Produksi Injeksi
Pengemasan Pengemasan
Pemeriksaan Visual
Sekunder Tersier
Produksi Kapsul
Pengemasan Pengemasan
Polishing Pengemasan Primer
Sekunder Tersier
Produksi Kapsul Lunak
Encapsulasi Pengeringan
Pencampuran
Pengemasan Pengemasan
Pengemasan Primer
Sekunder Tersier
Pengemasan Pengemasan
Sekunder Tersier
Produksi Syrup Kering (Betalaktam)
Air tanah Tangki air Tangki air Tangki air Tangki air
1 2 3 4
Sumber air untuk air murni ini berasal dari air tanah dengan kedalaman 120 meter. Air tanah
ini di alirkan ke tangki 1 dengan kapasitas 6000 liter menggunakan pompa. Sebelum masuk
ke tangki 1 air dialirkan ke pipa static mixer. Dalam static mixer ada penambahan klorin
untuk menghilangkan bakteri, dengan pembubuhan 70 tetes selama 30 detik atau setara
dengan 1,5 ppm. Pada tangki 1 telah terjadi proses klorinasi, dari proses koagulasi akan
terjadi penggumpalan menjadi flok-flo. Flok yang besar akan mengendap ke bawah tangki 1.
Air dari tangki 1 selanjutnya dialirkan ke tangki 2, flok flok besar akan mengandap ke bawah
tangki 2 dan tidak ada proses koagulasi. Hal serupa terjadi sampai dengan tangki 4.
Pemeliharaan ke empat tangki air ini dilakukan dengan cara dikuras setiap 2 bulan sekali
untuk membersihkan endapan, dan endapan tersebut dibuang ke TPS B3. Air yang berasal
dari tangki 4 selanjutnya dilirkan ke tangki filter multimedia dengan kapasitas 500 liter, yang
didalamnya berisikan media karbon aktif, pasir aktif dan zeolite. Pemeliharaan pada tangki
ini dengan melakukan backwash selama 30 menit setiap harinya. Proses dilanjutkan ke tangki
karbon aktif berkapasitas 500 liter dan hanya berisikan karbon aktif dari tempurung kelapa.
Pemeliharan dari tangki ini dengan menggunakan uap panas 100 derajat celcius setiap 3
bulan sekali. Selanjutnya air masuk ke tangki softener fungsinya untuk menghilangkan
kesadahan dan logam berat pada air, pada tangki ini menggunakan resin. Pemeliharaan pada
resin ini menggunakan NaCl untuk regenerasi setiap 3 hari sekali, proses regenerasi selama 3
jam. Setelah air melewati tangki softener, air masuk kedalam catridge filter 5µ, lalu masuk ke
proses berikutnya yaitu membran silica removal agar kandungan silica hilang. Dalam proses
ini terdapat 2 layer dengan masing-masing 4 membran, pada tahap ini bisa menghilangkan
99,9 % bakteri, partikel, dan logam. Terdapat sensor untuk mengetahui biofilm yang melebihi
hal ini dapat dihilangkan dengan pH adjustment yaitu NaOH 48 %. Bila terdapat kerak maka
dihilangkan dengan anti scalant. Jika masih ada klorin maka dihilangkan dengan
sodiummetabesulfit dalam hal ini terjadi reaksi redoks sehingga hasilnya bikarbonat, bila
hasil daya hantar listrik lebih dari 35 µS/cm air akan langsung dibuang ke badan air. Proses
selanjutnya air akan masuk ke catridge filter 3µ, lalu air masuk ke break tank dengan
kapasitas 1000 liter. Air masuk ke membrane RO ke 2 dimana terdapat 2 layer yang masing-
masing memiliki 3 membran. Dalam proses ini 0,01 % menghilangkan mineral, ion positif
dan negatif dalam proses ini air sudah menjadi air murni. Proses selanjutnya air masuk ke
EDI module (elektro diionisasi) . fungsinya untuk menghilangkan ion agar tidak terjadinya
ikatan-ikatan. Kemudian air masuk ke UV desinfeksi untuk menghilangkan bakteri yang
ditakutkan masih ada dalam proses sebelumnya, lalu air masuk ke tangki penyimpanan
dengan kapasitas 10.000 liter. Sebelum didistribusikan kepada user point dan sub looping, air
murni melewati proses desinfeksi lagi dengan menggunakan sinar UV karena ditakutkan
bakteri tumbuh di tangki penyimpanan. Setelah itu air murni pun siap didistribusikan.
Pengolahan Limbah Cair Sisa Produksi
Bak Aerasi
Koagulasi
Sedimentas
i
Bioindikator
Filtrasi
Limbah cair non betalaktam merupakan hasil dari produksi soft kapsul, larutan, kapsul, sirup,
injeksi, laboratorium kimia, dan laboratorium mikrobiologi yang kemudian ditampung
terlebih dahulu pada penampungan berkapasitas 2.000 liter. Sedangkan limbah cair
betalaktam adalah hasil dari pencucian baju, air bekas mandi, air bekas dust collector dan
lain-lain yang berhubungan dengan produksi betalaktam. Air limbah betalaktam ditampung
pada bak stabilisasi 1 dengan kapasitas 3 m3 begitupun limbah non betalaktam setelah
ditampung pada bak penampungan sementara lalu dilairkan ke bak stabilisasi 1, namun bak
stabilisasi antara betalaktam dan nonbetalaktam terpisah. Di bak stabilisai 1 limbah cair
betaklaktam diberi perlakukan dengan penambahan NaOH agar pH naik menjadi 12 untuk
menghilangkan cincin beta, perlakuan ini dilakukan selama 2 jam. Setelah cincin beta hilang
pH diturunkan agar normal dengan menggunakan HCL. Pada stabiliasai 1 limbah cair non
betalaktam tidak diberi perlakuan. Lalu limbah non betalaktam dan betalaktam di satukan
pada proses stabilisai 2 di bak satbilisai dengan kapasitas 6000 m3 dan di diamkan selama 7
hari sampai pH normal. Berikutnya yaitu proses aerasi, limbah cair masuk kedalam bak aerasi
dengan kapasitas 60.000 m3, proses ini menggunakan bakteri aerob yang dibantu dengan
aerator dan penambahan nutrient untuk makanan bakteri dengan NPK sehingga bakteri
berkembangbiak dan tetap hidup. Pada tahap aerasi dilakukan pemeriksaan COD, bila kadar
COD memenuhi baku mutu maka akan dilanjutkan ketahap berikutnya, jika tidak sesuai baku
mutu limbah cair akan dikembalikan ke proses sebelumnya. Tahap selanjutnya yaitu proses
koagulasi dengan pembubuhan PAC sebagai koagulan, kemudian dari proses tersebut
terbentuk flok-flok. Flok tersebut diendapkan pada proses sedimentasi. Bak sedimentasi
terbagi menjadi 4 bak dengan kapasitas masing-masing 2500 m3 Air limbah dari tahap
sedimentasi masuk ke bak bioindikator yang didalamnya terdapat ikan, pada bak pertama
terdapat ikan lele, pada bak kedua terdapat ikan mujair dan pada bak ke tiga terdapat ikan
mas. Ikan tersebut sebagai biomonitoring untuk air limbah. Pemeriksaan untuk kualitas air
limbah dilakukan pada bak ke empat bioindikator. Lalu air limbah masuk ke filtrasi dengan
media karbon aktif, pasir, dan zeoit setelah itu air di buang ke badan air.
Pengolahan Air Injeksi
Volume Jumlah
Waktu Q Q xjml keran
No Area Wadah Sarana yg
(s) (liter/detik) (liter/detik)
(liter) berfungsi
1. Keran Mushola 1 20,76 15,58 0,75 2 1,50
Jumlah 24 40,25
Hasil Pengukuran Fe