Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM KERJA SEKSI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BALAI PENGELOLA TRANSPORTASI DARAT WILAYAH XXI


PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018

A. Pelaksanaan Penyusunan Bahan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan


Nasional
1. Dasar Hukum
Secara umum kegiatan Penyusunan Bahan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan
Nasional dilakukan dengan mengaju pada ketentuan yang diatur pada:
a. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
d. Peraturan Pemerintah Nornor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis Dampak, Serta Manajemen Kehutuhan Lalu Lintas.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan;
f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Manejemen dan Rekayasa lalu Lintas;
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 154 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pengelola Transportasi Darat;
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 248
/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam jaringan jalan primer menurut
fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1 (JKP-1).

2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan suatu wilayah
atau kawasan. Sistem internal suatu wilayah mengisyaratkan jaringan transportasi dan
pergerakan orang, barang dan jasa untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi, budaya, pariwisata dll. Perkembangan wilayah/kawasan tercermin
dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas yang terkendali, serta aksesibilitas
yang mudah bagi setiap warga suatu wilayah. Pergerakan lalu lintas di jalan memiliki
beberapa kendala yaitu dari kemacetan, kecelakaan dll. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Pasal 1 yaitu : Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Dalam rangka mengatasi permasalahan lalu lintas (Kemacetan,
Kecelakaan dsb) serta untuk mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di perlukan kegiatan penyelengaraan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas, Pasal 3 terdiri atas:
a. perencanaan;
b. pengaturan;
c. perekayasaan;
d. pemberdayaan; dan
e. pengawasan.
Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas diperlukan informasi mengenai
karakteristik lalu lintas yang diperoleh melalui survei lalu lintas dengan perencanaan yang
meliputi :
a. Identifikasi masalah lalu lintas;
b. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
c. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
d. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;
e. Inventarisasi dan analisis ketersecliaan atau daya tampung kendaraan;
f. Inventarisasi clan analisis dampak lalu lintas;
g. Penetapan tingkat pelayanan; dan
h. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Dari kedelapan kegiatan pada proses perencanaan di atas, paling sedikit ada 5 (lima)
kegiatan yang wajib dilakukan, yaitu:
a. Identifikasi masalah lalu lintas;
b. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
c. Inventarisasi dan analisis ketersediaan clan daya tampung jalan;
d. Penetapan tingkat pelayanan; serta
e. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Sedangkan kegiatan inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang,
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan serta inventarisasi
clan analisis dampak lalu lintas menjadi bahan yang dapat dipertimbangkan dalam proses
perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Rencana kegiatan yang dilaksanakan
oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorontalo adalah :
a. Survey Traffic Counting (TC)
b. Survey Classified Turning Movement Counting (CTMC)
c. Survey Inventarisasi Ruas Jalan
d. Survey Inventarisasi Persimpangan
e. Survey Spot Speed
f. Survey Perparkiran
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan;
secara jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan
perlengkapan jalan di jalan nasional. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas jalan di jalan
nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 248 /KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1
(JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang termasuk kategori
jalan nasional. Jalan nasional di Provinsi Gorontalo sepanjang 748,60 km.

3. MAKSUD DAN TUJUAN (WHY)


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan optimalisasi penggunaan jaringan jalan dan
gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Optimalisasi penggunaan jaringan jalan dan
gerakan Lalu Lintas dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan kapasitas ruang lalu
lintas melalui :
a. Penetapan kebijakan penggunaan jaringan Jalan;
b. Penetapan kebijakan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan tertentu;dan
c. Optimalisasi operasional rekayasa lalu lintas dalam rangka meningkatkan ketertiban,
kelancaran, dan efektivitas penegakan hukum.

4. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan
di wilayah Provinsi Gorontalo adalah masyarakat secara luas baik pengguna kendaraan
bermotor, pengguna angkutan umum, pejalan kaki, perusahaan angkutan penumpang
maupun perusahaan angkutan barang.

5. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


a. Metode Pelaksanaan (HOW)

Tahapan Persiapan
1. Perlenngkapan dan Peralatan
2. Waktu dan periode pelaksanaan survey
3. Tenaga Survey
4. Perizinan dan koordinasi instansi terkait
5. Penyebarluasan tujuan kegiatan
6. Sarana Trasnportasi
7. Biaya Pendanaan

Survey Lokasi

Briefing

Pelaksanaan Survey

Rekapitulasi dan Pengolahan Data


AA

Analisis

Kesimpulan

Rekomendasi

b. Waktu Pelaksanaan (WHEN)


Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara terjadwal pada tahun anggaran 2018
sesuai dengan rencana kegiatan survey yang disusun oleh Seksi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorobtalo,
dengan lamanya waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh
Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI
Provinsi Gorobtalo dengan ketentuan tidak melebihi batas akhir tahun anggaran 2018;
c. Lokasi Pelaksanaan (WHERE)
Lokasi Pelaksanaan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di
Provinsi Gorontalo sebanyak 34 (tiga puluh empat) paket dengan rincian pada ruas jalan.

Panjang JAP JKP-1


Nomor
Lokasi N A M A R U A S Ruas ( Km ) ( Km )
Ruas
( Km )
001 Atinggola (Bts. Prov. Sulut) - Kwandang 40,41 40,41
002 Kwandang - Malingkaputo 11,99 11,99
Kab. Gorontalo
003 Malingkaputo - Tolango 17 17
Utara
004 Tolango - Bulontio 56,05 56,05
005 Malingkapoto - Isimu 19,13 19,13
Bulontio - Tolinggula (Bts. Prov.
55,5 55,5
005 Sulteng)
015 Kwandang - Pelabuhan Kwandang 2,26 2,26
Sp. Pelabuhan Anggrek - Pelabuhan
016 2,68 2,68
Anggrek
017 Tolango - Paguyaman 59,16 59,16
018 2 K Desa Bogo-Bogo - Tolinggula 20 20
006 11 K Jln. Mayor Dullah (Gorontalo) 7,36 7,36
006 12 K Jln. Jalaludin Tantu (Gorontalo) 0,71 0,71
006 13 K Jln. A. Yani (Gorontalo) 0,70 0,70
Kota Gorontalo
019 11 K Jln. Kalengkongan (Gorontalo) 1,77 1,77
019 12 K Jln. Yos Sudarso (Gorontalo) 2,4 2,4
019 13 K Jln. Botuliyodu (Gorontalo) 4 4
007 Bts. Kota Gorontalo - Bts. Kota Limboto 7,24 7,24
007 11 K Jln. Basuki Rachmat (Gorontalo) 0,57 0,57
007 12 K Jln. Agus Salim (Gorontalo) 4,67 4,67
007 13 K Jln. Sudirman (Limboto) 3,1 3,1
008 Bts. Kota Limboto - Isimu 6,2 6,2
008 11 K Jln. A. Yani (Limboto) 0,87 0,87
Kab. Gorontalo
008 12 K Jln. Raya Limboto (Limboto) 7,87 7,87

009 Isimu - Paguyaman 41,72 41,72


009 11 K Jln. Akses Ke Bandara Jalaluddin 1,47 1,47
020 Biluhu Barat - Bilato 28,9 28,9
021 Bilato - Tangkobu 16,7 16,7
010 Paguyaman - Tabulo 63,08 63,08
Kab. Boalemo
011 Tabulo - Marisa 28 28
012 Marisa - Lemito 68,19 68,19
Kab. Pohuwato 013 Lemito - Molosipat (Bts. Prov. Sulteng) 33,31 33,31
018 1 Marisa - Desa Talu Diti 40 40
Kab. Bone Taludaa (Bts. Prov. Sulut) - Pel.
006 67,7 67,7
Bolango Gorontalo

Sumber : keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :


248/KPTS/M/2015 Tahun 2015
6. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Survei Lalu Lintas Angkutan jalan
rata-rata selama 1 (satu) minggu kalender untuk masing-masing ruas dan persimpangan
jalan nasional di Provinsi Gorontalo.

7. BIAYA YANG DIPERLUKAN (HOW MUCH)


Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan
Perlengkapan Jalan di wilayah Provinsi Gorontalo sebesar Rp. 13.737.591.000,- (Tiga
Belas Miliyar Tujuh Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Sembilan Puluh Satu
Ribu Rupiah). Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari pekerjaan ini dirinci dan dijabarkan
dalam Lampiran.
B. Pengawasan dan Penindakan Angkutan Umum serta Angkutan Barang
1. Dasar Hukum
Secara umum kegiatan Penyusunan Bahan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan
Nasional dilakukan dengan mengaju pada ketentuan yang diatur pada:
a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nornor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;
e. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 154 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pengelola Transportasi Darat;
f. Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 69 Tahun 1993
tentang Penyelenggaraan Abgkutan Orang di Jalan dengan Knedaraan Umum
g. Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan dengan Kendaraan Umum.

2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan suatu wilayah
atau kawasan. Sistem internal suatu wilayah mengisyaratkan jaringan transportasi dan
pergerakan orang, barang dan jasa untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi, budaya, pariwisata dll. Perkembangan wilayah/kawasan tercermin
dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas yang terkendali, serta aksesibilitas
yang mudah bagi setiap warga suatu wilayah. Pergerakan lalu lintas di jalan memiliki
beberapa kendala yaitu dari kemacetan, kecelakaan dll. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Pasal 1 yaitu : Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Dalam rangka mengatasi permasalahan lalu lintas (Kemacetan,
Kecelakaan dsb) serta untuk mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di perlukan kegiatan penyelengaraan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas, Pasal 3 terdiri atas:
f. perencanaan;
g. pengaturan;
h. perekayasaan;
i. pemberdayaan; dan
j. pengawasan.
Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas diperlukan informasi mengenai
karakteristik lalu lintas yang diperoleh melalui survei lalu lintas dengan perencanaan yang
meliputi :
i. Identifikasi masalah lalu lintas;
j. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
k. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
l. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;
m. Inventarisasi dan analisis ketersecliaan atau daya tampung kendaraan;
n. Inventarisasi clan analisis dampak lalu lintas;
o. Penetapan tingkat pelayanan; dan
p. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Dari kedelapan kegiatan pada proses perencanaan di atas, paling sedikit ada 5 (lima)
kegiatan yang wajib dilakukan, yaitu:
f. Identifikasi masalah lalu lintas;
g. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
h. Inventarisasi dan analisis ketersediaan clan daya tampung jalan;
i. Penetapan tingkat pelayanan; serta
j. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Sedangkan kegiatan inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang,
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan serta inventarisasi
clan analisis dampak lalu lintas menjadi bahan yang dapat dipertimbangkan dalam proses
perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Rencana kegiatan yang dilaksanakan
oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorontalo adalah :
g. Survey Traffic Counting (TC)
h. Survey Classified Turning Movement Counting (CTMC)
i. Survey Inventarisasi Ruas Jalan
j. Survey Inventarisasi Persimpangan
k. Survey Spot Speed
l. Survey Perparkiran
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan;
secara jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan
perlengkapan jalan di jalan nasional. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas jalan di jalan
nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 248 /KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1
(JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang termasuk kategori
jalan nasional. Jalan nasional di Provinsi Gorontalo sepanjang 748,60 km.

8. MAKSUD DAN TUJUAN (WHY)


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan optimalisasi penggunaan jaringan jalan dan
gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Optimalisasi penggunaan jaringan jalan dan
gerakan Lalu Lintas dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan kapasitas ruang lalu
lintas melalui :
a. Penetapan kebijakan penggunaan jaringan Jalan;
b. Penetapan kebijakan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan tertentu;dan
c. Optimalisasi operasional rekayasa lalu lintas dalam rangka meningkatkan ketertiban,
kelancaran, dan efektivitas penegakan hukum.

9. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan
di wilayah Provinsi Gorontalo adalah masyarakat secara luas baik pengguna kendaraan
bermotor, pengguna angkutan umum, pejalan kaki, perusahaan angkutan penumpang
maupun perusahaan angkutan barang.

10. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


a. Metode Pelaksanaan (HOW)

Tahapan Persiapan
8. Perlenngkapan dan Peralatan
9. Waktu dan periode pelaksanaan survey
10. Tenaga Survey
11. Perizinan dan koordinasi instansi terkait
12. Penyebarluasan tujuan kegiatan
13. Sarana Trasnportasi
14. Biaya Pendanaan

Survey Lokasi

Briefing

Pelaksanaan Survey

Rekapitulasi dan Pengolahan Data

AA

Analisis

Kesimpulan
Rekomendasi

b. Waktu Pelaksanaan (WHEN)


Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara terjadwal pada tahun anggaran 2018
sesuai dengan rencana kegiatan survey yang disusun oleh Seksi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorobtalo,
dengan lamanya waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh
Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI
Provinsi Gorobtalo dengan ketentuan tidak melebihi batas akhir tahun anggaran 2018;
c. Lokasi Pelaksanaan (WHERE)
Lokasi Pelaksanaan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di
Provinsi Gorontalo sebanyak 34 (tiga puluh empat) paket dengan rincian pada ruas jalan.

Panjang JAP JKP-1


Nomor
Lokasi N A M A R U A S Ruas ( Km ) ( Km )
Ruas
( Km )
001 Atinggola (Bts. Prov. Sulut) - Kwandang 40,41 40,41
002 Kwandang - Malingkaputo 11,99 11,99
003 Malingkaputo - Tolango 17 17
004 Tolango - Bulontio 56,05 56,05
005 Malingkapoto - Isimu 19,13 19,13
Kab. Gorontalo Bulontio - Tolinggula (Bts. Prov.
55,5 55,5
Utara 005 Sulteng)
015 Kwandang - Pelabuhan Kwandang 2,26 2,26
Sp. Pelabuhan Anggrek - Pelabuhan
016 2,68 2,68
Anggrek
017 Tolango - Paguyaman 59,16 59,16
018 2 K Desa Bogo-Bogo - Tolinggula 20 20
006 11 K Jln. Mayor Dullah (Gorontalo) 7,36 7,36
Kota Gorontalo 006 12 K Jln. Jalaludin Tantu (Gorontalo) 0,71 0,71
006 13 K Jln. A. Yani (Gorontalo) 0,70 0,70
019 11 K Jln. Kalengkongan (Gorontalo) 1,77 1,77
019 12 K Jln. Yos Sudarso (Gorontalo) 2,4 2,4
019 13 K Jln. Botuliyodu (Gorontalo) 4 4
007 Bts. Kota Gorontalo - Bts. Kota Limboto 7,24 7,24
007 11 K Jln. Basuki Rachmat (Gorontalo) 0,57 0,57
007 12 K Jln. Agus Salim (Gorontalo) 4,67 4,67
007 13 K Jln. Sudirman (Limboto) 3,1 3,1
008 Bts. Kota Limboto - Isimu 6,2 6,2
008 11 K Jln. A. Yani (Limboto) 0,87 0,87
Kab. Gorontalo
008 12 K Jln. Raya Limboto (Limboto) 7,87 7,87

009 Isimu - Paguyaman 41,72 41,72


009 11 K Jln. Akses Ke Bandara Jalaluddin 1,47 1,47
020 Biluhu Barat - Bilato 28,9 28,9
021 Bilato - Tangkobu 16,7 16,7
010 Paguyaman - Tabulo 63,08 63,08
Kab. Boalemo
011 Tabulo - Marisa 28 28
012 Marisa - Lemito 68,19 68,19
Kab. Pohuwato 013 Lemito - Molosipat (Bts. Prov. Sulteng) 33,31 33,31
018 1 Marisa - Desa Talu Diti 40 40
Kab. Bone Taludaa (Bts. Prov. Sulut) - Pel.
006 67,7 67,7
Bolango Gorontalo

Sumber : keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :


248/KPTS/M/2015 Tahun 2015

11. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Survei Lalu Lintas Angkutan jalan
rata-rata selama 1 (satu) minggu kalender untuk masing-masing ruas dan persimpangan
jalan nasional di Provinsi Gorontalo.
12. BIAYA YANG DIPERLUKAN (HOW MUCH)
Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan
Perlengkapan Jalan di wilayah Provinsi Gorontalo sebesar Rp. 13.737.591.000,- (Tiga
Belas Miliyar Tujuh Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Sembilan Puluh Satu
Ribu Rupiah). Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari pekerjaan ini dirinci dan dijabarkan
dalam Lampiran.

C. Peningkatan Kinerja Dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


1. Dasar Hukum
Secara umum kegiatan Penyusunan Bahan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan
Nasional dilakukan dengan mengaju pada ketentuan yang diatur pada:
h. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
i. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
j. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
k. Peraturan Pemerintah Nornor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis Dampak, Serta Manajemen Kehutuhan Lalu Lintas.
l. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan;
m. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Manejemen dan Rekayasa lalu Lintas;
n. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 154 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pengelola Transportasi Darat;
o. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 248
/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam jaringan jalan primer menurut
fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1 (JKP-1).

2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan suatu wilayah
atau kawasan. Sistem internal suatu wilayah mengisyaratkan jaringan transportasi dan
pergerakan orang, barang dan jasa untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi, budaya, pariwisata dll. Perkembangan wilayah/kawasan tercermin
dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas yang terkendali, serta aksesibilitas
yang mudah bagi setiap warga suatu wilayah. Pergerakan lalu lintas di jalan memiliki
beberapa kendala yaitu dari kemacetan, kecelakaan dll. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Pasal 1 yaitu : Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Dalam rangka mengatasi permasalahan lalu lintas (Kemacetan,
Kecelakaan dsb) serta untuk mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di perlukan kegiatan penyelengaraan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas, Pasal 3 terdiri atas:
k. perencanaan;
l. pengaturan;
m. perekayasaan;
n. pemberdayaan; dan
o. pengawasan.
Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas diperlukan informasi mengenai
karakteristik lalu lintas yang diperoleh melalui survei lalu lintas dengan perencanaan yang
meliputi :
q. Identifikasi masalah lalu lintas;
r. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
s. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
t. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;
u. Inventarisasi dan analisis ketersecliaan atau daya tampung kendaraan;
v. Inventarisasi clan analisis dampak lalu lintas;
w. Penetapan tingkat pelayanan; dan
x. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Dari kedelapan kegiatan pada proses perencanaan di atas, paling sedikit ada 5 (lima)
kegiatan yang wajib dilakukan, yaitu:
k. Identifikasi masalah lalu lintas;
l. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
m. Inventarisasi dan analisis ketersediaan clan daya tampung jalan;
n. Penetapan tingkat pelayanan; serta
o. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Sedangkan kegiatan inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang,
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan serta inventarisasi
clan analisis dampak lalu lintas menjadi bahan yang dapat dipertimbangkan dalam proses
perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Rencana kegiatan yang dilaksanakan
oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorontalo adalah :
m. Survey Traffic Counting (TC)
n. Survey Classified Turning Movement Counting (CTMC)
o. Survey Inventarisasi Ruas Jalan
p. Survey Inventarisasi Persimpangan
q. Survey Spot Speed
r. Survey Perparkiran
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan;
secara jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan
perlengkapan jalan di jalan nasional. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas jalan di jalan
nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 248 /KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1
(JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang termasuk kategori
jalan nasional. Jalan nasional di Provinsi Gorontalo sepanjang 748,60 km.

13. MAKSUD DAN TUJUAN (WHY)


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan optimalisasi penggunaan jaringan jalan dan
gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Optimalisasi penggunaan jaringan jalan dan
gerakan Lalu Lintas dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan kapasitas ruang lalu
lintas melalui :
a. Penetapan kebijakan penggunaan jaringan Jalan;
b. Penetapan kebijakan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan tertentu;dan
c. Optimalisasi operasional rekayasa lalu lintas dalam rangka meningkatkan ketertiban,
kelancaran, dan efektivitas penegakan hukum.
14. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan
di wilayah Provinsi Gorontalo adalah masyarakat secara luas baik pengguna kendaraan
bermotor, pengguna angkutan umum, pejalan kaki, perusahaan angkutan penumpang
maupun perusahaan angkutan barang.

15. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


a. Metode Pelaksanaan (HOW)

Tahapan Persiapan
15. Perlenngkapan dan Peralatan
16. Waktu dan periode pelaksanaan survey
17. Tenaga Survey
18. Perizinan dan koordinasi instansi terkait
19. Penyebarluasan tujuan kegiatan
20. Sarana Trasnportasi
21. Biaya Pendanaan

Survey Lokasi

Briefing

Pelaksanaan Survey

Rekapitulasi dan Pengolahan Data

AA

Analisis
Kesimpulan

Rekomendasi

b. Waktu Pelaksanaan (WHEN)


Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara terjadwal pada tahun anggaran 2018
sesuai dengan rencana kegiatan survey yang disusun oleh Seksi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorobtalo,
dengan lamanya waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh
Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI
Provinsi Gorobtalo dengan ketentuan tidak melebihi batas akhir tahun anggaran 2018;
c. Lokasi Pelaksanaan (WHERE)
Lokasi Pelaksanaan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di
Provinsi Gorontalo sebanyak 34 (tiga puluh empat) paket dengan rincian pada ruas jalan.

Panjang JAP JKP-1


Nomor
Lokasi N A M A R U A S Ruas ( Km ) ( Km )
Ruas
( Km )
001 Atinggola (Bts. Prov. Sulut) - Kwandang 40,41 40,41
002 Kwandang - Malingkaputo 11,99 11,99
003 Malingkaputo - Tolango 17 17
004 Tolango - Bulontio 56,05 56,05
005 Malingkapoto - Isimu 19,13 19,13
Kab. Gorontalo Bulontio - Tolinggula (Bts. Prov.
55,5 55,5
Utara 005 Sulteng)
015 Kwandang - Pelabuhan Kwandang 2,26 2,26
Sp. Pelabuhan Anggrek - Pelabuhan
016 2,68 2,68
Anggrek
017 Tolango - Paguyaman 59,16 59,16
018 2 K Desa Bogo-Bogo - Tolinggula 20 20
Kota Gorontalo 006 11 K Jln. Mayor Dullah (Gorontalo) 7,36 7,36
006 12 K Jln. Jalaludin Tantu (Gorontalo) 0,71 0,71
006 13 K Jln. A. Yani (Gorontalo) 0,70 0,70
019 11 K Jln. Kalengkongan (Gorontalo) 1,77 1,77
019 12 K Jln. Yos Sudarso (Gorontalo) 2,4 2,4
019 13 K Jln. Botuliyodu (Gorontalo) 4 4
007 Bts. Kota Gorontalo - Bts. Kota Limboto 7,24 7,24
007 11 K Jln. Basuki Rachmat (Gorontalo) 0,57 0,57
007 12 K Jln. Agus Salim (Gorontalo) 4,67 4,67
007 13 K Jln. Sudirman (Limboto) 3,1 3,1
008 Bts. Kota Limboto - Isimu 6,2 6,2
008 11 K Jln. A. Yani (Limboto) 0,87 0,87
Kab. Gorontalo
008 12 K Jln. Raya Limboto (Limboto) 7,87 7,87

009 Isimu - Paguyaman 41,72 41,72


009 11 K Jln. Akses Ke Bandara Jalaluddin 1,47 1,47
020 Biluhu Barat - Bilato 28,9 28,9
021 Bilato - Tangkobu 16,7 16,7
010 Paguyaman - Tabulo 63,08 63,08
Kab. Boalemo
011 Tabulo - Marisa 28 28
012 Marisa - Lemito 68,19 68,19
Kab. Pohuwato 013 Lemito - Molosipat (Bts. Prov. Sulteng) 33,31 33,31
018 1 Marisa - Desa Talu Diti 40 40
Kab. Bone Taludaa (Bts. Prov. Sulut) - Pel.
006 67,7 67,7
Bolango Gorontalo

Sumber : keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :


248/KPTS/M/2015 Tahun 2015

16. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Survei Lalu Lintas Angkutan jalan
rata-rata selama 1 (satu) minggu kalender untuk masing-masing ruas dan persimpangan
jalan nasional di Provinsi Gorontalo.
17. BIAYA YANG DIPERLUKAN (HOW MUCH)
Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan
Perlengkapan Jalan di wilayah Provinsi Gorontalo sebesar Rp. 13.737.591.000,- (Tiga Belas
Miliyar Tujuh Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu
Rupiah). Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari pekerjaan ini dirinci dan dijabarkan dalam
Lampiran.
D. Pengawasan tarif angkutan jalan
1. Dasar Hukum
Secara umum kegiatan Penyusunan Bahan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan
Nasional dilakukan dengan mengaju pada ketentuan yang diatur pada:
p. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
q. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
r. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
s. Peraturan Pemerintah Nornor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis Dampak, Serta Manajemen Kehutuhan Lalu Lintas.
t. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan;
u. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Manejemen dan Rekayasa lalu Lintas;
v. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 154 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pengelola Transportasi Darat;
w. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 248
/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam jaringan jalan primer menurut
fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1 (JKP-1).

2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan suatu wilayah
atau kawasan. Sistem internal suatu wilayah mengisyaratkan jaringan transportasi dan
pergerakan orang, barang dan jasa untuk mendukung mobilitas masyarakat dalam
pertumbuhan ekonomi, budaya, pariwisata dll. Perkembangan wilayah/kawasan tercermin
dari lalu lintas yang ramai, lancar, dan tertib, mobilitas yang terkendali, serta aksesibilitas
yang mudah bagi setiap warga suatu wilayah. Pergerakan lalu lintas di jalan memiliki
beberapa kendala yaitu dari kemacetan, kecelakaan dll. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Pasal 1 yaitu : Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas. Dalam rangka mengatasi permasalahan lalu lintas (Kemacetan,
Kecelakaan dsb) serta untuk mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di perlukan kegiatan penyelengaraan
Manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas, Pasal 3 terdiri atas:
p. perencanaan;
q. pengaturan;
r. perekayasaan;
s. pemberdayaan; dan
t. pengawasan.
Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas diperlukan informasi mengenai
karakteristik lalu lintas yang diperoleh melalui survei lalu lintas dengan perencanaan yang
meliputi :
y. Identifikasi masalah lalu lintas;
z. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
aa. Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang;
bb. Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan;
cc. Inventarisasi dan analisis ketersecliaan atau daya tampung kendaraan;
dd. Inventarisasi clan analisis dampak lalu lintas;
ee. Penetapan tingkat pelayanan; dan
ff. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Dari kedelapan kegiatan pada proses perencanaan di atas, paling sedikit ada 5 (lima)
kegiatan yang wajib dilakukan, yaitu:
p. Identifikasi masalah lalu lintas;
q. Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas;
r. Inventarisasi dan analisis ketersediaan clan daya tampung jalan;
s. Penetapan tingkat pelayanan; serta
t. Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu
lintas.
Sedangkan kegiatan inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang,
inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan serta inventarisasi
clan analisis dampak lalu lintas menjadi bahan yang dapat dipertimbangkan dalam proses
perencanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Rencana kegiatan yang dilaksanakan
oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorontalo adalah :
s. Survey Traffic Counting (TC)
t. Survey Classified Turning Movement Counting (CTMC)
u. Survey Inventarisasi Ruas Jalan
v. Survey Inventarisasi Persimpangan
w. Survey Spot Speed
x. Survey Perparkiran
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan;
secara jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan
perlengkapan jalan di jalan nasional. Manajemen Rekayasa Lalu Lintas jalan di jalan
nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 248 /KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP) dan jalan kolektor-1
(JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang termasuk kategori
jalan nasional. Jalan nasional di Provinsi Gorontalo sepanjang 748,60 km.

18. MAKSUD DAN TUJUAN (WHY)


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan optimalisasi penggunaan jaringan jalan dan
gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Optimalisasi penggunaan jaringan jalan dan
gerakan Lalu Lintas dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan kapasitas ruang lalu
lintas melalui :
a. Penetapan kebijakan penggunaan jaringan Jalan;
b. Penetapan kebijakan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan tertentu;dan
c. Optimalisasi operasional rekayasa lalu lintas dalam rangka meningkatkan ketertiban,
kelancaran, dan efektivitas penegakan hukum.
19. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan
di wilayah Provinsi Gorontalo adalah masyarakat secara luas baik pengguna kendaraan
bermotor, pengguna angkutan umum, pejalan kaki, perusahaan angkutan penumpang
maupun perusahaan angkutan barang.

20. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


a. Metode Pelaksanaan (HOW)

Tahapan Persiapan
22. Perlenngkapan dan Peralatan
23. Waktu dan periode pelaksanaan survey
24. Tenaga Survey
25. Perizinan dan koordinasi instansi terkait
26. Penyebarluasan tujuan kegiatan
27. Sarana Trasnportasi
28. Biaya Pendanaan

Survey Lokasi

Briefing

Pelaksanaan Survey

Rekapitulasi dan Pengolahan Data

AA

Analisis
Kesimpulan

Rekomendasi

b. Waktu Pelaksanaan (WHEN)


Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan secara terjadwal pada tahun anggaran 2018
sesuai dengan rencana kegiatan survey yang disusun oleh Seksi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI Provinsi Gorobtalo,
dengan lamanya waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh
Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXI
Provinsi Gorobtalo dengan ketentuan tidak melebihi batas akhir tahun anggaran 2018;
c. Lokasi Pelaksanaan (WHERE)
Lokasi Pelaksanaan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di
Provinsi Gorontalo sebanyak 34 (tiga puluh empat) paket dengan rincian pada ruas jalan.

Panjang JAP JKP-1


Nomor
Lokasi N A M A R U A S Ruas ( Km ) ( Km )
Ruas
( Km )
001 Atinggola (Bts. Prov. Sulut) - Kwandang 40,41 40,41
002 Kwandang - Malingkaputo 11,99 11,99
003 Malingkaputo - Tolango 17 17
004 Tolango - Bulontio 56,05 56,05
005 Malingkapoto - Isimu 19,13 19,13
Kab. Gorontalo Bulontio - Tolinggula (Bts. Prov.
55,5 55,5
Utara 005 Sulteng)
015 Kwandang - Pelabuhan Kwandang 2,26 2,26
Sp. Pelabuhan Anggrek - Pelabuhan
016 2,68 2,68
Anggrek
017 Tolango - Paguyaman 59,16 59,16
018 2 K Desa Bogo-Bogo - Tolinggula 20 20
Kota Gorontalo 006 11 K Jln. Mayor Dullah (Gorontalo) 7,36 7,36
006 12 K Jln. Jalaludin Tantu (Gorontalo) 0,71 0,71
006 13 K Jln. A. Yani (Gorontalo) 0,70 0,70
019 11 K Jln. Kalengkongan (Gorontalo) 1,77 1,77
019 12 K Jln. Yos Sudarso (Gorontalo) 2,4 2,4
019 13 K Jln. Botuliyodu (Gorontalo) 4 4
007 Bts. Kota Gorontalo - Bts. Kota Limboto 7,24 7,24
007 11 K Jln. Basuki Rachmat (Gorontalo) 0,57 0,57
007 12 K Jln. Agus Salim (Gorontalo) 4,67 4,67
007 13 K Jln. Sudirman (Limboto) 3,1 3,1
008 Bts. Kota Limboto - Isimu 6,2 6,2
008 11 K Jln. A. Yani (Limboto) 0,87 0,87
Kab. Gorontalo
008 12 K Jln. Raya Limboto (Limboto) 7,87 7,87

009 Isimu - Paguyaman 41,72 41,72


009 11 K Jln. Akses Ke Bandara Jalaluddin 1,47 1,47
020 Biluhu Barat - Bilato 28,9 28,9
021 Bilato - Tangkobu 16,7 16,7
010 Paguyaman - Tabulo 63,08 63,08
Kab. Boalemo
011 Tabulo - Marisa 28 28
012 Marisa - Lemito 68,19 68,19
Kab. Pohuwato 013 Lemito - Molosipat (Bts. Prov. Sulteng) 33,31 33,31
018 1 Marisa - Desa Talu Diti 40 40
Kab. Bone Taludaa (Bts. Prov. Sulut) - Pel.
006 67,7 67,7
Bolango Gorontalo

Sumber : keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :


248/KPTS/M/2015 Tahun 2015

21. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Survei Lalu Lintas Angkutan jalan
rata-rata selama 1 (satu) minggu kalender untuk masing-masing ruas dan persimpangan
jalan nasional di Provinsi Gorontalo.
22. BIAYA YANG DIPERLUKAN (HOW MUCH)
Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan
Perlengkapan Jalan di wilayah Provinsi Gorontalo sebesar Rp. 13.737.591.000,- (Tiga Belas
Miliyar Tujuh Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu
Rupiah). Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari pekerjaan ini dirinci dan dijabarkan dalam
Lampiran.

E. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi

1. Maksud dan Tujuan


a. Melakukan Rapat Koordinasi Antisipasi Angkutan Online, Angkutan Natal 2018 dan
Tahun Baru 2018 serta Program Kerja Kegiatan TA. 2018 dan TA. 2019 di Provinisi
Gorontalo;
b. Mendapatkan masukan Program kerja kegiatan masing-masing Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo;
c. Mempersiapkan permintaan kebutuhan angkutan pada Natal 2018 dan Tahun Baru 2018.

2. Lokasi Pelaksanaan Rapat


Rapat Koordinasi dilaksanakan di dua Provinsi yaitu Gorontalo. Lokasi rapat diadakan di
Hotel Swissbell Jayapura untuk Provinsi Papua dan Hotel Swissbell Sorong untuk Provinsi
Papua Barat.

3. Hasil yang dicapai


a. Menyampaikan pesan atau instruksi Menteri Perhubungan terkait persiapan Angkutan
Natal 2018 dan Tahun Baru 2018;
b. Mendapatkan data rencana kerja masing-masing daerah kabupaten/kota di Provinsi
Gorontalo yang bisa di periksa lagi sesuai dengan kebutuhan dan dapat di bandingkan data
kebutuhan pengadaan yang di cocokan dengan data hasil survei pendataan tahap awal yang
telah dilaksanakan.

4. Kendala dalam pelaksanaan rapat koordinasi


Dalam pelaksanaan rapat koordinasi terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain :
a. Dari Dinas Perhubungan di Provinsi Gorontalo yang diharapkan hadir adalah Kepala
Dinas Perhubungan tetapi yang hadir saat acara rapat merupakan perwakilan dari Dinas
Perhubungan;
b. Dari dinas perhubungan terkait kurang lengkap dalam membawa data rencana kerja yang
akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2018 da Tahun anggaran 2019.

Anda mungkin juga menyukai