Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN TEORI

DIABETES MELITUS

A. Konsep dasar diabetes melitus


1. Pengertian
Pengertian diabetes melitus menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
Diabeter Mellitus (DM) berasal dari kata yunani “diabsinein” yang berarti
“tembus” atau “pancuran air” dan kata latin mellitus, berarti “rasa manis”.
Masyarakat umum lebih lazim menyebut sebagai kencing manis adalah penyakit yang
ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus
dan bervariasi, terutama setelah makan (Tandra, 2009).
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua- duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama
mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah (Soegondo, 2009).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang di tandai dengan
hiperglikemi. Hiperglikemi ini berhubungan dengan abormalitas karbohidrat, lemak
dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya. Sehingga menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskular dan neoropati (Yuliana. 2009).

2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes melitus menurut Sari (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes Melitus Tipe I ini pankreas benar-benar tidak dapat menghasilkan
insulin karena se-sel beta yang ada dalam pankreas oleh virus atau autoimunitas.
Jadi, antibodi yang ada dalam tubuh manusia membunuh siapa saja yang tidak
dikenalinya termasuk zat-zat yang dihasilkan oleh tubuh dia anggap benda asing
termasuk zat-zat penghasil insulin maka dari itu Diabetes Melitus Tipe I disebut
dengan IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus).
b. Diabetes Melitus Tipe II
Ada 2 bentuk diabetes melitus tipe II yakni, mengalami sekali kekurangan
insulin dan yang ke-2 resitensi insulin. Pertama berat badan cenderung normal,
sedangkan yang ke-2 memiliki berat badan besar atau gemuk. Diabetes melitus
tipe II ini disebut sebagai penyakit yang lama dan tenang karena gejalanya yang
tidak mendadak seperti tipe I, tipe II cenderung lambat dalam pengeluaran gejala
hingga banyak orang yang baru mengetahui bahwa dirinya terdiagnosa berusia
lebih dari 40 tahun. Gejala-gejala yang timbul pun tidak terlalu nampak karena
insulin di anggap normal tetapi tidak dapat membuang glukosa kedalam sel-sel
sehingga obat-obatan yang diberikan ada 2 selain obat untuk memperbaiki
resistensi insulin juga ada obat yang merangsang pankreas menghasilkan insulin.
c. Gastational Diabetes Mellitus (GDM)
Diabetes Melitus tipe ini menjangkit wanita setengah hamil. Lebih sering
menjakit dibulan 6. Resiko neonatal yang terjadi keanehan sejak lahir seperti
berhubungan dengan jantung, sistem nerves yang pusat, dan menjadi sebab bentuk
cacat otot atau jika GDM tidak bisa dikendalikan tidak normal yakni besar atau
disebutnya makrosomia yaitu berat badan bayi diatas 4 kg. Pengendaliannya
diabetes melitus harus mendapatkan pengawasan semasa hamil, sekitar 20-25%
dari wanita penderita GDM dapat bertahan hidup.

3. Etiologi
Etiologi diabetes melitus menurut Tanda (2009) yaitu sebagai berikut :
a. Keturunan
Bila ada anggota keluarga terkena diabetes melitus anda juga beresiko
menjadi pasien diabetes melitus.
b. Ras atau etnis
Orang kulit hitam lebih mudah terkena penyakit diabetes melitus dari pada kulit
putih. Orang Asia juga punya resiko lebih tinggi mengidap diabetes melitus.

c. Usia
Resiko terkena diabetes melitus akan meningkat dengan bertambahnya usia.
Terutama pada usia diatas 40 tahun.

d. Obesitas
Semakin banyak lemak menimbun diperut, semakin sulit insulin bekerja, gula
darah anda akan mudah naik.

e. Kurang gerak badan


Makin kurang gerak badan, makin mudah seseorang terkena diabetes melitus.

f. Kehamilan
Terkena diabetes melitus pada 2-5% dari wanita hamil.

g. Infeksi
Infeksi virus bisa menyerang pankreas, merusak sel pankreas dan
menimbulkan diabetes.

h. Stress
Stress menyebabkan hormon counter insulin (yang kerjanya berlawanan
dengan insulin) lebih aktif, glukos darah akan meningkat.

i. Obat
Beberapa obat akan meningkatkan kadar gula darah. Contohnya adalah :
hormon steroid, beberapa obat antihipertensi, obat penurun kolesterol, obat
tuberkulosa, obat asma, obat HIV (pentamidine protease inhibitor), dan hormon
teroid.

4. Patofisiologi
Patofisiologi menurut Subekti (2009) yaitu sebagai berikut :
Setiap makanan yang di santap akan berubah menjadi energi. Di dalam
lambung dan usus, makanan akan diuraikan termasuk menjadi jenis gula yaitu
glukosa. Organ pankreas dalam tubuh akan menghasilkan insulin yang
memecah gula dan mengalirkannya ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula
tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk
menghasilkan energi. Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas
orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula
yang diperoleh dari makanan. 10
Hal inilah yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat
timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar
menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak
dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas yang letaknya di samping
lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada
pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel
agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi
energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas, dengan kata lain,
insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi energi.
Maka pankreas yang tidak berfungsi normal lagi akan menghasilkan jumlah
insulin yang tidak cukup, sehingga terjadi penimbunan gula dalam darah dan
inilah proses terjadinya penyakit diabetes.

5. Manifestasi
Manifestasi klinis diabetes melitus menurut Maulana (2008) yaitu sebagai berikut :
Gejala diabetes melitus tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia
anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak
memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :
a. Sering buang air kecil
b. Terus-menerus haus dan lapar
c. Berat badan menurun
d. Kelelahan
e. Penglihatan kabur
f. Infeksi pada kulit yang berulang
g. Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni
h. Cenderung terjadi pada mereka yang berusia dibawah 20 tahun
Sedangkan gejala diabetes melitus tipe II muncul secara perlahan-
lahan sampai menjadi gangguan yang jelas seperti gejala diabetes melitus tipe
I, yaitu :

a. Cepat lelah, kehilangan tenaga dan merasa tidak fit


b. Sering buang air kecil
c. Terus-menerus lapar dan haus
d. Kelelahan berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya
e. Mudah sakit yang berkepanjangan
f. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun.

Gejala lain yang muncul biasanya adalah :


a. Penglihatan kabur
b. Kesemutan
c. Luka yang lama sembuh
d. Kaki terasa kebas, geli atau terasa terbakar
e. Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita
f. Impotensi pada pria

6. Komplikasi
Komplikasi diabetes melitus menurut Sari (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Komplikasi akut diabetes melitus
1) Hipoglikemia murni jika kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dL
2) Reaksi hipoglikemia akibat menurunnya kadar glukosa darah secara mendadak
3) Koma hipoglikemia akibat kadar glukosa darah yang sangat rendah
4) Hipoglikemia relative jika gejala hipoglikemia terjadi 3-5 jam setelah makan
5) Ketosidosis diabetik-koma diabetik
6) Koma hiperosmolernon ketotik (KHNK)7) Koma lakto Asidosis
b. Komplikasi kronis diabetes melitus

1) Bagian mata, kelainan lensa mata (kataraktalentis), kelainan retina (retinopati) dan
gangguan saraf mata (neuropati).
2) Bagian mulut, kelainan gusi berupa radang (gingivitis) dan kelainan jaringan ikat
penyangga gigi berupa radang (periodentitis).
3) Bagian jantung berupa gangguan saraf autonom jantung (autonomic neuropati
diabetic).
4) Bagian uregenital berupa impotensi pada pria, tidak berfungsinya saraf kandung
kemih (diabetic neurogenic vertical disfunction) dan penyakit ginjal (nefropati
diabetic).
5) Bagian saraf berupa gangguan saraf perifer, autonom dan sentral
6) Bagian kulit berupa radang kulit (dermatitis) gangguan saraf kulit dan gangren

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes melitus menurut Maulana (2008) dan Hidayat (2006) yaitu
sebagai berikut:

a. Farmakologi
Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus:

1) Periksa ke dokter sesuai jadwal/secara rutin


2) Minum obat sesuai petunjuk dokter
3) Obat hipoglikemik oral (OHO) : glipizid, gliburid, tolburamid, klorpropamid
(menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh
pankreas dan meningkatkan efektivitasnya) dan metformin (tidak mempengaruhi
pelepasan insulin, tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri
4) Pemeriksaan laboratorium untuk pengelolaan diabetes melitus
5) Pemeriksaan mikroalbumin : mendeteksi komplikasi pada ginjal dan
kardiovaskuler dengan pemeriksaan nefropati diabetik, diagnosis nefropati diabetik
(dengan catatan tidak ditemukan penyebab albumin yang lain dan mikroalbuminuria)
6) Pemeriksaan HbA1C atau A1C : dapat memperkirakan resiko komplikasi akibat
diabetesmelitus
7) Pemeriksaan kadar C-Peptide : mengetahui fungsi residu sel beta pada pasien yang
di beri insulin dan untuk membedakan antara IDDM dan NIDDM.

b. Non-Farmakologi
1) Menjaga agar kadar glukosa (gula) dalam darah tetap normal
2) Tidak merokok
3) Memakan-makanan yang seimbang, kadar lemak yang rendah, kadar garam yang
rendah dan kadar serat yang tinggi (komplek karbohidrat)
4) Agar tekanan darah dan kadar kolesterol, maka harus diperiksakan secara teratur
oleh dokter
5) Berolahraga secara teratur.
6) Relaksasi

B. Pengkajian keperawatan

1. Pengkajian
Pengkaijan adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan
untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini dan waktu
sebelumnya, serta untuk menentuka pola respon klien saat ini dan waktu
sebelumnya (Potter dan Perry, 2009).
Fokus pengkajian pada pasien Diabetes Melitus menurut Doengoes (2000)
a. Aktivitas dan latihan
Gejala : lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan tidur atau istirahat.
Tanda : takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas,
latergi atau disorientasi, penurunan kekuatan otot.

b. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat hipertensi : kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki,
penyembuhan yang lama.
Tanda : takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun atau tidak ada, disritmia, kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata
cekung.
c. Integritas ego

Gejala : stress tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
Tanda : ansietas dan peka rangsang.

d. Eliminasi

Gejala : perubahan pola berkemih (poliuri), nakturia, rasa nyeri atau terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi ISK) baru atau berulang, nyeri tekan abdomen, diare
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria atau
anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen
keras, adanya ansietas, bising usus lemah dan menurun, hiperaktif atau diare.

e. Makanan atau cairan


Gejala : hilang nasfu makan atau mual muntah, tidak mengikuti diet : peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa
hari atau minggu, haus.
Tanda : kulit kering atau bersisik, turgor kulit jelek, kekuatan atau distensi abdomen,
muntah, pembesaran tiroid (peningkatn kebutuhan metabolik dengan peningkatan
gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah (nafas aseton)

f. Neurosnsosi

Gejala : pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas atau kelemahan pada otot,
gangguan penglihatan.
Tanda : dirientasi, mengantuk, latergi, stupor, gangguan memori (baru, masalalu),
kacau mental. 16
g. Nyeri atau kenyamanan

Gejala : abdomen yang tegang atau nyeri (sedang atau ringan)


Tanda : wajah meringis dengan palpitasi dan tampak sangat berhati-hati

h. Pernafasan

Gejala : merasa kekurangan oksigen, bau dengan atau tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infksi atau tidak)
Tanda : lapar udara, batuk, dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernafasan

i. Keamanan

Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit.


Tanda : demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum, rentang gerak, parestesia atau paralisis otot termasuk otot- otot pernafasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).

j. Seksualitas

Gejala : rubor vagina (cenderung infeksi).


Tanda : masalah impotent pada pria, kesullitan orgasme pada wanita.
DAFTAR PUSTAKA

Tandra, H . 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.
Jakarta : Penerbit PT. Gramedia pustaka utama.

Soegondo, S & Sukardi K. 2009. Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus
Kencing Manis Sakit Gula. Jakarta : Balai penerbit FK UI, pp. 17-21.

Potter & Perry, 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta : EGC
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. M
DI DESA SUATO LAMA KECAMATAN SALAM BABARIS
KABUPATEN TAPIN

Tanggal Pengkajian : 24 Januari 2017


Jam : 12.00 WITA
Oleh : Hayatun sesha (Kelompok 4 Desa Suato Lama)

SUBYEKTIF
1. Struktur Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga :Tn. M
b. Umur : 46 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : Smp
f. Pekerjaan : Petani
g. Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
h. Alamat : Desa suato lama RT.05 RW.02
i. Daftar Anggota Keluarga (Extended Family)

N Nama Hubun L/ Gol Umu Pendidika Agam Pekerjaa Imunisa


o gan P -Da r n a n si

Keluar (thn)
ga

1. Tn. M Suami L 46 SMP Islam Petani Lengkap

2. Ny.M Istri P AB 39 SMP Islam IRT Lengkap

3. An. E Anak P 19 SMA Islam Mhs Lengkap


j. Tipe Keluarga : Keluarga Besar / Extended Family
k. Hubungan antar keluarga :

2. Sifat Keluarga
Baik, Keluarga saling mendukung satu sama lain
a. Kebiasaan hidup sehari-hari:
1) Ibu mengatakan kebiasaan makan sehari-hari adalah:
a) Waktu makan : Pagi,siang,dan malam
b) Frekuensi makan : 3 kali sehari
c) Jenis makanan :
Makanan Pokok : Nasi
Lauk Pauk : Ikan, Tahu, Tempe
Sayuran : Kangkung, bayam, dll
Buah-buahan : Pisang, pepaya dan rambutan
Susu : Tidak ada
Makanan tambahan : Tidak ada
d) Minuman :
Jenis : Air mineral
Frekuensi : 5-6 kali sehari
e) Cara Pengolahan makanan :Digoreng dan direbus
f) Makanan pantangan : Tidak ada
g) Kebiasaan menucui tangan : Baik
h) Kebiasaan BAB dan BAK : BAB 1x sehari BAK 4-5x
sehari
2) Hiburan
Menonton tv
3) Personel Hyegiene / Keluarga
Mandi : 2x Sehari
gosok gigi : 2x sehari
ganti pakaian : 2x sehari
4) Kebiasaan sehari-hari yang merugikan
Tidak ada

FAKTOR EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

1. Kegiatan sosial kemasyarakatan


setiap minggu bapak gotong royong di desa suato lama, dan ibu mengikuti
pengajian setiap jum’at
2. Kebiasaan dalam keluarga terkait dengan budaya

Tidak ada

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga (tiga bulan terakhir) :

NAMA ANGGOTA UPAYA


No. JENIS PENYAKIT KET.
KELUARGA PENANGGULANGAN

1. Tn. M Tidak ada -

Mengurangi makanan
2. Ny. M Diabetes
tinggi gula

3. An. E Tidak ada -


2. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Riwayat kehamilan yang lalu Ny. M

Tanggal Jenis
Hamil Jenis Penyulit/ BB/PB Keadaan
lahir Kelamin Penolong
ke Persalinan komplikasi lahir anak
anak Anak

5-09- 2600
1 P Spt-bk Tidak ada Bidan Baik
1997 gram

b. Riwayat Kontrasepsi yang pernah digunakan oleh Ny. M

Jenis Pasang Lepas


No.
kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Keluhan

1 Pil - bidan BPM Tidak ada - - - -


3. Kesehatan Lansia
a. Lansia ada atau tidak
Tidak ada
b. Keluhan penyakit yang diderita lansia
Tidak ada
c. Tindakan yang dilakukan sehubungan dengan keluhan penyakit tersebut
Tidak ada
d. Lansia terbiasa melakukan aktifitas olah raga

Tidak ada

4. Riwayat spiritual Anggota Keluarga


Keluarga masih bisa melakukan ibada sholat setiap hari dan ibadah lainnya

5. Kesadaran Keluarga tentang Bahaya HIV/AIDS :

Tidak tahu

6. Tanggapan Keluarga terhadap Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Sosial


a. kesehatan selama ini adalah : Baik
b. Tanggapan keluarga tentang petugas kesehatan : Keluarga percaya
tentang petugas kesehatan
c. Keluarga merasa perlu mendapatkan pengarahan/penyuluhan informasi
kesehatan : Iya
d. Kunjungan petugas kesehatan puskesmas ke rumah : Tidak ada

7. Dana Sehat atau JPKM


a. Pengetahuan keluarga tentang Jaminan Kesehatan : Keluarga
mengetahui JPKM
b. Keikutsertaan keluarga dalam Jaminan Kesehatan : Iya
8. Persepsi dan Tanggapan Keluarga terhadap Masalah
a. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi adalah
: Tidak ada
b. Tanggapan/mekanisme coping keluarga terhadap masalah
: Tidak ada

OBYEKTIF

A. Keadaan Fisik Keluarga


1. Saat dilakukan Pengkajian keadaan kesehatan anggota keluarga dalam
keadaan : Sehat
2. Pemeriksaan tanda vital pada anggota keluarga (seluruh anggota
keluarga)
a. Tn. M
TD : 120/80
TB : 156 cm
BB : 63
b. Ny.W
TD : 110/70 mmHg
TB : 155 cm
BB : 53 kg
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Jelaskan 10 indikator dalam
PHBS)

PHBS TATANAN RUMAH Ya Tidak


TANGGA

Persalinan ditolong oleh Ya

tenaga kesehatan
Memberi Bayi ASI Eklusif Ya
Menimbang balita (0-59 Ya
bulan) setiap bulan
menggunakan air bersih Ya
Mencuci tangan dengan air Ya
bersih dan sabun
menggunakan jamban Iya
sehat
memberantas air bersih Iya
makan buah dan sayur Iya
setiap hari
melakukan aktivitas fisik Iya
setiap hari
tidak meroko dalam rumah Iya

C. Pemetaan Kadarsi
1. Kebiasaan makanan beraneka ragam : Iya
2. Pemantauan keadaan kesehatan anggota keluarga : Iya
3. Pengelola masakan : Iya
4. Kebiasan makan dan sarapan : Baik
5. Konsumsi suplemen gizi : Tidak

D. Kondisi Rumah dan Lingkungan Sekitar


1. Komponen Rumah
a. Langit-langit : ada
b. Dinding rumah : ada
c. Lantai Rumah : ada
d. Jendela pada setiap kamar : ada 3 jandela
e. Pintu pada setiap kamar : ada 1 pintu
f. Ventilasi : Ada
g. Pencahayaan : Ada
h. Lubang Asap Dapur : Ada
2. Sarana Sanitasi
a. Sumber air bersih : ada sumur
b. Keadaan Jamban : Baik
c. Sarana pembuangan air limbah : Ada
d. Tempat pembuangan air limbah : Ada
3. Perilaku penghuni rumah terkait kesehatan
a. Membuka Jendela : Setiap hari
b. Membersihkan rumah : Setiap hari
c. Perilaku BAB dan BAK : BAB 1x sehari,
BAK 4-5x sehari
d. Perilaku buang sampah : Baik
e. Perilaku 3M : Sudah dilakukan
4. Lain-lain
a. Kepadatan penghuni rumah : 2 orang
b. Hewan peliharaan : Ikan

ANALISA

Dari hasil analisa terdapat 1 orang di anggota keluarga yang menderita diabetes melitus
yaitu Ny. M

PENATALAKSANAAN
1. Masalah : DIABETES MELITUS
Tanggal : 24 Januari 2017
1). Melakukan hubungan baik antara ibu dan keluarga.
2). Memeriksa tanda-tanda vital ibu.

3). Memberitahukan kepada ibu apa itu pengertian diabetes melitus

4). Memberitahukan kepada ibu Makanan apa saja yang dibolehkan dan tidak
dibolehkan untuk penderita diabetes

5). Mengurangi makanan yang manis atau mengandung gula

6). Menggunakan gula yang khusus untuk penderita diabetes

7). Menganjurkan kepada ibu untuk olahraga teratur

8). Menganjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan kesehatan ketenaga


kesehatan terdekat

2. Masalah : DIABETES MELITUS


Tanggal : 26 Januari 2017
1). Melakukan hubungan baik antara ibu dan keluarga.
2). Memeriksa tanda-tanda vital ibu.

3). Keluarga sudah mengetahui tentang diabetes melitus


4). Keluarga sudah mengetahui Makanan apa saja yang dibolehkan dan tidak
dibolehkan untuk penderita diabetes

5). Keluarga sudah Mengurangi makanan yang manis atau mengandung tinggi
gula

6). Keluarga sudah Menggunakan gula yang khusus untuk penderita diabetes

7). Keluarga suda melakukan olahraga teratur

8). Keluarga sudah memeriksakan kesehatan ketenaga kesehatan terdekat

Anda mungkin juga menyukai