Langit begitu sendu, matahari terlihat tersembunyi di balik awan tebal, seakan ingin menyapa tapi angin menolaknya. Nama saya Ariska Anatasya aku duduk di bangku kelas 1 SMPN Bandung, waktu itu aku masih memiliki keluarga yang utuh tapi entah kenapa ayah dan ibuku selalu bertengkar, saling menyalahkan satu sama lain hingga akhirnya kedua orang tua ku berpisah, kenapa harus seperti ini. Aku makin sedih, di dalam hatiku bertanya gimana naslbku seterusnya dihati kecilku aku hanya bisa berharap kedua orang tuaku tidak berpisah tapi takdIr berkata lain. Waktu itu aku di suruh mondok sama ayahku karena sekolah ku jauh dari rumah, aku cuma bisa diam dan nurut kepada ayahku mungkin ini yang terbaik buat ku, ayahku menyuruhku untuk membereskan semua baju-bajuku, "nak cepat bereskan barang-barangmu nanti kemaleman" kata ayah. Sebenarnya aku tidak mau tapi mau gimana lagi aku harus nurut kepada ayah ku. Tibalah aku di pesantren al fatah, tidak ada satu orang pun yang aku kenal aku sempat berfikir untuk pulang lagi karena aku tidak betah karena teman pun gak punya, tiba-tiba ada gadis yang menghampiri Riskon : "Hei ayo kite masuk" Aku : "Iya, rasa takutpun mulai terasa" Riskon : "Nama saya Rizkon saya dari madura, kamu siapa namanya?" Aku : "Saya Ariska" Mulai dari situlah aku mulai merasa lebih tenang karena ada salah satu satri yang menjadi temenku, tapi beret rasanya kalau jauh dari ayahku, tapi disisi lain aku ingin belajar dan mengejar cita-citaku, pada suatu hari di sekolah ada teman baru di kelasku, dia pun memperkenalkan dirinya "Halo gaes nama saya Dito Apriliawan saya pindahan dari SMPN Bandung, bisa di panggil Dito", kebetulan dia duduk di belakangku kemudian berkenalan. Dito : "Hai nama gue dito, kamu siapa?" Kata dito Aku : "Gue ariska dan ini temenku namanya Riskon" Dito : "Kalian sahabatan ya?" Aku : "Iya kami sahabat, dia yang selalu bikin aku semangat dalam menghadapi segala masalahku" Dito : "Rumah kamu dimana, jauhkah dari sekolahan ini" Aku : "Rumahku jauh sekarang aku mondok" Beberapa bulan kemudian ayah dan ibuku resmi berceral rasa kecewa ku inginku ayah dan ibuku tidak berpisah, kenapa harus begini aku ingin mempunyai keluarga yang utuh seperti teman-temanku yang mempunyai keluarga lengkap. Waktu terus berjalan ayahku menikah lagi, awalnya aku tidak setuju karena ibu tiri kebanyakan jahat tapi bagaimana lagi ini demi ayahku supaya ada yang jagain aku sebagai anak hanya bisa berdoa supaya kedua orang tuaku di beri kesehatan. Pada malam hari aku tiba-tiba ingat ibu, rasanya kangen yang bikin aku ingin memeluknya sudah 2 bulan ibuku tidak menengok aku di sini, kemana ibuku ? apakah dia lupa tak lama kemudian suara handphone berbunyi dring... dring..... aku langsung bergegas mengangkatnya. Aku : “Halo.. Assalamualaikum” Ibu : “Wa’alaikumsalam, nak kamu sehat ?” Aku : “Alhamdulillah sehat bu, ibu kemana saja kok gak ada kabarnya ?” Ibu : “Maafin ibu nak ibu tidak ngasih tahu ke kamu kalau ibu pergi keluar kota bersama calon ayahmu” Aku : “Aku diam di dalam hati, Tuhan kenapa keluargaku jadi seperti ini ?” Aku merasa lega mendengar suara ibuku, tapi aku ingin ketemu ibuku karena sudah 2 bulan lebih gak ketemu, tepat di waktu rapotan harus ada wali kelasnya yang harus mengambil rapot, aku angat bingung ayah ditelfon tidak bisa sedangkan ibuku sedang ada di luar kota, tia-tiba ada ibunya Dito anak baru itu. BuTina : “Nak, orang tuamu mana ?” Aku : “Orang uaku semua sibuk bu, entah aku bingung siapa yang mengambil rapotku” BuTina : “Biar ibu yang mengambilkan rapotmu nak” Aku : “beneran bu ? Makasih bu” Aku mulai merasa tenang karena sudah ada yang mau menambilkan rapotku, hatiku campur aduk, rasa takut pun ada, takut akan nilaiku jelek. Bel pun berbunyi semua wali kelas masuk di kelas masing-masing, wali kelas membacakan siapa yang menjadi juara kelas. Apakah aku salah dengar Pak Masudi wali kelasku menyebut namaku, apa ini hanya mimpi. Ibunya Dito pun keluar dan memluk aku karena aku juara 1 aku sangat terharu, tapi aku merasa sedih karena kedua orang tuaku gak bisa hadir. Ibunya Dito pun bertanya “ Kenapa ayah dan ibuku tidak bisa datang ke sini aku hanya butuh kedua orang tuaku itu bu, tapi kenapa mereka tidak pernah ada waktu buat aku, dia mencoba menenangkan aku walaupun dia bukan ibu kandungku tapi entah kenapa dia selalu buat aku nyaman serasa dia ibu kandungku. Sampai di pesantren aku pun mencoba menelfon ayahku akhirnya ayahku mengangkat telfonku. Aku : “Yah...” Ayah : “Iya ada apa nak ?” Aku : “Kenapa telfonku gak di angkat yah? padahal hari ini rapotan” Ayah : “Ayah lagi sibuk nak, maafin ayah, ayah janji besok akan ke situ” Rasa gembira di dalam hati gak sabar ingin kasih tau bahwa putrimu ini juara kelass, pagi telah tiba dan kebetulan waktu aku pas liburan jadi tak perlu khawatir kalo ayah ke sini, siang pun mulai datang tapi kenapa ayahku belum ke sini, dihatiku paling nanti sore kalau gak sore ya malem pasti ke sini, waktu terus berjalan malam pun semakin gelap semakin larut tapi kenapa ayahku belum juga ke sini. Keesokan harinya aku terus menunggu berharap ayah datang ke sini, aku mulai kesal apakah aku sudah dilupakan apakah sibuk dengan istri barunya itu, malam pun tiba aku mendengar di depan gerbang ada suara mobil aku lihar dari atas, diperhatikan ternyata itu ayahku, aku langsung bergegas untuk turun dan menghampirinya, ayah langsung memeluk aku karena mengingkari janjinya. Ayah : “Nak, maafin ayat karena ayah baru ke sini karena ayah sibuk pekerjaan padat” Aku : “Iya gak papa aku sudah senang kok ayah bisa datang kerumah” Aku pun langsung mengambil rapotku dan piala, untuk memberitahu ayahku. Ayahku pun bangga tapi sayang ada satu orang lagi yang belum tau soal ini yaitu ibuku, entah kenapa akhir-akhir ini dia susah banget dihubungi aku sangat khawatir, aku hanya bisa berdoa di manapun ibuku berada semoga dia diberi kesehatan. Tak ku sangka ada salah satu teman yang sangat benci terhadapku, aku pun bingung kenapa dia benci padaku. 2 tahun kemudian aku duduk di kelas 3 SMP, anak remaja sudah mulai tumbuh di pikiranku, aku pun mulai mengerti apa arti cinta itu. Salah satu teman sekelasku ada yang gak suka sama aku kenapa? Karena suka sama Dito tapi aku tidak memikirkan semua itu selama 2 tahun aku hanya ingin ayah dan ibuku bersatu kembali tapi apakah itu mungkin, itu hanya khayalanku saja andaikan semua itu bisa terwujud mungkin aku bersyukur dan senang, terkadang aku iri dengan teman-temanku yang masih memiliki keluarga yang utuh, kapan bisa seperti itu, di suatu hari kepalaku pusing badan panas semua, mata merah adapa apa denganku apakah aku sakit badan terasa lemah buat bergerak saja sudah tidak kuat tapi aku tetap sekolah sampai di sekolah aku tiba-tiba pingsan dan hari itu langsung di bawa ke rumah sakit. Pihak sekolah pun menghubungi ayahku bahwa aku masuk rumah sakit, dia langsung menjenguk aku. Ayahku pun menangis tersedu-sedu “kenapa kamu nak apa yang terjadi?”. Ibunya Dito teman kelasku menceritakan semuanya kepada Ayahku. BuTina : “Putrimu ini sering sakt, karena terlalu memikirkan orang tuanya termasuk anda” Ayah : “Apakah yang di bilang itu benar?” BuTina : “Iya, dia pernah berkata kepada saya, bahwa anda selalu sibuk dengankan ibunya pun entah dimana sudah dua bulan lebih ia t dak mengabari” Ayahnya Citra langsung menyesal karena ia tidak pernah ada waktu untuk anaknya. “Nak maafin ayah karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, sekarang ayah sadar karena harta tak begitu penting, anakah yang paling berharga”. Keesokan harinya ibunya pun datang dan menyesali perbuatannya hinga akhirnya mereka pun sling instropeksi diri dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya karena mereka sadar telah menyia-nyiakan putrinya. Aku sangat bersyukur karena kedua orang tuaku sudah sadar, dan mereka saling memafkan tapi ingin mereka bersatu lagi, “yah bisakah ayah sama ibu bersatu lagi” maaaf nak ibu dan ayahmu tidak bisa bersama lagi, tapi kita janji akan ada waktu buat kamu. Kalau ini sudah Keputusan kalian ya sudah mungkin ini takdir Allah. Pesan dan kesan saya : saya embuat cerpen ini sangat menyenangkan dan semakin tau