html
2. Hematokrit (Ht)
3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
Hemoglobin (Hb)
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15
gram/dL
Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27
gram/dL
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab
lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik,
lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat
kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada
penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
Hematokrit
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan
Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung,
perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10
sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan
Anemia hemolitik
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi,
dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit
dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the
left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat
menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka
disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan infeksi
virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan
Trombosit
dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000
sel/mm3.
kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali jika
>1.000.000 sel/mm3.
Nilai normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam pertama
Nilai normal lansia pria <20 mm/jam pertama, wanita <30-40 mm/jam pertama
LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis,
Hitung eritrosit
Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.
Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.
Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar,
penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat
sumber :
Chernecky CC & Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic Procedures 5th edition.
Bagian 2 :
Hitung darah lengkap -HDL- atau darah perifer lengkap –DPL- (complete blood count/full
blood count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-sel
darah pasien. HDL merupakan tes laboratorium yang paling umum dilakukan. HDL
digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia,
HDL memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan
Hemoglobin
Hematokrit
Indeks eritrosit
jumlah dan volume trombosit
Spesimen
Sebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk meminimalisasi
perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan, waktu pengambilan, serta
kondisi pasien (puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga perlu diperhatikan, misalnya
tidak menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan
pertama, serta penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah terbentuknya clot.
Hemoglobin
Adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin
(alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen.
Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut
jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa,
dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.
Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di
laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara
sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua
methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli
tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya ±10%.
mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali
diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur
dan jenis kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang
dewasa yaitu berkisar antara 13,6 – 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan
pada umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 – 12,5 g/dl. Setelah itu secara
bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada
dewasa yaitu berkisar antara 11,5 – 14,8 g/dl. Pada laki-laki dewasa kadar hemoglobin
Pada perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan
ditentukan 10 g/dl.
cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti:
kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan
gentamicin.
Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal,
misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan
laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal
Hematokrit
Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah
persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada
kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2,
Anak : 33-38%
Penurunan HMT, terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia,
leukemia, penyakit hodgkins, limfosarcoma, mieloma multiple, gagal ginjal kronik, sirosis
hepatitis, malnutrisi, defisiensi vit B dan C, kehamilan, SLE, athritis reumatoid, dan ulkus
peptikum.
Peningkatan HMT, terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, polisitemia vera, diare
luka bakar.
Hitung Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti
hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan
elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
digunakan adalah:
Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,
aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan
Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml.
Nilai Rujukan
mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi
berlebihan
kardiovaskuler
Indeks Eritrosit
Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
Normal 80-96 fl
Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
Normal 27-33 pg
rata-rata (KHER)
RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan
terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan
nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia
hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm, semakin tinggi variasi ukuran
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama
dalam proses pembekuan darah. Penurunan sampai dibawah 100.000/ µL berpotensi untuk
Hitung Leukosit
Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah.
Leukosit merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing,
mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung julah leukosit merupakan indikator
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain.Pada
bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/μl. Jumlah leukosit tertinggi
pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000-38.000 /μl. Setelah itu jumlah leukosit turun
secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500- 11.000/μl.
Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 — 10.000/μl.
Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih
dari 11.000/μl. Peningkatan jumlah leukosit di atas normal disebut leukositosis, sedangkan
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara
automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual
Cara automatik lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang
diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada cara manual
kesalahannya sampai ± 10%. Keburukan cara automatik adalah harga alat mahal dan sulit
untuk memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai
alat ini.
Dewasa : 4000-10.000/ µL
Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis.
Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik
dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus
dan haid.
Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut,
misalnya pneumonia, meningitis, apendisitis, tuberkolosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi
miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia
hemolitik, anemia sel sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun
gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh obat-obatan, misalnya:
Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/µL darah. Karena pada
hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu
Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus,
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat
lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan
patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung
jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses
penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis
sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang diwarnai
dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung
jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam
persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung
normal
hipertiroidisme
Eosinofil 1-3% Umumnya pada keadaan stress, luka bakar, syok,
parasit adrenokortikal.
500/µL)
1 th 60%
6 th 42%
12 th 38%
Anak 4-9% RA
Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) adalah kecepatan sedimentasi
eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji
yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan
sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika
nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang
menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu
disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe.International
1. Metode Westergreen
citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang
diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%).
o Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun
1. Metode Wintrobe
o Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat.
tanda 0.
Nilai Rujukan
1. Metode Westergreen:
Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
1. Metode Wintrobe :
Laki-laki : 0 – 9 mm/jam
Perempuan 0 – 15 mm/jam
Referensi
Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009. hal. 11-42.
Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor :
Huriawati Hartanto, Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC;
2004.
Sutedjo AY. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara
Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal microscopic and clinical
clinical diagnosis and management by laboratory methods. 21st ed. Editor: McPherson RA,
Bagian 3 :
Latar Belakang
Agar dapat memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara
berkala – untuk informasi lebih lanjut mengenai jenis tes ini, lihat Lembaran Informasi
121 Hitung Darah Lengkap, LI 122 Tes Kimia Darah, dan LI 123 Gula & Lemak Darah.
CATATAN PENTING:
Setiap laboratorium menentukan nilai ‘normal’, yang ditunjukkan pada kolom ‘Nilai
Rujukan’ atau ‘Nilai Normal’ pada laporan laboratorium. Nilai ini tergantung pada alat yang
dipakai dan cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama
dari laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi angka pada
laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan nilai
rujukan pada lembaran ini. Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter.
Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan
hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai
faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi
HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong –
tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi
beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi
masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai
Darah
40 – 50 (P)
Hematokrit %
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
< 15 (P)
Laju endap darah (LED) mm/jam
< 10 (L)
MCH/HER pg 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
Trombosit 103/µl 150 – 400
Catatan:
1. Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil
< 23 (P)
ALT (SGPT) U/L
< 30 (L)
< 21 (P)
AST (SGOT) U/L
< 25 (L)
Albumin g/L 37 – 52
Fungsi
Ginjal
Urea mg/dL 8 – 25
Profil Lipid
45 – 65 (P)
HDL mg/dL
35 – 55 (L)
Lain
Bagian 4 :
NILAI RUJUKAN NORMAL LABORATORIUM DAN KETERANGANNYA
Latar Belakang
Agar dapat memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara
berkala.
Setiap laboratorium dalam menentukan nilai ‘normal’tergantung pada alat yang dipakai dan
cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari
laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi angka pada
laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan nilai
Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan
hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai
faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi
HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong –
tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi
beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi
masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai
Laboratorium Darah
Billirubin : Negatif
pH : 4,6 – 8,0
Nitrit : Negatif
Blood : Negatif
Leukosit : Negatif
Sedimen
Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood
count (CBC). Tes ini memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah
putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah (misalnya
jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Semua sel darah dibuat di sumsum
tulang. Beberapa obat dan penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih. Setiap laboratorium mempunyai nilai
rujukan untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan memperlihatkan hasil tes
Laporan hasil sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103. Ini
berarti jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77
Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru
ke seluruh tubuh.
Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam tes.
1. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel
darah merah; Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas
mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT) yang
Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini
Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak
mendapat cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa
Nilai Hemoglobin (Hb) Bayi baru lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-
2. Volume Eritrosit
Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah
merah. MCV yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal.
Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. MCV yang besar
dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya.
MCV yang besar menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya
besar dan berwarna muda.Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
3. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes
ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan
merah total.
Jika trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-
positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat HIV dapat mengatasi
keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya pengaruh besarpada kesehatan.
Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih.
Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan
Nilai Leukosit Bayi baru lahir ( 9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L).
Leukosit rendah disebut leukopenia atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu
melawan infeksi.;
Neutrofil
berfungsi melawan infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT.
Biasa jumlahnya 55-70 persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih
mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti gansiklovir (untuk
Limfosit
Sel-B untuk membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk
menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah
satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV. Jumlah limfosit
Hitung darah lengkap biasanya tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai
tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4,
Monosit atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8
persen. Sel ini melawan infeksi dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem
Monosit beredar dalam darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag.
Eosinofil (%EOS) biasanya 1-3 persen leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan
terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang
tinggi. Jumlah meningkat terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung. Hal ini
Fungsi basofil (%BASO) tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi
jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1 persen
leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil,
limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh
limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2 persen dan
Kalsium, adalah bagian utama dari tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan
otot bekerja dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah
kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil tes
Hasil tes kalsium yang rendah pada Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang
rendah akibat kekurangan gizi (malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang tidak normal
Fosfor, seperti juga kalsium, merupakan bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi
untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot.
Glukosa, adalah gula, yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga.
Elektrolit, berkaitan dengan keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting
jika kita mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal.
Tingkat natrium menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan baik-
buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal
dalam darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau terlalu
tinggi.
Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Tingkat kalium dapat meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah
atau diare.
Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium
Bikarbonat memperlihatkan system dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang
normal menunjukkan keasaman darah yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh
kadang disebut sebagai urea) dan kreatinin. Tingkat fosfor, natrium atau asam urat yang tidak
Nitrogen adalah hasil buangan yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni.
Tingkat BUN yang tinggi dapat disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, dehidrasi atau
Kreatinin adalah hasil buangan dari pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah
menunjukkan fungsi ginjal. Dokter menggunakan tingkat kreatinin sebagai petanda langsung
mengenai baik-buruknya kerja ginjal dalam mengeluarkan produk buangan dari tubuh.
Tes laboratorium yang disebut tes fungsi hati (liver function test/LFT) sebenarnya mengukur
tingkat enzim yang terdapat dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah protein yang
membantu atau meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat enzim yang
tinggi menunjukkan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh obat, alkohol, hepatitis atau
penggunaan narkoba.
Pola dari tingkat enzim ini – beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal – dapat
membantu dokter menemukan masalah kesehatan tertentu. Tes laboratorium hati mencakup:
Bilirubin, cairan berwarna kuning yang dibuat pada waktu sel darah merah dihancurkan.
bilirubin
Alkalin Fosfatase. Tingkat alkalin fosfatase yang tinggi dapat menandai gangguan pada
Kolesterol Total, Konsensus lipid ( < 200 mg/dl =Yang diinginkan, 200-239 mg/dl= batas
Kolesterol Alfa (HDL), Konsensus lipid ( < 40 mg/dl =rendah, > = 60 mg/dl =Tinggi)
Kolesterol LDL (Direk), Konsensus lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl=
Trigliserida, Konsensus lipid ( < 150 mg/dl =Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi, 200-499
Rasio Kolesterol Total/C.HDL, Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3 = Low Risk,
Asam Urat terbentuk akibat penguraian DNA, bahan genetik dalam sel.
Asam ini biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya cukup
umum. Jumlahnyayang sangat tinggi dapat terjadi bila ginjal tidak mampu mengeluarkan
asam urat dari darah atau karena leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker getah bening
Albumin adalah protein penting dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air dalam
Tingkat albumin yang rendah biasanya menunjukkan masalah gizi. Karena albumin
mengangkut begitu banyak zat dalam darah, tingkat albumin yang rendah dapat
mempengaruhi hasil tes laboratorium yang lain, terutama kalsium dan testosteron.
Globulin (juga disebut sebagai imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibuat
oleh sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV menyebabkan tingkat globulin yang sangat tinggi.
Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan untuk IgA, IgD, IgE dan IgM.
Laju Endap Darah (LED) atau SedRate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap
radang jangka lama, misalnya artritis, atau dsebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.
Tes Protein C-Reactive (CRP) adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan
turun lebih cepat daripada LED. Tingkat CRPyang tinggi mungkin menunjukkan risiko lebih