ID Efektivitas Latihan Lutut Terhadap Penur PDF
ID Efektivitas Latihan Lutut Terhadap Penur PDF
Abstrak
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas latihan lutut terhadap penurunan intensitas
nyeri pasien osteoarthritis lutut
Metode: penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan randomised pretest-postest control
design, dengan jumlah responden 80 pasien (kelompok intervensi 60 dan kelompok kontrol 20),
menggunakan uji statistik regresi ordinal. Kriteria inklusi usia diatas 40 tahun, diagnosa OA grade 1-2,
bersedia menjadi responden, tidak memiliki penyakit yang semakin parah dengan melakukan latihan.
Hasil: Latihan lutut secara statistik efektif menurunkan intensitas nyeri (p=0,004), faktor berat badan efektif
menurunkan intensitas nyeri (p=0,013), sedangkan variabel lain yaitu usia, jenis kelamin, kecemasan dan
aktivitas fisik lain tidak efektif menurunkan intesitas nyeri. Sedangkan secara simultan variabel independen
efektif mempengaruhi variabel dependen sebesar 28,7%.
Simpulan: Latihan lutut efektif menurunkan intensitas nyeri pasien osteoarthritis lutut p = 0.004. Implikasi
keperawatan dengan melakukan latihan lutut secara teratur, maka akan mengurangi morbiditas
akibat nyeri osteoarthritis lutut dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Abstract
Aim: The purpose of this study was to determine the effectiveness of knee exercises to decrease pain intensity
among knee osteoarthritis patients
Method: this study used a quasi-experimental study with pretest-posttest control randomised design, the
number of respondents 80 (60 patients intervention group and 20 patients control group), using ordinal
regression test. Inclusion criteria included : patients diagnosed with OA grade 1-2, above 40 years, willing to
involve, not having any diseases that get worse with exercise.
Result: knee exercises effectively reduced the pain intensity (p = 0.004), weight factors is effective reduction
in pain intensity (p = 0.013), while the other variables are age, gender, anxiety and other physical activities
did not effectively decrease the pain intensity. While the independent variables simultaneously influenced the
dependent variable of 28.7%.
Conclution: knee exercise effectively reduce pain intensity knee osteoarthritis patients with p = 0.004.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 44
Artikel Penelitian
Nursing implications: to perform knee exercises regularly, it will reduce morbidity because pain of knee
osteoarthritis and it can be improved quality of life.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 45
Artikel Penelitian
2.136 kunjungan dari 1.649 pasien dengan tahun, menderita OA derajat 1-2 sesuai hasil
rasio kunjungan terhadap pasien adalah 1,30 : rongten, bersedia menjadi responden, tidak
1. Tampak peningkatan jumlah pasien 2-3 kali memiliki penyakit yang semakin parah
lipat setiap tahunnya. Sedangkan rata-rata dengan melakukan latihan seperti gagal
kunjungan 2-3 kali tiap tahun. Hal ini diduga jantung, kardiomiopati, hipertensi yang tidak
karena usia harapan hidup semakin meningkat terkontrol, gangguan pernapasan. Sampel
serta kesadaran masyarakat terhadap sebesar 80 pasien dibagi menjadi dua
pelayanan kesehatan meningkat. kelompok yaitu kelompok intervensi 75% (60
pasien) dan kelompok kontrol 25% (20
Berdasarkan sudi pendahuluan didapatkan pasien). Cara pengambilan sampel dengan
informasi bahwa latihan lutut sudah dilakukan simple random sampling. Instrumen yang
di tempat penelitian ini, namun belum digunakan adalah kuisioner, lembar observasi
optimal. Tidak semua pasien mengikuti dan catatan harian. Penelitian ini dilaksanakan
anjuran latihan lutut, belum ada leaflet yang di Unit Rawat Jalan Orthopaedi Rumah Sakit
dapat memperjelas informasi latihan lutut di Yogyakarta. Inform consent dilakukan
sehingga pasien datang periksa lagi dengan sebelum intervensi dilakukan. Intervensi
keluhan yang sama yaitu nyeri lutut. dilakukan selama 4 minggu. Pada kelompok
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi control, setelah 4 minggu (penelitian selesai)
efektivitas latihan lutut terhadap penurunan dilakukan latihan lutut sehingga semua pasien
intensitas nyeri pasien osteoarthritis lutut. mendapat perlakuan yang sama. Uji etik oleh
komite etik sudah dilakukan.
METODE PENELITIAN
Uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon
Penelitian ini menggunakan desain penelitian untuk membedakan penurunan intensitas nyeri
quasi eksperimen dengan desain sebelum dan sesudah latihan lutut. Uji Man
randominased pretest-postest control. Whitney untuk mengetahui perbedaan
Populasi adalah semua penderita OA lutut penurunan intensitas nyeri kelompok control
yang periksa di unit rawat jalan RS swasta dan kelompok intervensi. Uji multivariate
Yogyakarta. dengan kriteria usia lebih dari 40 dengan menggunakan regresi logistik ordinal.
1. Karakteristik Responden
Tabel 1
Karakteristik Pasien Osteoarthritis Lutut di Rumah Sakit Yogyakarta
Intervensi Kontrol
Karakteristik
n % n %
Jumlah responden 60 75 20 25
Usia:
- 36 – 44 tahun 2 3,3 1 5
- 45 – 59 tahun 21 35 8 40
- 60 – 74 tahun 35 58,3 8 40
- 75 – 90 tahun 2 3,3 3 15
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 46
Artikel Penelitian
Jenis Kelamin :
- Laki-laki 12 20 2 10
- Perempuan 48 80 18 90
Indeks Massa Tubuh :
- IMT < 18,5 0 0 0 0
- IMT 18,5 – 24,9 20 33,3 5 25
- IMT 25 – 27 18 30 10 50
- IMT >27 22 36,7 5 25
Rasa cemas :
- Tidak cemas 26 43,3 7 35
- Cemas 34 56,7 13 65
Aktivitas lain :
- Tidak melakukan 37 61,7 15 75
- Melakukan 23 38,3 5 25
Sumber data primer, 2014
2. Uji Beda
Tabel 2
Distribusi Jumlah Responden Sebelum dan Sesudah Latihan Lutut Pasien
Osteoarthritis Lutut (n = 60)
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Asymp. Sig (2-tailed
Sebelum latihan 0 (0%) 18 (30%) 37 (61,7%) 5 (8,3%)
Setelah latihan minggu 1 4 (6,7%) 31 (51,7%) 22 (36,7%) 3 (5%) 0.00
Setelah latihan minggu 2 9 (15%) 36 (60%) 14 (23,3%) 1 (1,7%) 0.00
Setelah latihan minggu 3 12 (20%) 38 (63,3%) 10 (16,7%) 0 (0%) 0.00
Setelah latihan minggu 4 17 (28,3%) 38 (63,3%) 5 (8,3%) 0 (0%) 0.00
Sumber data primer, 2014
Tabel 3
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Pada Kelompok Kontrol (n = 20)
Tidak nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Asymp. Sig. (2-tailed)
Pengukuran awal 0 (0%) 6 (0,3%) 14 (0,7%) 0 (0%)
Setelah 1 minggu 0 (0%) 13 (0,65%) 7 (0,35%) 0 (0%) 0.020
Setelah 2 minggu 0 (0%) 14 (0,7%) 6 (0,3%) 0 (0%) 0.005
Setelah 3 minggu 0 (0%) 16 (0,8%) 4 (0,2%) 0 (0%) 0.002
Setelah 4 minggu 0 (0%) 15 (0,75%) 5 (0,25%) 0 (0%) 0.003
Sumber data primer, 2014
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan jumlah responden yang memiliki
dengan melakukan latihan lutut dapat intensitas nyeri berat. Latihan lutut yang
menurunkan intensitas nyeri. Hal ini dapat dilakukan berupa fleksi ekstensi dan
dilihat dari peningkatan jumlah responden strengthening. Signifikansi terlihat pada setiap
yang memiliki intensitas nyeri ringan dan minggu dalam 4 minggunya dengan p = 0.00,
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 47
Artikel Penelitian
artinya bahwa secara statistik latihan lutut ini menjadi licin dan sendi mudah digerakkan
efektif menurunkan nyeri pasien osteoarthritis sehingga nyeri berkurang. 10, 11, 12, 13
lutut.
Latihan lutut jika dilakukan secara teratur
Hal ini didukung oleh hasil penelitian lain akan meningkatkan peredaran darah sehingga
tentang pengaruh latihan pada osteoatrhtitis metabolisme meningkat dan terjadi
lutut terhadap kualitas hidup pasien dewasa peningkatan difusi cairan sendi melalui
obesitas dikatakan bahwa dengan latihan matriks tulang. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
dapat menurunkan nyeri dengan p = 0.049. tulang rawan sangat tergantung pada kondisi
Dengan melakukan fleksi ekstensi lutut dapat cairan sendi, jadi jika cairan sendi baik maka
meningkatkan kekuatan otot sebesar 15-16%.7 suplai nutrisi untuk tulang rawan menjadi
Penelitian lain mengatakan bahwa dengan adekuat. Adanya kontraksi otot quadriceps
latihan lutut akan meningkatkan daya tahan dan hamstring yang kuat akibat latihan lutut
otot, meningkatkan ketajaman proprioseptif, akan mempermudah mekanisme pumping
dan menurunkan quadriceps arthrogenic action (memompa kembali cairan untuk
muscle inhibition. Peningkatan kekuatan otot bersirkulasi) sehingga proses metabolisme dan
quadriceps sangat penting untuk stabilisasi sirkulasi lokal dapat berlangsung dengan baik
lutut, sehingga menurunkan beban sendi lutut karena vasodilatasi dan relaksasi setelah
dalam menahan berat badan atau selama kontraksi maksimal dari otot tersebut. Dengan
beraktivitas.8 demikian maka pengangkutan sisa-sisa
metabolisme (substansi P) dan asetabolic yang
Exercise dapat menurunkan kadar sitokin diproduksi melalui proses inflamasi dapat
dalam cairan synovial pasien OA lutut, berjalan dengan lancar sehingga rasa nyeri
menghambat degradasi tulang rawan dan dapat berkurang.10, 11, 12, 13
memperbaiki gejala nyeri. Sitokin merupakan
salah satu mediator kimia terjadinya inflamasi Selain itu dikatakan bahwa dengan latihan
dan apabila kadar sitokin turun maka dapat menurunkan MMP-3, TNF-α dan hs
mekanisme stimulasi nociceptor oleh stimulus CRP. MMP-3 adalah enzim yang berfungsi
noxious terhambat dan proses transduksi pada dalam degradasi matrik tulang. Jika kadarnya
mekanisme nyeripun menjadi terhambat.9 turun maka degradasi matrik tulang terhambat
dengan cara meningkatkan produksi kolagen
Jenis sitokin yang berperan adalah TNF-α dan dan proteoglikan. Kadar MMP-3 yang rendah
IL-1B. TNF-α dan IL-1B ini berfungsi juga bermanfaat untuk menghambat proses
merangsang pengeluaran prostaglandin dan inflamasi synovial dengan cara menghambat
nitric oxid (NO) yang berguna dalam sitokin seperti IL dan TNF-α. Jika proses
menurunkan sintesis proteoglikan dan inflamasi tidak terjadi maka tidak ada
menurunkan matriks tulang. Jika TNF-α dan stimulus noxious yang menyebabkan nyeri.9
IL-1B turun maka pengeluaran prostaglandin
dan NO akan terhambat dan terjadi Review terhadap 12 penelitian yang
peningkatan sintesis proteoglikan yang akan melakukan intervensi strengthening exercise 2
meningkatkan pembentukan matriks tulang kali seminggu selama lebih dari 8 minggu,
dan menarik kation sehingga terjadi membuktikan bahwa strengthening exercise
peningkatan osmolalitas dalam tulang rawan yang diberikan sangat signifikan menurunkan
sendi. Hal ini menjadikan permukaan sendi nyeri pasien OA lutut. Strengthening exercise
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 48
Artikel Penelitian
Tabel 4
Perbedaan Signifikansi Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Kelompok Kontrol
dan Kelompok Intervensi
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa mengenai manfaat latihan lutut, dilatih cara
signifikansi penurunan intensitas nyeri dari melakukan latihan tersebut, dimonitoring
minggu ke minggu mengalami penurunan. sambil terus diingatkan dan disarankan untuk
Pada minggu ke empat terlihat p = 0.002 < melakukannya secara rutin dan teratur 2 kali
0.025, maka Ha diterima, artinya bahwa sehari. Ternyata tindakan tersebut efektif
terdapat perbedaan secara signifikan untuk menurunkan intensitas nyeri pasien OA
penurunan intensitas nyeri pada kelompok lutut. Sedangkan kelompok kontrol diberikan
intervensi dibandingkan dengan kelompok edukasi mengenai manajemen perawatan OA,
kontrol. Terdapat perbedaan penurunan selanjutnya apakah responden mau
intensitas nyeri setelah latihan lutut pada melakukannya atau tidak tergantung pada
kelompok intervensi dan setelah edukasi masing-masing responden. Meskipun mereka
manajemen OA pada kelompok kontrol. tahu ternyata belum tentu melaksanakan apa
yang diketahuinya dengan alasan keterbatasan
Kelompok intervensi diberikan penjelasan waktu dan lebih mengandalkan obat-obatan.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 49
Artikel Penelitian
Tabel 5
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri
Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
3. Uji Multivariat
Tabel 6
Pengaruh Latihan Lutut, Usia, Jenis Kelamin, Berat Badan, Kecemasan dan Aktivitas
Lain Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Osteoarthritis Lutut.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 50
Artikel Penelitian
mengalami penurunan intensitas nyeri nyeri menjadi nyeri ringan pada laki-laki yang
menjadi nyeri ringan lebih tinggi melakukan latihan adalah 1,11 kali
dibandingkan dengan usia yang lebih tua. dibandingkan dengan laki-laki yang tidak
melakukan latihan lutut. Sedangkan
Bertambahnya usia maka terjadi pengurangan probabilitas perempuan untuk mengalami
volume/isi tulang rawan, proteoglikan, penurunan nyeri menjadi nyeri ringan yang
vaskularisasi dan perfusi tulang rawan, melakukan latihan lutut adalah 6,12 kali
penurunan kekuatan otot, kehilangan dibandingkan dengan perempuan yang tidak
proprioseptif, perubahan degeneratif pada melakukan latihan lutut. Artinya bahwa jenis
meniskus dan ligamen sendi, serta pengapuran kelamin perempuan berpeluang lebih besar
jaringan sendi. Perubahan ini dapat mengalami penurunan nyeri lutut pada
mengakibatkan ruang sendi menyempit kelompok yang melakukan latihan lutut,
sehingga menyebabkan gesekan antara ujung meskipun secara statistik tidak signifikan.
tulang pada lutut, hal inilah yang
menimbulkan nyeri.5, 17, 18, 19. Perbedaan jenis kelamin berhubungan dengan
bagaimana seorang laki-laki dan perempuan
Pengaruh usia terhadap persepsi nyeri adalah mempersepsikan nyerinya. Seorang
bagaimana seseorang pada setiap tahap perempuan secara psikologis cenderung
perkembangannya dalam mempersepsikan mempersepsikan nyeri secara berlebihan dari
nyeri.20 Usia/tingkat perkembangan pada laki-laki. Jenis kelamin perempuan
berpengaruh terhadap persepsi dan ekspresi secara signifikan melaporkan intensitas nyeri
nyeri.21 Usia lansia lebih sensitif terhadap rasa lebih berat dari pada laki-laki. Berdasarkan
nyeri dibandingkan dengan dewasa muda dan beberapa penelitian dikatakan bahwa
dewasa pertengahan.22 Namun faktor usia perempuan memiliki intensitas nyeri, frustasi
secara statistic tidak berpengaruh signifikan dan takut, perasaan tidak nyaman karena nyeri
dalam mempengaruhi nyeri.23 yang tinggi dibandingkan dengan laki-laki.20
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor usia Jenis kelamin perempuan memiliki nyeri lutut
secara statistik tidak berpengaruh terhadap dan gangguan fungsi yang lebih buruk
penurunan intensitas nyeri, namun usia dibandingkan dengan laki-laki, namun
mempengaruhi seseorang dalam perbedaan itu tidak signifikan.23 Perempuan
mempersepsikan dan mengekspresikan nyeri. melaporkan tingkat nyeri lutut yang lebih
Pasien dengan usia muda memiliki tinggi dan kinerja fungsional yang lebih
probabilitas 3,79 kali untuk mempersepsikan rendah, namun secara statistik tidak ada
nyeri menjadi nyeri ringan setelah latihan perbedaan yang signifikan.24 Perempuan
lutut dari pada pasien dengan usia yang lebih memiliki tingkat signifikansi lebih tinggi
tua. dibandingkan laki-laki terhadap rasa sakit dan
cacat fisik.25
Pengaruh Faktor Jenis Kelamin Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Pengaruh Faktor Aktivitas Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri
Hasil penelitian ini secara statistik faktor jenis
kelamin tidak berpengaruh menurunkan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
intensitas nyeri pasien osteoarthritis dengan p aktivitas fisik lain yang dilakukan responden
= 0,194. Probabilitas penurunan intensitas tidak berpengaruh menurunkan intensitas
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 51
Artikel Penelitian
nyeri (p=0.055). Pada penelitian ini, aktivitas elastisitas otot dan meningkatkan sirkulasi
lain yang dilakukan responden antara lain darah. Dengan sirkulasi darah yang optimal,
jalan kaki, senam, yoga, renang. Ada yang maka proses metabolisme yang terjadi dalam
naik turun tangga karena faktor lingkungan tubuhpun optimal dan tubuh menjadi lebih
(rumah). Probabilitas responden yang sehat. Terlebih aktivitas seperti jalan kaki,
melakukan latihan lutut dan aktivitas sepeda statik yang akan banyak
tambahan seperti diatas untuk mengalami mempengaruhi sendi lutut. Semakin sering
penurunan nyeri menjadi nyeri ringan adalah menggunakan sendi lutut secara fisiologis
7,55 kali dibandingkan dengan responden maka otot-otot sekitarnya semakin kuat dan
yang tidak melakukan latihan lutut dan tidak kaku. Jika otot quadriceps kuat maka
aktivitas tambahan. Aktivitas-aktivitas mampu menyangga berat tubuh sehingga
tersebut lebih banyak menggunakan sendi penekanan pada tulang rawan sendi lutut
lutut sehingga mekanisme penurunan sitokin, berkurang dan memperlambat proses
penurunan MMP-3, peningkatan kekuatan penipisan tulang rawan sendi lutut.
otot quadriceps dan hamstring juga terjadi
sehingga memberi pengaruh terhadap Hal ini sesuai dengan sistematika review
penurunan nyeri. terhadap 7 penelitian yang mengatakan bahwa
quadriceps exercise lebih efektif menurunkan
Jenis aktivitas berpengaruh terhadap rasa nyeri dibandingkan dengan pemberian
nyeri. Aktivitas yang meningkatkan beban informasi saja. Quadriceps strengthening
sendi lutut menyebabkan peningkatan nyeri exercise yang dikombinasikan dengan
seperti aktivitas naik turun tangga, berlari dan intervensi lain seperti latihan keseimbangan,
melompat. Aktivitas yang disarankan pada gerakan lutut, edukasi, hamstring exercise,
pasien OA lutut adalah latihan penguatan otot transcutaneous electrical nerve stimulation
quadriceps dan hamstring, semua jenis (TENS); akupunktur, kompres panas dingin,
olahraga yang tidak menggunakan gerakan penurunan berat badan, menyangga sendi
melompat, berlari. misalnya dengan menggunakan daker dan
berjalan dengan alat lebih efektif menurunkan
Dengan latihan dan aktivitas lain maka terjadi nyeri.26
beberapa mekanisme dalam proses penurunan
intensitas nyeri, yaitu penurunan mediator Studi literatur terhadap 7 artikel sistematika
kimia inflamasi seperti sitokin, penurunan review dan 2 meta-analisis tentang efektivitas
MMP-3 yang berperan dalam degradasi strengthening exercise dan aerobik pada OA
matrik tulang rawan, peningkatan metabolism lutut di Tokyo, membuktikan bahwa latihan
dan memperkuat otot quadriceps. Dengan peregangan otot dan latihan aerobik efektif
mekanisme tersebut maka stimulus nosious menurunkan nyeri dan meningkatkan fungsi
kimia dan mekanik yang mempengaruhi fisik pada pasien OA lutut derajat ringan
kerusakan jaringan menjadi minimal. Jika sampai sedang. Jadi nyeri pada pasien OA
stimulus penyebab nyeri minimal maka proses lutut derajat I dan II dapat dikurangi dengan
awal terjadinya nyeri terhambat sehingga akan melakukan exercise seperti ROM (fleksi
mempengaruhi proses selanjutnya yaitu ekstensi lutut), strengthening exercise dan
transmisi, persepsi dan modulasi. aerobik. Latihan dapat mengurangi nyeri
pasien OA lutut karena dengan latihan akan
Aktivitas tambahan dilakukan untuk menjaga terjadi tekanan secara fisiologis yang akan
kebugaran fisik pasien, meningkatkan meningkatkan pembentukan proteoglikan oleh
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 52
Artikel Penelitian
sel kartilago dewasa, meningkatkan kekuatan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
otot sehingga mampu menopang beban pada secara statistik faktor IMT berpengaruh
daerah sendi, meningkatkan metabolisme menurunkan intensitas nyeri dengan p =
cairan sendi sinovial yang akan memberikan 0,013. Probabilitas penurunan intensitas nyeri
nutrisi pada tulang rawan disekitarnya.6 pada responden dengan IMT >27 yang
melakukan latihan lutut untuk menjadi nyeri
Pengaruh Faktor Kecemasan Terhadap ringan adalah 1,65 kali dibandingkan dengan
Penurunan Intensitas Nyeri responden yang tidak melakukan latihan lutut.
Sedangkan jika dibandingkan dengan IMT 22
Hasil penelitian ini secara statistik –25, maka probabilitas responden untuk
membuktikan bahwa kecemasan tidak mengalami penurunan intensitas nyeri sebesar
berpengaruh menurunkan intensitas nyeri 7,44 kali.
(p=0.550). Probabilitas responden yang
mengalami kecemasan untuk mengalami Obesitas meningkatkan stres mekanik pada
penurunan intensitas nyeri sebesar 2 kali sendi untuk menahan beban. Obesitas
dibandingkan dengan responden yang tidak dikaitkan dengan peningkatan kadar
mengalami kecemasan. Kecemasan berperan adipokines (sitokin yang berasal dari jaringan
dalam peningkatan persepsi nyeri pada pasien adiposa), baik sistemimik dan intra-artikular
osteoarthritis. Rasa cemas dapat yang lama kelamaan dapat meningkatkan
mempengaruhi sistem limbik sebagai kontrol terjadinya proses peradangan ringan pada
emosi yang dapat meningkatkan sistem syaraf sendi. Sistematica review dan metaanalisis
otonom (terutama system syaraf simpatis). dengan tujuan mengetahui bukti-bukti terbaru
Syaraf otonom berkaitan dengan pengendalian pada faktor-faktor resiko OA lutut pada tahun
beberapa organ secara tidak sadar, melayani 2009 di Inggris terhadap 25 hasil penelitian,
serabut motorik pada otot, sehingga dapat didapatkan hasil bahwa faktor utama terkait
meningkatkan ketegangan otot yang akan dengan lutut OA adalah obesitas (OR 2,63),
meningkatkan persepsi nyeri seseorang. Dan trauma lutut sebelumnya (OR 3.86), OA
dalam penelitian ini rasa cemas berpengaruh tangan (OR 1,49), jenis kelamin perempuan
sebesar 2 kali dalam mempengaruhi intensitas (OR 1,84).27 Jadi hal ini sesuai dengan hasil
nyeri.8 penelitian ini yang membuktikan bahwa berat
badan secara signifikan menurunkan intensitas
Rasa cemas muncul sebagai akibat dari nyeri pasien OA lutut.
kurangnya pengetahuan pasien terhadap
sakitnya. Disinilah peran tim kesehatan sangat Obesitas berhubungan dengan gaya
penting untuk memberikan penjelasan hidup/pola makan dan aktivitas. Peningkatan
mengenai penyakitnya, pengobatan dan berat badan ini menjadikan sendi lutut
perawatannya. Harapannya dengan semakin berat menahan beban, sehingga
pengetahuan yang baik, rasa cemas progresifitas kerusakan tulang rawan semakin
menurun.20 cepat. Jika tulang rawan yang berfungsi
sebagai bantalan sendi lutut ini mengalami
Pengaruh Faktor Indeks Masa Tubuh penipisan maka bagian ujung tulang akan
(IMT) Terhadap Penurunan Intensitas bertemu dengan ujung tulang yang lain. Hal
Nyeri ini menyebabkan nyeri lutut, terlebih saat
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 53
Artikel Penelitian
digerakkan. Lama kelamaan akan terjadi intensitas nyeri. Jadi dapat diasumsikan
malformasi bentuk kaki, dan salah satu bahwa dengan melakukan latihan lutut
tindakan yang tepat adalah penggantian tulang ditambah tidak mengalami berat badan akan
rawan sendi lutut (TKR/Total Knee efektif menurunkan intensitas nyeri pasien
Replacement). Manajemen berat badan ini OA lutut. Mengacu pada model dalam
sebagai salah satu manajemen non penelitian ini sebanyak 71,3% faktor yang
farmakologi selain exercise.28 mempengaruhi intensitas nyeri tidak diteliti.
Faktor lain diluar model kemungkinannya
Kehilangan berat badan 10% secara signifikan adalah pemakaian braces and patellar taping,
dapat menurunkan nyeri osteoarthritis, akupunktur, suku/ras. Non farmakologi yang
meningkatkan mobilitas dan mempercepat dapat dilakukan pada pasien OA lutut untuk
jalan. Berat badan adalah salah satu faktor mengurangi nyeri antara lain muscle
mekanik terjadinya nyeri osteoarthritis. strengthening, terapi ROM, senam aerobic,
Dengan mengurangi berat badan dapat occupational therapy, support sosial,
meningkatkan fungsi dan meningkatkan penggunaan daker, alat bantu jalan, penurunan
mobilitas lutut. Peningkatan berat badan berat badan.30
berdampak negative pada lutut yaitu
meningkatkan nyeri lutut dan menurunkan
tingkat aktivitas.9 Kehilangan berat badan 1 SIMPULAN
pound mengurangi beban lutut sebesar 4
pound pada penderita osteoarthritis lutut.29 1. Secara statistik latihan lutut efektif
menurunkan intensitas nyeri pasien
Pengaruh Variabel Independen Terhadap osteoarthritis lutut (p=0,004)
Variabel Dependen 2. Variabel independen faktor berat badan
berpengaruh menurunkan intensitas nyeri
Variabel latihan lutut, usia, jenis kelamin, (p=0,013), sedangkan variabel lain yaitu
kecemasan, aktivitas lain dan berat badan usia, jenis kelamin, kecemasan dan
secara bersama-sama signifikan menurunkan aktivitas fisik lain tidak berpengaruh
intensitas nyeri. Nilai pseudo R-Square dari menurunkan intesitas nyeri.
minggu pertama sampai keempat mengalami 3. Secara simultan variabel independen
peningkatan. R-square minggu pertama mempengaruhi variabel dependen sebesar
14,7%, minggu kedua 14,5%, minggu ketiga 28,7%.
19,2% dan minggu keempat 28,7%. Artinya
bahwa ada peningkatan pengaruh variabel
independen secara simultan terhadap DAFTAR PUSTAKA
penurunan intensitas nyeri. Pengaruh terbesar
ada pada minggu keempat yaitu 28,7%. 1. Quintana, J.M, et al. (2008). Prevalence
Berarti masih ada 71,3% variabel lain diluar of knee and hip osteoarthritis and the
penelitian yang mempengaruhi penurunan appropriateness of joint replacement in an
intensitas nyeri. older population. PubMed.gov.
http://www. ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
Secara parsial dari variabel independen 2. Stanley, M & Beare, P.G. (2007). Buku
tersebut hanya variabel latihan lutut dan berat Ajar Keperawatan Gerontik
badan yang secara signifikan menurunkan (Gerontological Nursing; A Health
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 54
Artikel Penelitian
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 55
Artikel Penelitian
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 1, Januari 2015, ISSN No 2355 5459 56