Fakultas Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Islam Bandung
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji dan
syukur kami panjatkan bersama karena telah mencurahkan rahmat dan anugrah-Nya kepada
kita semua. Tidak lupa kami ucapkan rasa terima kasih kepada para pihak yang sudah ikut
berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
Tidak lupa juga kami mengingatkan para pembaca untuk lebih menelaah substansi atau
isi dari makalah ini, dimana makalah ini memiliki ketidaksempurnaan dalam halnya
penyusunan, baik dari substansi maupun estetik.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu kami yang telah
menerima dan memberikan penilaiannya secara objektif dan sesuai dengan fakta yang ada.
TIM PENYUSUN
BAB 1
PENDAHULUAN
Sehingga dapat diartikan bahwa Pencurian adalah salah satu jenis kejahatan terhadap
kekayaan manusia yang diatur dalam Bab XXII Buku II Kitab Undang -Undang Hukum Pidana
(KUHP) dan merupakan masal ah yang tak habis-habisnya. Pencurian sudah merajalela
dikalangan masyarakat, baik di desa, di kota, maupun di negara lain. Menurut KUHP pencurian
adalah mengambil sesuatu barang yang merupakan milik orang lain dengan cara melawan hak,
dan untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada pasal 362 KUHP.
Serta KUHP mengatur lebih jelas tentang pencurian khusu dalam Pasal 363 ayat (1) KUHP
yang berbunyi:
“(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:
1. pencurian ternak;
2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir gempa bumi, atau gempa laut,
gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara,
pemberontakan atau bahaya perang;
3. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada
rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tidak diketahui atau tidak
dikehendaki oleh yang berhak;
5. pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai pada
barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau
dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.
Mencuri berarti mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya tanpa
sepengetahuan pemilikinya. Mencuri hukumnya adalah haram. Dan seiring berjalannya waktu,
tindakan mencuri juga mengalami perkembangan. Masalah pencurian yang masih banyak
terjadi disekitar kita contohnya terjadi pada kasus di Pengadilan Negeri Bandung dengan
Nomor Perkara 1104/Pid. B/2017/PN Bandung. Atas dasar inilah kelompok kami membahas
lebih lanjut tentang bagaimana hukum mengatur tindak pidana pencurian. Oleh karena itu
kelompok kami menyusun makalah yang berjudul “ANALISA TERHADAP PERKARA
PIDANA 1104/PidB/2017/PN BDG TENTANG PENCURIAN DI PENGADILAN
NEGERI BANDUNG”.
2. Apa hukuman yang didakwakan pada terdakwa kasus tindak pidana pencurian Nomor
1104/PidB/2017/PN BDG ?
BAB II
Pembahasan
a. Faktor Pendidikan
Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor pendorong seseorang untuk melakukan
suatu tindak pidana pencurian. Hal itu disebabkan oleh tingkat pengetahuan mereka yang
kurang terhadap hal-hal seperti aturan yang dalam cara hidup bermasyarakat. “tingkat
pendidikan dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang berbuat jahat
(mencuri), pendidikan merupakan sarana bagi seseorang untuk mengetahui mana yang baik
dan mana yang buruk. Dan dengan melakukan suatu perbuatan apakah perbuatan tersebut
memiliki suatu manfaat tertentu atau malah membuat masalah/kerugian tertentu.
b. Faktor Individu
Seseorang yang tingkah lakunya baik akan mengakibatkan seseorang tersebut
mendapatkan penghargaan dari masyarakat, akan tetapi sebaliknya jika seseorang bertingkah
laku tidak baik maka orang itu akan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Mereka yang
dapat mengontrol dan mengembangkan kepribadiannya yang positif akan dapat menghasilkan
banyak manfaat baik itu bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Sedangkan mereka yang
tidak bisa mengontrol kepribadiannya dan cenderung terombang ambing oleh perkembangan
akan terus terseret arus kemana akan mengalir. Entah itu baik atau buruk mereka akan tetap
mengikuti hal tersebut. Terdapat pula penyebab seseorang melakukan tindak pidana, seperti
yang telah disebutkan diatas bahwa keinginan manusia merupakan hal yang tidak pernah ada
batasnya.
2. Faktor Ekstern
a. Faktor Ekonomi
Kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat ditolak di setiap negara.
Hingga sekarang belum ada jalan keluar untuk menyelesaikan fenomena tersebut. Plato
mengemukakan bahwa disetiap negara dimana banyak terdapat orang miskin, dengan secara
diam-diam terdapat banyak penjahat, pelanggar agama dan dan penjahat dari bermacam-
macam corak. Hampir setiap tahun harga kebutuhan pokok terus meningkat, sedangkan
pendapatan tiap individu belum tentu mampu untuk mencukupi peningkatan tersebut. Sehingga
hal tersebut mengakibatkan alasan bagi seseorang untuk melakukan tindak pidana pencurian.
Kondisi perekonomian inilah yang membuat seseorang dengan terpaksa melakukan pencurain.
Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, seseorang melakukan pencurian tersebut
tanpa pikir panjang.
b. Faktor Lingkungan.
Selain faktor ekonomi, faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang memiliki
pengaruh atas terjadinya tindak pidana pencurian. Seseorang yang hidup/tinggal di dalam
lingkungan yang mendukung untuk dilakukannya pencurian, maka di suatu waktu ia juga akan
melakukan tindak pencurian tersebut. Banyak hal yang membuat lingkungan menjadi faktor
penyebab terjadinya suatu tindak kejahatan (pencurian). Misalnya kebutuhan dalam pergaulan
dengan teman sebaya, kontrol dari lingkungan yang kurang dan pergaulan dengan seseorang
yang memiliki pekerjaan sebagai pencuri.
B. Deskripsi Kasus
Kasus yang dianalisis dalam tugas akhir ini berkaitan dengan tindak pidana pencurian.
Dalam kejadian pencurian ini, ada 4 saksi yang dihadirkan di Pengadilan Negeri Bandung.
1. Korban pencurian
2. Sepupu dari korban
3. Hansip komplek yang sedang bertugas
4. Saksi yang menghubungi RW dan kepolisian
Dalam kejadian ini terjadi pencurian pada pukul 02.30 dinihari dimana para saksi
memberikan keterangan yaitu:
Saksi pertama, sebagai korban mengaku telah kehilangan 4 buah handphone yaitu
1 handphone milik saksi pertama, 2 handphone milik saudara sepupu korban, dan
1 handphone lagi milik ibu korban.
Saksi kedua, sebagai saudara sepupu korban melihat ciri-ciri dari pelaku pencurian
tersebut dan sekarang menjadi terdakwa yang dihadirkan di sidang Pengadilan
Negeri Bandung atas tuduhan pencurian 4 buah handphone.
Saksi ketiga, seorang yang sedang melakukan pengamanan di lingkungan komplek
tersebut, memang mengenali sosok dari terdakwa kasus pencurian 4 buah
handphone tersebut.
Setelah mengetahui kejadian tersebut, saksi ke4 sebagai warga komplek
melaporkan hal ini kepada RW dan kepolisian setempat.
Analisis Kasus
1. Analisis Awal
Nomor perkara adalah 1104/Pid.B/2017/PN BDG. Terdakwa didakwakan pasal 363
ayat (1) butir (3) KUHP tentang Pencurian dengan ancaman hukuman paling lama 7 tahun
pidana penjara. Sidang dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2017. Agendanya adalah
menghadirakan saksi-saksi dalam perkara.
3. Simpulan
Perkara yang disidang di Pengadilan Negeri Bandung adalah perkara pidana Pencurian
dengan nomor 1104/Pid.B/2017/PN BDG, terdakwa didakwa dengan pasal 363 ayat (1) butir
(3) KUHP tentang Pencurian dengan ancaman hukuman 7 tahun pidana penjara. Sidang
perkara dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2017. Ada 4 orang saksi yang dibawa untuk
memenuhi agenda “Pemberian Keterangan Saksi-saksi” di persidangan. Terdakwa telah
mengakui perbuatannya, yaitu pencurian barang milik orang lain, yang berupa handphone dan
menyimpan memory card untuk dirinya sendiri.
Dilihat dari kasus yang telah dipaparkan diatas terbukti bahwa pelaku memang
melakukan tindak pidana pencurian yang disengaja dan telah direncanakan. Dan dalam hal
kasus diatas memenuhi unsur :
Ancaman Pidana
Ancaman pidana ini berbeda-beda untuk setiap tindak pidana, bisa berupa
pidana mati, pidana penjara, atau pidana kurungan maupun pidana denda. Untuk
tindak pidana pencurian dalam Pasal 363 KUHP maksimalnya adalah pidana
penjara selama tujuh tahun. Dalam beberapa undang-undang selain maksimal
pidana yang dapat dijatuhkan juga disebutkan minimal pidana yang dapat
dijatuhkan.
Karena ancaman pidana selalu dicantumkan dalam setiap pasal yang mengatur
mengenai tindak pidana, maka sepanjang perbuatan yang dilakukan masuk dalam
kualifikasi tindak pidana yang sama maka ancaman pidana juga sama. Jadi untuk
setiap perbuatan mengambil barang milik orang lain yang termasuk dalam tindak
pidana pencurian maka maksimal ancaman pidana juga sama yaitu lima tahun
penjara, tanpa melihat apakah yang dicuri itu emas, pohon kakao, ataupun sandal
jepit.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana pencurian, antara lain:
1. Faktor Intern
a. Faktor Pendidikan
Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor pendorong seseorang untuk melakukan suatu
tindak pidana pencurian. Hal itu disebabkan oleh tingkat pengetahuan mereka yang kurang
terhadap hal-hal seperti aturan yang dalam cara hidup bermasyarakat
b. Faktor Individu
Seseorang yang tingkah lakunya baik akan mengakibatkan seseorang tersebut mendapatkan
penghargaan dari masyarakat, akan tetapi sebaliknya jika seseorang bertingkah laku tidak baik
maka orang itu akan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat
2. Faktor Ekstern
a. Faktor Ekonomi
Kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat ditolak di setiap negara.
Hingga sekarang belum ada jalan keluar untuk menyelesaikan fenomena tersebut.
Kondisi perekonomian inilah yang membuat seseorang dengan terpaksa melakukan
pencurain. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, seseorang melakukan
pencurian tersebut tanpa pikir panjang.
b. Faktor Lingkungan.
Seseorang yang hidup/tinggal di dalam lingkungan yang mendukung untuk
dilakukannya pencurian, maka di suatu waktu ia juga akan melakukan tindak pencurian
tersebut.
Adapun hukuman yang dijatuhkan pada terdakwa kasus pencurian yang disidang di
Pengadilan Negeri Bandung adalah perkara pidana Pencurian dengan nomor
1104/Pid.B/2017/PN BDG, terdakwa didakwa dengan pasal 363 ayat (1) butir (3) KUHP
tentang Pencurian dengan ancaman hukuman 7 tahun pidana penjara
3.2. Saran
1. Untuk penegakan hukum harap lebih ditingkatkan lagi, agar para pelaku tindak pidana
mendapatkan efek jera dan tidak melakukan tindak pidana lagi.
2. Untuk masyarakat harus diberikan pendidikan yang baik yang akan menciptakan
lingkungan yang baik pula.
3. Untuk pemerintah agar memberikan kesejahteraan kepada rakyat, terutama kalangan
menegah kebawah, untuk mencegah terjadinya suatu tindak pidana.
Daftar Pustaka
Maghrobi, Berdy Despar. 2014. “Tinjauan Kriminologis Faktor Penyebab Terjadinya Tindak
Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor.”
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=188306&val=6466&title=TINJA
UAN%20KRIMINOLOGIS%20FAKTOR%20PENYEBAB%20TERJADINYA%20
TINDAK%20PIDANA%20PENCURIAN%20KENDARAAN%20BERMOTOR%20
(Studi%20di%20Lembaga%20Pemasyarakatan%20Lowokwaru%20Malang).
Kasus diambil dari pusat data Pengadilan Negeri Bandung, 1104/PidB/2017/PN BDG tentang
Pencurian (nama-nama yang bersangkutan dalam perkara dikosongkan).