Anda di halaman 1dari 2

Perjalanan Mentoring

Oleh: Ari Millian Saputra

Kehidupan mahasiswa baru merupakan hal yang baru untuk aku jalani. Setiap hari
selalu ada kejutan yang tak terduga. Sayangnya bukanlah kejutan yang menyenangkan,
melainkan kejutan yang cukup menampar kebiasaan pada diriku. Banyak tugas dan kegiatan
yang harus dihadapi dan dijalani. Hari-hari berlalu dengan melelahkan pada setiap aku pulang
kuliah. Inilah kehidupanku, kehidupan mahasiswa baru pada jurusan kedokteran umum yang
bernama Liano Marko. Aku biasanya dipanggil Lian.

Hari ini adalah hari libur tapi ada kegiatan yang harus kudatangi. Kegiatan tersebut
berupa acara ceramah yang diisi oleh berbagai narasumber dari Universitas Palembang.
Perasaan kantuk dan malas sangat menghantui di pagi hari ketika aku bersiap-siap menuju ke
acara tersebut. Acara tersebut diadakan di masjid al-Anshor di dekat Universitas Palembang.
Jarak masjid tersebut cukup jauh dari rumahku. Niat untuk tidak datang pun mulai muncul di
benak. Namun, aku teringat kata-kata kakak tingkatku mengenai acara ini bahwa setiap
kegiatan akan memberi manfaat kepada orang yang berniat dan sangat rugi bagi yang
menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapat pelajaran pada orang yang berilmu. Akhirnya
kubulatkan tekad untuk ikut acara tersebut. Kukendarai sepeda motorku pada pagi hari untuk
menuju kesana.

Ketika di perjalanan aku sempat tersesat mencari jalan ke masjid Al-Anshor, akan
tetapi setelah berkeliling mencara akhirnya ketemu juga lokasinya. Para maba yang datang
masih belum terlalu banyak, kegiatan di masjid juga masih terlihat lengang. Aku segera
masuk dan mengambil tempat duduk. Satu dua ceramah tidak terasa telah kudengar. Aku
merasa kegiatan ini sama sekali tidaklah bosan. Waktu terasa berjalan dengan cepat. Tapi
ketika di penghujung acara diumumkan ada informasi tambahan. Aku bingung kira-kira apa
lagi yang akan disapaikan nanti.

Ternyata setelah kegiatan ceramah ini berakhir, akan diadakan kegiatan mentoring
yang dilakukan pada para maba. Kami dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil lalu diberi
kakak-kakak mentor yang nantinya akan membimbing kami di kegiatan mentoring nanti.
Kegiatan mentoring ini seperti pembelajaran agama dengan cara pemberian materi dari kakak
mentor lalu akan ada diskusi dan sesi curhat mengenai kehidupan agama ataupun kegiatan
kita di kampus. Seperti biasa aku mulai merasakan kemalasan untuk datang ke kegiatan
mentoring tersebut. Kegiatan tersebut bakal diadakan hari minggu nanti. Aku mulai
mengeluh ketika ada kegiatan yang mengambil waktu liburku.

Sampailah hari minggu, dan di siang hari aku menuju ke Universitas Palembang.
Kegiatannya diadakan di Mushola Universitas Palembang. Ketika aku sampai hanya ada dua
temanku dan kakak mentornya. Sembari menunggu teman yang lain, kakak mentor mulai
menjelaskan kegiatan yang bakal kami lakukan nanti. Kegiatan dimulai dengan mengaji
terlebih dahulu. Kami berganti-gantian mengaji satu persatu. Para kakak mentor juga ikut
mengaji juga. Setelah itu kakak mentor mulai menjelaskan isi materi. Kakak mentor
membawakan materinya dengan ringan dan juga diberikan contoh-contoh kisah teladan pada
zaman dahulu. Isi dari pembelajaran jadi lebih mudah terserap karena hal itu. Banyak hal
yang dibahas mulai dari masalah kalimat syahadat sampai ke sifat-sifat teladan Nabi dan
Rasul Allah yang patut dicontoh.

Dari kisah yang disampaikan kakak mentor aku merasa bahwa selama ini aku
belumlah menjadi pemeluk islam yang baik. Masih banyak kekeliruan yang aku lakukan pada
tiap hari. Dengan mengenal islam lebih baik lagi aku harap aku bisa lebih dekat dengan Allah
SWT. Pada akhir kegiatan mentoring, dilakukan sesi Tanya jawab dan setelah itu kami
melaksanakan sholat ashar berjamaah, lalu tibalah saat pulang.

Sehabis mentoring, aku mulai menyadari bahwa kegiatan keagamaan seperti ini
sangatlah berguna bagi generasi muda zaman sekarang. Banyaknya perubahan budaya yang
mempengaruhi para anak muda haruslah bisa dilindungi dengan iman yang kuat. Mentoring
ini sangatlah membantu untuk para maba makin mendalami agamanya sendiri dan untuk
menyadarkan kembali jika ada yang kami lakukan kesalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan positif seperti ini harus diteruskan sampai generasi berikutnya. Aku sangat senang
dan sangatlah menyesal jika tadinya aku tidak datang pada kegiatan mentoring tersebut.

Anda mungkin juga menyukai