Cover
Cover
OLEH :
SILVANA SUKMA
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2017
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul
"Pengembangan Ekonomi yang Islami" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun
kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
BAB I
iii
PENDAHULUAN
Dalam sistem Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis, tidak
dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak merupakan gabungan dari keduanya. Islam memberikan
perlindungan hak kepemilikan individu, sementara “untuk kepentingan masyarakat didukung dan
diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta menjaga
moralitas”.
Dalam ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang dihindarkan dan
secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota masyarakat harus
dilaksanakan. Sistem ekonomi Islam merupakan sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan
tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat.
Islam memperbolehkan seseorang mencari kekayaan sebanyak mungkin. Islam
menghendaki adanya persamaan, tetapi tidak menghendaki penyamarataan. Kegiatan ekonomi
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak harta dikuasai pribadi. Di dalam
bermuamalah, Islam menganjurkan untuk mengatur muamalah di antara sesama manusia atas
dasar amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas-jelas bebas dari
unsur riba. Islam melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan
menganjurkan untuk memenuhi janji serta menunaikan amanat.
Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukkan adanya masyarakat
muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi pada perekonomian
dalam perbankan shari‘ah sebagai implementasi ketaatan beragama, sekaligus sebagai usaha
memenuhi kebutuhan ekonomi.
1.2. Rumusan Masalah
iv
1.3. Tujuan Penulisan
5. Mengetahui alasan perekonomian Islam sangat diperlukan dalam perekonomian saat ini
v
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Artinya :
Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman
akan melihat pekerjaan itu…”
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada
manusia.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
vi
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Banyak sekarang ini sebagian dari manusia senang dengan yang namanya hutang maupun
menghutangkan, dengan memberi bunga dan bunga tinggi, yang padahal itu dilarang Allah SWT
karena itu termasuk dengan Riba. Dalam syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta
pokok tanpa adanya transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya itu bertambah dan
berkembang dengan sistem riba. Maka setiap pinjaman yang diganti atau dibayar dengan nilai
yang harganya lebih besar, atau dengan barang yang dipinjamkannya itu menjadikan keuntungan
seseorang bertambah dan terus mengalir, maka perbuatan ini adalah riba yang jelas-jelas
diharamkan oleh Allah Subhannahu Wa Ta’ala dan Rasul Nya Shalallaahu alaihi wasalam, dan
telah menjadi ijma’ kaum muslimin atas keharamannya.
Artinya;
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
Sungguh sangat besar sekali azab bagi orang-orang yang suka memakan harta riba, tapi
kebanyakan orang selalu menganggap enteng tentang apa yang dilakukannya, bahkan ada yang
sebagian lagi sengaja memakan Riba yang padahal dia sendiri tau akan Hukum nya dalam Al-
Qur’an.
vii
Artinya;
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,5%. Namun, catatan angka diatas kertas tersebut berbanding jauh terhadap realita di lapangan.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 259.940.857 jiwa, Indonesia masih memiliki warga yang
menganggur sebanyak 12,8 juta jiwa dengan pendapatan perkapita sebesar US$3.542,9 yang masih
tergolong rendah. Hal itu tentunya menjadi sebuah fenomena yang cukup miris mengingat
Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA yang melimpah dan SDM yang cukup berkualitas.
Ekonomi islam yang mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1992 diharapkan dapat berperan
penting guna memecahkan permasalahan yang hingga sampai saat ini belum bisa diselesaikan.
Berikut merupakan peran-peran ekonomi islam yang dapat dijadikan potensi agar Indonesia dapat
menjadi negara yang maju.
viii
1. Instrumen zakat, infaq, sodaqoh dan sebagainya merupakan icon instrument yang dapat
mensejahterakan masyarakat kecil. Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp. 100 triliun.
Dari dana tersebut, bangsa ini dapat membangun ratusan sekolah dan puluhan rumah sakit.
Selain itu, instrumen ini guna menjawab amanat Pancasila dan UUD 1945, yakni
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur (redistribution with growth). Bukan
makmur baru adil (redistribution from growth) ala kapitalisme liberal.
2. Penerapan konsep jujur, adil, dan bertanggungjawab. Konsep ini merupakan syarat yang
harus terpenuhi dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Instrumen ekonomi seperti gadai,
sewa-menyewa dan perdagangan harus menonjolkan konsep ini. Penerapan konsep ini
ditujukan agar tidak ada yang dirugikan dalam kegiatan ekonomi dan menguntungkan
semua pihak yang terlibat sehingga tidak akan terjadi berbagai macam kecurangan-
kecurangan yang dapat menimbulkan konflik sosial.
3. Pelarangan riba dengan menjadikan sistem bagi hasil (profit-loss sharing) dengan
instrumen mudharabah dan musyarakah sebagai sistem kredit berikut instrumen bunganya
(Q.S Al-Baqarah:275). Bunga bank memiliki efek negatif tehadap aktivitas ekonomi dan
sosial. Secara ekonomi, bunga bank akan mengakibatkan petumbuhan ekonomi yang semu
dan akan menurunkan kinerja perekonomian secara menyeluruh serta dampak-dampak
lainnya. Dalam segi sosial pun akan membuat masyarakat terbebani akan bunga yang
dirasa begitu berat (chaos). Dengan pelarangan riba ini, diyakini bahwa pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat.
2.5. Alasan perekonomian Islam sangat diperlukan dalam sistem perekonomian saat ini
Peran ekonomi islam dalam percaturan ekonomi Indonesia sangat memiliki pengaruh yang
cukup besar. Ekonomi islam perlu diterapkan dan ditingkatkan eksistensinya karena manfaatnya
yang luar biasa dalam mengatasi permasalahan bangsa dibandingkan dengan menerapkan sistem
ekonomi konvensional yang justru menjerat dan membenani masyarakat, khususnya masyarakat
kecil. Berikut ini adalah sebuah jawaban mengapa perlu diterapkannya ekonomi islam di
Indonesia.
1. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim dengan persentase 85%. Jadi, sudah
sewajarnya ekonomi islam diterapkan kedalam sistem perekonomian Indonesia.
ix
2. Ekonomi islam bersifat universal, artinya tidak hanya ditujukan untuk umat muslim saja,
melainkan bagi seluruh umat manusia (rahmatan lil alamin).
4. Masyarakat telah merasakan secara langsung manfaat dari pelaksanaan sistem ekonomi
islam baik secara individu maupun sosial.
x
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Artinya :
Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman
akan melihat pekerjaan itu…”
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt
kepada manusia.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
6. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
xi
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Banyak sekarang ini sebagian dari manusia senang dengan yang namanya hutang maupun
menghutangkan, dengan memberi bunga dan bunga tinggi, yang padahal itu dilarang Allah SWT
karena itu termasuk dengan Riba. Dalam syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta
pokok tanpa adanya transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya itu bertambah dan
berkembang dengan sistem riba. Maka setiap pinjaman yang diganti atau dibayar dengan nilai
yang harganya lebih besar, atau dengan barang yang dipinjamkannya itu menjadikan keuntungan
seseorang bertambah dan terus mengalir, maka perbuatan ini adalah riba yang jelas-jelas
diharamkan oleh Allah Subhannahu Wa Ta’ala dan Rasul Nya Shalallaahu alaihi wasalam, dan
telah menjadi ijma’ kaum muslimin atas keharamannya.
Artinya;
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
Sungguh sangat besar sekali azab bagi orang-orang yang suka memakan harta riba, tapi
kebanyakan orang selalu menganggap enteng tentang apa yang dilakukannya, bahkan ada yang
sebagian lagi sengaja memakan Riba yang padahal dia sendiri tau akan Hukum nya dalam Al-
Qur’an.
xii
Artinya;
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,5%. Namun, catatan angka diatas kertas tersebut berbanding jauh terhadap realita di lapangan.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 259.940.857 jiwa, Indonesia masih memiliki warga yang
menganggur sebanyak 12,8 juta jiwa dengan pendapatan perkapita sebesar US$3.542,9 yang masih
tergolong rendah. Hal itu tentunya menjadi sebuah fenomena yang cukup miris mengingat
Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA yang melimpah dan SDM yang cukup berkualitas.
Ekonomi islam yang mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1992 diharapkan dapat berperan
penting guna memecahkan permasalahan yang hingga sampai saat ini belum bisa diselesaikan.
Berikut merupakan peran-peran ekonomi islam yang dapat dijadikan potensi agar Indonesia dapat
menjadi negara yang maju.
xiii
4. Instrumen zakat, infaq, sodaqoh dan sebagainya merupakan icon instrument yang dapat
mensejahterakan ‘wong cilik’. Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp. 100 triliun. Dari
dana tersebut, bangsa ini dapat membangun ratusan sekolah dan puluhan rumah sakit.
Selain itu, instrumen ini guna menjawab amanat Pancasila dan UUD 1945, yakni
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur (redistribution with growth). Bukan
makmur baru adil (redistribution from growth) ala kapitalisme liberal.
5. Penerapan konsep jujur, adil, dan bertanggungjawab. Konsep ini merupakan syarat yang
harus terpenuhi dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Instrumen ekonomi seperti gadai,
sewa-menyewa dan perdagangan harus menonjolkan konsep ini. Penerapan konsep ini
ditujukan agar tidak ada yang dirugikan dalam kegiatan ekonomi dan menguntungkan
semua pihak yang terlibat sehingga tidak akan terjadi berbagai macam kecurangan-
kecurangan yang dapat menimbulkan konflik sosial.
6. Pelarangan riba dengan menjadikan sistem bagi hasil (profit-loss sharing) dengan
instrumen mudharabah dan musyarakah sebagai sistem kredit berikut instrumen bunganya
(Q.S Al-Baqarah:275). Bunga bank memiliki efek negatif tehadap aktivitas ekonomi dan
sosial. Secara ekonomi, bunga bank akan mengakibatkan petumbuhan ekonomi yang semu
dan akan menurunkan kinerja perekonomian secara menyeluruh serta dampak-dampak
lainnya. Dalam segi sosial pun akan membuat masyarakat terbebani akan bunga yang
dirasa begitu berat (chaos). Dengan pelarangan riba ini, diyakini bahwa pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat.
2.5. Alasan perekonomian Islam sangat diperlukan dalam sistem perekonomian saat ini
Peran ekonomi islam dalam percaturan ekonomi Indonesia sangat memiliki pengaruh yang
cukup besar. Ekonomi islam perlu diterapkan dan ditingkatkan eksistensinya karena manfaatnya
yang luar biasa dalam mengatasi permasalahan bangsa dibandingkan dengan menerapkan sistem
ekonomi konvensional yang justru menjerat dan membenani masyarakat, khususnya masyarakat
kecil. Berikut ini adalah sebuah jawaban mengapa perlu diterapkannya ekonomi islam di
Indonesia.
1. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim dengan persentase 85%. Jadi, sudah
sewajarnya ekonomi islam diterapkan kedalam sistem perekonomian Indonesia.
xiv
2. Ekonomi islam bersifat universal, artinya tidak hanya ditujukan untuk umat muslim
saja, melainkan bagi seluruh umat manusia (rahmatan lil alamin).
4. Masyarakat telah merasakan secara langsung manfaat dari pelaksanaan sistem ekonomi
islam baik secara individu maupun sosial.
xv
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Harus diakui bahwa perkembangan ekonomi Islam merupakan bagian penting dari
pembangunan ekonomi Bangsa Indonesia dan juga mayoritas muslim, bukan hanya sebuah
gerakan sebagaimana penilaian dan pemikiran oleh sebagian orang yang sama sekali tidak
paham tentang karakteristik ekonomi syari'ah. Hikmah didirikannya ekonomi Islam pun
sangat banyak, salah satunya praktek ekonomi Islam ini mengajarkan pada kita bahwa
perbuatan riba (melebih-lebihkan) itu adalah perbuatan dosa besar yang sangat dibenci oleh
Allah SWT dan mengajarkan pada kita agar menjauhi perbuatan tersebut. Selain itu
ekonomi Islam juga sebagai wadah menyimpan dan meminjam uang secara halal dan
diridhoi oleh Allah SWT.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah inidengan sumber yang lebih banyak
dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
xvi