Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2018 Achmad yasin
REFLEKSI KASUS 20164011162

Kista Ovarium

Riwayat

Seorang wanita P4A1 usia 67 tahun dan telah menopause dari usia 50 tahun datang
dengan keluhan terdapat benjolan di perut bawah.BAB tidak ada kelainan . Sebelumnya pasien
mengalami diare lebih dari satu minggu. BAK tidak ada masalah. Pasien merasakan nyeri di
perut bagian bawah terlebih di bagian paling kanan.

Hasil Pemeriksaan

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 130/90 mmHg, denyut nadi 79 ×/menit, frekuensi nafas 21 ×/menit, suhu 37oC.
BB 40 kg, tinggi badan 156 cm. Pemeriksaan inspekulo didapatkan dinding vagina licin, rugae
kendor, porsio bulat, lunak, atrofi, oue terbuka.. Nyeri tekan serviks (-)s, nyeri tekan
parametrium (-), nyeri tekan adneksa kanan dan kiri (-), massa mobile. Pada pemeriksaan USG
didapatkan massa monolokuler, batas tidak tegas. Ca 125 : 26,56.

Pertanyaan

1. Bagaimana cara mendiagnosis kista ovarium?


2. Apa saja jenis-jenis dari kista ovarium?

Jawaban

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan menstruasi.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan
dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium,
sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.

Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh dibagian
tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid
yang tumbuh dalam ovarium.

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena
adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat
yang jinak (80-84%).

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad yasin
REFLEKSI KASUS 20164011162

Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko pertumbuhan menjadi
ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa
yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita
yang mulai menopause.

Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui. Kista
adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Pada wanita organ
yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.

a. Anamnesa

Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak tumor


ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil.
Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau tidak nyaman
pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut
terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-
alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.
Dapat terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi
berkemih menjadi sering.

Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus terganggu


atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang sering. Pasien juga
mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada penetrasi yang dalam. Pada
tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak.
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut
mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang
abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.

2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad yasin
REFLEKSI KASUS 20164011162

Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism, inferilitas,
aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat ditemukan penurunan berat
badan yang drastis.

b. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada
pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini
merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites
yang pasif.
c. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen 125
(CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium normal dan
karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah kadar CA 125
ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma epitel ovarium.
Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien
sehat.
b. Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat- sifat
tumor.
c. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga perut
yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk
kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu
cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista
seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau mungkln
juga kistadenoma serosa atau kista inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam
lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista neoplasma
3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad yasin
REFLEKSI KASUS 20164011162

benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing,


paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan
morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan
kandung kemih yang penuh. USG transabdominal lebih baik dari endovaginal
untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti
ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung kemih yang penuh.
d. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya
tidak diperlukan
e. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang baik
bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk mengidentifikasi
organ intra abdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium.
f. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.
g. Tes kehamilan
Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu pada
anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas disertai pada
pemeriksaan fisik:

1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm


2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau mengisi
kavum douglasi
3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu kista
non-neoplastik dan kista neoplastik.

4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad yasin
REFLEKSI KASUS 20164011162

Kista ovarium non neoplastik

a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus
menjadi kista folikel. Bisa didapatkan satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya
berdiameter 1-1 ½cm.
Dalam menangani tumor ovarium, timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu
neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm,
dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon
terhadap hipersekresi FSH ( folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing
hormone) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal
berukuran limit 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi.
Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
b. Kista korpus lutein
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans.
Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus luteum persisten);
perdarahan yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah
coklat karena darah tua.
Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas. Dinding
kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari
sel-sel teka.
Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini
dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum
diangkat tanpa mengorbankan ovarium.
c. Kista teka lutein
Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone
koriogonadrotropin yang berlebihan.
d. Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah
yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad yasin
REFLEKSI KASUS 20164011162

e. Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya
berhubungan dengan tipe lain dari pertumbuhan indung telur, serta terapi hormon.
Kista inklusi germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian - bagian terkecil dari epitel germinativum
pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut dan besarnya jarang
melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan isinya cairan jernih
dan serous.
f. Kista endometrium
Kista ini merupakan endometriosis yang berlokasi di ovarium.

Neoplastik jinak

1. Kistik:
a. Kistoma ovari simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam
kista jernih, serous dan berwarna kuning.
Terapinya terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan.

b. Kistadenoma ovarii serosum


Berasal dari epitel permukaan ovarium, umumnya jenis ini tak mencapai ukuran
yang sangat besar, di bandingkan dengan kistadenoma muscinosum. Pertumbuhan
menjadi ganas apabila di temukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan
stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel. Secara mikroskopik di
golongkan dalam kelompok tumor ganas.
c. Kistadenoma ovarii musinosum
Asal tumor belum diketahui dengan pasti. Menurut meyer, berasal dari teratoma
dimana di dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain.
Umumnya berbentuk multilokuler, ukurannya dapat mencapai ukuran yang amat
besar

6
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad yasin
REFLEKSI KASUS 20164011162

d. Kista endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan
terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi
melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan
tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi
kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.

e. Kista dermoid
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi
beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung
telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/ pecah.

2. Solid:
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi
maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis.
a. Fibroma
b. Leiomioma
c. Fibroadenoma

7
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Achmad yasin
REFLEKSI KASUS 20164011162

d. Papiloma
e. Angioma
f. Limfangioma

Refrensi
1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011: 13-14

2. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011: 279-92.

3. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and
Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 1994. p. 744-51

4.

Anda mungkin juga menyukai