Lamanya Perawatan PDF
Lamanya Perawatan PDF
ABSTRACT
Hubungan Antara Lama Perawatan Dan Penyakit....Deni Ristiawan, Rusnoto, Dewi Hartinah 10
PENDAHULUAN Berdasarkan data yang diperoleh di RSI Sultan
Presentase infeksi nosokomial di rumah sakit di Hadlirin Jepara pada tahun 2012 terdapat pasien
seluruh dunia mencapai 9% (variasi 3 –21%) atau yang dirawat sebanyak 8048 orang, sehingga rata
lebih 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit – rata pasien yang dirawat dalam satu bulan
seluruh dunia mendapatkan infeksi nosokomial. sebanyak 670 orang. Pada tahun 2012 terdapat
Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO 112 pasien (1,67%) yang mengalami infeksi
menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah nosokomial di RSI Sultan Hadlirin Jepara. Pada
sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, triwulan ke-4 tahun 2012 (Oktober – Desember
Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik 2012) data BOR di RSI Sultan Hadlirin adalah
menunjukkan adanya infeksi nosokomial dan sebanyak 67,44%, sedangkan lama perawatan
untuk Asia Tenggara sebanyak 10,0% (WHO, sebanyak 8066.
2007). Infeksi nosokomial menempati posisi
pembunuh keempat di Amerika Serikat dan METODE
terdapat 20.000 kematian tiap tahunnya akibat Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
infeksi nosokomial ini (Marwoto, 2007). dengan menggunakan analitik korelatif dengan
Pasien dengan tindakan infus yang lebih lama (> 3 desain penelitian cross sectional
hari) berisiko terkena infeksi nosokomial sebesar Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di RSI
1,85 kali bila dibandingkan dengan pasien yang Sultan Hadlirin Jepara bulan Januari 2013
menggunakan infus di bawah 3 hari. Tindakan sebanyak 119 orang. Sampel yang digunakan
pemasangan kateter pada pasien dengan lama adalah 30% dari 119 yaitu sebanyak 36 orang.
penggunaan di atas 3 hari lebih berisiko terkena Teknik pengambilan sampel yang digunakan
infeksi nosokomial sebesar 2,7 kali bila adalah simple random sampling.
dibandingkan dengan pasien yang menggunakan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
kateter di bawah 3 hari (Mustafa, 2007). adalah kuesioner yang digunakan untuk
Penyakit penyerta infeksi nosokomial salah memperoleh data yang diperlukan.
satunya adalah diare. Mikroorganisme tersering
berasal dari E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan
dan Clostridium. Selain itu, dari gologan virus satu program komputer. Data dianalisis dengan
lebih banyak disebabkan oleh golongan menggunakan analisis univariat dan bivariat.
enterovirus, adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui
Bedakan antara diarrhea dan gastroenteritis. jumlah dan prosentase masing – masing variabel.
Selain diare, penyakit penyerta yang lain adalah Analisis bivariat yang digunakan adalah analisis
ISPA. Penyebab utama adalah adanya strain chi square.
bakteri yang multi-drugs resisten. Kontrol
terpenting untuk penyakit ini adalah identifikasi
yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan
negatif dalam ruangan.
Lebih 19 52.8
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penyakit
Lama
Penyerta
Total 36 100
Penyakit Persentase
Frekuensi
Penyerta (%)
Tabel 5. Tabulasi Silang Penyakit Yang
Terjadi 20 55.6
Menyertai Dengan Terjadinya Infeksi
Tidak terjadi 16 44.4
Nosokomial
Total 36 100.0
Penyakit Total X2 P R
Penyerta hitung value
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Infeksi
Nosokomial N %
Infeksi Persentase Terjadi 20 55.6 8.916 0.003 0.646
Frekuensi
Nosokomial (%) Tidak 16 44.4
Terjadi 19 52.8 Terjadi
Tidak Terjadi 17 47.2 Total 36 100
Total 36 100.0
Hubungan Antara Lama Perawatan Dan Penyakit....Deni Ristiawan, Rusnoto, Dewi Hartinah 12
infeksi nosokomial sebesar 2,7 kali bila Hubungan Antara Penyakit Yang Menyertai
dibandingkan dengan pasien yang menggunakan Dengan Terjadinya Infeksi Nosokomial di RSI
kateter di bawah 3 hari (Mustafa, 2007). Sultan Hadlirin Jepara
Infeksi yang didapat di rumah sakit adalah Mikroorganisme tersering berasal dari E.coli,
masalah yang sangat serius dalam perawatan Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium.
pasien yang dapat menyebabkan kematian dan Selain itu, dari gologan virus lebih banyak
kecacatan, terutama dipengaruhi lingkungan disebabkan oleh golongan enterovirus,
Instalasi Perawatan Intensif, ruangan gawat di adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Bedakan
mana pasien dengan kondisi kritis dan penurunan antara diarrhea dan gastroenteritis. Selain diare,
status imunologis. Pasien yang menderita penyakit penyakit penyerta yang lain adalah ISPA.
parah di Instalasi ditempatkan di ruangan Penyebab utama adalah adanya strain bakteri yang
perawatan intensif. multi-drugs resisten. Kontrol terpenting untuk
Perawatan Intensif memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini adalah identifikasi yang baik, isolasi,
infeksi nosokomial sehubungan dengan dan pengobatan serta tekanan negatif dalam
peningkatan angka kesakitan dan angka kematian ruangan.
serta biaya perawatan. Secara keseluruhan angka Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien dengan
rata-rata infeksi pada pasien yang menderita penyakit penyerta beresiko makan akan cenderung
penyakit parah mencapai 40% dan mungkin lebih mengalami infeksi nosokomial, sedangkan pasien
tinggi lagi 50% hingga 60% pada pasien yang dengan penyakit penyerta tidak beresiko
berada di Instalasi Perawatan Intensif lebih dari cenderung tidak mengalami infeksi nosokomial.
lima hari (Weinstein, 1998). KESIMPULAN
Instalasi Perawatan Intensif adalah tempat di Ada hubungan antara lama perawatan dengan
mana pasien yang sakit parah dirawat dan terjadinya infeksi nosokomial di RSI Sultan
tingginya angka kematian. Infeksi nosokomial dan Hadlirin Jepara (X2 = 15,951, p value = 0,001 dan
kematian di Instalasi Perawatan Intensif R = 0,654).
prevalensinya lebih tinggi dibanding tempat Ada hubungan antara penyakit yang menyertai
lainnya di rumah sakit. dengan terjadinya infeksi nosokomial di RSI
Penyakit yang mendasarinya, gangguan Sultan Hadlirin Jepara (X2 = 8,916, p value =
mekanisme pertahanan imun, penggunaan alat 0,003 dan R = 0,646).
medis yang invasif, pengobatan imunosupresif,
penggunaan antibiotik, dan kolonisasi kuman SARAN
yang resisten menyebabkan pasien rentan terkena
infeksi nosokomial. 25% infeksi yang terjadi di Bagi Instansi Kesehatan
rumah sakit terjadi pada pasien di Instalasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Perawatan Intensif. Infeksi nosokomial di Instalasi salah satu sumber informasi bagi instansi
Perawatan Intensif 5-10 kali lebih tinggi kesehatan dalam menentukan kebijakan yang
dibandinhkan unit lainnya. berhubungan dengan keselamatan pasien.