Anda di halaman 1dari 1

Tanggal 14 februari bagi kalangan remaja merupakan termasuk dalam daftar hari penting yang bisa

diperingati bersama dengan pujaan hati. Ya, Valentine’s Day. Entah apa yang sudah merasuki pikiran
mereka, meskipun sudah diberitahu ratusan kali bahkan larangan dari berbagai pihak pun sudah
menyebar, namun tetap saja ada yang merayakan tanggal ini. Dilihat dari latar belakang sejarah
peringatan Valentine’s Day lemah. Pertengahan bulan Februari dalam tradisi Yunani Kuno merupakan
peringatan untuk menghormati Dewa kesuburan, tepatnya tanggal 15 Februari. Sedangkan kata
Valentine sendiri sering kali orang menyebut berasal dari nama seorang Santo Valentino. Seroang
tokoh yang konon berasal dari tahun 143 Masehi. Dalam kisah yang lebih kea rah legenda karena
kebenarannya masih dipertanyakan, ia memperjuangkan hak pasukan Romawi yang dilarang
menikah oleh Kaisar Claudius II. Dalam beberapa tulisan menybutkan jika perayaan ini adalah
perayaan umat Katholik yang diselenggarakan hingga tanggal 14 Februari tahun 1969. Namun hingga
sekarang masih ada yang merayakan. Ada yang menybutkan jika perayaan ini adalah cara pemimpin
Katholik untuk mengalahkan hari-hari besar kepercayaan Pra-Kristen (Eropa). Hari Valentine bagi
Indonesia tidak ada sangkut pautnya secara langsung. Karena Santo Valentinus tidak berjuang apa-
apa bagi bangsa Indonesia. Sepantasnya para pemuda seharusnya merayakan tanggal 14 Februari
bukan untuk merayakan Valentine tapi melainkan memperingati perjuangan Supriyadi yang
memimpin tentara PETA di Blitar tahun 1945. Seorang tokoh yang harus dijadikan panutan karena
keberaniannya melawan cengkraman penjajah. Pemuda harus meniru sikap Supriyadi untuk terlepas
dari cengkraman kebodohan, kejahatan, korupsi, kemunafikan, kriminalitas, narkoba, ketertinggalan
dan penajajahan gaya baru ala barat. SEMANGAT DAN BERSATULAH WAHAI PEMUDA INDONESIA…
JANGAN KALIAN MAU DIBODOHI OLEH IMING-IMING KESENANGAN SESAAT DARI BUDAYA BARAT
YANG JUSTRU MEMBENAMKAN BUDAYAMU SENDIRI!!!

Anda mungkin juga menyukai