Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan bagi setiap mahluk hidup, oleh karena itu

pengembangan sumber air terutama air bersih mutlak harus tersedia dan tetap

dikembangkan. Air bersih yang cukup, dapat menjamin terpeliharanya kesejahteraan

masyarakat, terutama pencegahan terhadap penyakit yang ditularkan melalui air

seperti kolera, types, dan disentri. Jadi dengan demikian penyediaan air bersih yang

cukup dengan sendirinya akan dapat meningkatkan mutu lingkungan.

Kota Pontianak sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan Barat, dengan luas

mencakup 107,82 km² merupakan pusat kegiatan pemerintahan yang penduduknya

bermacam-macam seperti pegawai negeri, swasta, petani, nelayan, dan pedagang.

Dinamika masyarakat begitu tinggi dengan tingkat pertumbuhan penduduk mencapai

2,64% pertahun. Akibat perkembangan kota yang begitu cepat maka diperlukan

infrastruktur pendukung pelayanan masyarakat yang memadai. Salah satu

infrastruktur yang disediakan pemerintah daerah adalah jaringan PDAM yang

berfungsi untuk melayani kebutuhan air bersih warga Kota Pontianak.

Kebutuhan masyarakat akan air bersih cukup tinggi, dengan jumlah penduduk

sebesar 472.998 jiwa menurut sensus tahun 2000, sedangkan jumlah pelanggan

54.333 sambungan rumah dengan rata-rata masing-masing rumah dihuni 5,56 jiwa,

maka penduduk yang terlayani baru meliputi 64 % dari jumlah penduduk Kota

Pontianak.
Jaringan distribusi PDAM Kota Pontianak adalah jaringan yang sudah tua

dengan perbedaan kapasitas perencanaan dan layanan jaringan yang tidak sesuai lagi,

sehingga distribusi air bersih dari PDAM Kota Pontianak sering kali tidak optimal. ini

merupakan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi oleh PDAM Kota

Pontianak saat ini.

1.2. Perumusan Masalah

Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Kota Pontianak saat ini

memaksa PDAM untuk memberikan pelayanan akan kebutuhan air bersih terhadap

pelanggan dengan seoptimal mungkin. Air bersih vital dalam menunjang kehidupan

manusia. Sementara permasalahan yang dihadapi PDAM pun semakin beragam pula

dari berbagai aspek. Adapun permasalahan tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana mengoptimalkan distribusi jaringan air PDAM di Pontianak

Timur dengan menggunakan program WATERNET ?

2. Bagaimana sebenarnya jaringan distribusi dan pola jaringan penyebaran air

PDAM di Pontianak Timur ?

3. Usaha- usaha apa saja yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan jaringan

distribusi air PDAM di Pontianak Timur yang terjadi?

1.3. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penulisan ini adalah :

1. Subjek penelitian diarahkan pada kehilangan tekanan yang tejadi pada

jaringan distribusi PDAM yaitu jaringan primer, sekunder dan tersier dengan

diameter pipa 75 mm sampai diameter pipa 400 mm.

2. Data sekunder dan data primer diambil dari kantor PDAM pusat yang

beralamat di Jalan Imam Bonjol Pontianak.


3. Tinjauan masalah tidak memperhitungkan kondisi optimal secara financial.

4. Sebagai studi kasus diambil daerah pelayanan PDAM Pontianak Timur.

5. Pada program waternet versi 1.6, pembatasaan node/secondary condition

hanya untuk 100 node dan 100 pipa.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah :

1. Optimalisasi distribusi jaringan air bersih di PDAM Pontianak Timur dengan

menggunakan program WATERNET.

2. Usaha-usaha yang mungkin dilakukan untuk mengoptimalkan jaringan air di

daerah penelitian.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Membantu PDAM untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat, agar bisa

didapatkan hasil yang optimal dan efisien sehingga manfaatnya dapat segera

dirasakan baik oleh PDAM sendiri maupun oleh para pelanggan pengguna air

minum.

2. Di samping itu, ditujukan pula untuk mengetahui kemampuan program

WATER NET versi 1.6 dalam menyediakan fasilitas-fasilitas untuk merancang dan

mengoptimalkan suatu jaringan air bersih.

3. Agar penulis mempunyai keahlian dalam menyelesaikan suatu

permasalahan jaringan air bersih dengan menggunakan software

WATERNET.

1.6. Gambaran Umum Daerah Studi

1.6.1. Kondisi Fisik Kota Pontianak


Kota Pontianak merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat, dengan luas

mencakup 107,82 km² yang terdiri dari 5 Kecamatan dengan 27 Kelurahan. Kota

Pontianak dilintasi oleh garis Khatulistiwa yaitu pada 0º 02' 24" lintang utara sampai

dengan 0º 05' 37" lintang selatan dan 109º 23' 04" bujur timur.

Keadaan tanah di Kota Pontianak datar dengan suhu udara berkisar antara

26,5º C hingga 34º C. Kelembaban rata-rata berkisar sekitar 48,5 %. Intensitas curah

hujan tahunan antara 3,822 mm hingga 3,881 mm. Atau rata-rata 283 mm setiap

bulan. Musim hujan berlangsung pada bulan-bulan oktober hingga maret, sedangkan

musim kemarau terjadi pada bulan april hingga september setiap tahun.

Kota Pontianak dibelah oleh dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas Kecil dan

Sungai Landak. Lebar alur sungai terletak pada interval 200 hingga 450 meter,

dengan kedalaman lebih dari 20 meter. Secara fisik kondisi air sungai relatif keruh,

bewarna coklat dan banyak kandungan pasir di dasar sungai. Debit aliran air pada

Sungai Kapuas Kecil yang diukur pada bulan oktober 1996 adalah sebesar 3.120

m³/detik, sedangkan debit air sungai landak yang diukur adalah sebesar 745 m³/detik.

1.6.2. Lokasi Penelitian

Wilayah kajian studi kehilangan energi dijaringan distribusi PDAM

dibedakan menjadi daerah studi dan daerah pelayanan. Daerah Studi adalah daerah

yang termasuk didalam lingkup tinjauan dan pembahasan studi seperti kondisi sarana

dan prasarana yang ada saat ini, sumber-sumber air, potensi ekonomi dan lain-lain.

Daerah Pelayanan adalah daerah yang akan ditinjau permasalahannya yaitu

kehilangan energi di jaringan distribusi PDAM daerah pelayanan Pontianak Timur.


Daerah pelayanan Pontianak Timur dibagi dalam delapan kelurahan dan enam

zona pelayanan, ini dimaksudkan untuk mempermudah pendistribusian air kepada

konsumen. Adapun pembagian kelurahan dan zona tersebut sebagai berikut :

Tabel 1.1
Zona Pelayanan Pontianak Timur

No Zona Jumlah SR Kapasitas (liter/detik)


1 Zona F 23 586 4.8939
2 Zona F 24 969 7.2804
3 Zona F 25 907 6.62
4 Zona F 26 1915 7.9395
5 Zona F 27 418 2.9912
6 Zona F 28 939 5.0885
TOTAL 5734 34.8135
Sumber : PDAM Pontianak

Tabel 1.2
Daftar Jumlah Sambungan Berdasarkan Kelurahan

Jumlah Sambungan
No Kelurahan
Aktif Non Aktif Total
1 Kel. Seigon 659 12 67.1
2 Kel. Banjar Serasan 397 20 417
3 Kel. Tamb. Sampit 221 6 227
4 Kel. Parit Mayor 62 0 62
5 Kel. Tanjung Hulu 2.77 176 2.946
6 Kel. Tanjung Hilir 200 10 210
7 Kel. Dalam Bugis 767 61 828
TOTAL 2308.77 285 1814.046
Sumber : PDAM Pontianak

1.7. Kondisi PDAM Kota Pontianak

1.7.1. Umum

Sistem penyediaan air bersih Kota Pontianak mulai dibangun pada tahun 1960

dengan bantuan Pemerintah Prancis, yaitu instalasi pengolahan yang pertama (IPA 1)

dengan kapasitas 110 liter/detik. Pengolahan air menggunakan sistem pulsator dan
mengambil air bakunya dari Sungai Kapuas. IPA ini dibangun di Jalan Imam Bonjol

Pontianak dan mulai dioperasikan pada tahun 1963.

Dengan dibangunnya komplek perumahan Perumnas I di Sungai Jawi Luar di

Jalan Yos Sudarso, pada tahun 1987 dibangun mini Package Treatment Plant kecil

yang berkapasitas 7 liter/detik, untuk melayani 500 rumah. Perkembangan

selanjutnaya, instalasi pengolahan di Jalan Imam Bonjol (IPA 1) bertambah

kapasitasnya menjadi 150 liter/detik, kemudian dibangun lagi IPA II dengan kapasitas

200 liter/detik pada tahun 1979. Sedangkan untuk melayani kebutuhan air pada lokasi

Perumnas di Sungai Jawi Luar pada tahun 1987 dibangun instalasi tambahan

berkapasitas 25 liter/detik, kemudian dikembangkan lagi menjadi 50 liter/detik pada

tahun 1995.

Pada tahun 1991 dibangun IPA III dengan kapasitas 110 liter/detik di lokasi

Imam Bonjol dan melalui program KUDP (Kalimantan Urban Development Project)

bantuan Bank Dunia dibangun lagi IPA IV dengan kapasitas 300 liter/detik yang

mulai dioperasikan pada tahun 1998. Dengan demikian kapasitas terpasang pada

lokasi Imam Bonjol sampai saat ini menjadi sebesar 860 liter/detik, sedangkan pada

lokasi Sungai Jawi Luar sebesar 50 liter/detik, sehingga kapasitas terpasang

seluruhnya berjumlah 910 liter/detik. Sumber air baku yang dimanfaatkan oleh IPA I,

IPA II, IPA III dan IPA IV adalah Sungai Kapuas Kecil, sedangkan IPA Sungai Jawi

Luar dari Sungai Kapuas Besar. Sementara pada musim kemarau panjang yang pada

keadaan normal menjadi 10 tahun sekali, tetapi pada saat ini tidak dapat diramalkan

lagi. Air baku diambil dari Desa Penepat pada aliran Sungai Landak, sekitar 24 km

dari Pontianak.
1.7.2. Keadaan Air Baku

Sumber air merupakan komponen penting dalam perencanaan sistem

penyediaan air bersih, terutama yang menyangkut jenis/macam sumber, potensi

sumber, kualitas maupun kuantitas. Sebagai gambaran potensi sumber daya air yang

ada di Kota Pontianak adalah sebagai berikut :

1. Air Tanah Dangkal

Sumur gali di Kota Pontianak masih banyak dipakai oleh sebagian penduduk,

terutama daerah yang jauh dari pelayanan PDAM, akan tetapi ini akan

berpengaruh di musim kemarau terhadap kuantitasnya.

2. Air Permukaan

Air yang mengalir disungai-sungai di Kota Pontianak adalah air yang cukup

berlimpah bagi penduduk kota, akan tetapi air sungai tersebut berpengaruh

pada saat musim kemarau pada kualitas dan kontinuitas air.

3. Air Hujan

Air hujan dimanfaatkan penduduk untuk keperluan sehari-hari terutama untuk

air minum. Air hujan ditampung dirumah-rumah dengan menggunakan drum

atau tempayan, tetapi kontinuitas air hujan tidak dapat dipertahankan terutama

pada musim kemarau. Oleh karena itu pada musim kemarau untuk keperluan

air minum penduduk setempat mengambil dari Sungai Kapuas.

1.7.3. Instalasi Pengolahan Air

Semua instalasi pengolahan air dari PDAM berlokasi dekat dengan sungai

yaitu di Jalan Imam Bonjol Pontianak, sedangkan IPA Sungai Jawi terletak di pinggir

sungai Kapuas Besar di Jalan Yos Sudarso Pontianak. Masing-masing instalasi

memerlukan pipa transmisi, kecuali pipa yang digunakan untuk mengalirkan air baku
dari intake Penepat di Sungai Landak ke IPA Imam Bonjol pada saat terjadi instrusi

air asin di Sungai Kapuas.

Bahan bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air adalah :

a. Alumunium Sulfat Al2 (SO4), sebagai koagulan dalam proses pengadukan

cepat untuk memisahkan butiran-butiran lumpur dari air.

b. Soda Ash Na2CO3, untuk menetralkan air dari keasamannya, agar tidak

menimbulkan korosi pada logam pipa distribusi.

c. Gas Chloor sebagai disinfektan pembunuh bakteri pada air.

Disamping itu juga terkadang digunakan Kaolin dan Carbon Aktif bilamana

warna air baku dipengaruhi oleh air gambut yang datang pada saat-saat musim hujan.

Air yang diproduksi diperiksa setiap jam di Laboratorium PDAM sebelum

didistribusikan ke konsumen, sedangkan Dinas Kesehatan Kota Pontianak memonitor

kandungan kimianya secara berkala dari sampel-sampel yang berasal dari instalasi

produksi, maupun yang diambil pada jaringan distribusi. Instalasi pengolahan air

bekerja 24 jam setiap hari yang dibantu oleh booster pump pada jaringan distribusi

untuk menjaga kontinuitas tekanan air disetiap tempat.

1.7.4. Jaringan Distribusi

Pendistribusian air PDAM Kota Pontianak dilakukan melalui pemompaan.

Pusat pemompaan terkonsentrasi pada areal instalasi pengolahan di Jalan Imam

Bonjol dan Jalan Yos Sudarso. Lokasi boster pump yang dilengkapi dengan reservoir

air dapat di lihat pada tabel berikut :


Tabel 1.3
Booster Pump dan Reservoir pada Jaringan Distribusi PDAM

Kapasitas
Lokasi Booster Kapasitas Pemompaan
No Kecamatan Reservoir
Pump (liter/detik)
(m3)
1 Wonoyoso Pontianak Selatan 500 50
2 Parit H. Husin II Pontianak Selatan 200 25
3 Kesehatan Pontianak Selatan 200 10
4 GOR Pangsuma Pontianak Selatan 1 100
5 Menara B Pontianak Selatan 1 -
6 Suwignyo Pontianak Barat 2 180
7 Rambutan Pontianak Barat 1 100
8 Tanjung Hulu Pontianak Timur 200 75
9 Tanjung Raya I Pontianak Timur 200 25
10 Selat Panjang Pontianak Utara 1.5 100
11 Menara A Pontianak Barat 1 -
Total Kapasitas 1375.5
Sumber: PDAM Kota pontianak

Sistem pemompaan dilakukan pada saat puncak kebutuhan air bersih

konsumen yaitu pada pagi hari dioperasikan antara jam 6.00-11.00 Wib. dan sore hari

antara jam 16.00-20.00 Wib. Hal ini dilakukan untuk penghematan tenaga listrik

PLN. Air bersih yang dipompakan dari booster pump dialirkan melalui jaringan pipa

distribusi primer panjang pipa seluruh jaringan distribusi dari berbagai diameter

meliputi 897.496 meter.


1.8 Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika penulisan skripsi adalah :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

sistematika pembahasan, kondisi umum Kota Pontianak dan kondisi

PDAM Kota Pontianak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini akan dibahas teori-teori, definisi-definisi dan

parameter-parameter pemograman yang diperlukan dalam penulisan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN


Berisikan tentang metodelogi yang akan dipakai dalam penelitian baik

jenis penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian serta teknik

pengumpulan data yang disertai dengan diagram alir penelitian.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN CARA KERJA WATERNET


Berisikan langkah-langkah dalam menjalankan program WATERNET

sampai menghasilkan output yang diinginkan.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN


Menganalisa penelitian dari data-data yang ada dan menerangkan

suatu pembahasan dari keluaran yang dihasilkan program

WATERNET.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari

hasil yang telah didapatkan dari analisa dan pembahasan bab

sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai