Anda di halaman 1dari 12

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA MAKANAN BOBOR BAYAM DI

FOODCOURT BASEBALL UNESA

Wahyu N Sulistyanto Nailiz Z Aprialianti Rizki D Putri Dinik Rokhmatin


JurusanBiologi-FMIPA UniversitasNegeri Surabaya

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jasad renik, makhluk hidup kecil yang
diamati menggunakan alat bantu dan tekhnik khusus. Salah dari kegiatan yang dilakukan adalah
membuat biakan murni bakteri dan mengamatinya. Setelah melakukan rentetan percobaan terhadap
biakan bakteri murni kuah makanan bobor bayam dengan beberapa tujuan yaitu; mengetahui dan
memahami cara pembuatan media pertumbuhan, tekhnik sterilisasi, isolasi bakteri, enumerasi bakteri,
pemurnian bakteri, karakterisasi bakteri dan uji resistensi. Menggunakan metode eksperimental, dimulai
mempersiapkan alat bahan untuk beberapa rentetan kegiatan kedepan; menyiapkan media TA (Touge
agar) dan TC (touge cair), menyeterilkan alat menggunakan sterilisasi kering(oven) dan sterilisasi basah
(autoclafe), mengisolasi bakteri dengan metode Pour Platre Method; enumerasi, menghitung jumlah
koloni pada empat kuadran; pemurnian menggunakan tekhnik Streak Plate Method pada cawan petri lalu
tabung reaksi miring; mengkarakterisasi bakteri murni dengan pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif
dan pewarnaan gram; kegiatan terakhir adalah menguji resistensinya dengan mengamati clear zone
yang terbentuk. Pada karakterisasi diambil 3 macam bakteri yaitu bakteri SS1, SS2 dan L6 yang ketiga
merupakan bakteri gram negatif. Penelitian ini juga menumukan bahwa uji resistensi terhadap bakteri
SS1 terhadap antibiotik Tetrasiklin sensitif

Key words : bobor bayam, bakteri,

PENGANTAR
Bobor bayam merupakan makanan memungkinkan menjadi salah satu
olahan bayam khas Indonesia yang penyebabnya. Oleh karena itu bobor bayam
mengandung bahan utama bayam dan digunakan sebagai sampel penelitian
santan. Bayam (Spinacia oleracea) memiliki ini.Kontaminasi yang terjadi pada makanan
kandungan zat besi berupa Fe2+ atau ferro, dan minuman dapat menyebabkan
jika bayam terlalu lama berinteraksi dengan berubahnya makanan tersebut menjadi
O2 (oksigen) maka kandungan Fe2+ pada media bagi suatu bakteri. Bakteri yang
bayam akan teroksidasi menjadi Fe3+ atau sering didapatkan pada makanan basi
ferri. Meski sama-sama zat besi yang kebanyakan merupakan bakteri gram negatif
bermafaat bagimanusia, ferro lain halnya yang merupakan bakteri patogen penyebab
dengan ferri yang bersifat racun. Santan penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh
memiliki kandungan kalsium, omega 3, serat makanan yang terkontaminasi disebut
dan protein. Penelitian ini dilakukan untuk penyakit bawaan makanan (food-borne
mengetahui bakteri yang terdapat pada diseases). Foodborne diseases sebagian
bobor bayam. besar disebabkan oleh konsumsi bahan
Bobor bayam dipilih sebagai sampel pangan yang tercemar oleh mikroorganisme
pada penelitian ini karena dalam kedidupan patogen yang dapat menyebabkan infeksi
sehari-hari bobor bayam diketahui mudah ataupun intoksifikasi. Infeksi makanan
basi. Basi nya bobor bayam terjadi ketika adalah masuknya bakteri kedalam tubuh
diletakkan ditempat terbuka tanpa melalui makanan yang terkontaminasi,
pemanasan maupun pendinginan. Selain itu sedangkan intoksifikasi makanan adalah
bobor bayam terdiri dari bahan bayam, adanya toksin bakteri yang terbentuk
santan dan bumbu. Tidak adanya bahan didalam makanan pada bakteri
antioksidan atau bahan sejenis seperti jahe bermultifikasi dan tubuh memberikan reaksi
terhadap bakteri tersebut. Berdasarkan jurnal karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai
Nygren at al (2012) menyatakan bahwa sumber energi bagi mikroba.. Agar, sebagai
Shigella sp. bayak terkandung dalam sayur- bahan pemadat medium. (TC tidak memakai
sayuran, sedangkan menurut Jawetz (2007) agar). Akuades, sebagai bahan pelarut untuk
menyatakan bahwa adanya Escerichia coli menghomogenkan larutan.
sebagai indikator terkontaminasi makanan Tujuan dilakukannya penelitian ini
dan minuman. pada pengisolasian, enumerasi, pemurnian,
Bakteri dapat ditumbuhkan dan karakterisasi, uji katalase, uji motilitas dan
dikembangkan pada suatu substrat yang uji resistensi bakteri untuk memisahkan
disebut media. Media yang digunakan bakteri tertentu dari lingkungannya
tersebut harus sesuai susunannya dengan menggunakan media pada cawan petri,
kebutuhan jenis-jenis bakteri yang menghitung jumlah koloni,
bersangkutan. Media yang digunakan pada mengembangbiakkan satu koloni bakteri
pertumbuhan bakteri bobor bayam adalah menggunakan media agar miring pada
media taoge agar. Media taoge agar tabung reaksi, mengkarakterisasi suatu
digunakan karena harganya relatif murah biakan murni bakteri hasil isolasi,
dan memiliki kandungan yang cukup untuk membedakan antara bakteri yang
pertumbuhan bakteri. Tauge, berfungsi menghasilkan katalase dan tidak
sebagai sumber energi dan bahan mineral menghasilkan katalase, mengetahui bakteri
bagi mikroba, pemberi vitamin E yang motil atau non motil, dan untuk menguji
diperlukan oleh mikroba, juga sebagai tingkat resistensi suatu bakteri terhadap
sumber nitrogen.Sukrosa, sebagai sumber antibiotik tertentu.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian ini dilakukan melalui
eksperimental yang dilakukan 31 Agustus beberapa tahap yaitu, pembuatan media
2016 hingga 19 Oktober 2016. Penelitian pertumbuhan. Pembuatan media
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi pertumbuhan menggunakan ekstrak touge
FMIPA UNESA dengan bahan touge 250 gr, aquades 1 liter,
Alat yang digunakan pada gula 60 gr dan agar batang 15 gr yang
pengamatan bakteri ini (meliputi pembuatan dipanaskan untuk dijadikan media touge cair
media pertumbuhan, sterilisasi, isolasi, dan touge agar. Media yang dihasilakan
enumerasi, pemurnian, karakterisasi serta uji berupa touge agar dan touge cair. Kemudian
resistensi) adalah pemanas (kompor), panci, disimpan pada ruang pendingin untuk
beaker glass, saringan, pengaduk, gelas digunakan kegiatan tahap percobaan
ukur(10 ml, 25ml, 100ml), timbangan, botol berikutnya.
bekas saos, kertas saring, autoclafe, Selanjutnya sterilisasi alat yang
oven,cawan petri, enlemeyer, wrap, dilakukan menggunakan sterilisasi kering
alumunium foil, lampu spirtus, spet 1 ml, (oven) dan sterilisasi basah (autoklaf). Alat-
ose, botol spray. Sasaran pada penelitian ini alat yang digunakan untuk kegiatan tahap
adalah mahasiswa biologi sebagai bahan percobaan kedepan disterilisasi semua
pembelajaran maupun wawasan penelitian kedalam autoklaf dengan suhu 121°C selama
yang berupa artikel. Populasi pada penelitian 15 menit dan oven 121°C selama 2 jam.
ini adalah semua bakteri yang terdapat pada Kemudian tahap isolasi, enumerasi
sampel kuah sayur bobor bayam. Sedangkan dan pemurnian bakteri. Isolasi bakteri
sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan cara untuk memisahkan
adalah bakteri murni dengan kode SS1, SS2 mikroorganisme tertentu dari lingkungan,
dan L6 yang diisolasi dari kuah sayur bobor sehingga didapat biakan murni. Sampel
bayam dan ditumbuhkan pada media touge makanan diambil kuahnya, kemudian
agar serta touge cair dilakukan pengenceran hingga 10-7,
diinkubasi dengan cawan posisi terbalik.
Pengenceran dilakuan dengan mengambil 1 Penelitian terakhir adalah uji
ml dari suspensi pengenceran 10-1 (sebelum resistensi dengan meletakkan paper disk
pengambilan terlebih dahulu dilakukan antibiotik pada bakteri uji yang telah dire-
homogensi dan dimasukkan tabung reaksi 9 kultur pada media Tauge Cair (TC) dan
ml akuades. Suspensi tersebut merupana 10-2 diinkubasi selama 24-28 jam. Selanjutnya
dan melakukan tahap tersebut hingga 10-7. mengamati zona hambat/ clear zone yang
Enumerasi (penghitungan) koloni pada terbentuk disekitar disk antibiotik,
isolasi berumur 24 jam serta. Dilanjutkan mengukur diameter zona hambat/clear zone
pemurnian bakteri dengan metode streak dan memasukkandalam tabel dan
plate method pada empat kuadran, koloni membandingkannya.
yang terpisah merupakan biakan murni
(menentukan koloni bakteri untuk masing-
masing orang). Kemudian menanam pada
media agar miring.
Selanjutnya karakterisasi bakteri
meliputi, pewarnaan bakteri (pewarnaan
sederhana, pewarnaan negatif dan
pewarnaan gram), uji katalase untuk
menentukan bakteri katalase postif atau
negatif dan uji motilitas untuk mengetahui
motilitas mikroba.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah morfologi koloni bakteri yang diamati
dilakukan, proses isolasi dan inkubasi tersebut meliputi: karakteristik optik,
sampel uji roti pisang selama 24 jam karakteristik permukaan, pigmentasi,
menghasilkan 5 jenis isolat bakteri yang ukuran, bentuk, elevasi, dan bentuk tepian
dapat tumbuh pada media. Koloni yang koloni sebagaimana disajikan pada tabel 1.
terbentuk memiliki beragam karakteristik
yang berbeda. Karakteristik pembeda

Tabel 1. Enumerasi jumlah koloni bakteri pada cawan petri dari berbagai konsentrasi dengan
metode

Jumlah Koloni Per- Standart


Cawan Keterangan
Pengenceran Plate Count
Petri

10-5 10-6 10-7

A 1 1 5
1,0 x 108
B - - 3 Rata-rata dari pengenceran 10-7

X=8:2
=4

4,0. 107
< 30 X 107 . (4,0. 107) Fu/mL

Berdasarkan hasil yang telah kemudian dilakukan pengamatan bakteri dan


diperoleh pada pengamatan jumlah koloni disajikan pengamatan morfologi koloni
bakteri pada sayur bobor bayam yang sebagai berikut seperti pada tabel 2.
tersedia di foodcourt baseball Unesa,

Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi koloni

Kode Karakteristik Bentuk


Sampel Gambar Pigmentasi Bentuk Elevasi
Koloni Optik Tepian

10-5 A

10-5 B

10-6 A SS1 Opaque Putih Circular Convex Entire

10-6 B

10-7A

10-5A
SS2 Translucent Putih Circular Umbonate Fillamentous
10-5B

10-5A

10-5B
SS3 Opaque Putih Spindle Raised Entire
10-6A

10-6B

10-5A SS4 Transparent Putih Irregular Umbonate Curled

10-5A
SS5 Opaque Putih Irregular Convex Undulate
10-5B

10-5A
SS7 Tranculent Putih Circular Umbonate Entire
10-5B
10-6A

10-6B

10-5 A

10-5 B SS8 Transparent Putih Irregular Flat Undulate

10-7A

10-5A,
L6 Opaque Putih Circular Raised Erose
10-5B

Berikut ini merupakan hasil pengamatan morfologi sel bakteri pada sayur bobor bayam yang
tersedia di foodcourt baseball Unesa dengan metode pewarnaan sederhana, negatif, dan gram.
Berikut hasil pengamatan seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil karakterisasi sel bakteri

Kode
Pewarnaan Sederhana Pewarnaan Negatif Pewarnaan Gram
Bakteri

SS1 Bentuk sel: Basil

Bentuk sel: Basil Bentuk sel: Basil Susunan sel: Streptobasil

Susunan sel: Streptobasil Susunan sel: Streptobasil Warna sel: Merah

Warna sel: Biru Warna sel: Transparan Gram (+)/(-): Gram negatif (-)

SS2 Bentuk sel: Coccus


Bentuk sel: Coccus Bentuk sel: Coccus
Susunan sel: Streptococcus
Susunan sel: Streptococcus Susunan sel: Streptococcus
Warna sel: Merah
Warna sel: Biru Warna sel: Transparan
Gram (+)/(-): Gram negatif (-)

L6

Bentuk sel: Basil


Susunan sel: Monobasil Bentuk sel: Basil Bentuk sel: Basil

Warna sel: Biru Susunan sel: Monobasil Susunan sel: Monobasil

Warna sel: Transparan Warna sel: Merah

Gram (+)/(-): Gram negatif (-)

Pada uji katalase dapat diketahui ada katalase (+). Untuk melihat pergerakan suatu
tidaknya enzim katalase dengan menambahkan bakteri, maka dapat diamati dengan
larutan hidrogen peroksida (H2O2) ke dalam menggunakan metode preparat basah tetes
piaraan bakteri. Jika baktei enghasilkan Oksigen gantung sehingga dapat diketahui bakteri yang
(O2) saat ditetesi hidrogen peroksida (H2O2), diuji dapat bergerak atau tidak.
maka bakteri tersebut merupakan bakteri

Tabel 4. Hasil Uji Katalase dan Motilitas Bakteri

No. Bakteri Uji Resistensi Uji Motilitas

1. SS1 Positif (+) Non Motil

2. SS2 Positif (+) Motil

3. L6 Positif (+) Motil

Bakteri SS1 Bakteri SS2 Bakteri L6

Gambar 4.1. Hasil Uji Katalase dengan Pemberian Hidrogen Peroksida (H2O2) pada
bakteri uji SS1, SS2, dan L6

Hasil uji resistensi bakteri yang atau klinik umum lainnya yaitu Tetrasanbe
terkandung pada sampel makanan sayur yang memiliki kandungan Tetracycline.
bobor bayam, menggunakan antibiotik yang Tetrasiklin HCl termasuk golongan
sering digunakan di rumah sakit, puskesmas tetrasiklin ini mempunyai spektrum luas dan
bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan melakukan uji resistensi antibakteri
menghambat pembentukan protein pada disajikan dalam bentuk tabel sebagai
bakteri. Hasil yang didapatkan setelah berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Resistensi Bakteri SS1 terhadap Antibiotik Tetrasanbe

No. Cawan Petri 50 mg/ml 25 mg/ml 5 mg/ml 0 mg/ml

1 A 18 mm 17 mm 15 mm -5 mm
2 B 27 mm 23 mm 20 mm -5 mm

Gambar 4.1. Hasil Uji Resistensi dengan Pemberian AntibiotikTetrasiklin pada bakteri uji
SS1

PEMBAHASAN
Isolasi Bakteri media universal dan kompleks sehingga
Mikroorganisme akan tumbuh dan segala macam mikroba sesuai dengan
berkembang di lingkungan sekitar kita. nutrient yang ada. Sampel mikroorganisme
Maka untuk memudahkan mempelajari jenis yang digunakan adalah bakteri dari roti
dan sifat mikroorganisme tertentu harus pisang. Roti pisang tersebut kemudian
dilakukan pengisolasian yaitu memisahkan ditumbuk sampai halus menggunakan mortal
mikroorganisme tertentu dari lingkungannya alu steril. Selanjutnya dilakukan
sehingga akan diperoleh biakan yang tidak pengenceran dari 10-1 sampai 10-7 secara
tercampur dengan jenis lain (biakan murni). aseptis. Hasil pengenceran 10-5,10-6 dan 10-7
Dalam proses menumbuhkan yang kemudian ditumbuhkan pada media
mikroorganisme dibutuhkan media taoge agar (TA) di cawan petri. Bakteri
pertumbuhan sebagai kebutuhan dasar diinkubasi pada suhu 28-30 ⁰C selama 24
mikroorganisme. Meliputi air, senyawa yang jam dengan posisi cawan petri terbalik. Sel
dibutuhkan sebagai sumber energi, mineral, bakteri tidak dapat bergerak karena terjebak
faktor tumbuh, dan kondisi lingkungan yang pada media taoge agar (TA) di cawan petri.
sesuai. Suatu cara agar dapat mengisolasi Dengan demikian tiap sel akan tumbuh
mikroba dari tempat yang diinginkan, yaitu membentuk koloni yang terpisah.
dengan menumbuhkan suatu jenis koloni
mikroba pada cawan petri yang berisi media Enumerasi Koloni
taoge agar (TA) dengan metode cawan
tuang. Media taoge agar (TA) merupakan
Diamati koloni yang terbentuk pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
setiap cawan yang telah diinkubasi dan transparan (tembus pandang). Teknik ini
dicatat karakteristik morfologi koloni-koloni berguna untuk menentukan morfologi dan
yang terbentuk dalam tabel, dilakukan ukuran sel. Untuk pewarnaan gram
enumerasi (perhitungan) jumlah koloni menggunakan crystal violet, iodine, ethyl
tersebut berdasarkan Standart Plate Count alkohol 95% dan safranin. Pada pewarnaan
(cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni gram pemberian crystal violet sel akan
adalah yang mengandung 30 sampai 300 membentuk kompleks CV-1yang akan
koloni). Namun pada penelitian kami hanya berikatan dengan Mg-RNA komponen
ditemukan koloni bakteri <30, hal ini dinding sel, membentuk komplek Mg-RNA-
disebabkan CV-1yang tidak larut dalam alkohol.
Pemberian iodine untuk memperkuat ikatan
Pemurnian Koloni primer, hasil ikatan komplek crystal violet-
iodine (CV-1) akan mewarnai sel secara
Diambil 4 koloni dengan bentuk yang
intensif. Pemberian alkohol sebagai pelarut
berbeda untuk dimurnikan dengan
lemak dan agen dehidrasi protein.
menggunakan jarum ose dan digoreskan pada
Pemberian safranin pada sel gram negatif
media Taoge Agar pada cawan petri secara
setelah didekolorisasi pewarna safranin akan
kuadran, kemudian diinkubasi pada suhu 28-
diserap sehingga sel berwarna merah
30⁰C selama 24 jam dengan posisi cawan
sedangkan pada sel gram positif pewarna
petri terbalik. Diambil koloni tunggal yang
safranin tidak diserap sehingga sel akan
terbentuk dari hasil teknik cawan gores
berwarna biru keunguan (Asri,dkk. 2016).
kuadran dan ditanam pada media agar miring
pada tabung reaksi dengan teknik streake. Karakterisasi dan Pewarnaan
Biakan tersebut diinkubasi pada suhu 28- Setiap koloni bakteri memiliki
30oC selama 24 jam, kemudian diamati karakteristik yang beragam. Karakteristik
koloni yang tumbuh. Jika koloni sudah dapat diamati melalui bentuk, ukuran,
murni, disimpan di dalam kulkas. susunan. Berdasarkan jenisnya, bakteri
menunjukkan 3 bentuk dasar yaitu coccus,
Pewarnaan Koloni
basil dan spiral. Bentuk coccus berbentuk
Pengamatan bakteri tanpa pewarnaan menyerupai buah beri kecil apabila dilihat di
sangat sulit dilakukan karena ukurannya bawah mikroskop. Bakteri yang terbentuk
yang sangat kecil. Sehingga diperlukan coccus dapat dibedakan menjadi beberapa
pewarnaan pada bagian sel bakteri agar lebih macam, yaitu monococcus (satu),
jelas ketika diamati struktur dan bagian- diplococcus (berpasangan), sterptococcus
bagiannya serta dapat membedakan antara (berantai), tetracoccus (4 sel tersusun dalam
bakteri yang satu dengan lainnya. Tipe satu kubus), stapilococcus (berbentuk
pewarnaan bakteri yaitu pewarnaan untaian seperti buah anggur) dan sarcina (8
sederhana, pewarnaan negatif, dan sel tersusun dalam satu kubus). Bentuk basil
pewarnaan gram. Pada pewarnaan sederhana berbentuk menyerupai batang atau silinder.
menggunakan methylene blue. Kebanyakan Basil hanya membelah pada satu bidang,
sel bakteri dapat diwarnai dengan mudah tetapi menghasilkan sel-sel yang
menggunakan teknik pewarnaan ini karena bersambung dari ujung ke ujung (seperti
sel bakteri bersifat basofilik. Pewarnaan ini kereta api) atau dari samping ke samping.
digunakan untuk melihat bentuk sel bakteri. Bakteri basil dapat dibedakan menjadi
Sebelum diwarnai, dilakukan fiksasi coccobasil, monobasil, diplobasil. Ada
terhadap suspensi pada gelas benda. Untuk bakteri yang berbentuk helikoidal yang
pewarnaan negatif menggunakan tinta bag, berpilin-pilin seperti spiral/ heliks dan ada
metode pewarnaaan ini bukan untuk yang berbentuk seperti koma, misalnya
mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar Vibrio cholera.
belakangnya menjadi hitam gelap. Pada
Pengamatan bakteri tanpa pewarnaan sendiri. Komponen H2O2 tersebut
sangat sulit dilakukan karena ukurannya merupakan salah satu hasil respirasi aerobik
yang sangat kecil. Sehingga diperlukan bakteri katalase positif yang mana hasilnya
pewarnaan pada bagian sel bakteri agar lebih respirasi tersebut justru dapat menghambat
jelas ketika diamati struktur dan bagian- pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik
bagiannya serta dapat membedakan antara bagi bakteri itu sendiri. Oleh karena itu,
bakteri yang satu dengan lainnya. Tipe komponen H2O2 harus dipecah agar tidak
pewarnaan bakteri yaitu pewarnaan bersifat toksik lagi. Dengan enzim katalase,
sederhana, pewarnaan negatif, dan H2O2 diurai dengan reaksi sebagai berikut :
pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana
menggunakan methylene blue, pewarnaan 2H2O enzim katalase 2H2O O2
negatif menggunakan tinta bag dan
Uji Resistensi
pewarnaan gram menggunakan crystal
Uji resistensi bertujuan untuk
violet, iodine, ethyl alkohol 95% dan
mengetahui resistensi bakteri terhadap suatu
safranin. Pada pewarnaan gram pemberian
antibiotik. Antibiotik yang digunakan yaitu
crystal violet sel akan membentuk kompleks
Tetrasanbe 500 mg. Konsentrasi antibiotik
CV-1yang akan berikatan dengan Mg-RNA
Tetrasiklin yang digunakan berbeda yaitu
komponen dinding sel, membentuk komplek
mulai dari konsentrasi 50 mg/ml, 25 mg/ml,
Mg-RNA-CV-1yang tidak larut dalam
5 mg/ml dan 0 mg/ml. Uji resistensi yang
alkohol. Pemberian iodine untuk
dilakukan ditemukan zona penghambat di
memperkuat ikatan primer, hasil ikatan
sekitar paper diskkecuali pada konsentrasi 0
komplek crystal violet-iodine (CV-1) akan
mg/ml. Pada konsentrasi 50 mg/ml terbentuk
mewarnai sel secara intensif. Pemberian
diameter zona penghambat/zona bening
alkohol sebagai pelarut lemak dan agen
sebasar 18 mm, pada konsentrasi 25 mg/ml
dehidrasi protein. Pemberian safranin pada
diameter zona hambat sebesar 17 mm, pada
sel gram negatif setelah didekolorisasi
konsentrasi 5 mg/ml diameter zona hambat
pewarna safranin akan diserap sehingga sel
sebesar 15 mm dan pada konsentrasi 0
berwarna merah sedangkan pada sel gram
mg/ml zona hambat yang terbentuk adalah -
positif pewarna safranin tidak diserap
5 mm. karena bakteri yang digunakan sudah
sehingga sel akan berwarna biru keunguan
resisten terhadap antibiotik Tetrasiklin500
(Asri,dkk. 2016) mg. Daya kerja antibiotik Tetrasiklin500 mg
Pada pewarnaan sederhana melalui penghambatan sintesis protein pada
ditemukan bakteri streptococcus, bakteri. Hal tersebut menunjukkan bahwa
streptobasil dan basil pada pewarnaan gram bakteri uji yaitu bakteri SS1 sensitif
ditemukan bakteri dengan rangkaian koloni terhadap antibiotik Tetrasiklin.Pada
streptococcus, streptobasil dan monobasil dasarnya ada hubungan antara konsentrasi
adalah bakteri dengan gram negatif ditandai antibiotik dengan tingkat resistensi bakteri.
dengan sel berwarna merah. Makin tinggi konsentrasi antibiotik, maka
kemampuan antibiotik untuk membunuh
Uji Katalase dan Uji Motilitas bakteri makin besar dan sebaliknya. Namun
Pada uji katalase diproleh hasil yang hal tersebut hanya berlaku untuk bakteri
positif (katalase + )yang menunjukkan yang sensitif terhadap antibiotik yang diuji
bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri tersebut.
aerob dan menghasilkan enzim katalase. Hal
tersebut diketahui dari timbulnya gelembung Pada bakteri yang sensitif
gas O2(oksigen) setelah ditetesi H2O2. menunjukkan bahwa bakteri tersebut masih
Bakteri katalase positif (bakteri aerob) dapat memiliki sisi pengenalan target Tetrasiklin.
menghasilkan gelembung-gelembung gas O2 Adapun daya kerja Tetrasiklin ini berbeda
karena adanya pemecahana H2O2 oleh enzim dengan antibiotik betalaktam yaitu
katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu Tetrasiklin akan menghambat proses sintesis
protein yaitu dengan menghambat ikatan
subunit kecil 30S ribosom dengan tRNA antibiotik lebih pekat, zona hambat yang
aminoasil pada sisi (A-asam amino) unit dihasilkan lebih luas.
besar 50S yang terletak dikompleks ribosom
mRNA. Penghambatan pergerakan tRNA KEPUSTAKAAN
untuk berikatan menyebabkan gangguan wetz, Melnick, dan Adelberg. 1996.
pembentukkan rantai polipeptida(Istriyati, Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
2006). EGC.
Sari, Mulia. 2015. Uji Bakteriologis dan
Resistensi Antibiotik Terhadap
SIMPULAN Bakteri Escherichia coli dan Shigella
Rumuskansimpulanberdasarkanhasil sp. Pada Makanan Gado-Gado di
penelitianAnda. Kantin UIN Syarif Hidayatullah
Simpulanharussesuaidengantujuanpenelitian Jakarta. Laporan Penelitian
danrumusanmasalah. Ditulisdengan TNR12, Amar, Abu, Setiardi Sukotjo, Lie Suan.
jarakantarbaris 1,5 2002. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Hasil isolasi bakteri dari kuah bobor dalam Badeg Pace dari Ponorogo
bayam di foodcourt baseball UNESA di Jawa Timur.Bogor : PAU
dapatkan jumlah koloni makroorganisme Bioteknologi ITB
dengan metode SPC (Standart Plate Count)
yaitu 1,3 × 107 yaitu dari pengenceran 10-5. Istriyati ,BejoBasuki.
Hasil pengamatan morfologi koloni pada 2006.PengaruhPemberianTetrasiklin
cawan petri di dapatkan 7 macam morfologi PadaIndukMencit (Musmusculus L.)
koloni yang berbeda yaitu diberi inisial TerhadapStruktur Skeleton Fetus,
koloni bakteri SS1, SS2, SS3, SS4, SS5, SS6 BerkalaIlmiahBiologi, Volume 5,
dan SS7. Dalam melakukan pemurnian Nomor 1, Juni 2006, halaman 45-
bakteri tersebut maka diambil 3 sampel 50.Diaksespadatanggal 21 Oktober
koloni yaitu koloni bakteri SS1, SS2 dan L6 2016darihttp://i-
dan dilakukan karakterisasi. Hasil lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataI
karakterisasi bakteri SS1 memiliki d=855
morfologi bentuk sel basil, susunan sel
streptobasil, gram negatif, katalase positif Asri, Mahanani Tri, dkk. 2016. Petunjuk
dan tidak motil. Bakteri SS2 memiliki Praktikum Mikrobiologi Dasar.
morfologi bentuk sel coccus, susunan sel Surabaya: Unesa Press
monococcus, gram negatif, katalase positif
dan motil. bakteri L6 memiliki morfologi Kusnadi, Peristiwati, Ammi Syulasmi, Widi
bentuk sel basil, susunan sel streptobasil, Purwianingsih, Diana
gram negatif, katalase positif dan tidak Rochintaniawati. 2003.
motil.Dari uji resistensi dapat diketahui Mikrobiologi. JICA: Universitas
bahwa antibiotik Tetrasiklin mampu Pendidikan Indonesia
menghambat pertumbuhan bakteri SS1 pada
cawan petri. Pada komposisi dengan

Lampran
SS1 Sederhana SS1 Negatif SS1 Gram

SS2 Sederhana SS2 Negatif SS2 Gram

L6 Sederhana L6 Negatif L6 Gram

Anda mungkin juga menyukai