Anda di halaman 1dari 16

PIPERACEAE

SIRIH MERAH (Piper crocatum)

Oleh :

Putri Sari Astuti (201310410311003)

Kelas : Farmasi B

PRODI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
A. Klasifikasi Tanaman Sirih Merah

Klasifikasi tanaman sirih merah menurut Steenis (1963) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Ttracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Magnolidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav
B. Ciri-Ciri Morfologi Sirih Merah (Piper crocatum)

1. Batang

Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan
tempat keluarnya akar. Bila tumbuh pada daerah panas dan sinar matahari langsung,
batangnya akan cepat mengering.
2. Daun

Bagian atas daun Bagian bawah daun


Daunnya berwarna merah keperakan dan mengkilap saat terkena cahaya. Bentuk daun
menyerupai hati dan bertangkai serta tumbuh berselang-seling dari batangnya. Bagian
ujung dari daun sirih merah meruncing. Permukaan daunnya tidak merata. Panjang
daunnya bisa mencapai 15-20cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak putih
keabu–abuan, bagian bawah daun berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir,
berasa sangat pahit, dan beraroma wangi khas sirih.
Yang membedakan dengan sirih hijau adalah sirih merah memiliki daun yang
berwarna merah keperakan, bila daunnya sobek maka akan berlendir serta aromanya
lebih wangi (Manoi, 2007).

3. Bunga

Tanaman sirih memiliki bunga yang majemuk berbentuk bulir, terdapat daun
pelindung ± 1mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar1,5-6
cm, dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan
kehijauan.

4. Buah

Buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan.


5. Akar

Akarnya tunggang, bulat berwarna cokelat kekuningan (Damayanti, 2006). Tanaman


sirih biasanya mencapai tinggi 15 m dan tumbuhnya merambat. Sirih merah tumbuh
merambat di pagar atau di pohon (Sudewo, 2005).
C. Anatomi Tumbuhan Sirih

Struktur dasar tumbuhan sirih tersusun atas :


 Akar
Akar tumbuhan sirih tersusun oleh bermacam-macam jaringan dengan fungsi
tertentu. Macam jaringan pada akar sirih letak, dan fungsinya dijelaskan pada tabel
dibawah ini :
Jaringan Letak Fungsi

a. Epidermis atau Bagian terluar akar. Jalan masuk air dan garam
eksodermis mineral.
b. Korteks Daerah di sebelah dalam Cadangan makanan.
epidermis.
c. Endodermis Lapisan sebelah dalam Mengatur masuknya air tanah
korteks dan di luar ke dalam pembuluh.
perisikel. Menyimpan zat makanan.
d. Perisikel Sebelah dalam lapisan Membentuk cabang akar dan
endodermis. kambium gabus.
e. Xilem Bagian tengah akar. Mengangkut air dan garam
mineral dari tanah menuju
daun.
f. Floem Di antara jari-jari yang Mengangkut zat makanan yang
dibentuk oleh xilem. dibuat daun menuju ke seluruh
bagian tumbuhan.
g. Empulur Bagian tengah. Di antara Menyimpan cadangan.
bangunan bentuk bintang Makanan
di dalam xilem.

 Batang
Batang tumbuhan sirih tersusun oleh bermacam-macam jaringan dengan fungsi
tertentu. Macam jaringan pada tumbuhan sirih letak, dan fungsinya antara lain adalah
:
1) Epidermis
Lapisan epidermis terletak paling luar dari organ batang. Epidermis terdiri atas
lapis sel yang dinding selnya sudah mengalami penebalan yang disebut kutikula.
Lapisan kutikula ini berfungsi untuk melindungi batang terhadap kekeringan. Sel-sel
epidermis biasanya berbentuk rektanguler dan tersusun rapat tanpa adanya ruang
antarsel. Susunan ini menyebabkan terjadinya pengurangan transpirasi dan dapat
melindungi jaringan di sebelah dalamnya dari kerusakan dan serangan hama. Pada
beberapa jenis tumbuhan, di sebelah dalam dari epidermis batang dijumpai satu atau
beberapa lapis sel yang berasal dari initial yang tidak sama dengan epidermis yang
disebut hipodermis. Struktur hipodermis ini berbeda dengan sel-sel penyusun korteks.
Epidermis dapat megalami deferensiasi membentuk derivat epidermis, antara lain
stomata, trikoma, dan lain-lain.

2) Korteks
Korteks terdiri atas kolenkim yang susunannya berdesakan rapat dan parenkim
yang longgar dengan banyak ruang antarsel. Pada beberapa tumbuhan, parenkim
korteks bagian tepi mengandung kloroplas, sehingga mampu mengadakan proses
fotosintesis. Parenkim ini disebut klorenkim.

3) Endodermis
Endodermis sering disebut juga floeterma atau sarung amilum karena banyak
berisi butir-butir amilum. Pada beberapa tumbuhan, floeterma mengalami penebalan
membentuk pita caspary. Coba Anda ingat kembali tentang pita caspary pada uraian
di depan! Endodermis terdiri atas satu lapisan sel saja dan berfungsi sebagai pemisah
antara korteks dan silinder pusat.

4) Silinder Pusat atau Stele.


Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut
perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele batang dikotil disebut tipe
kolateral terbuka dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar serta
dibatasi oleh kambium diantaranya ke duanya.Lapisan silinder pusat ini terdiri atas
dua bagian.
a) Perisikel atau perikambium
Lapisan silinder pusat periskel ini bersifat meristematis. Sel-sel pada lapisan
perikambium aktif membelah dan menghasilkan sel-sel yang baru. Kemampuan
meristematis inilah yang mengakibatkan batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh besar.
Sifat meristematis ini juga dapat diambil manfaatnya untuk memperbanyak tumbuhan,
yaitu dengan cara mencangkok. Coba Anda ingat kembali pelajaran di SMP tentang
mencangkok! Pada kegiatan mencangkok, kulit tumbuhan dan kambium harus
dibersihkan agar akar dapat tumbuh pada tempat yang dicangkok. Budidaya tanaman
dengan cara mencangkok dapat dimanfaatkan untuk diambil nilai ekonomisnya.

b) Berkas pengangkut, terdiri atas xilem dan floem.


Di antara xilem dan floem terdapat kambium intravaskuler. Kambium ini
menyebabkan pertumbuhan sekunder berlangsung terus-menerus, tetapi pertumbuhan
sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan. Pada saat air dan zat hara tersedia cukup,
yaitu pada musim penghujan, maka pertumbuhan sekunder terhenti. Jika keadaan
lingkungan tidak mendukung, maka pertumbuhan sekunder berlangsung lagi.
Demikian silih berganti sehingga menyebabkan pertumbuhan sekunder batang tampak
berlapis-lapis. Setiap lapis terbentuk selama satu tahun dengan bentuk melingkar
konsentris mengelilingi pusat. Lingkaran konsentris tersebut dinamakan lingkaran
tahun.

 Daun
Daun pada tumbuhan sirih bersifat dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas
(adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morphologis.

1. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya
ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata, jika ada,
dapat ditemui pada epidermis atas.

2. Mesofil Palisade. Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari satu atau
lebih lapisan yang agak sempit, sel – sel berdinding tipis yang sangat berdekatan, sel –
sel persegi memanjang ke arah epidermis. Masing – masing sel terdiri dari banyak
kloroplas. Ada system yang telah terbentuk dari ruang antar sel melalui jaringan ini.

3. Mesofil bunga karang (spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdinding tipis,
longgar, bentuk tidak teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di sel –
sel ini, tapi dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade.
4. Epidermis bawah, serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak
stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar yang disebut ruang
substomata atau cavity.

5. Sistem vaskular. Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk xylem


seperti bulan sabit ke arah permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah.
Di atas dan di bawah benang vaskuler,m di sebelah epidermis atas dan bawah,
jaringan mesofil digantikan oleh sel – sel kolenkim yang meningkatkan kekuatan
mekanis daun.
D. Kandungan Senyawa Kimia Yang Terdapat Dalam Sirih Merah (Piper
crocatum)

Pada tanaman Sirih merah mengandung senyawa kimia berupa flavonoid, alkaloid
senyawa polifenolat, tannin dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa tersebut diketahui
memiliki aktivitas antibakteri.

a. Flavonoid
Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa
komplek.terhadap protein extraseluler yang mempunyai integritas memban sel bakteri.
Flavonoid merupakan senyawa fenol sementara senyawa fenol dapat bersifat koagulator
protein. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanismenya yaitu dengan
cara mengganggu komponen penyusun peptodoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan
dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson,
1991).
Dari buku ”A review of natural product and plants as potensial antidiabetic” dilaporkana
alkoloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun
kadar glukosa darah.

b. Senyawa polifenolat
Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan
ikatan hydrogen. Pada kadar rendah terbentuk komplek protein fenol dengan ikatan yang
lemah dan segera mengalami peruraian,diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presifitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan
koagulasi protein dan sel membrane mengalami lisis (Partawa, 2008).

c. Tanin
Tanin mempunyai daya aktivitas antibakteri dengan cara mempresifitasi protein karena
diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tanin
antara lain melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau
inaktivasi fungsi materi genetik (Masduki, 1996).

d. Minyak atsiri
Minyak atsiri berperan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya
membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Minyak
atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-
OH) dan karbonil (Partawa, 2008).
E. Khasiat Dari Sirih Merah (Piper crocatum)

Tanaman sirih merah mempunyai banyak manfaat dalam pengobatan tradisional,


mempunyai potensi menyembuhkan banyak penyakit antara lain :
 Diabetes mellitus
 Hepatitis
 Batu ginjal
 Menurunkan kolesterol
 Mencegah asam urat
 Hipertensi
 Radang liver, radang prostat, radang mata, radang paru-paru, radang tenggorokan, radang
pada gusi, radang pada payudara
 Ambeien, keputihan dan sebagai obat kumur (karena alkaloid yang terkandung dalam
sirih merah berfungsi sebagai anti mikroba)
 Hidung berdarah, batuk berdarah
 Menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal dan luka
 TBC tulang
 Gigi berlubang, gusi berdarah
 Mencegah serangan jantung
 Mencegah stroke, hipertensi, hepatitis
 Meredakan demam
 Maagh
 Kelelahan
 Nyeri sendi
 Menghaluskan kulit.
F. Potensi Ekstrak Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai
Antikanker

Sirih merah (Piper crocatum) yang dikenal sebagai tanaman hias yang eksotis,
ternyata bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya adalah
kanker. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin,
tanin dan flavonoid yang berpotensi sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi ekstrak etanolik daun sirih merah sebagai antikanker pada sel kanker
payudara, T47D.
Ekstraksi serbuk daun sirih merah (Piper crocatum) dilakukan dengan menggunakan
etanol 70%. Pengamatan sitotoksik untuk mendapatkan nilai IC50 dan penghambatan
proliferasi sel dilakukan dengan menggunakan metode MTT.
Hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak etanolik daun sirih merah (Piper
crocatum) (7,8125-500 μg/mL) dapat menghambat pertumbuhan sel (IC50 123,18
μg/mL).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanolik daun sirih merah (Piper
crocatum) berpotensi sebagai antikanker.

Adapun percobaan yang dilakukan dengan pemberian ekstrak sirih merah terhadap tikus.
Hasil uji praklinis pada tikus dengan pemberian ekstrak hingga dosis 20 g/kg berat
badan, aman dikonsumsi dan tidak bersifat toksik, pada dosis tersebut mampu
menurunkan kadar glukosa darah tikus sebesar 34,3%. Lebih tinggi penurunannya
dibandingkan dengan pem-berian obat anti diabetes militus komersial Daonil 3,22
mml/kg yang hanya menurunkan 27% glukosa darah tikus. Hasil uji praklinis pada tikus,
dapat di pakai sebagai acuan penggunaan pada orang yang menderita kencing manis.
Saat ini sudah cukup banyak klinik herbal center yang menggunakan sirih merah sebagai
ramuan atau terapi yang berkhasiat dan manjur untuk pe-nyembuhan berbagai jenis
penyakit. Selain itu Air rebusan sirih merah mengandung antiseptic yang digunakan
untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan menyembuhkan penyakit keputihan serta bau
tak sedap.
G. Penanganan Pasca Panen

Tanaman sirih merah siap untuk dipanen minimal berumur 4 bulan, pada saat ini
tanaman telah mem-punyai daun 16 - 20 lembar. Ukuran daunnya sudah optimal dan
panjangnya mencapai 15 - 20 cm. Daun yang akan dipanen harus cukup tua, bersih dan
warnanya mengkilap karena pada saat itu kadar bahan aktifnya sudah tinggi. Cara
pemetikan dimulai dari daun tanaman bagian bawah menuju atas.
Setelah dipetik, daun disortir dan direndam dalam air untuk membersihkan
kotoran dan debu yang menempel, kemudian dibilas hingga bersih dan ditiriskan.
Selanjutnya daun dirajang dengan pisau yang tajam, bersih dan steril, dengan lebar irisan
1 cm. Hasil rajangan dikering anginkan di atas tampah yang telah dialas kertas sampai
kadar airnnya di bawah 12%, selama lebih kurang 3 - 4 hari. Rajangan daun yang telah
kering dimasukkan ke dalam kan-tong plastik transparan yang kedap air, bersama-sama
dimasukan silika gel untuk penyerap air, kemudian ditutup rapat. Kemasan diberi label
tanggal pengemasan selanjutnya disimpan di tempat kering dan bersih. Dengan
penyimpanan yang baik simplisia sirih merah dapat bertahan sampai 1 tahun.
Cara penggunaan simplisia sirih merah yaitu dengan merebus se-banyak 3 - 4
potongan rajangan dengan satu gelas air sampai men-didih. Setelah mendidih, rebusan
ter-sebut disaring dan didinginkan. Penggunaan sirih merah dapat dilakukan selain dalam
bentuk sim-plisia juga dalam bentuk teh, serbuk, dan ekstrak kapsul.
Pembuatan serbuk sirih merah yaitu diambil dari simplisia yang telah kering
kemudian digiling dengan menggunakan grinder mencapai ukuran 40 mesh. Pengemasan
dilakukan pada kantong plastik transparan dan diberi label. Sedang-kan ekstrak kapsul
dibuat dari hasil serbuk yang di ekstrak dengan menggunakan etanol 70%. Ekstrak kental
yang didapat ditambahkan bahan pengisi tepung beras 50% dan dikeringkan dengan
menggunakan oven pada suhu 400C, setelah kering dimasukkan ke dalam kapsul.
H. Aspek Budidaya

Sirih merah dapat diperbanyak secara vegetatif dengan penyetekan atau


pencangkokan karena tanaman ini tidak berbunga. Penyetekan dapat dilakukan dengan
menggunakan sulur dengan panjang 20 - 30 cm. Sulur sebaiknya dipilih yang telah
mengeluarkan akar dan mempunyai 2 - 3 daun atau 2 - 3 buku. Untuk mengurangi
penguapan, daun di ku-rangi sebagian atau buang seluruh-nya. Sulur diambil dari
tanaman yang sehat dan telah berumur lebih dari setahun. Cara perbanyakan dengan
dengan setek dapat dilakukan dengan me-nyediakan media tanam berupa pasir, tanah dan
kompos dengan perban-dingan 1 : 1 : 1. media tersebut di-masukkan ke dalam polibeg
berdi ameter 10 cm yang bagian bawah-nya sudah dilubangin. Setek yang telah
dipotong-potong direndam dalam air bersih selama lebih kurang 15 menit. Setek ditanam
pada poli-beg yang telah berisi media tanam. Letakkan setek ditempat yang teduh dengan
penyinaran matahari lebih kurang 60%.
Perbanyakan dengan cara pencangkokan dilakukan dengan me-milih cabang yang
cukup tua kira-kira 15 cm dari batang pokoknya, kemudian cabang tersebut diikat atau
dibalut ijuk atau sabut kelapa yang dapat menghisap air. Pencangkokan tidak perlu
mengupas kulit batang. Cangkok diusahakan selalu basah agar akarnya cepat tumbuh dan
ber-kembang. Cangkok dapat dipotong dan ditanaman di polibeg apabila akar yang
muncul sudah banyak. Untuk tempat menjalar dibuat ajir dari batang kayu atau bambu.
Penyiraman dilakukan satu sampai dua kali dalam sehari tergantung cuaca.
Penanaman di lapangan dilaku-kan pada awal musim hujan dan sebagai tiang
panjat dapat digunakan tanaman dadap dan kelor. Jarak tanam dapat digunakan 1 x 1 m,
1 x 1,5 m tergantung kondisi lahan.
Sirih merah dapat beradaptasi dengan baik di setiap jenis tanah dan tidak terlalu
sulit dalam pemelihara-annya. Selama ini umumnya sirih merah tumbuh tanpa
pemupukan. Yang penting selama pertumbuhannya di lapangan adalah pengairan yang
baik dan cahaya matahari yang diterima sebesar 60 - 75%.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-selviannak-6927-3-babii.pdf
http://kasihsedunia.wordpress.com/2014/07/09/mengenal-sirih-merah-piper-crocatum-dan-
khasiatnya-bagi-kesehatan/
http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/8899/6693
http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/article/viewFile/543/467
http://zona-prasko.blogspot.com/2011/08/manfaat-dan-kandungan-sirih-merah.html

Anda mungkin juga menyukai