud Bidang Usaha Tertentu - 189
FF. Pengalihan Atau Penarikan Harta Pasal 4(1) d Atau Penarikan Harta Karena Sebab
Lainnya - 189
GG. Hasil Penggantian Asuransi Yang Akan Diterima Jumlahnya Baru Dapat Diketahui
Dengan Pasti Di Masa Kemudian - 189
HH. Pengalihan Harta Yang Memenuhi Syarat Pasal 4 ayat (3) Huruf a dan Huruf b UU PPh -
190
II. Amortisasi - 190
JJ. Saat Dimulainya Amortisasi - 191
KK. Masa Manfaat Dan Tarif Amortisasi - 191
LL. Pengeluaran Untuk Biaya Pendirian Dan Biaya Perluasan Modal - 192
MM. Amortisasi Bidang Penambangan Minyak Dan Gas Bumi - 192
NN. Amortisasi HPH, HP Sumber/Hasil Alam Lainnya - 192
OO. Amortisasi Pengeluaran Sebelum Operasi Komersial - 193
10
PP. Amortisasi Pengalihan Harta Tak Berwujud Atau Hak-Hak - 193
QQ. Nilai Sisa Buku Apabila Terjadi Pengalihan Harta - 194
RR. Pasal 12 dan Pasal 13 UU PPh Dihapus - 194
SS. Norma Penghitungan Penghasilan Neto - 194
TT. WP Orang Pribadi Yang Boleh Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto -
195
UU. Wajib Menyelenggarakan Pencatatan Bagi WP Yang Menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto. - 196
VV. WP Tidak Memberitahukan ke Dir.Jen.Pajak Dianggap Memilih Menyelenggarakan
Pembukuan - 196
WW. Wajib Pajak Tidak Menyelenggarakan Pembukuan Atau Pencatatan -
196Penghasilannya Dihitung Berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto - 196
XX. Besarnya Peredaran Bruto Dapat Diubah Dengan Peraturan Menteri Keuangan - 197
YY. Norma Penghitungan Khusus Wajib Pajak Tertentu - 197
11
V. Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan Dilakukan Setiap Bulan Atau Masa Lain - 211
W. Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan Merupakan Angsuran Pajak Yang
Boleh Dikreditkan (Kredit Pajak) - 211
12
B. Definisi Pajak Penghasilan ( PPh) Pasal 24 - 223
C. Pengkreditan Pajak Penghasilan ( PPh ) Pasal 24 Yang Dibayar Di Luar Negeri - 223
D. Kredit Pajak Penghasilan ( PPh) Pasal 24 Tidak Boleh Melebihi Penghitungan Pajak
Yang Terutang Berdasarkan UU PPh. - 224
E. Penentuan Sumber Penghasilan Untuk Menghitung Batas PPh Pasal 24 Yang boleh
Dikreditkan - 224
F. Penentuan Sumber Penghasilan Lain - 225
G. Pengurangan Atau Pengembalian Pajak Atas Penghasilan Yang Dibayar Di Luar Negeri
- 226
H. Ketentuan Pelaksanaan Kredit Pajak Penghasilan Pasal 24 Diatur Dengan Peraturan
Menteri Keuangan
13
C. Sanksi Administrasi Berupa Bunga, Denda, Dan Kenaikan Serta Sanksi Pidana Berupa
Denda Tidak Boleh Dikreditkan - 240
D. Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan Pada Akhir Tahun Dikembalikan - 240
E. Kekurangan PPh Pada Akhir Tahun Harus Dilunasi Sebelum SPT Tahunan PPh
Disampaikan. - 241
BAGIAN LIMA : PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ( PPN ) DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
14
MEWAH ( PPn BM ) - 253
BAB 33 PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ( PPN ) DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (
PPn BM ) - 253
15
Z. Pajak Terutang Tidak Dipungut Sebagian Atau Seluruhnya Atau Dibebaskan Dari
Pengenaan Pajak, Baik Untuk Sementara Waktu Maupun Selamanya - 282
AA. Pajak Pertambahan Nilai Dikenakan Atas Kegiatan Membangun Sendiri - 284
BB. Pajak Pertambahan Nilai Dikenakan Atas Penyerahan Barang Kena Pajak Berupa
Aktiva Yang Menurut Tujuan Semula Tidak Untuk Diperjualbelikan Oleh Pengusaha
Kena Pajak. - 285
CC. PPN Dan PPn BM Yang Sudah Dibayar Atas Pembelian Barang Kena Pajak Yang Dibawa
Ke Luar Daerah Pabean Oleh Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri Dapat
Diminta Kembali. - 285
DD. Pembeli Barang Kena Pajak Atau Penerima Jasa Kena Pajak Bertanggung Jawab Secara
Renteng Atas Pembayaran Pajak - 286
EE. Ketentuan Lain-Lain - 286
FF. Ketentuan Peralihan PPN - 286
GG. Ketentuan Penutup PPN - 287
16
W. Kewajiban Pejabat Yang Dalam Jabatannya Atau Tugas Pekerjaannya Berkaitan
Langsung Dengan Objek Pajak. - 300
X. Sanksi Bagi Pejabat Yang Tidak Memenuhi Kewajibannya - 300
Y. Hal-Hal Yang Tidak Diatur Secara Khusus Dalam UU PBB, Berlaku Ketentuan Dalam
UU KUP - 301
Z. Ketentuan Pidana Karena Alpha - 301
AA. Ketentuan Pidana Karena Dengan Sengaja - 301
BB. Tindak Pidana Tidak Dapat Dituntut Setelah Lampau 10 Tahun Sejak Berakhirnya
Tahun Pajak Yang Bersangkutan. - 302
CC. Pasal 27 (UU No. 12 Tahun 1994 Dihapus - 302
DD. Ketentuan Peralihan Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) - 302
EE. Ketentuan Penutup Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) - 303
BAB 36 ISTILAH ISTILAH DALAM PERPAJAKAN DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH - 312
17
B. Jenis Perpajakan Daerah Provinsi dan Perpajakan Daerah Kabupaten/Kota - 317
C. Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB ) - 317
D. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( BBNKB ) - 320
E. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB ) - 322
F. Pajak Air Permukaan ( PAP ) - 324
G. Pajak Rokok - 325
BAB 39 BAGI HASIL, PENETAPAN, MUATAN PERDA DAN PEMUNGUTAN PERPAJAKAN DAERAH
- 345
18
N. Imbalan Bunga Sebesar 2% Sebulan Untuk Paling Lama 24 Bulan - 350
O. Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, dan Penghapusan atau
Pengurangan Sanksi Administratif - 350
19
M. Retribusi Jasa Usaha : Retribusi Penyeberangan di Air - 359
N. Retribusi Jasa Usaha : Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah - 360
O. Subjek Retribusi Jasa Usaha dan Wajib Retribusi Jasa Usaha - 360
20
INSETIF - 368
BAB 45 KETENTUAN KHUSUS, PENYIDIKAN, PIDANA, PERALIHAN DAN PENUTUP PDRD - 372
21
BAGIAN SEMBILAN : PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA ( PPSP ) - 376
22
FF. Pencegahan Tidak Mengakibatkan Hapusnya Utang Pajak Dan Terhentinya
Pelaksanaan Penagihan Pajak - 394
GG. Pelaksanaan Penyanderaan. - 395
HH. Penanggung Pajak Yang Disandera Dapat Dilepas Dan Gugatan Penanggung Pajak
- 395
II. Penyanderaan Terhadap Penanggung Pajak Tidak Mengakibatkan Hapusnya Utang
Pajak Dan Terhentinya Penagihan . - 396
JJ. Tempat Penyanderaan, Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Dan
Pemberian Ganti Rugi - 396
KK. Gugatan Penanggung Pajak Terhadap Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan, Atau Pengumuman Lelang - 396
LL. Sanggahan Pihak Ketiga Terhadap Kepemilikan Barang Yang Disita - 397
MM. Ketentuan Khusus - 397
NN. Wajib Pajak Tidak Dapat Meminta Atau Tidak Berhak Menuntut Pengembalian
Barang Yang Telah Dilelang - 398
OO. Penagihan Pajak , Pengajuan Keberatan ,Permohonan Banding Dan Gugatan- 398
PP. Ketentuan Pidana - 398
QQ. Ketentuan Peralihan - 399
RR. Ketentuan Penutup - 399
23
C.11. Usul Pemberhentian Setelah Membela Diri Dihadapan Majelis Kehormatan
Hakim . - 404
C.12. Majelis Kehormatan Hakim - 404
C.13. Pemberhentian Sementara Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim Pengadilan Pajak.
- 404
C.14.Ketua,Wakil Ketua Atau Hakim Ditahan Atau Dituntut Di Pengadilan
Diberhentikan Sementara - 404
C.15.Ketua, Wakil Ketua Atau Hakim Tidak Terbukti Tindak Pidana Dikembalikan
Jabatannya. - 404
C.16. Penangkapan Atau Penahanan Ketua,Wakil Ketua Atau Hakim. - 405
C.17.Tata Cara Pemberhentian Ketua, Wakil Ketua Atau Hakim Diatur Dengan
Peraturan Pemerintah. - 405
C.18. Protokoler dan Tunjangan - 405
C.19. Sekretaris, Wakil Sekretaris, dan Sekretaris Pengganti - 405
C.20.Sumpah Atau Janji Sekretaris/Wakil Sekretaris/Sekretaris Pengganti - 405.
C.21.Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan (Kementrian Keuangan) - 405
C.22.Syarat Untuk Dapat Diangkat Menjadi Sekretaris, Wakil Sekretaris, dan
Sekretaris Pengganti - 406
C.23.Diatur Dengan Keputusan Menteri Keuangan. - 406
C.24.Tugas, Tanggung Jawab, dan Susunan Organisasi Kesekretariatan Pengadilan
Pajak. - 406
C.25.Panitera - 406
C.26.Sumpah atau Janji Panitera, Wakil Panitera dan Panitera Pengganti . - 406
D. Kekuasaan Pengadilan Pajak - 406
D.1.Tugas dan Wewenang Pengadilan Pajak . - 406
D.2.Pengadilan Pajak.Mengawasi Kuasa Hukum . - 407
D.3. Pengadilan Tingkat Pertama dan Terakhir . - 407
E. Hukum Acara - 407
F. Banding - 408
F.1.Pengajuan Banding. - 408
F.2.Persyaratan Banding
F.3. Yang Dapat Mengajukan Banding . - 408
F.4. Pemohon Banding Meninggal Dunia Atau Pailit. - 408
F.5.Selama Proses Banding Pemohon Melakukan Penggabungan, Peleburan,
Pemecahan/Pemekaran Usaha , Likuidasi. - 409
F.6.Kelengkapan Banding Dapat Disusulkan - 409
F.7.Pencabutan Banding . - 409
G. Gugatan. - 409
H. Pengajuan Gugatan. - 410
I. Pencabutan Gugatan - 410
J. Gugatan dan Penagihan Pajak - 410
K. Persiapan Persidangan. - 411
24
L. Penyerahan Surat Uraian Banding Atau Surat Tanggapan. - 411
M. Pemohon Banding atau Penggugat Memberikan Keterangan Lisan. - 411
N. Penunjukan Majelis - 412
O. Jangka Waktu Sidang - 412
P. Pemeriksaan Dengan Acara Biasa - 412
Q. Terikat Hubungan Keluarga/Hubungan Suami Istri Wajib Mengundurkan Diri Dari
Persidangan - 412
R. Berkepentingan Langsung / Tidak Langsung Atas Satu Sengketa Yang Ditanganinya
Wajib Mengundurkan Diri. - 413
S. Pemanggilan Pemohon Banding Atau Penggugat. - 414
T. Hakim Ketua Menjelaskan Masalah Sengketa. - 414
U. Saksi Dalam Persidangan - 414
V. Saksi Wajib Mengucapkan Sumpah Atau Janji - 414
W. Yang Tidak Boleh Didengar Keterangannya Sebagai Saksi - 415
X. Pihak Yang Dapat Menolak Permintaan Hakim - 415
Y. Kewajiban Merahasiakan Ditiadakan . - 415
Z. Pertanyaan Kepada Saksi - 415
AA. Ahli Alih Bahasa - 415
BB. Pemohon Banding Atau Saksi Bisu dan/Atau Tuli - 415
CC. Sumpah Atau Janji Saksi. - 416
DD. Persidangan Sengketa . - 416
EE. Hukum Acara Pemeriksaan Dengan Acara Cepat. - 416
FF. Pembuktian. - 417
FF.1.Alat Bukti - 417
FF.2.Surat Atau Tulisan Sebagai Alat Bukti - 417
FF.3. Keterangan Ahli - 418
FF.4.Penunjukan Seorang Atau Beberapa Orang Ahli - 418
FF.5. Keterangan Saksi Sebagai Alat Bukti. - 418
FF.6. Pengakuan Para Pihak Tidak Dapat Ditarik Kembali. - 418
FF.7.Pengetahuan Hakim - 418
FF.8.Penetuan Kebenaran Materill. - 418
GG. Putusan Pengadilan Pajak. - 419
GG.1.Putusan Akhir - 419
GG.2.Berdasarkan Hasil Penilaian Pembuktian,UU Perpajakan dan Keyakinan
Hakim. - 419
GG.3.Putusan Diambil Dengan Suara Terbanyak. - 419
GG.4.Jenis Putusan Pengadilan Pajak - 419
GG.5.Jangka Waktu Putusan Pengadilan Pajak - 420
GG.6.Jangka Waktu Dengan Acara Cepat - 420
GG.7.Putusan Diucapkan Dalam Sidang - 420
GG.8.Isi Putusan Pengadilan Pajak - 421
GG.9.Berita Acara Sidang ( BAS) - 421
25
HH. Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pajak GG.1.Putusan Langsung Dapat
Dilaksanakan - 421
HH.1.Putusan Langsung Dapat Dilaksanakan. - 421
HH.2.Lebih Bayar Dikembalikan Ditambah Imbalan Bunga 2 % Perbulan
HH.3.Jangka Waktu Pelaksanaan Putusan .
II. Pemeriksaan Peninjauan Kembali. : Permohonan Peninjauan Kembali - 422
II.1. Hanya Dapat Diajukan 1 Kali Kepada MA - 422
II.2. Hukum Acara Peninjauan Kembali. - 422
II.3.Alasan Alasan Peninjauan Kembali - 423
II.4.Jangka Waktu Pengajuan Permohonan Peninjau Kembali. - 423
II.5.Jangka Waktu Memeriksa Dan Memutus Peninjauan Kembali. - 423
JJ. Badan Penyelesaian Sengketa Pajak Menjadi Pengadilan Pajak.
KK. Banding Atau Gugatan Yang Belum Diputus. - 424
LL. UU No.17 Tahun 1997 Tentang BPSP Dinyatakan Tidak Berlaku. - 424
A. Dasar Hukum
B. Dasar Pertimbangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Akses Informasi Keuangan Untuk
Kepentingan Perpajakan
C. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2017
Ditetapkan Menjadi Undang-Undang
26
D. Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2017
E. Dasar Pertimbangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1
Tahun 2017
F. Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1
Tahun 2017
G. Ruang Lingkup Akses Infomadsi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan
H. Wewenang; Kewajiban ; Isi Laporan ; Prosedur Identifikasi Rekening Keuangan ;
Larangan ; Dokumentasi Dalam Bahasa Lain Selain Bahasa Indonesia dan
Kewajiban Merahasiakan Tidak Berlaku Dalam Melaksanakan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.1 Tahun 2017.
I. Cara Penyampaian Laporan ; Perubahan Mekanisme; Mekanisme elektronik
melalui Otoritas Jasa Keuangan dan Mekanisme non-elektronik.
J. Informasi Dan/Atau Bukti Atau Keterangan ; Kewajiban Memberikan Informasi
Dan/Atau Bukti Atau Keterangan Dan Basis Data Perpajakan Direktorat Jenderal
Pajak.
K. Pertukaran Informasi Keuangan Internasional.
L. Tidak Dapat Dituntut Secara Pidana Maupun Digugat Secara Perdata.
M. Pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 .
N. Peraturan Yang Dinyatakan Tidak Berlaku Sepanjang Berkaitan Dengan
Pelaksanaan Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan
Berdasarkan Perppu No.1 Th 2017
O. Petunjuk Teknis Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
P. Perpu No.1 Tahun 2017 Mulai Berlaku Tanggal 8 Mei 2017
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA -
TENTANG PENYUSUN -
27