Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga Tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Perkembangan peserta didik. Tim Penulis berterima kasih kepada Ibu dosen yang
bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis,
Kelompok II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik
Pada usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA, anak berada pada masa
remaja atau pubertas atau adolesen. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi
antara masa kanak-kanak dengan dewasa. Meskipun aspek-aspek kepribadian telah
diwakili pada masa-masa sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa
ini, sebab setelah melewati masa ini, remaja telah berubah menjadi seorang dewasa yang
boleh dikatakan telah terbentuk suatu pribadi yang relative tetap. Pada masa transisi ini
terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat.
Salah satu segi perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar adalah
perkembangan fisik pada masa remaja. Pada masa remaja awal ( usia SLTP ) anak-anak ini
nampak fostur tubuh tinggi-tinggi tetapi kurus. Lengan kaki dan leher mereka panjang-
panjang, baru kemudian berat badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja,
proporsi tinggi dan berat mereka seimbang.
Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang sangat cepat, pada masa remaja
berlangsung perkembangan seksual yang cepat pula. Perkembangan ini ditandai dengan
munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Ciri-ciri kelamin primer berkenaan
dengan perkembangan alat-alat peoduksi, baik pada ria maupn wanita. Selanjutnya, ciri-ciri
kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan, perubahan
suara semakin rendah-besar, membesarnya payudara pada wanita, tumbuhnya jakun pada
pria.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Termasuk kedalam faktor internal ini adalah sebagai berikut:
a. Sifat jasmanilah yang diwariskan dari orang tuanya
Anak yang ayah dan ibunya bertubuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi
tinggi dari pada anak yang berasal dari orang tua yang bertubuh pendek.
b. Kematangan
Secara sepintas, pertumbuhan fisik seolah olah seperti sudah direncanakan oleh
faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi,
tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar diri anak. Termasuk kedalam
faktor eksternal adalah sebagai berikut:
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terlambat.
b. Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang
cukup gizi pertumbuhannya pesat.
c. Stimulasi lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih percepatan pertumbuhannya sksn berbeda
dengan yang tidak pernah mendapat latihan.
B. Perkembangan Intelektual
Menurut English dan English dalam bukunya “ A Comprehensive dictionary of
pisychological and Psychoanalitical Terms “. Istlah Intelect berarti antara lain :
1. Kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir
2. Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktifitas yang
berkenaan dengan berfikir (misalnya menghubungkan, menimbang, dan
memahami).
3. Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berfikir ( bandingkan
dengan Intelligence, Intelligence = intellect).
Karena pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengembangkan pikiran
formalnya, mereka juga mulai mampu mencapai logika dan rasio serta dapat
menggunakan abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat mereka mengerti.
Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan akan lebih memberi akibat yang
positif bagi perkembangan kognitifnya. Misalnya, menulis puisi, lomba karya
ilmiah, lomba menulis cerpen dan sejenisnya.
Teori Piaget adalah teori yang sangat terkenal dan merupakan teori perkembangan
kognitif mengenai remaja yang paling banyak dibahas secara luas. Menurut teori Piaget,
remaja termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk
adaptasi biologis. Remaja secara mengonstruksikan dunia kognitifnya sendiri, dengan
demikian informasi-informasi dari lingkungan tidak hanya sekedar dituangkan ke dalam
pikiran mereka. Agar dunia itu dapat dipahami, remaja mengorganisasikan pengalaman-
pengalamannya, memisahkan gagasan-gagasan yang kurang penting, dan menggabungkan
gagasan-gagasan itu sama lain. Mereka juga mengadaptasikan pemikiran mereka yang
melibatkan gagasan-gagasan baru karena informasi tambahan ini dapat meningkatkan
pemahaman mereka.
Sebagai contoh, andaikan saja seorang remaja perempuan berusia 16 tahun ingin
belajar mengenai bagaimana caranya menggunakan komputer. Orang tuanya diakses pada
tanggal 1 Oktober 2014 pukul 11:06 WIB membelikan ia sebuah komputer di hari ulang
tahunnya. Meskipun ia belum pernah memilki pengalaman untuk menggunakannya, dari
pengalaman dan pengamatan, ia mengetahui bahwa ia harus menekan tombol untuk
menghidupkan komputer itu dan memasukkan sebuah CD-ROM ke dalam suatu celah.
Perilaku ini cocok dengan kerangka kerja konseptual yang telah ada (asimilasi). Namun
ketika ia menekan beberapa tombol, ia membuat beberapa kesalahan. Ia segera menyadari
bahwa ia membutuhkan bantuan untuk mempelajari bagaimana menggunakan komputer,
entah dari kawan atau guru. Penyesuaian dalam pendekatan ini memperlihatkan kesadaran
akan perlunya mengubah kerangka kerja konseptualnya (akomodasi).
Ekuilibrium (equilibrium), suatu proses lain yang diidentifikasi oleh Piaget, adalah
mengubah pemikiran dari satu kondisi ke kondisi lain. Suatu waktu remaja mengalami
konflik kognitif atau mengalami ketidakseimbangan (disequilibrium) ketika remaja itu
berusaha untuk memahami dunianya. Pada akhirnya mereka dapat menyelesakan konflik
dan meraih keseimbangan. Menurut Piaget, secara bergantian individu berada dalam
kondisi kognitif yang equilibrium atau disequilibrium. Sebagai contoh, apabila seorang
anak berpendapat bahwa jumlah suatu cairan meningkat ketika dituangkan ke dalam wadah
yang ukuranyya berbeda, ia mungkin menjadi bertanya-tanya dari manakah cairan “ekstra”
itu berasal atau benarkah lebih banyak cairan di wadah kedua itu. Anak akan memecahkan
teka-teki itu ketika pemikirannya telah berubah maju. Dalam dunia sehari- hari, anak-anak
selalu mengahdapi inkonsistensi kognitif semacam itu.
. Teori vygotsky
Teorilev vygotsky (1962) teori ini telah merangsang sejumlah minat dalam suatu
pandangan yang menyatakan pengetahuan itu terkait dengan situasi dan bersifat kolaboratif
(situated and collaborative ). Dengan demikian pengetahuan, didistribusikan diantara
orang-orang dan lingkungan, yang meliputi benda-benda, artefak, perkakas, buku dan
komunitas dimana orang-orang hidup. Distribusi ini memperlihatkan bahwa pengetahuan
paling baik di tingkatkan melalui interaksi dengan oranglain melalui aktivitas koperatif.
Konsep-konsep yang di keluarkan oleh Vygotsky yaitu :
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang
terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan
bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona
Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial
development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan
orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang
dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat
keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat
tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang
instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat
memudahkan perkembangan anak.
2. Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait
perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan
dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah
bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD.
Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan.
Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang
sistematis, logis dan rasional.
3. Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi
sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky
yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing,
dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada
awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa
untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam
pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan
menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi
dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.
Pada dasarnya teori-teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa
intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan
ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang
lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai
seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Efaluasi terhadap teori vygotsky, meskipun teori mereka diajukan didalam waktu yang
kurasng lebih bersamaan, sebagian besar orang-orang didunia mempelajari teori piaget
dulu, baru kemudian disusul teory vygotsky. Akibatnya teori vygotsky belum dievaluasi
sebanyak piaget. Pandangan vygotsky mengenai pentingnya sosio-budaya terhadap
perkembangan anak-anak, sesuai dengan pendapat mjtakhir mengenai pentingnya
mengevaluasi faktor-faktor konstektual didalam belajar. Ketika beralih dari piaget ke
vygotsky, konsepnya beralih dari individu ke kolaborasi, interaksi sosial dan aktivitas
sosio-budaya. Teori vygotsky juga memperoleh kritik. Beberapa kritikus menyatakan
bahwa penekanan vygotsky dalam halkolaborasi dan bimbingan juga memiliki perangkap
tersembunyi. Mungkinkah pada beberapa kasus fasilisator menjadi terlalu banyak
menolong, ketika orang tua terlalu mendominasi dan mengontrol ? disamping itu beberapa
anak mungkin akan menjadi malas danmengharapkan bantuan pada saat mereka
diharapkan bekerja sendiri.
perkembangan intelektual sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu hereditas
dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya tidak terpisah secara
sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultan dari interaksi keduanya. Pengaruh
faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan intelektual itu dapat dijelaskan
berikut ini.
1. Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, remaja telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi
kemampuan berfikir setara normal, di atas normal atau di bawah normal. Namun, potensi
ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi
kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan
perkembangan intelektual anak.
2. Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi
perkembangan intelek remaja, yaitu keluarga dan sekolah.
a) Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan
pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki
informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara yang
digunakan, misalnya memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya,
menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan
seperti menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat
mengembangkan daya kreativitas anak. Memberi kesempatan atau pengalaman tersebut
akan menuntut perhatian orang tua.
b) Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan
perkembangan anak tersebut perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya
menyadari bahwa perkembangan intelektual remaja terletak di tangannya. Beberapa cara
diantaranya adalah sebagai berikut :
C. Perkembangan emosi
jika dilihat dari tiga ranah yang bisa digunakan dalam dunia pendidikan yaitu ranah
kognitif, efektif dan psikomotorik, emosi termasuk dalam ranah efektif. Emosi banyak
berpengaruh pada fungsi-fungsi psikis yang lainnya seperti pengamatan, tanggapan,
pemikiran dan kehendak .
1. Pengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh.
Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam
emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri
individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,
sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku
menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat
merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu
perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995).
Hattersal ( 1985 ) dalam Mudjiran.dkk ( 2007 ) menyatakan bahwa emosi adalah
psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan
tubuh. Menurut James &Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan
jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena
gembira. Sedangkan menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang
terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami
frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar
tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.
Pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jadi emosi adalah
pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan
mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
2. Bentuk-Bentuk Emosi
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak
berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :
1. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
2. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
3. Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada,
tidak tenang, ngeri
4. Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
5. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, dan kemesraan
6. Terkejut : terkesiap, terkejut
7. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
8. Malu : malu hati, kesal
Menurut Goleman emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi
berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah
laku terhadap stimulus yang ada.
Menurut teori ini,bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.Maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan jamani.Jasi antara emosi
dan tingkah laku hanya dapat dibedakan ,tetpi tidak dapat dipisah-pisahkan
4. Ciri-Ciri Perkembangan Emosi Remaja
Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan
tingkahlakunya.Demikian juga pada perkembangan emosi remaja. Kualitas atau fluktuasi
gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi
yang ada pada individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat beberapa
tingkah laku emosional, misalnya: agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan
tingkah laku menyakiti-diri seperti : melukai diri sendiri, memukul-mukul kepala sendiri,
dan sejenisnya.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja yaitu
sebagai berikut :
a. Perubahan jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat
dari anggota tubuh memiliki pengaruh besah terhadap perkembangan emosi remaja. Pada
tarap permulaan, pertumbuhan ini hanya terbatas pada begian-bagian tertentu saja yang
mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini sering
mempunyai akibat yang tidak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap
remaja dapat menerima perubvahan kondisi tubuh seperti itu, labih-lebih jika perubahan
tersebut menyangkut p;erubahan kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mul;ai
berfungsi sejalan dengan perkambangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan
rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam
perkembangan emosinya.
Sejalan dengan perkembangan psikis remaja yang berada pada fase pencarian jati diri, ada
tahapan kemampuan berbahasa yang kadang-kadang menyimpang dari norma umum
seperti munculnya istilah - istilah khusus di kalangan remaja. Dalam perkembangan
masyarakat moderen sekarang ini, dikota – kota besar bahkan berkembang pesat bahasa
khas remaja sering dikenal dengan bahsa gaul.
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah atau interaksinya
relatif demokratis akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya dibanding yang
menerapkan komunikasi dan interaksi sebaliknya.
Suatu keluarga yang memiliki banyak anak atau banyak anggota keluarga,
perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi
dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain
keluarga inti.
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat
ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak tengah memiliki arah
komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
5.Kedwibahasaan (Bilingualisme)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu
atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya
menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara
bervariasi.
Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia
menggunakan bahasa Indonesia. Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5
faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan
hubungan keluarga.
7. Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup
pegunungan dan daerah-daerah terpencil dan di kelompok sosial yang lain. Karena
biasanya orang kota jarang memperhatikan anaknya, padahal anak butuh kasih sayang
dan perhatian dari orang tua. Agar anak dalam perkembangan bahasa akan lebih pesat
perkembangannya.
Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika
memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan
khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya .
Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numeric),
Logika bahasa, dan sejenisnya.
Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif artinya bakat dalam menciptakan
sesuatu yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan
teknologi terbaru dan lainnya.
Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat
dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan
sangat indah dala m waktu singkat dan sejenisnya.
Bakat khusus kinestetik / psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola, bulu
tangkis, tennis, dan keterampilan tekink.
Bakat khusus dalam bidang social misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir
berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.
b. Hubungan Antara Bakat dan Prestasi
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah, karena bakat dan kemampuan
sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika diprediksi
mampu mencapai prestsi yang menonjol dalam bidang matematika. Prestasi yang menonjol
merupakan cerminan dari bakat khusus.
Artinya, prestsi belajar yang mereka peroleh berada dibawah potensi atau bakat
intelektual yang sesungguhnya mereka miliki. Bakat memang sangat menentukan prestasi
seseorang, tetapi sejauh mana itu akan terwujud menghasilkan suatu prestasi, masih
banyak variabel yang menentukan.
Conny semiawan (1987) dan Utami munandar (1992) menegaskan bahwa berbeda
denagn kemampuan yang menunjukkan pada suatu kinerja (perfonmance) yang dilakukan
sekarang. Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu
kinerja dapat dilakuakan pada masa yang akan datang.
Ada sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secra
garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor
internal adalah factor yang berasal dari dalam diri individu .
Individu yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun
eksternal, yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat
khususnya, memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan ada
kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus, maka akan muncul
kemampuan berprestasi.
Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang
lainnya. Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu memiliki bakat
khususnya masing-masing secara berbeda.
Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya.
Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan. Misalnya, seseorang
memiliki bakat khusus bekerja dengan angaka (numerical aptitude), yang lain lebih
menonjol dalam berbahasa (verbal aptitude), sementara yang lainnya memiliki bakat yang
menonjol dalam bidang musik.
IQ Deskripsi Presentase
70 – 84 Borderline 16.1
1. Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki;
(b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa
remaja karena kematangan organ-organ seksual.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belajar membaca; (b) belajar
menulis; (c) belajar berhitung; (d) belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih
pekerjaan; (b) memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Alloh; (b) berbuat baik
kepada sesame manusia.
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat
dari mereka pada usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan
tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat
perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan ada yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga yang
mengalami hambatan. tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas perkembangan
dapat menjadi suatu bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas
perkembangan, yaitu sebagai berikut :
1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita.
a. Hakikat Tugas
Mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai pria,
menjadi dewasa diantara orang dewasa, dan belajar memimpin tanpa menekan orang lain.
b. Dasar Biologis
Secara biologis, manusia terbagi menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan.
Kematangan seksual dicapai selama masa remaja. daya tarik seksual menjadi suatu
kebutuhan yang dominan dalam kehidupan remaja. Hubungan sosial dipengaruhi oleh
kematangan yang telah dicapai.
c. Dasar Psikologis
Dalam kelompok sejenis, remaja belajar untuk bertingkah laku sebagaimana orang
dewasa. adapun dalam kelompok lain jenis, remaja belajar menguasai keterampilan sosial.
Remaja putri umumnya lebih cepat matang daripada remaja putra dan cenderung lebih
tertarik kepada remaja putra yang usianya beberapa tahun lebih tua. Kecenderungan seperti
ini akan berlangsung sampai mereka kuliah di perguruan tinggi. Keberhasilan dalam
melaksanakan tugas perkembangan akan membawa penyesuaian-penyesuaian yang lebih
baik di sepanjang kehidupannya.
Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai banyak
kesulitan bagi anak laki-laki, mereka telah didorong dan diarahkan sejak awal masa kanak-
kanak. Tetapi halnya berbeda bagi anak perempuan. Sebagai anak-anak, mereka
diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk
mempelajari peran feminin dewasa yang diakui masyarakat dan menerima peran tersebut,
seringkali merupakan tugas pokok yang memerlukan penyesuaian diri selama bertahun-
tahun.
a. Hakikat Tugas
Mempelajari peran sosial sesuai dengan jenis kelaminnya sebagai pria atau wanita.
Remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat.
b. Dasar Biologis
Ditinjau dari kekuatan fisik remaja putri menjadi orang yang lebih lemah
dibandingkan dengan remaja putra. Namun, remaja putri memiliki kekuatan lain meskipun
memiliki kelemahan fisik.
c. Dasar Psikologis
Peranan sosial pria dan wanita memang berbeda, remaja putra perlu menerima
peranan sebagai seorang pria dan remaja putri perlu menerima peranan sebagai seorang
wanita. Meskipun demikian, sering terjadi kesulitan pada remaja putri, kadang-kadang
cenderung lebih mengutamakan ketertarikannya kepada karir, cenderung mengagumi
ayahnya dan kakaknya, serta ingin bebas dari peranan sosialnya sebagai istri atau ibu yang
memerlukan dukungan suami.
Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila sejak
kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep meraka tentang penampilan diri pada
waktu dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini dan untuk
mempelajari cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa
yang dicita-citakan.
a. Hakikat Tugas
b. Dasar Biologis
Terjadinya perubahan bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan sikap dan
minat remaja. Remaja suka memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialaminya
sendiri. Remaja putri lebih suka berdandan dan berhias untuk menarik lawan jenisnya
manakala dia sudah mulai menstruasi.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara
emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas perkembangan
yang mudah. Namun, kemandirian emosi tidaklah sama dengan kemandirian perilaku.
Banyak remaja yang ingin mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang diperoleh
dari ketergantungan emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol
pada remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya tidak meyakinkan atau yang kurang
memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok.
a. Hakikat Tugas
b. Dasar Biologis
Secara biologis, remaja sudah dapat mencapai tugas perkembangan ini, karena
mereka sudah memperoleh kematangan fisiknya. Kematangan seksual individu. Individu
yang tidak memperoleh kepuasan di dalam keluarganya akan keluar untuk membangun
ikatan emosional dengan teman sebaya. Ini bisa berlangsung tanpa mengubah ikatan
emosional yang meningkat terhadap orang tua.
c. Dasar Psikologis
Pada masa ini, remaja mengalami sikap ambivalen (dua perasaan yang
bertentangan) terhadap orang tuanya. Remaja ingin bebas, namun dirasa bahwa dunia
dewasa itu cukup rumit dan asing baginya. Dalam keadaan semacam ini, remaja masih
mengharapkan perlindungan orang tua, sebaliknya orang tua menginginkan anaknya
berkembang menjadi lebih dewasa. Keadaan inilah yang menjadikan remaja sering
memberontak pada otoritas orang tua. Guru adalah salah satu tempat bertumpu. Disinilah
peranan guru cukup besar dalam rangka proses penyapihan psikologis remaja. Kegagalan
dalam melaksanakan tugas cenderung dapat diasosiasikan dengan kegagalan dalam
membina hubungan yang bersifat dewasa dengan teman sebayanya.
5. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis
Kemandirian ekonomis tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih pekerjaan dan
mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau remaja memilih pekerjaan yang memerlukan
periode pelatihan yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh kemandirian secara
ekonomis bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya. Secara ekonomis
mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan
untuk bekerja selesai dijalani.
a. Hakikat Tugas
b. Dasar Biologis
Tidak ada dasar biologis yang berarti untuk pelaksanaan tugas ini, meskipun kekuatan
dan keterampilan fisik sangat bermanfaat untuk mencapai tugas ini.
c. Dasar Psikologis
a. Hakikat Tugas
b. Dasar Biologis
Ukuran dan kekuatan badan pada sekitar usia 18 tahun sudah cukup kuat dan
tangkas untuk memiliki dan menyiapkan diri memperoleh lapangan pekerjaan.
c . Dasar Psikologis
Dari hasil penelitian mengenai minat di kalangan remaja, ternyata pada kaum
remaja berusia 16-19 tahun, minat utamanya tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan
lapangan pekerjaan. Sebenarnya prestasi siswa di sekolah, tentang apa yang dicita-
citakannya, kemana akan melanjutkan pendidikannya, secara samar-samar dapat menjadi
gambaran tentang lapangan pekerjaan yang diminatinya.
a. Hakikat Tugas
b. Dasar Biologis
c. Dasar Psikologis
Sikap remaja terhadap perkawinan sangat bervariasi. Ada yang menunjukkan rasa
takut, tetapi ada juga yang menunjukkan sikap bahwa perkawinan justru merupakan suatu
kebahagiaan hidup.
a. Hakikat Tugas
b. Dasar Biologis
Pada usia 14 tahun, sistem syaraf dan otak telah mencapai tahap ukuran
kedewasaan.
c. Dasar Psikologis
a. Hakikat Tugas
b. Dasar Biologis
Tugas ini tidak terlalu menuntut dasar biologis. Tugas ini berkaitan erat dengan
pengaruh masyarakat terhadap individu, kecuali jika menerima adanya insting sosial pada
manusia atau memandang bagus tingkah laku remaja merupakan sublimasi dari dorongan
seksual.
c. Dasar Psikologis
10. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika sebagai pedoman
tingkah laku
Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang
sesuai dengan nilai-nilai dewasa; orang tua berperan banyak dalam perkembangan ini.
Namun bila nilai-nilai dewasa bertentangan dengan nilai-nilai teman sebaya, maka remaja
harus memilih yang terakhir bila mengharapkan dukungan teman-teman yang menentukan
kehidupan sosial mereka.
a. Hakikat Tugas
b. Dasar Psikologis
Banyak remaja yang menaruh perhatian pada problem filosofis dan agama. Ini
diperoleh remaja melalui identifikasi dan imitasi pribadi ataupun penalaran dan analisis
tentang nilai.
Secara teoritis, masa remaja dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase pertama
pubertas dan fase kedua adalah adolesens. Fase pertama menitikberatkan pada
perkembangan fisik dan sosial, serta pengaruhnya pada gejala-gejala psikososial.
Sedangkan fase kedua menitikberatkan pada aspek-aspek nilai –nilai, moral, pandangan
hidup, dan hubungan kemasyarakatan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Pada
masa ini banyak perubahan-perubahan yang terjadi baik dari fisik maupun psikis dari
seorang yang sudah memasuki masa remaja ini. Perubahan fisik yang terjadi di diri seorang
yang remaja yaitu pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan
wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.
Selain dari pada itu dari segi psikisnya juga mulai berkembang baik dari perkembangan
kognitif, emosi, sosial, moral, kepribadian, dan kesadaran agamanya. Dari perkembangan
diperlajari, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya. Oleh karena itu,
setiap remaja harus menuntaskan setiap tugas yang ada di fase remaja. Karena pada
hakikatnya tugas perkembangang ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan
yang seyogyianya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu, 2012. Psikologi Perkembangan AnaK & Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.