2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan suatu wilayah
atau kawasan. Sistem internal suatu wilayah mengisyaratkan jaringan transportasi dan
pergerakan orang, barang dan jasa untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi, budaya, pariwisata dll. Perkembangan wilayah/kawasan tercermin
dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas yang terkendali, serta aksesibilitas
yang mudah bagi setiap warga suatu wilayah. Pergerakan lalu lintas di jalan memiliki
beberapa kendala yaitu dari kemacetan, kecelakaan dll. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Pasal 1 yaitu : Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Dalam rangka mengatasi permasalahan lalu lintas (Kemacetan,
Kecelakaan dsb) serta untuk mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di perlukan kegiatan penyelengaraan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas, Pasal 3 terdiri atas:
a. perencanaan;
b. pengaturan;
c. perekayasaan;
d. pemberdayaan; dan
e. pengawasan.
Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas diperlukan informasi mengenai
karakteristik lalu lintas yang diperoleh melalui survei lalu lintas dengan perencanaan yang
meliputi :
a. Identifikasi masalah lalu lintas;
b. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
c. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
d. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;
e. Inventarisasi dan analisis ketersecliaan atau daya tampung kendaraan;
f. Inventarisasi clan analisis dampak lalu lintas;
g. Penetapan tingkat pelayanan; dan
h. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Dari kedelapan kegiatan pada proses perencanaan di atas, paling sedikit ada 5 (lima)
kegiatan yang wajib dilakukan, yaitu:
a. Identifikasi masalah lalu lintas;
b. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
c. Inventarisasi dan analisis ketersediaan clan daya tampung jalan;
d. Penetapan tingkat pelayanan; serta
e. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Sedangkan kegiatan inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang,
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan serta inventarisasi
clan analisis dampak lalu lintas menjadi bahan yang dapat dipertimbangkan dalam proses
perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Rencana kegiatan yang dilaksanakan
oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorontalo adalah :
a. Survey Traffic Counting (TC)
b. Survey Classified Turning Movement Counting (CTMC)
c. Survey Inventarisasi Ruas Jalan
d. Survey Inventarisasi Persimpangan
e. Survey Spot Speed
f. Survey Perparkiran
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan;
secara jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan
perlengkapan jalan di jalan nasional. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas jalan di jalan
nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 248 /KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1
(JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang termasuk kategori
jalan nasional. Jalan nasional di Provinsi Gorontalo sepanjang 748,60 km.
4. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan
di wilayah Provinsi Gorontalo adalah masyarakat secara luas baik pengguna kendaraan
bermotor, pengguna angkutan umum, pejalan kaki, perusahaan angkutan penumpang
maupun perusahaan angkutan barang.
Tahapan Persiapan
1. Perlenngkapan dan Peralatan
2. Waktu dan periode pelaksanaan survey
3. Tenaga Survey
4. Perizinan dan koordinasi instansi terkait
5. Penyebarluasan tujuan kegiatan
6. Sarana Trasnportasi
7. Biaya Pendanaan
Survey Lokasi
Briefing
Pelaksanaan Survey
Analisis
Kesimpulan
Rekomendasi
2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan suatu wilayah
atau kawasan. Sistem internal suatu wilayah mengisyaratkan jaringan transportasi dan
pergerakan orang, barang dan jasa untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi, budaya, pariwisata dll. Perkembangan wilayah/kawasan tercermin
dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas yang terkendali, serta aksesibilitas
yang mudah bagi setiap warga suatu wilayah. Pergerakan lalu lintas di jalan memiliki
beberapa kendala yaitu dari kemacetan, kecelakaan dll. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Pasal 1 yaitu : Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Dalam rangka mengatasi permasalahan lalu lintas (Kemacetan,
Kecelakaan dsb) serta untuk mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di perlukan kegiatan penyelengaraan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas, Pasal 3 terdiri atas:
f. perencanaan;
g. pengaturan;
h. perekayasaan;
i. pemberdayaan; dan
j. pengawasan.
Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas diperlukan informasi mengenai
karakteristik lalu lintas yang diperoleh melalui survei lalu lintas dengan perencanaan yang
meliputi :
i. Identifikasi masalah lalu lintas;
j. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
k. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
l. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;
m. Inventarisasi dan analisis ketersecliaan atau daya tampung kendaraan;
n. Inventarisasi clan analisis dampak lalu lintas;
o. Penetapan tingkat pelayanan; dan
p. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Dari kedelapan kegiatan pada proses perencanaan di atas, paling sedikit ada 5 (lima)
kegiatan yang wajib dilakukan, yaitu:
f. Identifikasi masalah lalu lintas;
g. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
h. Inventarisasi dan analisis ketersediaan clan daya tampung jalan;
i. Penetapan tingkat pelayanan; serta
j. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Sedangkan kegiatan inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang,
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan serta inventarisasi
clan analisis dampak lalu lintas menjadi bahan yang dapat dipertimbangkan dalam proses
perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Rencana kegiatan yang dilaksanakan
oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorontalo adalah :
g. Survey Traffic Counting (TC)
h. Survey Classified Turning Movement Counting (CTMC)
i. Survey Inventarisasi Ruas Jalan
j. Survey Inventarisasi Persimpangan
k. Survey Spot Speed
l. Survey Perparkiran
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan;
secara jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan
perlengkapan jalan di jalan nasional. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas jalan di jalan
nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 248 /KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1
(JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang termasuk kategori
jalan nasional. Jalan nasional di Provinsi Gorontalo sepanjang 748,60 km.
9. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan
di wilayah Provinsi Gorontalo adalah masyarakat secara luas baik pengguna kendaraan
bermotor, pengguna angkutan umum, pejalan kaki, perusahaan angkutan penumpang
maupun perusahaan angkutan barang.
Tahapan Persiapan
8. Perlenngkapan dan Peralatan
9. Waktu dan periode pelaksanaan survey
10. Tenaga Survey
11. Perizinan dan koordinasi instansi terkait
12. Penyebarluasan tujuan kegiatan
13. Sarana Trasnportasi
14. Biaya Pendanaan
Survey Lokasi
Briefing
Pelaksanaan Survey
AA
Analisis
Kesimpulan
Rekomendasi
2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan suatu wilayah
atau kawasan. Sistem internal suatu wilayah mengisyaratkan jaringan transportasi dan
pergerakan orang, barang dan jasa untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi, budaya, pariwisata dll. Perkembangan wilayah/kawasan tercermin
dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas yang terkendali, serta aksesibilitas
yang mudah bagi setiap warga suatu wilayah. Pergerakan lalu lintas di jalan memiliki
beberapa kendala yaitu dari kemacetan, kecelakaan dll. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Pasal 1 yaitu : Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Dalam rangka mengatasi permasalahan lalu lintas (Kemacetan,
Kecelakaan dsb) serta untuk mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di perlukan kegiatan penyelengaraan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas, Pasal 3 terdiri atas:
k. perencanaan;
l. pengaturan;
m. perekayasaan;
n. pemberdayaan; dan
o. pengawasan.
Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas diperlukan informasi mengenai
karakteristik lalu lintas yang diperoleh melalui survei lalu lintas dengan perencanaan yang
meliputi :
q. Identifikasi masalah lalu lintas;
r. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
s. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
t. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;
u. Inventarisasi dan analisis ketersecliaan atau daya tampung kendaraan;
v. Inventarisasi clan analisis dampak lalu lintas;
w. Penetapan tingkat pelayanan; dan
x. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Dari kedelapan kegiatan pada proses perencanaan di atas, paling sedikit ada 5 (lima)
kegiatan yang wajib dilakukan, yaitu:
k. Identifikasi masalah lalu lintas;
l. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
m. Inventarisasi dan analisis ketersediaan clan daya tampung jalan;
n. Penetapan tingkat pelayanan; serta
o. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Sedangkan kegiatan inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang,
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan serta inventarisasi
clan analisis dampak lalu lintas menjadi bahan yang dapat dipertimbangkan dalam proses
perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Rencana kegiatan yang dilaksanakan
oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorontalo adalah :
m. Survey Traffic Counting (TC)
n. Survey Classified Turning Movement Counting (CTMC)
o. Survey Inventarisasi Ruas Jalan
p. Survey Inventarisasi Persimpangan
q. Survey Spot Speed
r. Survey Perparkiran
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan;
secara jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan
perlengkapan jalan di jalan nasional. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas jalan di jalan
nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 248 /KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1
(JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang termasuk kategori
jalan nasional. Jalan nasional di Provinsi Gorontalo sepanjang 748,60 km.
Tahapan Persiapan
15. Perlenngkapan dan Peralatan
16. Waktu dan periode pelaksanaan survey
17. Tenaga Survey
18. Perizinan dan koordinasi instansi terkait
19. Penyebarluasan tujuan kegiatan
20. Sarana Trasnportasi
21. Biaya Pendanaan
Survey Lokasi
Briefing
Pelaksanaan Survey
AA
Analisis
Kesimpulan
Rekomendasi
2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan suatu wilayah
atau kawasan. Sistem internal suatu wilayah mengisyaratkan jaringan transportasi dan
pergerakan orang, barang dan jasa untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi, budaya, pariwisata dll. Perkembangan wilayah/kawasan tercermin
dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas yang terkendali, serta aksesibilitas
yang mudah bagi setiap warga suatu wilayah. Pergerakan lalu lintas di jalan memiliki
beberapa kendala yaitu dari kemacetan, kecelakaan dll. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Pasal 1 yaitu : Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Dalam rangka mengatasi permasalahan lalu lintas (Kemacetan,
Kecelakaan dsb) serta untuk mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di perlukan kegiatan penyelengaraan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas, Pasal 3 terdiri atas:
p. perencanaan;
q. pengaturan;
r. perekayasaan;
s. pemberdayaan; dan
t. pengawasan.
Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas diperlukan informasi mengenai
karakteristik lalu lintas yang diperoleh melalui survei lalu lintas dengan perencanaan yang
meliputi :
y. Identifikasi masalah lalu lintas;
z. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
aa. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
bb. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;
cc. Inventarisasi dan analisis ketersecliaan atau daya tampung kendaraan;
dd. Inventarisasi clan analisis dampak lalu lintas;
ee. Penetapan tingkat pelayanan; dan
ff. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Dari kedelapan kegiatan pada proses perencanaan di atas, paling sedikit ada 5 (lima)
kegiatan yang wajib dilakukan, yaitu:
p. Identifikasi masalah lalu lintas;
q. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
r. Inventarisasi dan analisis ketersediaan clan daya tampung jalan;
s. Penetapan tingkat pelayanan; serta
t. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Sedangkan kegiatan inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang,
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan serta inventarisasi
clan analisis dampak lalu lintas menjadi bahan yang dapat dipertimbangkan dalam proses
perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Rencana kegiatan yang dilaksanakan
oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorontalo adalah :
s. Survey Traffic Counting (TC)
t. Survey Classified Turning Movement Counting (CTMC)
u. Survey Inventarisasi Ruas Jalan
v. Survey Inventarisasi Persimpangan
w. Survey Spot Speed
x. Survey Perparkiran
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan;
secara jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan
perlengkapan jalan di jalan nasional. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas jalan di jalan
nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 248 /KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1
(JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang termasuk kategori
jalan nasional. Jalan nasional di Provinsi Gorontalo sepanjang 748,60 km.
Tahapan Persiapan
22. Perlenngkapan dan Peralatan
23. Waktu dan periode pelaksanaan survey
24. Tenaga Survey
25. Perizinan dan koordinasi instansi terkait
26. Penyebarluasan tujuan kegiatan
27. Sarana Trasnportasi
28. Biaya Pendanaan
Survey Lokasi
Briefing
Pelaksanaan Survey
AA
Analisis
Kesimpulan
Rekomendasi