DIABETES MELITUS
2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes melitus menurut Sari (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Diabetes Melitus Tipe I
Diabetes Melitus Tipe I ini pankreas benar-benar tidak dapat menghasilkan
insulin karena se-sel beta yang ada dalam pankreas oleh virus atau autoimunitas.
Jadi, antibodi yang ada dalam tubuh manusia membunuh siapa saja yang tidak
dikenalinya termasuk zat-zat yang dihasilkan oleh tubuh dia anggap benda asing
termasuk zat-zat penghasil insulin maka dari itu Diabetes Melitus Tipe I disebut
dengan IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus).
b. Diabetes Melitus Tipe II
Ada 2 bentuk diabetes melitus tipe II yakni, mengalami sekali kekurangan
insulin dan yang ke-2 resitensi insulin. Pertama berat badan cenderung normal,
sedangkan yang ke-2 memiliki berat badan besar atau gemuk. Diabetes melitus
tipe II ini disebut sebagai penyakit yang lama dan tenang karena gejalanya yang
tidak mendadak seperti tipe I, tipe II cenderung lambat dalam pengeluaran gejala
hingga banyak orang yang baru mengetahui bahwa dirinya terdiagnosa berusia
lebih dari 40 tahun. Gejala-gejala yang timbul pun tidak terlalu nampak karena
insulin di anggap normal tetapi tidak dapat membuang glukosa kedalam sel-sel
sehingga obat-obatan yang diberikan ada 2 selain obat untuk memperbaiki
resistensi insulin juga ada obat yang merangsang pankreas menghasilkan insulin.
c. Gastational Diabetes Mellitus (GDM)
Diabetes Melitus tipe ini menjangkit wanita setengah hamil. Lebih sering
menjakit dibulan 6. Resiko neonatal yang terjadi keanehan sejak lahir seperti
berhubungan dengan jantung, sistem nerves yang pusat, dan menjadi sebab bentuk
cacat otot atau jika GDM tidak bisa dikendalikan tidak normal yakni besar atau
disebutnya makrosomia yaitu berat badan bayi diatas 4 kg. Pengendaliannya
diabetes melitus harus mendapatkan pengawasan semasa hamil, sekitar 20-25%
dari wanita penderita GDM dapat bertahan hidup.
3. Etiologi
Etiologi diabetes melitus menurut Tanda (2009) yaitu sebagai berikut :
a. Keturunan
Bila ada anggota keluarga terkena diabetes melitus anda juga beresiko
menjadi pasien diabetes melitus.
b. Ras atau etnis
Orang kulit hitam lebih mudah terkena penyakit diabetes melitus dari pada kulit
putih. Orang Asia juga punya resiko lebih tinggi mengidap diabetes melitus.
c. Usia
Resiko terkena diabetes melitus akan meningkat dengan bertambahnya usia.
Terutama pada usia diatas 40 tahun.
d. Obesitas
Semakin banyak lemak menimbun diperut, semakin sulit insulin bekerja, gula
darah anda akan mudah naik.
f. Kehamilan
Terkena diabetes melitus pada 2-5% dari wanita hamil.
g. Infeksi
Infeksi virus bisa menyerang pankreas, merusak sel pankreas dan
menimbulkan diabetes.
h. Stress
Stress menyebabkan hormon counter insulin (yang kerjanya berlawanan
dengan insulin) lebih aktif, glukos darah akan meningkat.
i. Obat
Beberapa obat akan meningkatkan kadar gula darah. Contohnya adalah :
hormon steroid, beberapa obat antihipertensi, obat penurun kolesterol, obat
tuberkulosa, obat asma, obat HIV (pentamidine protease inhibitor), dan hormon
teroid.
4. Patofisiologi
Patofisiologi menurut Subekti (2009) yaitu sebagai berikut :
Setiap makanan yang di santap akan berubah menjadi energi. Di dalam
lambung dan usus, makanan akan diuraikan termasuk menjadi jenis gula yaitu
glukosa. Organ pankreas dalam tubuh akan menghasilkan insulin yang
memecah gula dan mengalirkannya ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula
tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk
menghasilkan energi. Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas
orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula
yang diperoleh dari makanan. 10
Hal inilah yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat
timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar
menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak
dapat memanfaatkan insulin dengan baik.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas yang letaknya di samping
lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada
pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel
agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi
energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas, dengan kata lain,
insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi energi.
Maka pankreas yang tidak berfungsi normal lagi akan menghasilkan jumlah
insulin yang tidak cukup, sehingga terjadi penimbunan gula dalam darah dan
inilah proses terjadinya penyakit diabetes.
5. Manifestasi
Manifestasi klinis diabetes melitus menurut Maulana (2008) yaitu sebagai berikut :
Gejala diabetes melitus tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia
anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak
memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :
a. Sering buang air kecil
b. Terus-menerus haus dan lapar
c. Berat badan menurun
d. Kelelahan
e. Penglihatan kabur
f. Infeksi pada kulit yang berulang
g. Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni
h. Cenderung terjadi pada mereka yang berusia dibawah 20 tahun
Sedangkan gejala diabetes melitus tipe II muncul secara perlahan-
lahan sampai menjadi gangguan yang jelas seperti gejala diabetes melitus tipe
I, yaitu :
6. Komplikasi
Komplikasi diabetes melitus menurut Sari (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Komplikasi akut diabetes melitus
1) Hipoglikemia murni jika kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dL
2) Reaksi hipoglikemia akibat menurunnya kadar glukosa darah secara mendadak
3) Koma hipoglikemia akibat kadar glukosa darah yang sangat rendah
4) Hipoglikemia relative jika gejala hipoglikemia terjadi 3-5 jam setelah makan
5) Ketosidosis diabetik-koma diabetik
6) Koma hiperosmolernon ketotik (KHNK)7) Koma lakto Asidosis
b. Komplikasi kronis diabetes melitus
1) Bagian mata, kelainan lensa mata (kataraktalentis), kelainan retina (retinopati) dan
gangguan saraf mata (neuropati).
2) Bagian mulut, kelainan gusi berupa radang (gingivitis) dan kelainan jaringan ikat
penyangga gigi berupa radang (periodentitis).
3) Bagian jantung berupa gangguan saraf autonom jantung (autonomic neuropati
diabetic).
4) Bagian uregenital berupa impotensi pada pria, tidak berfungsinya saraf kandung
kemih (diabetic neurogenic vertical disfunction) dan penyakit ginjal (nefropati
diabetic).
5) Bagian saraf berupa gangguan saraf perifer, autonom dan sentral
6) Bagian kulit berupa radang kulit (dermatitis) gangguan saraf kulit dan gangren
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes melitus menurut Maulana (2008) dan Hidayat (2006) yaitu
sebagai berikut:
a. Farmakologi
Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus:
b. Non-Farmakologi
1) Menjaga agar kadar glukosa (gula) dalam darah tetap normal
2) Tidak merokok
3) Memakan-makanan yang seimbang, kadar lemak yang rendah, kadar garam yang
rendah dan kadar serat yang tinggi (komplek karbohidrat)
4) Agar tekanan darah dan kadar kolesterol, maka harus diperiksakan secara teratur
oleh dokter
5) Berolahraga secara teratur.
6) Relaksasi
B. Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
Pengkaijan adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan
untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini dan waktu
sebelumnya, serta untuk menentuka pola respon klien saat ini dan waktu
sebelumnya (Potter dan Perry, 2009).
Fokus pengkajian pada pasien Diabetes Melitus menurut Doengoes (2000)
a. Aktivitas dan latihan
Gejala : lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan tidur atau istirahat.
Tanda : takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas,
latergi atau disorientasi, penurunan kekuatan otot.
b. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat hipertensi : kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki,
penyembuhan yang lama.
Tanda : takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun atau tidak ada, disritmia, kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata
cekung.
c. Integritas ego
Gejala : stress tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
Tanda : ansietas dan peka rangsang.
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuri), nakturia, rasa nyeri atau terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi ISK) baru atau berulang, nyeri tekan abdomen, diare
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria atau
anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen
keras, adanya ansietas, bising usus lemah dan menurun, hiperaktif atau diare.
f. Neurosnsosi
Gejala : pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas atau kelemahan pada otot,
gangguan penglihatan.
Tanda : dirientasi, mengantuk, latergi, stupor, gangguan memori (baru, masalalu),
kacau mental. 16
g. Nyeri atau kenyamanan
h. Pernafasan
Gejala : merasa kekurangan oksigen, bau dengan atau tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infksi atau tidak)
Tanda : lapar udara, batuk, dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernafasan
i. Keamanan
j. Seksualitas
Tandra, H . 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.
Jakarta : Penerbit PT. Gramedia pustaka utama.
Soegondo, S & Sukardi K. 2009. Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus
Kencing Manis Sakit Gula. Jakarta : Balai penerbit FK UI, pp. 17-21.
Potter & Perry, 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta : EGC
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. M
DI DESA SUATO LAMA KECAMATAN SALAM BABARIS
KABUPATEN TAPIN
SUBYEKTIF
1. Struktur Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga :Tn. M
b. Umur : 46 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : Smp
f. Pekerjaan : Petani
g. Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
h. Alamat : Desa suato lama RT.05 RW.02
i. Daftar Anggota Keluarga (Extended Family)
Keluar (thn)
ga
2. Sifat Keluarga
Baik, Keluarga saling mendukung satu sama lain
a. Kebiasaan hidup sehari-hari:
1) Ibu mengatakan kebiasaan makan sehari-hari adalah:
a) Waktu makan : Pagi,siang,dan malam
b) Frekuensi makan : 3 kali sehari
c) Jenis makanan :
Makanan Pokok : Nasi
Lauk Pauk : Ikan, Tahu, Tempe
Sayuran : Kangkung, bayam, dll
Buah-buahan : Pisang, pepaya dan rambutan
Susu : Tidak ada
Makanan tambahan : Tidak ada
d) Minuman :
Jenis : Air mineral
Frekuensi : 5-6 kali sehari
e) Cara Pengolahan makanan :Digoreng dan direbus
f) Makanan pantangan : Tidak ada
g) Kebiasaan menucui tangan : Baik
h) Kebiasaan BAB dan BAK : BAB 1x sehari BAK 4-5x
sehari
2) Hiburan
Menonton tv
3) Personel Hyegiene / Keluarga
Mandi : 2x Sehari
gosok gigi : 2x sehari
ganti pakaian : 2x sehari
4) Kebiasaan sehari-hari yang merugikan
Tidak ada
Tidak ada
Mengurangi makanan
2. Ny. M Diabetes
tinggi gula
Tanggal Jenis
Hamil Jenis Penyulit/ BB/PB Keadaan
lahir Kelamin Penolong
ke Persalinan komplikasi lahir anak
anak Anak
5-09- 2600
1 P Spt-bk Tidak ada Bidan Baik
1997 gram
Tidak ada
Tidak tahu
OBYEKTIF
tenaga kesehatan
Memberi Bayi ASI Eklusif Ya
Menimbang balita (0-59 Ya
bulan) setiap bulan
menggunakan air bersih Ya
Mencuci tangan dengan air Ya
bersih dan sabun
menggunakan jamban Iya
sehat
memberantas air bersih Iya
makan buah dan sayur Iya
setiap hari
melakukan aktivitas fisik Iya
setiap hari
tidak meroko dalam rumah Iya
C. Pemetaan Kadarsi
1. Kebiasaan makanan beraneka ragam : Iya
2. Pemantauan keadaan kesehatan anggota keluarga : Iya
3. Pengelola masakan : Iya
4. Kebiasan makan dan sarapan : Baik
5. Konsumsi suplemen gizi : Tidak
ANALISA
Dari hasil analisa terdapat 1 orang di anggota keluarga yang menderita diabetes melitus
yaitu Ny. M
PENATALAKSANAAN
1. Masalah : DIABETES MELITUS
Tanggal : 24 Januari 2017
1). Melakukan hubungan baik antara ibu dan keluarga.
2). Memeriksa tanda-tanda vital ibu.
4). Memberitahukan kepada ibu Makanan apa saja yang dibolehkan dan tidak
dibolehkan untuk penderita diabetes
5). Keluarga sudah Mengurangi makanan yang manis atau mengandung tinggi
gula
6). Keluarga sudah Menggunakan gula yang khusus untuk penderita diabetes