Anda di halaman 1dari 9

Abd.

Malik
10/307253/PFA/994

ADIKSI NIKOTIN

Oleh:

Abd. Malik 10/307253/PFA/994

Dosen: Dr. rer.nat. Triana Hertiani, M.Si., Apt.


Mata kuliah : Metabolit Sekunder

PROGRAM PASCASARJANA ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
Abd. Malik
10/307253/PFA/994

ADIKSI NIKOTIN

Pendahuluan
Nikotin dengan rumus molekul C10H14N2, merupakan komponen aktif
farmakologis yang utama dari tembakau, Nikotiana tabacum. Ditemukan
juga dalam jumlah banyak pada spesies lain dalam famili solanaceae
seperti tomat, kentang, aubergin dan lada hijau (Sarker, 2007).
Berdasarkan letak atom N termasuk true alkaloid.

Sifat Fisika Kimia


Cairan berminyak yang higroskopik, bercampur dengan air baik
dalam bentuk basa bebas atau dalam bentuk garamnya. Mempunyai dua
sistem cincin nitrogen: satu adalah piridin dan yang lain adalah pirolidin,
sehingga dapat dikelompokkan dalam alkaloid piridin maupun pirolidin.
(Sarker, 2007)

Biosintesi Nikotin
Abd. Malik
10/307253/PFA/994

Ekstraksi dan Identifikasi

Susanna,(2003), melakukan Pengukuran kadar nikotin dilakukan dengan


menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi per batang rokok.
Wu, et al.,(1998) melakukan identifikasi nikotin dalam daun tembakau
dengan menggunakan supercritical fluid chromatography–ion mobility
detector (SFC–IMD). Nikotin diekstraksi dari daun tembakau 0.6784 g
dengan menggunakan kloroform 10 ml dalam sonicator selama 2 jam,
ekstrak disaring dengan PTFE filter 0.4-mm. dipisahkan dengan metode
SFC dan penentuannya dengan metode IMD menggunakan pembanding
Nikotin murni (Sigma).

Metode SFC-IMD dapat digunakan untuk memisahkan dan menentukan


nikotin dari daun tembakau karena sederhana, selektif, dan cepat.

Mekanisme Interaksi Nikotin dengan Reseptor

Aktivasi reseptor dipengaruhi oleh ada atau tidaknya agonis. Jika ada
agonis yang terikat pada reseptor maka chanel akan membuka
sedangkan jika tidak ada makan chanel tetap tertutup dapat dilihat pada
gambar a:
Abd. Malik
10/307253/PFA/994

Reseptor nAChRs digambarkan seperti semikristal yang dilihat


menggunakan mikroskop elektron torpedo pada saat chanel terbuka dan
tertutup, seperti gambar b:
Abd. Malik
10/307253/PFA/994

Agonis binding site: Daerah sebelah kiri menunjukkan ACh binding site
yang terikat pada permukaan subunit α, sedang sebelah kanan adalah
kristal AChBP.

Kristal AChBP berbatasan langsung dengan nikotin. Interaksi


dengan beberapa asam amino penting dari loops A-F untuk berikatan
dengan nikotin.

Nitrogen pada cicin piridin dari nikotin membentuk ikatan hidrogen


dengan molekul air.
Abd. Malik
10/307253/PFA/994

Mekanisme Adiksi Nikotin

Nikotin merupakan racun saraf yang poten. Pada konsentrasi rendah


bersifat stimulan yaitu meningkatkan aktivitas, kewaspadaan, dan memori
sehingga dapat menyebabkan ketergantungan (adiksi). Juga dapat
meningkatkan denyut jantung, meningkatkan tekanan darah dan
mengurangi nafsu makan. Sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat
berfungsi sebagai depresan dan jika dosis sangat besar dapat
menyebabkan mual dan muntah (Sarker, 2007). Efek utama nikotin yang
terdapat dalam tembakau adalah adiksi yang merupakan suatu fenomena
prilaku yang kompleks dengan sebab akibat yang luas dari mekanisme
molekuler ke interaksi sosial.
Telah diketahui bahwa nikotin mempengaruhi aktivitas neuron,
komunikasi sinaps, dan perilaku. Pengikatan nikotin dan asetilkolin (ACh)
terhadap reseptor nikotin (nAChRs) menyebabkan perubahan konformasi
yang dapat membuka atau menutup reseptor ion chanel. Sebelum agonis
berikatan, reseptor mengalami resting state dan nonfungsional. Reseptor
nikotin adalah suatu protein membran pentamerik yang terdiri dari dua
atau lebih agonis binding site dan sentral aqueous pore. Agonis binding
merubah konformasi ke bentuk ion yang bergerak menuju titik tangkap
(pore), yang menginduksi dan meningkatkan terjadinya depolarisasi.
Karena tingginya permeabilitas reseptor nikotin terhadap Ca2+
menstimulasi pelepasan neurotransmiter oleh peningkatan konsentrasi
Ca2+ pada presinaps di ujung neuron. Nikotin mirip dengan ACh sebagai
agonis reseptor nikotinik. Nikotin berikatan dengan subunit reseptor
nAChRs yaitu α2–α10 dan β2–β4 (Heinemann et al., 1990; Sargent, 1993;
McGehee and Role, 1995; Lind-strom, 1996; Elgoyhen et al., 1994, 2001).
Umumnya (~90%) terikat dengan afinitas tinggi pada daerah nikotin
binding site di otak pada subunit α4 dan β2. Penelitian terbaru
menunjukkan aksi nikotinik pada reseptor tersebut meningkatkan
pelepasan dopamin (DA). (Govind, A,P.,2009). Adanya efek nikotin yang
berpengaruh pada perilaku karena adanya aktivasi pada sistem
mesocorticolimbic DA, jalur awal pada VTA, dan proyeksi NAcc.
Hubungan sebab akibat dari adiksi nikotin berawal dari interaksi
antara nikotin dengan nAChRs di otak pada daerah mesolimbik dopamin
system di Ventral Tegmental Area (VTA) neuron. Interaksi ini mengawali
aktivasi Central Nervus System (CNS) termasuk system Mesoaccumbens
DA. Reseptor nikotin mengatur pelepasan dopamin (DA). Nikotin merubah
aktifitas VTA untuk meningkatkan pelepasan DA. Perubahan ini penting
dalam efek seluler dan perilaku dari perubahan level DA (Govind, A.P., et
al.2009; Mansvelder, H, D., and McGehee, D.S., 2002). DA adalah suatu
senyawa katekolamin yang penting pada otak mamalia, yang mengontrol
fungsi aktivitas lokomotorik, kognisi, emosi, reinforsmen positif , dan
regulasi endokrin (Ikawati, Z.,2006).
Abd. Malik
10/307253/PFA/994

Proses pengaturan tampak pada kontrol pelepasan DA.


Penghambatan aksi potensial pelepasan DA ke dalam Striatum secara
fisiologik relevan dengan konsentrasi nikotin yang secara kolinergik
mengontrol mekanisme tersebut.
Abd. Malik
10/307253/PFA/994

Peningkatan pengaturan reseptor nikotin adalah suatu fenomena


yang sulit untuk difahami tentang sensitifitas dan peningkatan kemampuan
ikatan dalam beberapa jam. Setiap fenomena itu berkontribusi terhadap
penguatan perilaku oleh nikotin.

Kesimpulan

Adiksi nikotin terjadi karena interaksi antara nikotin dengan nAChRs


di otak pada daerah mesolimbik dopamin system di Ventral Tegmental
Area (VTA) neuron yang mengawali aktivasi Central Nervus System
(CNS) termasuk system Mesoaccumbens DA. Reseptor nikotin mengatur
pelepasan dopamin (DA). Nikotin merubah aktifitas VTA untuk
meningkatkan pelepasan DA. DA adalah suatu senyawa katekolamin yang
penting pada otak mamalia, yang mengontrol fungsi aktivitas lokomotorik,
kognisi, emosi, reinforsmen positif , dan regulasi endokrin.
Abd. Malik
10/307253/PFA/994

Daftar Bacaan

Barik, J., and Wonnacott, S., 2009. Molecular and Cellular Mechanisms of
Action of Nicotine in the CNS. Springer-Verlag ,Berlin Heidelberg.

Govind, A.P., Vezina, P., and Green, W.N., 2009. Nicotine-induced


upregulation of nicotinic receptors: Underlying mechanisms and
relevance to nicotine addiction, Elsevier.

Ikawati, Z., 2006. Pengantar Farmakologi Molekuler. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta

Mansvelder, H, D., and McGehee, D.S., 2002. Cellular and Synaptic


Mechanisms of Nicotine Addiction. Wiley Periodicals, Inc.

Sarker, S.D., and Nahar, L.,2007. Chemistry for Pharmacy Students


General, Organic and Natural Product Chemistry. John Wiley & Sons
Ltd, England

Susanna, D., Hartono, B., dan Fauzan, H. 2003. Penentuan Kadar Nikotin
Dalam Asap Rokok. MAKARA, KESEHATAN, VOL. 7, NO. 2,

Wu, C., et al., 1998. Analytical Determination of Nicotine in Tobacco by


Supercritical fluid Chromatography–Ion Mobility Detection. Elsevier
Science

Anda mungkin juga menyukai