Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA LAMA PERAWATAN Methods : Used designs in this study was a

DAN PENYAKIT YANG MENYERTAI descriptive cross sectional correlative approach.


DENGAN TERJADINYA INFEKSI Popul ation in this study were patients at RSI
NOSOKOMIAL Sultan Hadlirin Jepara in January 2013 as many
DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA as 119 people. The number of samples used is
30% of 119 as many as 36 people. Analysis data
Deni Ristiawan, Rusnoto, Dewi Hartinah used univariate and bivariate analysis with the chi
square test.
Result : The results most of the duration of
ABSTRAK treatment in the older category as many as 19
Latar Belakang: Penyakit I nfeksi masih people (52.8%), most comorbidities are at risk as
merupakan penyebab utama tingginya angka many as 20 people (55.6%), predominantly in
kesakitan dan kematian di dunia. Berdasarkan nosocomial feksi as many as 19 people (52,
Kepmenkes no. 129 tahun 2008, standar kejadian 8%). There is a relationship between the length of
infeksi nososkomial di rumah sakit sebesar ≤ 1,5 treatment and comorbidities with nosocomial
%. infection in RSI Sultan Hadlirin Jepara.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara lama .
perawatan dan penyakit yang menyertai dengan Keyword : Duration of treatment,
terjadinya infeksi nosokomial di RSI Sultan comorbidities, nosocomial infections
Hadlirin Jepara. Literature : 20 List of References (2005 -
Metode : Desain yang digunakan dalam 2011)
penelitian ini adalah deskriptif korelatif
pendekatan cross sectional. populasi dalam
penelitian ini adalah pasien di RSI Sultan
Hadlirin Jepara bulan Januari 2013 sebanyak
119 orang. Jumlah sampel yang digunakan
adalah 30% dari 119 yaitu sebanyak 36 orang.
Analisa data yang digunakan adalah analisa
univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil : Sebagian besar lama perawatan dalam
kategori lebih lama yaitu sebanyak 19 orang
(52,8%), sebagian besar penyakit penyerta
beresiko yaitu sebanyak 20 orang (55,6%),
sebagian besar terjadi infeksi nosokomial yaitu
sebanyak 19 orang (52,8%). Ada hubungan
antara lama perawatan dan penyakit penyerta
dengan terjadinya infeksi nosokomial di RSI
Sultan Hadlirin Jepara.
.
Kata Kunci : Lama perawatan, penyakit
penyerta, infeksi nosokomial
Kepustakaan : 20 Daftar Pustaka (2005 –
2011)

ABSTRACT

Backgorund : Infectious diseases are still the


main causes of morbidity and mortality in the
world. Based Kepmenkes no. 129 In 2008, the
standard incidence of infection in hospitals
nososkomial of ≤ 1.5%.
Purpose : Knowing the relationship between
duration of treatment and disease that accompany
the occurrence of nosocomial infection in RSI
Sultan Hadlirin Jepara.

Hubungan Antara Lama Perawatan Dan Penyakit....Deni Ristiawan, Rusnoto, Dewi Hartinah 10
PENDAHULUAN Berdasarkan data yang diperoleh di RSI Sultan
Presentase infeksi nosokomial di rumah sakit di Hadlirin Jepara pada tahun 2012 terdapat pasien
seluruh dunia mencapai 9% (variasi 3 –21%) atau yang dirawat sebanyak 8048 orang, sehingga rata
lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit – rata pasien yang dirawat dalam satu bulan
seluruh dunia mendapatkan infeksi nosokomial. sebanyak 670 orang. Pada tahun 2012 terdapat
Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO 112 pasien (1,67%) yang mengalami infeksi
menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah nosokomial di RSI Sultan Hadlirin Jepara. Pada
sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, triwulan ke-4 tahun 2012 (Oktober – Desember
Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik 2012) data BOR di RSI Sultan Hadlirin adalah
menunjukkan adanya infeksi nosokomial dan sebanyak 67,44%, sedangkan lama perawatan
untuk Asia Tenggara sebanyak 10,0% (WHO, sebanyak 8066.
2007). Infeksi nosokomial menempati posisi
pembunuh keempat di Amerika Serikat dan METODE
terdapat 20.000 kematian tiap tahunnya akibat Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
infeksi nosokomial ini (Marwoto, 2007). dengan menggunakan analitik korelatif dengan
Pasien dengan tindakan infus yang lebih lama (> 3 desain penelitian cross sectional
hari) berisiko terkena infeksi nosokomial sebesar Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di RSI
1,85 kali bila dibandingkan dengan pasien yang Sultan Hadlirin Jepara bulan Januari 2013
menggunakan infus di bawah 3 hari. Tindakan sebanyak 119 orang. Sampel yang digunakan
pemasangan kateter pada pasien dengan lama adalah 30% dari 119 yaitu sebanyak 36 orang.
penggunaan di atas 3 hari lebih berisiko terkena Teknik pengambilan sampel yang digunakan
infeksi nosokomial sebesar 2,7 kali bila adalah simple random sampling.
dibandingkan dengan pasien yang menggunakan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
kateter di bawah 3 hari (Mustafa, 2007). adalah kuesioner yang digunakan untuk
Penyakit penyerta infeksi nosokomial salah memperoleh data yang diperlukan.
satunya adalah diare. Mikroorganisme tersering
berasal dari E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan
dan Clostridium. Selain itu, dari gologan virus satu program komputer. Data dianalisis dengan
lebih banyak disebabkan oleh golongan menggunakan analisis univariat dan bivariat.
enterovirus, adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui
Bedakan antara diarrhea dan gastroenteritis. jumlah dan prosentase masing – masing variabel.
Selain diare, penyakit penyerta yang lain adalah Analisis bivariat yang digunakan adalah analisis
ISPA. Penyebab utama adalah adanya strain chi square.
bakteri yang multi-drugs resisten. Kontrol
terpenting untuk penyakit ini adalah identifikasi
yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan
negatif dalam ruangan.

JIKK Vol. 4, No. 1 Januari : 10-15 11


HASIL PENELITIAN Tabel 4. Tabulasi Silang Lama Perawatan
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Lama Perawatan Dengan Terjadinya Infeksi Nosokomial
Lama Persentase Lama Total X2 P R
Frekuensi
Perawatan (%) Perawa hitung value
Lama 17 47.2 tan
Lebih Lama 19 52.8 N %
Total 36 100.0 Lama 17 47.2 15.951 0.001 0.654

Lebih 19 52.8
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penyakit
Lama
Penyerta
Total 36 100
Penyakit Persentase
Frekuensi
Penyerta (%)
Tabel 5. Tabulasi Silang Penyakit Yang
Terjadi 20 55.6
Menyertai Dengan Terjadinya Infeksi
Tidak terjadi 16 44.4
Nosokomial
Total 36 100.0
Penyakit Total X2 P R
Penyerta hitung value
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Infeksi
Nosokomial N %
Infeksi Persentase Terjadi 20 55.6 8.916 0.003 0.646
Frekuensi
Nosokomial (%) Tidak 16 44.4
Terjadi 19 52.8 Terjadi
Tidak Terjadi 17 47.2 Total 36 100
Total 36 100.0

Hasil analisis di atas menunjukkan ada hubungan


Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan antara lama perawatan dan penyakit penyerta
untuk menganalisis hubungan antara lama dengan terjadinya infeksi nosokomial di RSI
perawatan dan penyakit penyerta dengan Sultan Hadlirin Jepara.
terjadinya infeksi nosokomial di RSI Sultan PEMBAHASAN
Hadlirin Jepara. Hubungan Antara Lama Perawatan Dengan
Terjadinya Infeksi Nosokomial di RSI Sultan
Hadlirin Jepara
Pasien dengan tindakan infus yang lebih lama (> 3
hari) berisiko terkena infeksi nosokomial sebesar
1,85 kali bila dibandingkan dengan pasien yang
menggunakan infus di bawah 3 hari. Tindakan
pemasangan kateter pada pasien dengan lama
penggunaan di atas 3 hari lebih berisiko terkena

Hubungan Antara Lama Perawatan Dan Penyakit....Deni Ristiawan, Rusnoto, Dewi Hartinah 12
infeksi nosokomial sebesar 2,7 kali bila Hubungan Antara Penyakit Yang Menyertai
dibandingkan dengan pasien yang menggunakan Dengan Terjadinya Infeksi Nosokomial di RSI
kateter di bawah 3 hari (Mustafa, 2007). Sultan Hadlirin Jepara
Infeksi yang didapat di rumah sakit adalah Mikroorganisme tersering berasal dari E.coli,
masalah yang sangat serius dalam perawatan Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium.
pasien yang dapat menyebabkan kematian dan Selain itu, dari gologan virus lebih banyak
kecacatan, terutama dipengaruhi lingkungan disebabkan oleh golongan enterovirus,
Instalasi Perawatan Intensif, ruangan gawat di adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Bedakan
mana pasien dengan kondisi kritis dan penurunan antara diarrhea dan gastroenteritis. Selain diare,
status imunologis. Pasien yang menderita penyakit penyakit penyerta yang lain adalah ISPA.
parah di Instalasi ditempatkan di ruangan Penyebab utama adalah adanya strain bakteri yang
perawatan intensif. multi-drugs resisten. Kontrol terpenting untuk
Perawatan Intensif memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini adalah identifikasi yang baik, isolasi,
infeksi nosokomial sehubungan dengan dan pengobatan serta tekanan negatif dalam
peningkatan angka kesakitan dan angka kematian ruangan.
serta biaya perawatan. Secara keseluruhan angka Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien dengan
rata-rata infeksi pada pasien yang menderita penyakit penyerta beresiko makan akan cenderung
penyakit parah mencapai 40% dan mungkin lebih mengalami infeksi nosokomial, sedangkan pasien
tinggi lagi 50% hingga 60% pada pasien yang dengan penyakit penyerta tidak beresiko
berada di Instalasi Perawatan Intensif lebih dari cenderung tidak mengalami infeksi nosokomial.
lima hari (Weinstein, 1998). KESIMPULAN
Instalasi Perawatan Intensif adalah tempat di Ada hubungan antara lama perawatan dengan
mana pasien yang sakit parah dirawat dan terjadinya infeksi nosokomial di RSI Sultan
tingginya angka kematian. Infeksi nosokomial dan Hadlirin Jepara (X2 = 15,951, p value = 0,001 dan
kematian di Instalasi Perawatan Intensif R = 0,654).
prevalensinya lebih tinggi dibanding tempat Ada hubungan antara penyakit yang menyertai
lainnya di rumah sakit. dengan terjadinya infeksi nosokomial di RSI
Penyakit yang mendasarinya, gangguan Sultan Hadlirin Jepara (X2 = 8,916, p value =
mekanisme pertahanan imun, penggunaan alat 0,003 dan R = 0,646).
medis yang invasif, pengobatan imunosupresif,
penggunaan antibiotik, dan kolonisasi kuman SARAN
yang resisten menyebabkan pasien rentan terkena
infeksi nosokomial. 25% infeksi yang terjadi di Bagi Instansi Kesehatan
rumah sakit terjadi pada pasien di Instalasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Perawatan Intensif. Infeksi nosokomial di Instalasi salah satu sumber informasi bagi instansi
Perawatan Intensif 5-10 kali lebih tinggi kesehatan dalam menentukan kebijakan yang
dibandinhkan unit lainnya. berhubungan dengan keselamatan pasien.

JIKK Vol. 4, No. 1 Januari : 10-15 13


Bagi Instansi Kesehatan Farida Betty, 2009. Infeksi Nosokomial, Jakarta:
Hasil penelitian ini diharapkan menambah EGC
khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan Heryati. 2004. Perawatan nyeri:Pemenuhan
bacaan dan sumber informasi bagi peneliti Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta: EGC.
selanjutnya. Hidayat, Alimul Azis. 2007. Metode
Bagi Peneliti Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Merupakan suatu pengalaman berharga bagi Jakarta : Salemba Medika.
peneliti dalam memperluas wawasan keilmuan, Losiana, M.R. 2007. Life and Health. New York:
khususnya mengenai infeksi nosokomial. Random House. Alih bahasa oleh Marwata,
DAFTAR PUSTAKA Widiastuti, H., Kurniawan, C. H., Ariesanti,
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian A. A
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Lousiana. 2007. Prinsip Pencegahan Infeksi.
Cipta Jakarta : Universitas Gunadarma
Babb, JR Lifte. 2005. Pocket Reference to Marwoto Agus, dkk., 2007. Analisis Kinerja
Hospital Acquired Infection Science. Perawat dalam Pengendalian Infeksi
London: Press Limited. Alih Bahasa oleh Nosokomial di Ruang IRNA 1 RSUP. Dr.
Ana Purwaningsih, Kurnianto dan Totok Sardjito, Yogyakarta. Diakses dari
Budisantoso http://www.docstoc.com/docs/38906036.co.
Benita Silma. 2010. Faktor Resiko dan Pengaruh id
Klins Infeksi Nosokomial di RSUP Dr. Mustafa. 2007. Perawatan Pasien di Rumah Sakit.
Kariadi Semarang. Skripsi: FKM Undip Yogyakarta: Fitramaya
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial : Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan
Problematika Dan Pengendaliannya. Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Depkes RI. 2005. Pedoman Nasional Kesehatan Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Indonesia. Cetakan ke-1. Jakarta: Depkes Cipta.
RI Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Depkes RI. 2009. Pedoman Penyelenggaraan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Pelayanan di Rumah Sakit. Cetakan ke-1. Jakarta: Salemba Medika.
Jakarta: Depkes RI Nursalam. 2007. Metodologi Penelitian Ilmu
Ducel, G. et al. 2007. Prevention of hospital- Keperawatan. Jakarta: Salemba
nd
acquired infections, A practical guide. 2 Purwandari. 2006. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta:
edition. World Health Organization. Penerbit Erlangga
Department of Communicable disease, Rizki Arifani. 2009. Faktor-Faktor Yang
Surveillance and Response. Berhubungan Kejadian Infeksi Nosokomial
http://klikharry.wordpress.com/2006/12/21/i Pada Pasien Rawat Inap di RSUD Tugurejo
nfeksi-nosokomial/. (Accesed : 3 Maret Semarang. Skripsi: FKM Undip
2013). Alih Bahasa oleh Melani Budianita
Hubungan Antara Lama Perawatan Dan Penyakit....Deni Ristiawan, Rusnoto, Dewi Hartinah 14
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Wenzel.2007. Petunjuk Pencegahan Infeksi di
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Rumah Sakit. Jakarta: EGC. Alih bahasa
Setiawan. 2009. Deteksi Dini Infeksi. Jakarta: oleh Ahmad Ali
Penebar Swadaya WHO, 2007. Global Burden of Diseases in 2002.
Simonsen, et Al. 2004. Anatomi dan Fisiologi. Geneva: WHO Global Infobase. Alih
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bahasa Yenny Saraswati
Alih Bahasa oleh Simatupang, L.R WHO, 2009. Disease Control Knowledge Into
Sugiyono. 2007. Stastistika Untuk Penelitian. Action. Geneva: WHO Global Infobase.
Bandung: IKAPI Alih Bahasa Yenny Saraswati
Trilla. 2005. Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Yosi Rosalia. 2009. Faktor-Faktor Yang
Bandung: IKAPI Mempengaruhi Kejadian Infeksi
Weinsten. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia dan Nosokomial Pada Pasien Luka Post
Proses Keperawatan Edisi Pertama. Jakarta Operasi Di Rsud Tugurejo Semarang.
: Salemba Medika. Alih bahasa oleh Damos Skripsi: FKM Undip
Sihombing

JIKK Vol. 4, No. 1 Januari : 10-15 15

Anda mungkin juga menyukai