Anda di halaman 1dari 34

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP TEORI TIAP VARIABEL

General assessment atau penilaian umum (atau general survey) adalah

penilaian terhadap pasien secara utuh dan cepat, mencakup fisik pasien, sikap,

mobilitas dan beberapa parameter fisik (misalnya tinggi badan, berat badan dan

tanda-tanda vital). Penilaian umum memberikan gambaran/ kesan mengenai status

kesehatan pasien. Parameter fisik yang diukur membantu evaluasi pasien karena

menyangkut beberapa sistem organ tubuh.

PARAMETER FISIK

Parameter fisik yang diukur sebagai bagian dari penilaian umum menggambarkan

status kesehatan diri kita secara umum. Parameter fisik tersebut termasuk (i)

tinggi badan, (ii) berat badan, (iii) tanda-tanda vital.

2.1.1 Tinggi Badan

Tinggi badan seseorang menunjukkan latar belakang genetik dan rutin digunakan

untuk mengevaluasi proporsi tubuh. Tinggi badan juga dapat dibandingkan

dengan hasil pengukuran sebelumnya untuk melihat ada tidaknya penurunan

densitas tulang atau osteoporosis, di mana tinggi badan akan menurun sejalan

dengan progresi penyakit. Untuk mengukur tinggi badan seseorang dengan cara

berdiri tegak, tanpa sepatu, bersandar pada bagian permukaan vertikal yang datar

dari suatu alat pengukur, misalnya tiang pada alat penimbang berat badan.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 7


TINJAUAN PUSTAKA

Letakkan garis pengukur pada kepala dan lihat berapa angka pada tiang pengukur

tinggi badan. Tinggi badan dapat dicatat dalam satuan centimeter atau inci. Dan

untuk mengukur tinggi badan pada bayi dan anak – anak bisa dengan cara di

baringkan.

2.1.2 Berat Badan

Berat badan seseorang menunjukkan status nutrisi dan status kesehatan secara

umum dan paling baik diukur dengan alat timbang badan terstandarisasi. Kita

harus melepas sepatu dan pakaian luar kita yang berat, sebelum berdiri di alat

timbang. Jika diperlukan pengukuran berat badan serial, maka sebaiknya

dilakukan penimbangan pada waktu/ jam yang sama setiap hari dan kita

mengenakan standar orang lain yang sama/ mirip. Dan untuk mengukur berat

badan pada bayi dan anak – anak bisa dengan cara di baringkan. Berat badan

dapat dinyatakan dalam pound atau kilogram. Untuk menilai berat badan kita,

sebaiknya digunakan indeks massa tubuh (body mass index/BMI), yang

menggambarkan berat dan tinggi bada relatif dan berkorelasi langsung dengan

kandungan lemak total tubuh, BMI dihitung dengan rumus berikut:

Metrik : BMI = berat badan (kg) / tinggi badan (m2)

Non‐metrik : (Berat badan (pounds) / tinggi badan (inches2) x 703

Selain itu, berbagai tabel dan nomogram juga dapat digunakan untuk menentukan

BMI. Gambar 2-1 menunjukkan salah satu tabel nomogram dari U.S. Department

of Health and Human Services' Nutrition and Your Health: Dietary Guidelines for

Americans dan Tabel 2-1 adalah tabel dari Heart, Lung, and Blood Institute's

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 8


TINJAUAN PUSTAKA

Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and Treatment of

Overweight and Obesity in Adults.

Gambar 2-1 Contoh nomogram untukmenentukan BMI


(Dicetak ulang dari U.S. Department of Agriculture, U.S. Department of Health
and Human Services. Nutrition and Your Health: Dietary Guidelines for
Americans, 5th ed. Department of Agriculture, 2000;7).

Berdasarkan Pedoman Klinis, BMI (kg/m2) diklasifikasikan menjadi:

Berat badan kurang: <18.5 kg/m2


Berat badan ideal: 18.5-24.9 kg/m2
Berat badan lebih/ overweight: 25-29.9 kg/m2
Obesitas kelas 1: 30-34.9 kg/m2
Obesitas kelas 2: 35-39.9 kg/m2
Obesitas kelas 3: > 40 kg/m2

Tabel 2 – 1 tabel dari Heart, Lung, and Blood Institute's Clinical Guidelines on the
Identification, Evaluation, and Treatment of Overweight and Obesity in Adults.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 9


TINJAUAN PUSTAKA

Tubuh kita yang berat badannya berlebih atau obes mempunyai resiko yang lebih

tinggi untuk mengalami hipertensi, diabetes tipe 2, dislipidemia, penyakit jantung

koroner, stroke, penyakit kandung empedu, osteoarthritis, masalah respirasi, dan

beberapa jenis kanker (misalnya: endometrium, payudara, prostat, dan kolon).

Selain itu, lingkar pinggang tubuh kita juga berkorelasi dengan kandungan lemak

abdomen/ Perut dan oleh karena itu merupakan faktor resiko mengalami penyakit-

penyakit yang berkaitan dengan obesitas. Untuk dapat menilai dengan tepat resiko

tubuh kita terhadap berat badan berlebih, kita juga harus mengukur lingkar

pinggang tubuh kita. Cari tulang panggul bagian atas dan bagian atas krista iliaka.

Letakkan tali pengukur mengitari perut. Sebelum melakukan pembacaan,

yakinkan bahwa tali pengukur pas tapi tidak menekan kulit dan paralel dengan

lantai. Berikut ini adalah nilai BMI untuk dewasa antara 25-34,9 :

Resiko tinggi

Laki‐laki >40 (102 cm) dan perempuan >35 (88 cm)

Tabel 2-2 mengklasifikasikan berat badan lebih (overweight) dan obesitas

berdasarkan BMI, lingkar pinggang dan resiko penyakit. Untuk lebih detil

mengenai penatalaksanaan berat badan berlebih dan obes, silakan baca National

Heart, Lung, and Blood Institute's The Practical Guide: Identification,

Evaluation,and Treatment of Overweight and Obesity in Adults (publikasi NIH

00-4084; 2000). Penurunan berat badan yang tidak diinginkan mungkin

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 10


TINJAUAN PUSTAKA

merupakan tanda adanya penyakit jangka pendek (misalnya infeksi) atau panjang

(misalnya hipertiroidism, kanker). Selain itu, beberapa pengobatan juga dapat

menurunkan nafsu makan kita, menyebabkan mual atau gastritis (misalnya

dekongestan, inhibitor selektif pengambilan kembali/ reuptake serotonin SSRI,

antidepresan, obat antiinflamasi non-steroid/ NSAID), yang pada gilirannya, efek

samping ini dapat menyebabkan kita makan lebih sedikit sehingga berat badan

turun. Sebaliknya, proses penyakit seperti hipotiroidism dan depresi dan

pengobatan dapat menyebabkan peningkatan berat badan, namun, peningkatan

berat badan umumnya lebih menggambarkan asupan kalori yang berlebih dan

gaya hidup yang kurang melibatkan aktivitas badan (sedentary).

Tabel 2-2 Klasifikasi overweight dan obesitas berdasarkan BMI, lingkar


pinggang dan resiko penyakit.
BMI Klas Resiko penyakita (Relatif terhadap berat badan dan lingkar

(kg/m2) obesitas pinggang normal


Laki-laki <40 inci (<102 cm) Laki-laki >40 inci (<102 cm)

Perempuan < 35 inci (<88cm) Perempuan >35 inci (<88cm)


Berat badan Kurang <18,5
Normal b 18,5-24,9
Overweight 25,0-29,9 Meningkat Tinggi
Obesitas 30,0-34,9 I Tinggi Sangat Tinggi
35,0-39,9 II Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Obesitas ekstrim >40 III Ekstrim Tinggi Ekstrim Tinggi
a
Resiko untuk diabetes tipe 2, hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
b
Peningkatan lingkar pinggang juga dapat sebagai tanda peningkatan resiko bahkan pada orang yang berat badannya

normal.

Dicetak ulang dari National Heart, Lung, and Blood Institute. The Practical Guide: Identification, Evaluation, and

Treatment of Overweight and Obesity in Adults. NIH publication 00-4084. Bethesda, 2000.

TANDA-TANDA VITAL

Pengukuran tanda-tanda vital memberikan informasi yang berharga terutama

mengenai status kesehatn pasien secara umum. Tanda-tanda vital meliputi (i)

temperatur/ suhu tubuh, (ii) denyut nadi, (iii) laju pernafasan/ respirasi, dan (iv)

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 11


TINJAUAN PUSTAKA

tekanan darah. Pengukuran ini harus dibandingkan dengan rentang normal sesuai

usia pasien dan hasil pengukuran sebelumnya, jika ada.

2.1.3 Temperatur/ Suhu Tubuh

Untuk menjaga fungsi metabolisme normal, suhu tubuh secara umum

diatur oleh hipotalamus agar selalu berada pada rentang suhu yang sempit.

Produksi panas, yang terjadi sebagai bagian dari metabolism dan ketika

berolahraga, diseimbangkan dengan hilangnya panas terutama melaui penguapan

keringat. Rentang suhu tubuh normal untuk dewasa adalah 36,4 - 37,2°C (97,5 –

99,0 °F). Suhu tubuh normal dapat dipengaruhi oleh ritme biologis, hormon-

hormon, olahraga dan usia. Fluktuasi diurnal sekitar 1°C biasa terjadi, dengan

suhu terendah pada awal pagi hari dan tertinggi pada akhir sore hari sampai

menjelang malam. Pada wanita, sekresi progesterone pada saat ovulasi hingga saat

menstruasi mengakibatkan peningkatan suhu tubuh 0,5°C. Olahraga yang sedang,

sampai berat juga meningkatkan suhu tubuh. Pada anak-anak, variasi suhu normal

lebih lebar karena mekanisme pengaturan panasnya masih belum matang. Sejalan

dengan pertambahan usia, suhu rata-rata tubuh menurun dari 37,2°C (99,0°F)

pada anak-anak menjadi 37°C (98,6°C) pada dewasa dan menjadi 36°C pada

orang lanjut usia. Pengukuran suhu tubuh merupakan bagian rutin pada hampir

semua penilaian klinis, karena dapat menggambarkan tingkat keparahan penyakit

(misalnya, infeksi). Suhu tubuh dapat dicatat dalam derajat Celcius atau derajat

Fahrenheit, dan berikut ini adalah konversi antara keduanya:

C = 5/9 x (°F – 32)

F = (9/5 x °C) + 32

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 12


TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai contoh:

37°C = (9/5 x 37) + 32

= 66,6 + 32

= 98,6 °F

Suhu tubuh dapat diukur dengan berbagai alat thermometer (thermometer

gelas, elektronik, timpani) dan berbagai rute (per oral, rectal, axilla, tympani).

Gambar 2-2 menunjukkan beberapa termometer. Karena faktor lingkungan, polusi

merkuri, kebanyakan termometer dan sfigmomanometer yang menggunakan

merkuri diganti dengan peralatan elektronik yang hasilnya lebih akurat atau

presisi.

Gambar 2.2 Macam – macam Termometer

Rute oral Rute ini merupakan rute pengukuran suhu tubuh yang akurat

dan mudah dilakukan pada saat kita sadar. Temperatur tubuh pada dewasa yang

diukur melalui rute oral adalah 37°C (98,6 °F).

Untuk mengukur suhu tubuh menggunakan cara oral:

 Letakkan ujung termometer ke bawah lidah kita pada sebelah kiri atau kanan

sublingual posterior, bukan pada bagian depan lidah (cek bahwa probe plastik

disposable terpasang pada ujung termometer)

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 13


TINJAUAN PUSTAKA

 Kemudian kita harus tetap menutup bibir.

 Jaga agar termometer tetap pada tempatnya sampai termometer berbunyi

(termometer elektronik biasanya dapat mengukur suhu dalam waktu 20-30

detik)

 Kemudian ambil termometer dari mulut dan baca berapa angkanya.

Rute rektal, Rute rektal merupakan rute pilihan untuk diri kita yang sedang sakit

parah, koma, atau tidak dapat menutup mulut karena intubasi, mandibulanya

dikawat, bedah facial, dan sebagainya. Rute rektal juga umum dipakai untuk

mengetahui temperatur tubuh bayi (lihat bagian Pediatrik). Rute rektal merupakan

cara paling akurat untuk mengukur temperatur tubuh. Dengan cara ini, suhu tubuh

dewasa yang terukur normalnya adalah 37,5°C (99,5 °F), 0,5°C (1°F) lebih tinggi

dari pada rute oral.

Untuk mengukur suhu tubuh menggunakan rute rektal:

 Kita seharusnya pada posisi lateral dengan kaki bagian atas tertekuk

 Gunakan sarung tangan

 Lubrikasi termometer rektal

 Masukkan termometer 2-3 cm (1 inci) ke dalam rektum

 Biarkan selama 2 menit

 Kemudian tarik dan baca angkanya.

Rute axilla Rute axilla digunakan hanya jika rute oral dan rectal tidak dapat

dilakukan, rute axilla ini aman dan akurat untuk pasien bayi dan anak-anak. Suhu

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 14


TINJAUAN PUSTAKA

tubuh dewasa yang diukur melalui rute axilla adalah 36,5°C (97,7°F), yang berarti

0,5°C lebih rendah dari pada rute oral.

Untuk mengukur suhu tubuh dengan rute axilla :

 Letakkan termometer di ketiak di tengah axilla.

 Termometer dijepit di bawah lengan kita.

 Lipat lengan kita ke dada agar termometer tetap di tempatnya.

 Biarkan termometer selama 5 menit pada anak-anak dan 10 menit pada orang

dewasa.

Gambar 2-3 Termometer untuk rute timpani.

Rute timpani Termometer untuk rute timpani mempunyai ujung probe yang

diletakkan ke dalam telingan. Termometer ini memiliki sensor inframerah yang

mendeteksi suhu darah yang mengalir melalui gendang telinga. Metode ini tidak

invasif, cepat dan efisien. Untuk mengukur suhu tubuh melalui rute timpani ini:

 Pasang penutup disposable yang baru pada ujung probe

 Letakkan probe ke dalam kanal telinga kita (Gambar 2-3)

 Hati-hati jangan memaksa probe dan jangan menutup kanal.

 Hidupkan alat dengan memencet tombol.

 Baca angka yang muncul dalam 2-3 detik.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 15


TINJAUAN PUSTAKA

2.1.4 Denyut Nadi

Ketika jantung berdenyut. jantung memompa darah melalui aorta dan pembuluh

darah perifer. Pemompaan ini menyebabkan darah menekan dinding arteri,

menciptakan gelombang tekanan seiring dengan denyut jantung yang pada perifer

terasa sebagai denyut/ detak nadi. Denyut nadi ini dapat diraba/ palpasi untuk

menilai kecepatan jantung, ritme dan fungsinya. Karena mudah diakses, nadi pada

radial tangan adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur

kecepatan jantung, dipalpasi melalui arteri tangan (radial) pada pergelangan

tangan anterior. Cara lain untuk mengukur denyut nadi.

Untuk mengukur nadi radial:

 Letakkan jari pertama dan kedua pada pergelangan tangan kita antara tulang

medial dan radius (Gambar 2-4).

 Tekan sampai nadi dapat teraba, tetapi hati-hati jangan sampai mengoklusi arteri

(denyut nadi tidak akan teraba).

 Hitung jumlah denyut dalam 30 detik, dan jika ritmenya teratur, kalikan dua

jumlah tadi.

 Hindari menghitung nadi hanya dalam 15 detik, karena kesalahan 1-2 denyut

saja akan mengakibatkan kesalahan 4-8 kali kesalahan pada evaluasi kecepatan

detak jantung. Juga, lebih mudah mengalikan dua daripada mengalikan denyut

janutng empat kali.

 Jika ritme tidak teratur, hitung denyut nadi dalam 1 menit. Catat temuan dalam

denyut per menit (beats per minute/bpm).

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 16


TINJAUAN PUSTAKA

Kecepatan detak jantung normal untuk berbagai usia dapat dilihat pada Tabel 2-3.

Pada dewasa, kecepatan jantung kurang dari 60 bpm disebut bradikardia, dan

kecepatan jantung lebih dari 100 bpm disebut takhikardia. Namun, atlet yang baik

kondisinya, dapat menunjukkan kecepatan jantung kurang dari 60 bpm, dan

kecepatan jantung lebih dari 100 bpm dapat terjadi pada pasien yang berolahraga

atau gelisah. Selain kecepatan denyut nadi, ritme denyut nadi juga harus

dievaluasi. Normalnya, ritme nadi adalah tetap dan rata. Jika ritme tidak teratur,

disebut aritmia. Jika terdeteksi aritmia ini, suara jantung dapat diauskulatsi dengan

stetoskop untuk dapat lebih akurat menilai.

Gambar 2.4 Tempat untuk mengukur nadi.

Usia Kecepatan jantung (BPM)


Bayi baru lahir (newborn) 70-170
1 - 6 tahun 75-160
6 -12 tahun 80-120
Dewasa 60-100
Usia Lanjut 60-100
Atlet yang terkondisi baik 50-100

Tabel 2 - 3 Kecepatan jantung normal untuk berbagai kelompok usia

Kekuatan setiap kontraksi jantung, yang dinyatakan sebagai volume stroke

jantung, dapat dievaluasi dengan cara meraba/ palpasi nadi. Biasanya, nadi yang

normal dapat dengan mudah dipalpasi, tidak “muncul lalu hilang”, dan tidak

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 17


TINJAUAN PUSTAKA

mudah terobstruksi. Kekuatan nadi ini dapat digambarkan secara subyektif

menggunakan 4 skala berikut:

0 Absen/tidak ada

1+ Lemah

2+ Normal

3+ Penuh

2.1.5 Kecepatan Pernafasan (Respiratory Rate/ RR)

Inspeksi dilakukan untuk mengevaluasi kecepatan pernafasan kita. Karena

kebanyakan orang tidak menyadari pernafasannya, untuk mengetahui pola

pernafasan normal kita sebaiknya orang lain yang melakukan pengukuran ketika

mengukur kecepatan pernafasan diri kita. Untuk mengukur kecepatan pernafasan:

 Jaga agar posisi kita tetap selama melakukan pengukuran kecepatan pernafasan.

 Amati dada atau abdomen kita selama respirasi

 Hitung jumlah pernafasan (inhalasi dan ekshalasi dihitung sebagai satu

pernafasan) dalam 30 detik, dan jika ritme teratur, kalikan dua jumlah tadi.

 Jika ritme tidak teratur, hitung jumlah nafas dalam 1 menit.

 Catat nilai sebagai respirasi per menit (rpm).

Kecepatan pernafasan normal bervariasi tergantung usia (lihat Tabel 2-4). Untuk

dewasa, kecepatan nafas kurang dari 12 rpm disebut bradipnea dan kecepatan

nafas lebih dari 20 rpm disebut takhipnea.

Usia Pernafasan (rpm)

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 18


TINJAUAN PUSTAKA

2-6 tahun 21-30


6-10 tahun 20-26
12-14 tahun 18-22
Dewasa 12-20
Lanjut usia 12-20
Tabel 2-4 Kecepatan pernafasan normal untuk berbagai kelompok usia

2.1.6 Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan darah ketika mendorong dinding arteri.

Tekanan darah tergantung pada luaran kardiak, volume darah yang diejeksi oleh

ventrikel permenit, dan tahanan pembuluh darah perifer. Kecepatan jantung,

kontraktilitas dan volume darah total, yang tergantung pada kadar natrium,

mempengaruhi luaran jantung (cardiac output). Viskositas darah arteri dan

elastisistas dinding mempengaruhi tahanan pembuluh darah vaskular. Tekanan

darah mempunyai dua komponen: sitolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik

menggambarkan tekanan maksimum pada arteri ketika kontraksi ventrikel kiri

(atau sistol), dan diatur oleh volume stroke (atau volume darah yang dipompa

keluar pada setiap denyut janutng). Tekanan darah diastolik adalah tekanan saat

istirahat yaitu tekanan dari darah antar kontraksi ventrikel. Tujuan obyektif utama

mengidentifikasi, memberikan terapi dan memantau tekanan darah diri kita adalah

untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler serta angka kesakitan dan

kematian yang terkait. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah yang akurat

sangat penting, karena pengukuran ini menjadi dasar keputusan klinis yang vital,

misalnya untuk menyesuaikan terapi antihipertensi untuk pasien.

Metode pemeriksaan, Metode pemeriksaan yang paling umum digunakan untuk

menentukan tekanan darah kita adalah metode tak langsung, metode auskultasi

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 19


TINJAUAN PUSTAKA

menggunakan stetoskop dan sfigmomanometer. Bagian alat yang digunakan untuk

diikatkan pada lengan berisi kantong karet yang dapat mengembang. Kantongnya

terhubung ke manometer (Gambar 2-5). Karena manometer aeroid mudah hanyut,

maka harus dikalibrasi paling sedikit sekali setahun dan harus ditinggalkan pada

keadaan nol. Karena lingkar lengan berbeda-beda, maka juga tersedia berbagai

macam ukuran pengikat lengan (misalnya untuk anak-anak, dewasa, dan orang

dewasa yang besar). Untuk menentukan ukuran pengikat lengan ini bandingkan

panjang kantong pengukur tekanan darah tadi dengan lingkar lengan tubuh kita.

Anda harus merasakan kantong di dalam pengikat lengan tadi. Untuk pengukuran

yang paling akurat, panjang kantong harus paling sedikit 80% lingkar lengan

(Gambar 2-6).

Gambar 2-5 Pengikat lengan dan sfigmomanometer.

Pengukuran tekanan darah dianggap tak langsung, karena tekanan dalam

pembuluh darah secara tidak langsung diukur dengan melihat tekanan dalam

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 20


TINJAUAN PUSTAKA

pengikat lengan. Ketika udara dipompakan ke dalam pengikat lengan, tekanan

dalam pengikat lengan tersebut akan meningkat. Ketika tekanan dalam pengikat

lengan tadi melebihi tekanan arteri brakhial pasien, arteri akan tertekan dan aliran

darah akan berkurang dan akhirnya berhenti. Bersamaan dengan mengeluarkan

udara dari pengikat lengan, kantong akan mengempis dan tekanan pada pengikat

lengan berkurang. Ketika tekanan dalam pengikat lengan sama dengan tekanan

arteri, darah akan mulai mengalir kembali. (Gambar 2-7).

Gambar 2-6 Penentuan ukuran pengkikat lengan untuk mengukur tekanan darah.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 21


TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2-7 Suara Korotkoff dan pengukuran tekanan darah.


(Diadaptasi dari Jarvis C. Physical Examination and Health Assessment, 3rd ed.
Philadelphia: WB Saunders, 2000;192)

Aliran darah dalam arteri menghasilkan suara yang spesifik, yang disebut suara

Korotkoff yang terjadi dalam 5 fase:

Fase I : lemah, jelas dan ketuk (tekanan sistolik)


Fase II : Swooshing
Fase III : nyaring (crisp), lebih intensif (tapping)
Fase IV : muffling (pada dewasa hal ini menunjukkan keadaan hiperkinetik

jika fase ini terus berlangsung selama pengikat lengan mengempis).


Fase V : hilangnya suara (pada dewasa, tekanan diastolik).

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 22


TINJAUAN PUSTAKA

Suara-suara ini digunakan untuk mengidentifikasi tekanan darah sistolik

dan diastolik. Agar dapat mengukur dengan sangat akurat, ikuti langkah-langkah

berikut:

 Kita harus dalam posisi didudukkan pada kursi dengan punggung tersangga dan

lengan kosong dan disangga pada keadaan paralel setara jantung.

 Pengukuran dimulai paling sedikit setelah 5 menit beristirahat.

 Tentukan ukuran pengikat lengan yang sesuai untuk diri kita (lihat Gambar 2-6).

 Palpasi arteri brakhial sepanjang lengan atas bagian dalam.

 Posisikan agar kantong yang ada pada pengikat lengan di tengah di atas arteri

brakhial, kemudian ikat pengikat lengan tadi agar pas melingkari lengan,

usahakan ujung tepi bawah pengikat lengan tersebut 1 inci di atas antekubital

(Gambar 2-8).

Gambar 2-8 Penempatan pengikat lengan dan stetoskop yang tepat untuk
mengukur tekanan darah.

 Posisikan manometer agar lurus terhadap pandangan mata.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 23


TINJAUAN PUSTAKA

 Kita harus diam, tidak berbicara selama pengukuran.

 Tentukan tingkat inflasi maksimum. (Sembari palpasi nadi radial, pompa

pengikat lengan hingga ke titik di mana nadi tidak lagi terdengar, tambahkan 30

mmHg pada pembacaan ini).

 Dengan cepat kendurkan/ biarkan udara keluar dari kantong lengan, dan tunggu

30 detik sebelum memompanya kembali.

 Sisipkan ujung stetoskop; cek agar mengarah ke depan pada tempatnya.

 Tempatkan bel stetoskop tanpa menekan, tapi cukup erat hingga kedap udara, di

atas arteri brakhial (lihat Gambar 2-8). Lihat bahwa diafrgama stetoskop juga

dapat digunakan; namun, bel akan lebih sensitif untuk mendengan suara

frekuensi rendah (tekanan darah) dan sedapat mungkin bel digunakan jika

memungkinkan. Ketika pertama kali belajar mendengarkan tekanan darah,

mungkin lebih mudah menggunakan diafragma dari pada bel.

 Pompa dengan cepat pengikat lengan sampai maksimum (seperti yang telah

ditentukan sebelumnya)

 Perlahan biarkan udara keluar (deflate/ kempiskan pengikat lengan) dengan

penurunan tekanan teratur sebesar 2-3 mmHg/detik.

 Catat pembacaan tekanan ketika pertama kali terdengan dua suara berturutan

(Korotkoff Fase 1). Ini adalah tekanan darah sistolik.

 Catat pembacaan tekanan ketika suara terakhir terdengar (Korokoff Fase V). Ini

adalah tekanan diastolik.

 Tetap dengarkan sampai 20 mmHg di bawah tekanan diastolik, kemudian

dengan cepat kempeskan pengikat lengan.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 24


TINJAUAN PUSTAKA

 Catat tekanan darah kita dengan angka genap beserta posisi kita (misalnya,

duduk, berdiri, berbaring), ukuran pengikat lengan, dan lengan yang diukur.

 Tunggu 1-2 menit sebelum mengulangi kembali pembacaan menggunakan

lengan yang sama.

Untuk hasil pengukuran yang paling akurat, 2 atau lebih pembacaan, tiap

pembacaan terpisah 2 menit, dicari nilai rata-ratanya. Jika 2 pembacaan pertama

berbeda lebih dari 5 mmHg harus dilakukan pembacaan ulang (pengukuran

tekanan darah diulang lagi) dan kemudian dirata-rata. Tekanan darah normal

dewasa adalah sistolik kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80

mmHg. Klasifikasi hasil pembacaan tekanan darah berdasarkan kriteria The

Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII) tertera pada (Tabel

2-5). Prehipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 120-139 mmHg

atau diastolik 80-89 mmHg. Pasien dengan prehipertensi memiliki resiko dua kali

lebih tinggi untuk menjadi hipertensi dari pada individu dengan tekanan darah

yang lebih rendah. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140

mmHg atau lebih atau diastolik 90 mmHg atau lebih dan diklasifikasikan

(berdasarkan keparahannya) sebagai stage 1 atau 2. Hipertensi sistolik saja

(isolated systolic hypertension) didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140

mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau kurang dan harus

diklasifikasikan lebih lanjut sesuai keparahannya (misalnya 170/82 berarti

hipertensi sistolik stage 2).

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 25


TINJAUAN PUSTAKA

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolik (mmHg) Diatolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi :
Stage 1 140-159 90-99
Stage 2 ≥160 ≥100
Tabel 2-5 Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa usia >18 tahuna
a
Berdasarkan nilai rata-rata dua kali pengukuran atau lebih dan setiap kali
pengukuran paling sedikit diukur tekanan darah pada posisi duduk dua kali. Jika
hasil pemeriksaan tekanan darah sistolik dan diastolik masuk pada kategori yang
berbeda, pilih kategori yang lebih tinggi untuk mengklasifikasikan tekanan darah
kita. Misalnya, tekanan darah 160/92 mmHg akan diklasifikasikan sebagai
hipertensi stage 2. Dicetak ulang dari The Seventh Report of the Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC-VII). NIH Publication 03-5233. Bethesda, 2003.
Kesalahan Umum pada Pengukuran Tekanan Darah Belajar mengukur

tekanan darah memerlukan latihan sebelum akhirnya dapat melakukan dengan

lancar dan benar. Selain itu, karena pengukuran tekanan darah terdiri dari

beberapa langkah, banyak kesalahan yang mungkin terjadi. Untuk mencegah

kesalahan ini, kita harus mengetahui jenis kesalahan yang sering terjadi. Ukuran

pengikat lengan (cuff) yang tidak tepat merupakan salah satu sumber kesalahan

yang berkaitan dengan alat, terutama pada orang obes yang memiliki lingkar

lengan bagian atas besar. Penggunaan pengikat lengan yang terlalu kecil akan

menghasilkan pembacaan tekan darah yang terlalu tinggi. Sebaliknya, penggunaan

pengikat lengan yang terlalu besar pada orang yang sangat kecil lingkar lengan

atasnya akan menghasilkan pembacaan tekanan darah yang terlalu rendah. Oleh

karena itu, selalu cek ukuran pengikat lengan. Karena adanya kontraksi otot yang

isometrik, tekanan hidrostatik, dan tarikan gravitasi, kegagalan atau kelalaian

dalam penempatan, posisi dan penyanggaan lengan tubuh kita yang tepat, juga

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 26


TINJAUAN PUSTAKA

dapat memberikan pembacaan yang salah. Jika tangan kita di atas jantung, akan

diperoleh tekanan darah yang terlalu rendah. Jika lengan terletak di bawah garis

jantung, maka pembacaan tekanan darah akan terlalu tinggi. Selalu cek agar

lengan kita yang diukur tersangga dengan baik setara jantung. Kecemasan, rasa

nyeri, ketidaknyamanan, atau aktivitas berlebihan dapat menyebabkan stimulasi

sistem saraf dan, akibatnya, pembacaan tekan darah menjadi lebih tinggi dari yang

sebenarnya. Oleh karena itu, biarkan kita beristirahat dan santai paling sedikit 5

menit sebelum melakukan pengukuran tekanan darah. Selain itu, menghentikan

pengempisan dan mengembangkan kembali pengikat lengan terlalu cepat untuk

mengukur kembali tekanan darah sistolik dapat menyebabkan kongesti vena

lengan bawah dan pembacaan tekanan distolik yang lebih tinggi dari yang

sebenarnya. Jika suatu pengukuran (sistolik dan diastolik) perlu dicek ulang,

kempiskan sepenuhnya pengikat lengan, dan lakukan pengukuran tekanan darah

kembali setelah menunggu paling sedikit 1-2 menit. Mengempiskan pengikat

lengan terlalu cepat (lebih dari 2 mmHg/detik) tidak memungkinkan untuk

mendengar ketukan tipis dari tekanan sistolik dan, oleh karena itu, dapat

menyebabkan pembacaan tekanan darah yang terlalu rendah dan/ atau diastolic

yang terlalu tinggi. Sebaliknya, jika mengempiskan pengikat lengan terlalu lambat

dapat menyebakan kongesti vena lengan bawah dan pembacaan diastolic yang

terlalu tinggi. Selalu kempiskan pengikat lengan dengan kecepatan yang tetap dan

tepat (<2 mmHg/detik).

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 27


TINJAUAN PUSTAKA

Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah. Berdasarkan JNC-VII, tekanan

darah normal adalah kurang dari 120/80 mmHg. Namun, tekanan darah dapat

bervariasi tergantung banyak faktor. Faktor-faktor ini adalah:

 Usia: Tekanan darah akan meningkat bertahap sejak kanak-kanak sampai

dewasa.

 Ras: Hipertensi lebih sering muncul (dua kali lipat) pada keturunan Amerika

Afrika dan Kaukasia.

 Ritme diurnal: Tekanan darah terendah pada pagi hari dan tertinggi pada akhir

sore atau menjelang malam.

 Berat badan: Berat badan yang berlebihan berkorelasi erat dengan peningkatan

tekanan darah.

 Olahraga/ latihan: Peningkatan aktivitas/ olahraga meningkatkan tekanan

darah, yang akan kembali ke tekanan darah basal setelah beristirahat 5 menit.

 Emosi: Tekanan darah meningkat ketika nyeri, takut, marah dan stress.

 Pengobatan: Efek samping yang tidak diinginkan dari beberapa obat (misalnya

siklosporin, kortikosteroid, dekongestan nasal) adalah peningkatan tekanan

darah.

Ketika mengevaluasi hasil pembacaan, pertimbangkan faktor-faktor di atas yang

ikut berperan terhadap tekanan darah.

PERTIMBANGAN KHUSUS

Pasien Pediatrik

Tinggi dan berat badan serta tanda-tanda vital secara rutin diukur selama

pemeriksaan pasien pediatrik. Untuk anak usia kurang dari 3 tahun, pengukuran

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 28


TINJAUAN PUSTAKA

rutin pertumbuhan meliputi (i) panjang badan, (ii) berat badan, dan (iii) lingkar

kepala. Pengukuran ini dicatat pada grafik pertumbuhan fisik (Gambar 5-11) dan

dibandingkan terhadap statistic nasional yang dibuat berdasarkan sejumlah besar

sampel anak-anak tingkat nasional. Anak-anak yang hasil pengukurannya berada

pada persentile 5-95 dianggap normal (misalnya tinggi badan berada pada

persentile 75 berarti anak tersebut lebih tinggi dibanding 75% anak-anak

seusianya).

Temperatur

Temperatur anak-anak dapat diukur menggunakan rute yang sama seperti

pengukuran orang dewasa (yaitu, oral, axilla, rectal, timpani). Rute oral dapat

digunakan ketika anak cukup usia yang mampu menahan mulutnya untuk tetap

tertutup dan tidak menggigit termometer (biasanya usia 4-5 tahun). Rute axilla

lebih disukai daripada rectal pada anak balita dan usia pra-sekolah, karena tidak

intrusif. Namun, pembacaan akurat biasanya memerlukan waktu 4-5 menit. Rute

timpani dapat digunakan untuk anak usia berapapun dan dapat memberikan hasil

pembacaan dalam beberapa detik. Rute rektal biasanya digunakan untuk anak usia

5 tahun atau lebih jika rute lain tidak memungkinkan. Untuk mengukur temperatur

anak secara rektal, posisikan anak berbaring menyamping, dan tekuk lututnya ke

arah abdomen. Anak-anak juga dapat dipangku oleh pemeriksa sambil pemeriksa

memposisikan pantat untuk memasukkan termometer rektal yang telah dilubrikasi

tidak lebih dari 1 inci ke dalam rektum (insersi lebih dalam akan dapat

mengakibatkan perforasi rektal). Jaga agar termometer tetap di tempat selama 2-3

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 29


TINJAUAN PUSTAKA

menit. Normalnya, temperatur rektal akan sedikit lebih tinggi pada anak-anak

daripada dewasa. Pengaturan temperatur pada anak-anak agak kurang tepat

dibanding pada dewasa, dengan temperatur rata-rata lebih dari 37,2°C (99,0°F)

sampai usia 3 tahun. Temperatur normal anak-anak usia 3 tahun atau lebih

berkisar antara 37,2 – 37,5°C (99,0-99,4°F). Ingat bahwa temperatur anak-anak

normalnya sedikit meningkat sepanjang sore hari, setelah aktivitas fisik yang

keras dan setelah makan. Sejalan dengan makin dewasanya anak-anak, temperatur

normal menurun sedikit. Pada anak-anak yang bersuia lebih tinggi (5-11 tahun),

temperature normal berkisar antara 36,7-37,0°C (98,0-98,6°F).

Nadi

Kecepatan detak jantung/nadi anak - anak lebih berfluktuasi dibanding dewasa,

ketika merespon aktivitas, ketika takut, menangis dan sakit. Juga termasuk hal

yang normal jika ritme jantung anak-anak kadang-kadang tidak teratur. Oleh

karena itu, periksa nadi selama 1 menit dan bukan hanya 30 detik. (Tabel 2-3

menunjukkan daftar kecepatan jantung/nadi berdasarkan usia).

Kecepatan pernafasan

Pergerakan pernfasan anak-anak biasanya difragmatik dan, oleh karena itu,

diperiksa dengan cara mengamati abdomen/perut dan bukan pergerakan dada.

Pergerakan ini harus dihitung selama 1 menit, karena pola pernafasan pada anak-

anak sangat tidak teratur. Seperti pada nadi, kecepatan pernafasan secara normal

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 30


TINJAUAN PUSTAKA

akan melambat sejalan dengan peningkatan usia anak. (Tabel 2-4 menunjukkan

kecepatan pernafasan normal berdasarkan kelompok usia).

Tekanan Darah

Tekanan darah (baik sistolik maupun diastolik) secara bertahap meningkat

sepanjang masa kanak-kanak, dengan variasi tekanan darah yang lebar. The

Fourth Report on the Diagnosi s, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure in Children and Adolescents menyarankan bahwa anak-anak usia 3 tahun

dan lebih yang datang untuk diperiksa di klinik kesehatan harus dicek tekanan

darahnya paling tidak sekali setiap episode sehat. Anak-nak di bawah usia 3 tahun

harus diperiksa tekanan darahnya pada keadaan khusus. Agar pemeriksaan akurat,

ukuran lebar pengikat lengan harus menutup 40% lingkar lengan atas. Jika

dipakai, pengikat lengan tersebut harus melingkari 80 - 100% lengan atas. Juga,

gunakan endpiece stetoskop yang khusus untuk pediatrik. Seperti pada dewasa,

Fase I Korotkoff digunakan untuk mengetahui tekanan sistolik dan Fase V

Korotkoff untuk tekanan diastolic anak-anak dan remaja. Pada beberapa anak-

anak, bunyi Korotkoff dapat didengar sampai 0 mmHg. Jika hal ini terjadi,

pengukuran tekanan darah harus diulang dengan tekana yang lebih sekiti pada

kepala stetoskop. Tekanan darah berdasarkan jenis kelamin, usia dan tinggi badan

anak dapat dilihat pada Tabel 5-8 dan 5 - 9. Tekanan darah sistolik dan diastolic

anak-anak dibandingkan terhadap angka yang terdapat pada table sesuai persentil

usia dan tinggi badan. Persentil tinggi badan pada table ini ditentukan berdasarkan

grafik pertumbuhan. Anak-anak dianggap normal tekanan darahnya jika tekanan

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 31


TINJAUAN PUSTAKA

sistolik dan diastoliknya keduanya kurang dari persentil 90 untuk jenis kelamin,

usia dan tinggi badannya. Prehipertensi didefinisikan sebagai tekana darah sistolik

rata-rata atau tekanan darah diatolik yang lebih tinggi dari atau sama dengan

persentil 90 tapi kurang dari persentil 95 untuk jenis kelamin, usia dan tinggi

badannya. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan/atau

diastolic rata - rata lebih besar atau sama dengan persentil 95 pada tiga kali atau

lebih kunjungan pemeriksaan. Peningkatan tekanan darah harus dikonfirmasi pada

kunjungan ulangan (atau tekanan darah rata-rata yang diukur selama bebrapa

minggu atau bulan) sebelum melakukan klasifikasi hipertensi. Klasifikasi

hipertensi padaanak-anak dan remaja dan frekuensi pemeriksaan dan rekomendasi

penatalaksaan dijelaskan pada Tabel 5 - 10. Indikasi terapi obat antihipertensi

dicantumkan pada Tabel 5 - 11.

TABEL TEKANAN DARAH

Pasien Geriatrik

Proses menua menyebabkan beberapa perubahan penampilan fisik seseorang,

mobilitas, dan perilaku. Pada dekade ke delapan dan sembilan kehidupan, tinggi

badan dapat berkurang 2,5-10 cm (1-4 inci) dibanding kondisi pada dewasa muda

karena postur badan berubah akibat kyphosis (lihat Gambar 5-1) pada punggung

atas dan lordosis (lihat Gambar 5-2) pada punggung bawah. Lemak tubuh

berkurang pada lengan dan kaki dan bertambah pada bagian dada. Selain itu,

orang dewasa yang lanjut usian mungkin lebih menapak kaki ketika berjalan,

dengan langkah yang lebuh pendek dan tidak tetap. Proses menua juga

menyebabkan perubahan minor pada tanda-tanda vital. Pasien yang lebih tua

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 32


TINJAUAN PUSTAKA

mengalami penurunan regulasi panas tubuh sehingga lebih jarang demam tapi

lebih sering merasa kedinginan (hipotermia). Temperatur normal biasanya antara

35,5- 35,8°C (96-97°F). Nadi tetap seperti pada dewasa (60-100 bpm); namun,

ritme agak tidak teratur. Pernafasan mungkin lebih dangkal, dengan sedikit

peningkatan kecepatan pernafasan untuk mengatasi penurunan kapasitas vital dan

volume tidal. Hipertensi sangat umum pada pasien lanjut usia. Pembuluh darah

kehilangan elastisitas dan mengeras seiring usia, dan perubahn ini menyebabkan

penurunan kemampuan pembuluh darah dan peningkatan resitensi perifer.

Konsekuensinya, tekanan darah sistolik meningkat bermakna, menyebabkan

hipertensi sistolik. Baik tekanan darah sistolik maupun diastolik umumnya

meningkat pada pasien lanjut usia. Kriteria diagnosis hipertensi pasien lanjut usia

sama dengan pada orang dewasa muda.

Pasien Hamil

Penampilan fisik ibu hamil berubah karena uterusnya berkembang bersama

dengan pertumbuhan fetus, bagian dada membesar, dan karena berat badannya ibu

hamil cenderung condong ke depan. Sebagai kompensasi, otot punggung

menyesuaikan dan berubah ke keseimbangan dan postur yang baru. Bahu ke

belakang, kepala dan leher lurus, dan punggung bawah hiperekstensi (atau

lordosis). Ibu hamil juga mengalami keseimbangan yang tidak tetap. Peningkatan

berat badan biasanya sekitar 4 pound selama trimester pertama dan 0,5-1 pound

per minggu selama trimester kedua dan tiga, dengan peningkatan total berat rata-

rata 20-40 pound menjelang melahirkan. Nadi meningkat 10-15 bpm, dan

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 33


TINJAUAN PUSTAKA

pernafasan sedikit meningkat. Pernafasan juga menjadi lebih dalam, dan lebih

sering terjadi nafas pendek. Tekanan darah biasanya tetap tidakberubah selama

trimester pertama, mungkin berkurang sedikit selama trimester kedua, dan pada

trimester ketiga kembali normal atau sedikit lebih tinggi dibanding sebelum

hamil. Namun, hipertensi merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan

mortalitas ibu dan janin dan terjadi pada 6-8% kehamilan. Karena seriusnya

hipertensi pada kehamilan ini, tekana darah psien hamil harus sering diukur.

Berdasarkan Working Group Report on High Blood Pressure in Pregnancy, ibu

hamil yang mengalami peningkatan tekanan darah selama kehamilannya

diklasifikasikan ke dalam grup: (1) hipertensi kronik, (2) preeclampsiaeclampsia,

(3) preeclampsia pada hipertensi kronik, dan (4) hipertensi kehamilan.

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau

lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmhg atau lebih. Hipertensi kronik

didefinisikan sebagai hipertensi yang ditemukan dan terjadi sebelum kehamilan

atau yang telah didiagnosis sebelum 20 minggu kehamilan. Jika hipertensi

didiagnosis pertama kali selama kehamilan dan tidak sembuh setelah melahirkan,

juga diklasifikasikan sebagai hipertensi kronik.

Preeklampsia adalah sindrom penurunan perfusi organ yang spesifik-

kehamilan akibat vasospasm dan aktivasi kaskade koagulasi. Keadaan ini selalu

berpotensi bahaya baik terhadap ibu hamil maupun janin. Preeklamsia ditentukan

berdasarkan peningkatan tekanan darah (>140 mmHg sistolik dan >90 mmHg

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 34


TINJAUAN PUSTAKA

diastolic pada ibu hamil yang sebelumnya normotensi sebelum 20 minggu

kehamilan) dan proteiuria. Hipertensi yang menyertai preeklamsia merupakan

tanda primer keadaan yang mendasari dan bukan merupakan ciri patofisiologis

primer (seperti pada hipertensi kronik). Proteinuria didefiniskan sebagai ekskresi

0,3 g protein atau lebih melalui urin dalam 24 jam, Pada pemeriksaan urin acak

(atau uji dipstick), jumlah protein ini biasanya berkorelasi dengan 30 mg/dL (atau

dipstick 1+), tanpa adanya bukti infeksi saluran urin. Kotak 5-1 memberikan

daftar tanda-tanda dan gejala yang mungkin berkaitan dengan preeklamsi moderat

sampai berat. Eclampsia adalah terjadinya kejang-kejang yang tidak dapat

dikaitkan dengan penyebab lain pada ibu hamil denga preeklamsia.

Preklamsia pada hipertensi kronik sangat mungkin terjadi pada pasien

dengan temuan klinis berikut ini :

 Proteiuria yang baru terjadi (new-onset), eksresi protein >0,3 g dalam

urin 24 jam, pada wanita denganhipertensi kronik tapi tidak mengalami

proteinuria selama awal kehamilan (<20 minggu kehamilan).

 Hipertensi kronik dan proteinuria sebelum 20 minggu kehamilan.

 Peningkatan proteiuria mendadak.

 Peningkatan tekanan darah mendadak pada wanita yang hipertensinya

terkontrol baik sebelumnya.

 Trombositopenia (jumlah platelet<100.000 sel/mm3)

 Peningkatan kadar alanin aminotransferase atau aspartat

aminotransferase sehingga kadar menjadi tidak normal.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 35


TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi yang

terjadi pertama kali setelah 20 minggu kehamilan dan tanpa proteinuria. Definisi

ini mencakup wanita preklamsia yang belum menunjukkan manifestasi proteinuria

maupun wanita yang tidak preeklamsia.

2.2 KERANGKA TEORI

Tekanan Darah

Detak Nadi

Prilaku Hidup Sehat Dengan Respirasi Rate


Mengetahui Enam komponen
Tanda-Tanda Vital Tubuh Kita Temperatur

Tinggi Badan

Berat Badan

Enam komponen tanda – tanda vital tubuh kita sangatlah penting untuk

kita ketahui, sebab enam komponen tersebut mempermudahkan kita untuk

meperoleh pertolongan lebih lanjut dari dokter pada saat kita sakit, karena tanda

tanda vital tersebut pasti yang ditanyakan oleh dokter pertama kali pada kita untuk

menegakkan suatu diagnose penyakit yang kita derita. Tanda – tanda vital tubuh

kita berdasarkan diagram diatas antara lain :

1. Tekanan darah.

Tekanan darah tinggi sering disebut “ silent killer ” karena penyakit ini

sering kali tidak menunjukan gejala apa pun. Bahkan ketika anda merasa

baik baik saja, anda mungkin mengidapnya selama bertahun tahun, tanpa

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 36


TINJAUAN PUSTAKA

diketahui. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati dapat merusak

pembuluh darah, sehingga anda lebih berisiko terkena serangan jantung

dan gagal jantung.

Begitu pula tekanan darah rendah (Anemia) sering sekali menimbulkan

gejala yang sama seperti tekanan darah tinggi yaitu Wajah pucat, mudah

lelah, tak bersemangat dalam beraktifitas, detak jantung lebih cepat, dan

sakit kepala.

Oleh karena itu kita perlu untuk mengetahui kondisi tekanan darah kita.

Sehingga akan memudahkan anda mendapat pertolongan saat

diperlukan.Untuk kesehatan jantung yang lebih baik, anda harus mengatur

pola makan yang benar, rutin berolahraga dan memonitor tekanan darah

secara teratur. Sehingga masyarakat atau keluarga sedapat mungkin secara

mandiri bisa mengukur tekanan darah sendiri. Tekanan darah normal

dewasa 120/ 80 mmHg.

2. Temperatur.

Tempat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah:

- Ketiak/ axilea, pada area ini termometer diamkan sekitar 10-15 menit.

- Anus/ dubur/ rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 3 – 5

menit

- Mulut/oral, pada area ini termometer didiamkan sekitar 2 - 3 menit

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada

pada 36oC - 37,5oC Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah

(hypopirexia/hypotermia), jika suhu tubuhnya < 36oC.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 37


TINJAUAN PUSTAKA

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:

- Demam : Jika bersuhu 37,5 oC - 38oC

- Febris : Jika bersuhu 38oC - 39oC

- Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC

3. Tinggi Badan

Tinggi badan seseorang menunjukkan latar belakang genetik dan rutin

digunakan untuk mengevaluasi proporsi tubuh. Tinggi badan juga dapat

dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya untuk melihat ada

tidaknya penurunan densitas tulang atau osteoporosis, di mana tinggi

badan akan menurun sejalan dengan progresi penyakit. Ukur tinggi badan

dengan cara meminta pasien berdiri tegak, tanpa sepatu, bersandar pada

bagian permukaan vertikal yang datar dari suatu alat pengukur, misalnya

tiang pada alat penimbang berat badan. Letakkan garis pengukur pada

kepala dan lihat berapa angka pada tiang pengukur tinggi badan. Tinggi

badan dapat dicatat dalam satuan centimeter atau inci.

4. Berat Badan

Berat badan seseorang menunjukkan status nutrisi dan status kesehatan

secara umum dan paling baik diukur dengan alat timbang badan

terstandarisasi. Pasien harus melepas sepatu dan pakaian luarnya yang

berat sebelum berdiri di alat timbang. Jika diperlukan pengukuran berat

badan serial, maka sebaiknya dilakukan penimbangan pada waktu/jam

yang sama setiap hari dan pasien mengenakan pasien yang sama/mirip.

Berat badan dapat dinyatakan dalam pound atau kilogram.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 38


TINJAUAN PUSTAKA

5. Denyut Nadi

Denyut nadi ini dapat diraba/palpasi untuk menilai kecepatan jantung,

ritme dan fungsinya. Kecepatan detak jantung normal untuk berbagai usia

dapat dilihat pada Tabel. Pada dewasa, kecepatan jantung kurang dari 60

x/menit disebut bradikardia, dan kecepatan jantung lebih dari 100 x/menit

disebut takhikardia. Namun, atlet yang baik kondisinya, dapat

menunjukkan kecepatan jantung kurang dari 60 x/menit, dan kecepatan

janutng lebih dari 100 x/menit dapat terjadi pada pasien yang berolahraga

atau gelisah.

6. Respirasi

Kecepatan pernafasan normal bervariasi tergantung usia (lihat Tabel 2-4).

Untuk dewasa, kecepatan nafas kurang dari 12 x/menit disebut bradipnea

dan kecepatan nafas lebih dari 20 x/menit disebut takhipnea.

2.3 KERANGKA KONSEPTUAL

Input/ Masukan Otput/ Keluaran


(Prilaku Hidup PROSES ANALISA (Prilaku Hidup Sehat)
Tidak Sehat) KESEHATAN

Latar belakang
Sumber daya manusia
pendidikan kesehatan
Lingkungan belajar
Sosial kebudayaan
Biaya

Alat Ukur Enam


parameter kesehatan

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 39


TINJAUAN PUSTAKA

2.4 HIPOTESIS

Ruang lingkup mata kuliah yang menunjang perencanaan dan pembuatan

skripsi ini dengan judul “ANALISA KESEHATAN DIRI SECARA MANDIRI

SEJAK DINI YANG MENCERMINKAN PRILAKU HIDUP SEHAT” meliputi :

1. Pemeriksaan Fisik Untuk Perawat

Mata kuliah ini berkaitan dengan cara memperoleh data atau analisa untuk

menegakan diagnosa dari tubuh kita apa yang sedang kita derita sakit.

2. Kebutuhan Dasar Manusia

Mata kuliah ini berkaitan dengan standar normal tanda tanda vital yang

terdapat pada manusia yang meliputi: Tekanan darah, Tinggi badan, Berat

badan, Temperatur, Detak nadi, Respirasi.

3. Keperawatan Gawat Darurat

Mata kuliah ini berkaitan dengan bagaimana cara dan sikap kita dalam

melakukan asuhan keperawatan pada pasient yang mengalami kegawatan.

4. Farmakologi Untuk Perawat

Mata kuliah ini berkaitan dengan bagaimana kita memperoleh pengobatan

sementara sebelum memperoleh pengobatan lebih lanjut atau tindakan

lebih lanjut dari instasi kesehatan.

STIKES BINA SEHAT PPNI 2011 40

Anda mungkin juga menyukai