Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu kefarmasian akhir-akhir ini menunjukkan adanya

peningkatan penggunaan bahan alam sebagai dasar dari suatu sediaan.

Masyarakat kini lebih memilih produk yang mengandung bahan alami untuk

digunakan dengan tujuan pengobatan maupun perawatan tubuh karena faktor

keamanan dan efek samping yang relatif lebih kecil dibanding zat kimiawi.

(Tranggono dan Latifah, 2007).

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk

digunakan pada bagian luar tubuh manusia (kulit, rambut, kuku, bibir, dan

penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara

tubuh pada kondisi baik (Permenkes RI No. 1175/MENKES/VIII/2010). Salah

satu jenis sediaan kosmetika yang digemari adalah pewarna rambut. Pewarna

rambut selain digunakan untuk memperindah penampilan juga sering

digunakan menutupi rambut yang telah memutih sehingga dapat meningkatkan

rasa percaya diri. Faktor zat warna dalam sediaan kosmetika sangat penting.

Efek pewarnaan yang menarik dan serasi menjadi tujuan utama dari para

pengguna kosmetika. (Khairil, 2013)

Hasrat dan gairah ingin mewarnai rambut memang sudah dikembangkan

sejak zaman dahulu dalam peradaban kuno. Bahan ramuan yang dijadikan zat

warna waktu itu diperoleh dari sumber alam, umumnya berasal dari tumbuhan;

1
biasanya digunakan dalam bentuk ekstrak. Bahkan telah diusahakan pula untuk

menyari komponen utama bahan warna alam yang kemudiaan disintesis.

(Khairil, 2013)

Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang digunakan

dalam tatarias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan

warna rambut asalnya atau warna lain. Pewarnaan rambut dapat dilakukan

dengan berbagai cara, menggunakan berbagai jenis zat warna alam maupun

sintetik (Depkes RI, 1985). Penggunaan pewarna sintesis pada pewarna rambut

dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, salah satu contoh zat warna sintetis

yang digunakan dalam kosmetik adalah rhodamin B. Pewarna rhodamin B

secara topikal/luar tubuh, bisa menyebabkan iritasi kulit, risiko kanker dan

dalam konsentrasi tinggi bisa menyebabkan kerusakan hati (Yusfinah, dkk.

2008). Oleh karena itu, penggunaan pewarna sintesis dapat digantikan dengan

pewarna alami. Pemakaian zat warna alami dalam sediaan kosmetika sebagai

suatu solusi sangat dibutuhkan karena efek sampingnya yang relatif kecil juga

untuk lebih memanfaatkan potensi alam Indonesia yang kaya akan tanaman

yang mengandung zat warna alami. Salah satu tanaman yang dikenal memiliki

zat warna alami adalah tanaman Henna. Tanaman ini tumbuh subur di iklim

tropis seperti Indonesia dan tidak terlalu memerlukan perawatan yang khusus

dalam pertumbuhannya sehingga memudahkan dalam pembudidayaannya,

yang pada akhirnya dapat menjadi sumber pemasukan bagi masyarakat sebagai

penyedia bahan baku. (Wijaya, dkk. 2011)

2
Hasil penelitian dari Ratna. A (2009) mengenai formulasi sediaan gel

pewarna rambut infus serbuk tanaman pacar kuku (Lawsonia inermis L)

dengan konsetrasi 10% dan 20% memberikan hasil warna jingga coklat dan tidak

menimbulkan iritasi.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang efektivitas formulasi serbuk henna sebagai cat rambut dan

mengajukan proposal penelitian dengan judul “Uji Efektivitas Formula Gel

Ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) Sebagai Cat Rambut Pada Kelinci

Jantan (Lepus nigricollis)”.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain dibatasi pada :

1) Pengujian efektivitas formula gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.)

dengan konsentrasi 1%, 2% dan 3% sebagai cat rambut pada kelinci jantan.

2) Pengujian efektivitas sediaan hanya menggunakan satu ekor hewan uji,

penggunaan satu hewan uji dimaksudkan agar pengamatan warna ter fokus

sesuai dengan jurnal pendahulu

3) Ekstraksi Henna (Lawsonia inermis L.) dilakukan dengan menggunakan

metode maserasi.

4) Gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) dilakukan uji dengan parameter
organoleptis, pH, daya lekat dan daya sebar.

5) Gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) dilakukan uji stabilitas dengan
menggunakan metode cycling test.

3
1.3 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain :

1) Menguji efektivitas formula gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.)

sebagai cat rambut pada kelinci jantan.

2) Menentukan konsentrasi formula gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.)

yang paling efektif sebagai cat rambut pada kelinci jantan.

3) Menguji Stabilitas gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) yang

memenuhi persyaratan selama penyimpanan.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis mencoba merumuskan

masalah yang akan di bahas pada penelitian, yaitu sebagai berikut:

1) Apakah formula gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) mempunyai

efektivitas sebagai cat rambut pada kelinci jantan ?

2) Pada konsentrasi berapakah formula gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis

L.) yang paling efektif sebagai cat rambut pada kelinci jantan ?

3) Apakah gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) memenuhi persyaratan

stabilitas selama penyimpanan ?

1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

4
1) Mengetahui efektivitas formula gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.)

sebagai cat rambut pada kelinci jantan.

2) Mengetahui pada konsentrasi berapa formula gel ekstrak Henna (Lawsonia

inermis L.) yang efektif sebagai cat rambut pada kelinci jantan.

3) Mengetahui sediaan gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) memenuhi

persyaratan stabilitas selama penyimpanan.

1.6 Manfaat Penelitian

1) Memberikan ilmu pengetahuan mengenai bentuk sediaan gel ekstrak

Henna (Lawsonia inermis L.)

2) Menghasilkan bentuk sediaan kosmetik berupa gel ekstrak Henna

(Lawsonia inermis L.) sebagai cat rambut dengan sifat fisik dan stabilitas

yang baik.

3) Memperkaya data ilmiah obat tradisional bagi peneliti.

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di laboratorium farmakognosi,

farmasetika dan farmakologi Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon.

Jalan perjuangan no.7 Cirebon, sedangkan waktu penelitian dapat dilihat pada

tabel 1.1 sebagai berikut :

5
Tabel 1.1 Waktu Penelitian

Waktu
Desember Januari Februari
No Pelaksanaan Maret 2018 April 2018
2017 2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan √ √ √
1 √
Proposal
Seminar
2 √ √ √ √
Proposal
Pelaksanaan
3 √ √ √ √
Penelitian
Penyusunan
4 √ √ √ √
Akhir
Sidang
5 √ √ √ √
Akhir

1.7 Hipotesa

HO : Formula gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) tidak efektif sebagai

cat rambut pada kelinci jantan.

HI : Formula gel ekstrak Henna (Lawsonia inermis L.) efektif sebagai cat

rambut pada kelinci jantan.

Anda mungkin juga menyukai